Anda di halaman 1dari 10

Tugas

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Oleh :

Nama : Selfonsina Larwuy


NPM : 12114201190232

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU TAHUN
2021
Kata Pengantar

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
RahmatNya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas Ibu dosen Ns. D. F sumah, M.Kep Pada bidang Matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang alur bagan Patofisiologi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Ns. D. F
sumah, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
III yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar I

Daftar Isi II

A. BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar belakang 1

2. Tujuan 1

B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALUR PATOFISIOLOGI 2

C. BAB III PENUTUP 6

1. Kesimpulan 6

2. Saran 6

Daftar Pustaka 7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Vertigo mempunyai tingkat ketiga sebagai keluhan terbanyak setelah nyeri


kepala (migrain) dan low back pain. Menurut Abdulbar Hamid dalam
persentasinya di The 3rd Updates in Neuromergencies Maret 2012, vertigo
menjadi momok pada 50% orang tua berusia sekitar 70 tahundi Amerika. Asal
terjadinya vertigo dilakukan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh.
Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskuler, atau
autoimun. Penyebab terbanyak vertigo adalah masalah pada organ vestibular
telinga dalam.
Kasus vertigo menurut prevalensi angka kejadian vertigo perifer yang terjadi
di Amerika Serikat kecenderungan terjadi pada wanita (Sumarliyah, 2011).
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2009 angka kejadian vertigo sangat tinggi
sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun (Miralza Diza, 2008).
Kasus vertigo di Provinsi Gorontalo melalui dinas kesehatan Provinsi
Gorontalo sampai saat ini belum menunjukan data untuk kasus vertigo, namun
disalah satu rumah sakit yang berada di Provinsi Gorontalo yaitu RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe kota Gorontalo kasus vertigo ditunjukan secara signifikan, pada
tahun 2014 berjumlah 84 orang, tahun 2015 berjumlah 177 orang, tahun 2016
berjumlah 154 orang, dan pada bulan januari 2017 berjumlah 25 orang.
Pada umumnya vertigo yang terjadi disebabkan oleh stress, mata lelah, dan
makanan/minuman tertentu. Selain itu, vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak
ada hubungannya dengan perubahan-perubahan organ di dalam otak. Otak sendiri
sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Artinya, pada umumnya vertigo tidak
disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di dalam otak. Namun, suatu ketegangan
atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam kepala dapat
menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala Iskandar Junaidi (2013).

2. Tujuan

Untuk mengetahui bagan/alur Patofisiologi Vertigo


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ALUR PATOFISIOLOGI

A. Definisi
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik
secara subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila
seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan
perasaan objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut
bergerak. Vertigo sering terjadi pada orang tua. Penyebab vertigo yaitu Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis (AVN), dan
penyakit Meniere.

B. Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab
vertigo.Penyebab vertigo terdiri dari:
a) Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi
vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan
penyakit meniere
b) Epilepsy
c) Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat
sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
d) Tumour or Trauma or Tyroid
1) Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular
dapat menyebabkan gangguan vertigo
2) Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal
dapat menyebabkan gejala vertigo
3) Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo

e) Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis
maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo
f) Glial disease (multiple sclerosis)
g) Ocular diseases or imbalance
C. Patofisiologi

Reseptor yang berfungsi sebagai penerima informasi untuk sistem vestibular


terdiri dari vestibulum, proprioseptik dan mata,serta integrasi dari ketiga reseptor
terkait dengan batang otak serta serebelum.
Informasi yang berasal dari sistem vestibular 50 persen terdiri dari vestibulum,
sisanya dari mata dan proprioseptik. Adanya gangguan dari sistem vestibular
menimbulkan berbagai gejala antara lain vertigo, nystagmus, ataksia, mual
muntah, berkeringat, dan psikik. Gejala-gejala tersebut dapat timbul secara
bersamaan, sendiri, atau terjadi secara bergantian. Gejala tersebut dipengaruhi
oleh derajat, sumber, maupun jenis dari rangsangan.
Fungsi sistem vestibular terletak pada kanalis semisirkularis yang berada pada
dalam apparatus vestibular, terisi cairan yang apabila bergetar berfungsi mengirim
informasi tentang gerakan sirkuler atau memutar. Ketiga kanalis semisirkularis
bertemu di vestibulum yang terletak berdekatan dengan koklea. Adanya kerjasama
dari mata dan sistem vestibular mengakibatkan terjaganya pandangan agar benda
terlihat dengan jelas ketika bergerak. Hal ini disebut dengan reflek vestibular-
okular.
Gerakan cairan dalam kanalis semisirkularis memberi pesan kepada otak
bagaimana kecepatan kepala berotasi, ketika kepala mengangguk, atau saat kepala
menoleh. Setiap kanalis semisirkularis memiliki ujung yang menggembung dan
berisi sel rambut. Adanya rotasi kepala mengakibatkan gerakan/aliran cairan yang
akan mengubah posisi pada bagian ujung sel rambut terbungkus jelly-like cupula.
Selain kanalis semisirkularis, terdapat organ yang termasuk dalam bagian sistem
vestibuler, yaitu sakulus dan utrikulus. Kedua organ tersebut termasuk dalam
organ otolit. Organ otolit memiliki otokonia yaitu sel rambut terbungkus jelly-like
layer bertabur batuan kecil kalsium.
Saat kepala menengadah maupun posisi tubuh berubah, terjadilah pergeseran
batuan kalsium karena pengaruh gravitasi. Akibatnya, sel rambut menjadi
bengkok sehingga terjadinya influx ion kalsium yang selanjutnya neurotransmitter
keluar memasuki celah sinap dan ditangkap oleh reseptor. Selanjutnya, terjadi
penjalaran impuls melalui nervus vestibularis menuju tingkat yang lebih tinggi.
Adanya sistem vestibular bekerja sama dengan sistem visual dan proprioseptik
membuat tubuh dapat mempertahankan orientasi atau keseimbangan.
Sistem keseimbangan pada manusia adalah suatu mekanisme yang kompleks
terdiri dari input sensorik bagian dari alat vestibular, visual, maupun proprioseptif.
Ketiganya menuju otak dan medulla spinalis, dimodulasi dan diintegrasikan
aktivitas serebrum, sistem limbik, sistem ekstrapiramidal, dan korteks serebri dan
mempersepsikan posisi tubuh dan kepala saat berada dalam ruangan, mengontrol
gerak mata dan fungsi sikap statik dan dinamik. Adanya perubahan pada input
sensorik, organ efektor maupun mekanisme integrasi mengakibatkan persepsi
vertigo, adanya gangguan gerakan pada bola mata, dan gangguan keseimbangan.
Kehilangan pada input dari 2 atau lebih dari sistem vestibular mengakibatkan
hilangnya keseimbangan sehingga terjatuh. Karenanya, apabila seorang pasien
dengan gangguan proprioseptif berat disertai sensory disequilibrium, atau
disfungsi vestibular unilateral uncompensated dan vertigo, akan jatuh bila
penglihatan ditutup.
Vertigo sentral disebabkan salah satunya oleh karena iskemia batang otak.
Pada penyakit vertebrobasiler dan Transient Ischemic Attack batang otak, vertigo
dan disekulibrium adalah gejala yang sering muncul disertai gejala iskemia seperti
diplopia, disartria, rasa tebal pada muka dan ekstremitas, ataksia, hemiparesis
maupun hemianopsia.
Nistagmus posisional dapat dibangkitkan pada iskemia batang otak.
Adanya Manuver Nylen Barany dapat membedakan gangguan
vestibuler dan batang otak.
Pada kasus infark dan perdarahan serebral dapat menyebabkan vertigo dan
gangguan keseimbangan berat disertai disartria, sindrom horner, rasa tebal pada
wajah dan paresis facialis. Adanya Infark pada kawasan arteri serebelaris posterior
dapat menyebabkan disekulibrium jalan dan ataksia pada ekstremitas tanpa
disertai vertigo.
Berikut merupakan Klasifikasi Vertigo berdasarkan letak lesinya

a. Sentral
1) Infark batang otak
2) Tumor otak
3) Radang Otak
4) Insufisiensi a.v. basiler
5) Epilepsi
b. Perifer
1) Labirin
a) Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
b) Meniere
c) Ototoksik
d) Labirinitis
2) Saraf vestibuler
a) Neuritis
b) Neuroma Akustikus
BPPV ditandai oleh adanya rasa berputar yang hebat dengan atau tanpa rasa mual
akibat perpindahan secara cepat seperti bangunke berbaring atau berbaring
kebangun. Hal ini disebabkan karena adanya kelainan pada otoconial berupa
deposit pada kupula kanalis semisirkularis posterior. Adanya deposit
menyebabkan kanalis menjadi sensitif saat tubuh mengalami perubahan gravitasi
disertai perubahan posisi kepala.
Bagan Patofisiologi Vertigo
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara
subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila
seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan
perasaan objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut
bergerak.
Vertigo disebabkan oleh Vascular, Epilepsy, Receiving any treatment,
Tumour, Infection dan Glial disease (multiple sclerosis).
Reseptor yang berfungsi sebagai penerima informasi untuk sistem vestibular
terdiri dari vestibulum, proprioseptik dan mata,serta integrasi dari ketiga reseptor
terkait dengan batang otak serta serebelum.

2. Saran
Daftar Pustaka

1. Akbar, M. Diagnosis Vertigo. 2003. [Accessed 15 December2016].


Available from: https://goo.gl/yssJbL
2. Junaidi, Iskandar. Sakit kepala, migrain, dan vertigo edisi revisi.
Jakarta. Bhuana Ilmu Populer. FK UNDIP. 2013.
3. Bintoro, Catur Aris. Kecepatan rerata aliran darah sistem
vertebrobasilar pada pasien vertigo sentral. 2000.
4. Kesser BW, Gleason AT. Dizziness and Vertigo Across the
Lifespan. 2nded North America: Otolaryngologic Clinics. 2011.
5. Hain TC. Epidemiology of dizziness. AAN. 2006.
6. Maqbool, Mohammad. Textbook of ear, nose and throad disease 9th
ed. New Delhi: Jaypee Brother. 2013
7. Ozbay et al. Neutrophil-to-lymphocyte ratio in patients with
peripheral vertigo. American Journal of Otolaryngology-Head and
Neck Medicine And Surgery. 34,699-702. 2014
8. Celikbilek et al. Serum uric acid levels correlate with benign
paroxysmal positional vertigo. Europan Journal of Neurology.1-6.
2013
9. Effendi Z,. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam
Tubuh. FK USU. 2003.
10. Sjahrir H. Nyeri Kepala dan Vertigo. Yogyakarta. Pustaka Cendekia
Press
11. Bahrudin, M. Neurologi Klinis. Malang : UMM Press. 2013

Anda mungkin juga menyukai