BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Keadaan Umum Perusahaan
1.
2. Lokasi Perusahaan
PT. Palur Raya didirikan di atas lahan seluas 40.580 m2, dan terletak
di
Jl. Raya Solo - Sragen Km. 6,3 Desa Ngringo, Kecamatan Jaten,
10
daerah sekitar
Sebelah timur
Sebelah tenggara
B. Manajemen Perusahaan
1. Ketenagakerjaan
Keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari faktor tenaga kerja,
demikian juga dengan PT. Palur Raya. Pendirian perusahaan ini telah
membuka lapangan kerja baru bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya
di daerah Surakarta.
Setelah beberapa tahun berdiri hingga tahun 2007, PT. Palur Raya
telah mampu menyerap ratusan tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan,
baik SD, SMP, SMA hingga pada tingkat sarjana yang ditempatkan sesuai
dengan kualifikasi dan kemampuannya.
Peraturan waktu kerja mengikuti peraturan pemerintah, yaitu dalam
satu minggu karyawan bekerja selama 6 hari, dan dalam sehari tidak lebih dari
7 jam, sedangkan dalam seminggu tidak lebih dari 40 jam. Apabila ada
kelebihan waktu kerja, maka dianggap sebagai kerja lembur yang bersifat
sukarela dengan catatan harus memperhatikan kelancaran produksi. Adapun
pembagian jam kerja yang berlaku di PT. Palur Raya yaitu :
Kantor/administrasi (nonshift)
Jam kerja : 08.00-16.00 WIB
Istirahat
: 12.00-13.00 WIB
libur tanpa minta izin dari pimpinan, maka akan diberikan peringatan terlebih
dahulu dan apabila sulit untuk diperingatkan maka perusahaan akan
melakukan pemberhentian sepihak atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
4. Struktur Organisasi
Tugas dan wewenang masing masing jabatan di PT. Palur Raya yaitu :
a) Direksi
Direksi didampingi Dewan Komisaris. Tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya, diatur dalam undang undang perseroan.
b) General Manager
Membantu direksi dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan operasional
perusahaan.
c) Departemen Human & Resources
Dipimpin oleh manager HRD (Human Resources Development) yang
bertugas untuk mengatur masalah kepegawaian, melakukan perekrutan
dan training pegawai baru, melakukan komunikasi dengan masyarakat
maupun pemerintah serta mengatur pengadaan fasilitas perusahaan seperti
telepon, kebersihan, dan keamanan.
d) Departemen Finance & Accounting
Dipimpin oleh manajer Finance & Accounting yang bertugas untuk
membantu general manager dalam mengelola dan mengandalkan
penggunaan
anggaran
seoptimal
mungkin
untuk
mengoperasikan
perusahaan.
e) Departemen Logistik
Departemen logistik bertugas untuk membantu general manager dalam
melakukan pembelian, mengawasi gudang penyimpanan / peralatan,
mengatur transportasi dalam aktifitas perusahaan.
f) Departemen Quality Control / Laboratorium
Departemen Quality Control / Laboratorium bertugas untuk membantu
general manager dalam hal menguji mutu bahan baku atau bahan
pembantu, menguji hasil proses dari tiap tiap tahap dari awal sampai
akhir proses untuk menjaga mutu produk dan meningkatkan mutu serta
produktivitas proses produksi.
g) Departemen Produksi
Departemen produksi dipimpin oleh manager produksi
yang bertugas
lain PG. Tasikmadu Karanganyar, PG. Mojo Sragen, PG. Gondang Baru
Klaten, PG. Madu Kismo Yogyakarta, PG. Ranggel Pati, PG. Sragi
Pekalongan, PG. Jati Barang dan PG. Rendeng Kudus.
b. Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan di PT. Palur Raya antara lain bakteri
Micrococcus glutamicus, dan bahan - bahan kimia diantaranya H 2SO4, NH3,
HCl, NaOH, CO (NH2)2, urea, defoamer CC 222, H3PO4, karbon aktif,
MgSO4, MnSO4, cellite, aronvis, HNO3, cellaton, resin purrolite A100,
penisillin dan FeSO4.
1) Micrococcus glutamicus
Micrococcus glutamicus tidak diperoleh dari tempat lain dan tidak
dipesan dari suatu tempat, melainkan dikembangbiakkan sendiri di
laboratorium II PT. Palur Raya.
2) H2SO4 (Asam Sulfat)
Asam Sulfat (H2SO4) yang digunakan berasal dari PT. Cipta Sejahtera
Gresik, PT. Lautan Luas Semarang dan PT. Manggala Surabaya. Asam
sulfat digunakan pada proses molasses treatment yang berfungsi untuk
menurunkan kadar Ca yang ada dalam molasses.
3) NH3 (Amonia cair)
Amonia (NH3) yang digunakan berasal dari PT. Cipta Sejahtera Gresik
dan PT. Kujang Cikampek. Amonia digunakan pada proses seeding dan
fermentasi yang berfungsi untuk mendapatkan cairan dengan pH yang
diinginkan.
4) HCl (Asam Khlorida)
Asam Khlorida (HCl) yang digunakan berasal dari PT. Surya Surabaya
dan PT. Aneka Kimia Raya Jakarta. Asam Khlorida digunakan pada proses
hidrolisa, yaitu untuk menghidrolisis asam amino yang ada di GM II
(Glutamic Mother II).
5) NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium Hidroksida (NaOH) yang digunakan berasal dari PT. Aneka
Kimia Raya Jakarta. NaOH digunakan pada proses pemisahan GA dan
10
13) Aronfis
Aronfis yang digunakan diimpor dari Jepang dan digunakan pada
proses molasses treatment yang berfungsi sebagai koagulan
sehingga
11
Bahan Baku
Pembelian molasses dilakukan selama bulan Juni Januari yang
bertepatan dengan musim giling. Harga pembelian molasses untuk semua
PG (Pabrik Gula) sama, seperti yang telah ditetapkan oleh PTPN IX yaitu
US $ 72,5 per ton. Penyeragaman harga molasses dilakukan karena semua
PG tersebut masih berada dalam lingkup PTPN IX. Jumlah rata rata
kedatangan molasses per hari selama masa pembelian yaitu 200 ton.
Besar pemakaian molasses yaitu sekitar 4000 6000 KL per bulan.
Sedangkan untuk beet molasses pembeliannya dilakukan setiap 2 tahun
sekali dengan jumlah pembelian sebesar 3000 KL. Jumlah pembelian
dextrose pada PT. Taenisia Jaya adalah Rp 1.450,00 per Kg sedangkan
harga dextrose yang dibeli dari PT. Suba Indah yaitu Rp 1.700,00 per Kg.
2. Bahan Pembantu
a. Micrococcus glutamicus
Micrococcus
glutamicus
mempunyai
sifat
aerob,
yaitu
12
antara 7 7,5 dan proses inkubasi pada suhu 30,6 C selama 14 jam dan
dilakukan penyimpanan di dalam kulkas pada suhu 4 C. Media yang
digunakan untuk perkembangbiakan bakteri di PT. Palur Raya tidak
menggunakan bactosoytone (karena diduga mengandung enzim porcine)
melainkan dengan menggunakan media cair yang terbuat dari campuran
molasses (tetes), urea, kalium, Mn, yeast extract, dan vegetable pepton.
Setiap hari laboratorium II PT. Palur Raya dapat menghasilkan bakteri
sebanyak 3 batch atau 5400 ml. Sedangkan penggunaan bakteri dalam
produksi MSG untuk setiap kali fermentasi di PT. Palur Raya yaitu 2
liter bakteri per 5000 liter cairan molasses yang ditambah dengan bahan
campuran lain. Bakteri akan mati jika tetes tidak diencerkan. Bakteri
dalam proses fermentasi MSG berperan sebagai penghasil glutamat.
b. H2SO4 (Asam Sulfat)
Asam Sulfat (H2SO4) yang digunakan di beli dengan harga Rp
550 /kg dan jumlah pembelian 700 -750 ton/bulan.
c. NH3 (Amonia cair)
Amonia (NH3) yang digunakan di beli dengan harga $ 445 /ton
dengan jumlah pembelian 300 - 400 ton/bulan.
d. HCl (Asam Khlorida)
Asam Khlorida (HCl) yang digunakan di beli dengan harga Rp
500/kg dan jumlah pembelian 50 - 80 ton/bulan.
e. NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium Hidroksida (NaOH) yang digunakan di beli dengan harga
Rp 1300/kg dan jumlah pembelian 700 -750/bulan
f. CO(NH2)2 (Urea)
Urea (CO(NH2)2 yang digunakan di beli dengan harga Rp 2000/kg
dan tingkat pembelian tergantung pada tingkat persediaan amonia
karena urea di gunakan sebagai pengganti amonia.
g. Defoamer CC 222
Defoamer CC 222 yang digunakan di beli dengan jumlah
pembelian 16 ton/6 bulan.
13
dibeli dengan
14
Satuan
TS
%
Bx
%
Kadar Kalsium
%
OD
%
Sp.Gr
g /cm3
Sumber : Lab.Quality Control PT. Palur Raya (2007)
Mutu
53 - 60
80 82
Max 1,5
Max 270
1,450 1,6
15
dibanding dengan molasses tebu. Komposisi dari molasses tebu dan beet
molasses dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi molasses tebu dan beet molasses
Komposisi
Molasses Tebu (%)
Bahan Kering
77 - 84
Sukrosa
33,4
Gula Invert
21,2
N
0,4 1,5
C
28 - 33
P2O5
0,6 2,0
MgO
0,0 30,1
CaO
0,1 - 11
SiO2
K2O
Al2O3
Fe2O3
Sumber : Lab. Quality Control PT. Palur Raya (2007)
3. Karbon Aktif
Karbon Aktif yang digunakan pada produksi MSG harus mempunyai
Kadar Air max 15 %, dan pH 5,3 8,5.
4. MgSO4
MgSO4 harus mempunyai kemurnian tidak lebih dari 97 %, Kadar Air 40
52 %.
5. MnSO4
16
17
Specific Gravity, dan Optical Density (OD). Analisa yang paling utama
terhadap molasses yang masuk adalah analisa total gula. Total gula yang
dipersyaratkan oleh perusahaan adalah di atas 53%.
2 ) Analisa bahan pembantu meliputi analisa kemurnian, Beume (Be), Specific
grafity untuk asam sulfat, asam phospat, asam klorida dan natrium
hidroksida, kemudian analisa kemurnian dan pH untuk urea, serta analisa
kemurnian, kadar air, kadar Fe, dan pH untuk karbonaktif.
5. Pengangkutan dan Penanganan Bahan Baku serta Bahan Pembantu
1. Pengangkutan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan PT. Palur Raya
diangkut dengan menggunakan tangki tangki seperti tangki yang biasa
digunakan untuk mengangkut BBM. Setiap kali tiba di PT. Palur Raya sampel
dari masing masing tangki diambil untuk diuji mutunya di laboratorium I,
kemudian tangki tangki menuju tempat penyimpanan bahan baku dan bahan
pembantu atau di simpan pada gudang logistik.
2. Penanganan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Bahan baku utama molasses bersifat musiman dan hanya tersedia jika
PG beroperasi (musim giling). Oleh karena itu, untuk menjamin
ketersediaannya maka PT. Palur Raya membuat stok molasses. Stok molasses
disimpan pada 8 buah tangki penyimpanan (tangki V 101 A H) dengan
kapasitas masing masing tangki sebesar 5000 KL. Khusus untuk tangki V
101 C digunakan untuk menyimpan beet molasses. Karena molasses dari tiap
pabrik tidak sama, maka dilakukan pengkelasan (grading) terhadap molasses
yang dibeli. Molasses yang kualitasnya setara akan disimpan pada tangki yang
sama agar molasses yang tersimpan mempunyai kualitas seragam.
Selama penyimpanan, molasses tidak memperoleh perlakuan apapun.
Penanganan hanya meliputi pengontrolan terhadap terjadinya kebocoran
tangki dan pencegahan terhadap masuknya air ke tangki penyimpanan.
Masuknya air ke dalam tangki akan menyebabkan molasses
mengalami
18
19
keinginan konsumen, baik masalah kualitas, keamanan, serta harga dari suatu
produk, maka mutlak diperlukan evaluasi terhadap bahan baku dan bahan
pembantu. Oleh sebab itu evaluasi mutu terhadap bahan baku dan bahan
pembantu sangat berperan penting guna memenuhi kriteria yang telah
dipersyaratkan dan sesuai dengan standar bahan baku dan bahan pembantu
yang digunakan dalam proses pengolahan suatu produk
a. Molasses
Satuan
TS
%
Bx
%
Kadar Kalsium
%
OD
%
Sp.Gr
g /cm3
Sumber : Lab.Quality Control PT. Palur Raya (2007)
Mutu
53 60
80 82
Max 1,5
Max 270
1,450 1,6
20
b. Micrococcus glutamicus
21
22
D. Proses Produksi
Pembuatan MSG di PT. Palur Raya dilakukan dengan berbagai tahapan
proses yang tidak sederhana. Pembuatan MSG menggunakan molasses
sebagai bahan baku utama dan beet molasses sebagai bahan baku pendukung.
Selain menggunakan molasses sebagai bahan baku, PT. Palur Raya juga
menggunakan bahan pembantu diantaranya bakteri Micrococcus glutamicus
dan bahan bahan kimia. Proses pembuatan MSG di PT. Palur Raya secara
umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap fermentasi, tahap isolasi dan tahap
refining.
1. Fermentasi
a. Molasses Treatment
Molasses sebagai bahan baku pembuatan MSG diberi perlakuan
pendahuluan dengan tujuan membersihkan molasses dari kotorannya
maupun unsur unsur lain yang tidak dikehendaki, terutama unsur
kalsium (Ca). Kalsium (Ca) dapat menyebabkan timbulnya kerak pada
peralatan proses. Kadar kalsium yang terkandung dalam molasses harus
23
b. Seeding
Seeding adalah proses pembiakan bakteri agar bakteri dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan media fermentasi. Komposisi media
seeding antara lain air, molasses, H3PO4, defoamer, urea dan garam
garam mineral. Dalam proses seeding dilakukan pengecekan pH setiap
jam selama 14 jam, diusahakan pH sekitar 7 7,2 dan suhu media
sekitar 32 C dan setelah 14 jam maka bakteri dari unit seeding siap
ditransfer untuk proses fermentasi.
Bakteri yang berperan dalam proses seeding yaitu Micrococcus
glutamicus yang merupakan jenis bakteri aerob, sehingga membutuhkan
udara untuk perkembangbiakannya, dan bila terjadi penurunan pH
selama proses seeding berlangsung maka ditambah dengan NH3. Selama
proses seeding dilakukan juga proses feeding. Feeding adalah
penambahan molasses ke tangki fermentor yang berfungsi untuk
mempertahankan kandungan gula (TS) yang difermentasikan oleh
24
bakteri, selain itu pada proses feeding ditambahakan juga defoamer dan
penisillin.
c. Fermentasi
Fermentasi bertujuan untuk menghasilkan asam glutamat dengan
bantuan bakteri yang selanjutnya diproses menjadi MSG. Bakteri yang
digunakan dalam fermentasi yaitu Micrococcus glutamicus yang juga
digunakan pada proses seeding. Bakteri dari tangki seeding dimasukkan
ke dalam fermentor dan di tambah dengan NH3 sebagai sumber N.
Penggunaan bakteri yang telah di seeding dilakukan karena beberapa
alasan, salah satu diantaranya yaitu karena bakteri perlu beradaptasi
terlebih dahulu dengan media fermentasi. Proses seeding dapat
mencegah resiko yang mungkin terjadi, misalnya kegagalan dalam
proses fermentasi yang akan berakibat fatal karena fermentasi
merupakan salah satu tahapan proses yang berperan penting dalam
produksi MSG.
Proses fermentasi bersifat aerob sehingga dibutuhkan O2 dari udara
luar. Penambahan O2 diperlukan untuk pernafasan bakteri dan oksidasi
glukosa.
25
26
dipisahkan GA2 dan GM2. GM2 masuk ke tangki GM2, selanjutnya masuk
ke evaporator 2 efek untuk mengubah GM2 menjadi HS yang akan di
transfer ke tahap hidrolisa. Sebelum GA2 masuk ke SDC III terlebih
dahulu GA2 masuk ke tangki cooling yang akan mengubah kristal
menjadi kristal , setelah itu GA2 masuk ke SDC III dan dipisahkan antara
GA3 dan GM3. GM3 kemudian dipompa ke tangki GA 2. -GA4 di tampung
ke tangki -GA4 dan ditambah dengan air softener. Selanjutnya larutan GA
dipompa ke tangki netralisasi dan ditambah dengan larutan NaOH atau
Na2CO3 hingga diperoleh pH 6,5 serta dipanaskan dengan uap sampai
suhu larutan 50 - 55C. Hasil dari proses ini disebut GA 4 cair (sirup MSG)
yang berwarna coklat tua kemudian setelah itu di transfer ke proses
refining.
c. Hidrolisa
Pada tahap ini dilakukan proses pembuatan Hydrogen Sources (HS)
yang berfungsi untuk menurunkan pH CB (Concentrate Broth) hingga
mencapai pH 3,2. Prosesnya yaitu, GM2 masuk ke evaporator 2 efek dan
dihasilkan HS yang selanjutnya dipompakan ke proses pemisahan GA.
3. Refining
Tahap refining bertujuan menjernihkan warna dan mengkristalkan
sirup MSG. Menurut Bernasconi et,al., 1995, penjernihan adalah
pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan kerapatannya dengan
memanfaatkan pengaruh gaya berat dan gaya sentrifugal.
Tahap refining meliputi proses netralisasi, dekolorisasi, filtrasi,
kristalisasi dan pengeringan.
a. Netralisasi
Pada tahap ini terjadi proses pencampuran GA4 dengan air
lunak dan NaOH atau dengan Na2CO3 sehingga diperoleh sirup MSG
yang berwarna coklat tua dengan pH 6,5.
b. Dekolorisasi
27
28
berarti
memisahkan
suatu
bahan
dengan
29
Type Kristal
Ukuran Kristal (mesh)
Prongkol
<4
3 XL
48
2 XL
8 10
XL
10 16
L
16 24
M
24 30
S1
30 40
S2
> 40
Sumber : Laboratorium Quality Control Palur Raya (2007)
Fungsi
: Pengolahan tetes
Kapasitas
: 10 kl
cairan
berdasarkan
BJ
dengan
: Tangki Fermentor
Fungsi
: Proses fermentasi
Kapasitas
larutan
dengan
penambahan
bakteri
: Evaporator
Fungsi
Kapasitas
: 32 m3/hari
Prinsip Kerja : Merubah panas dan memisahkan uap yang terbentuk dari
bahan cair.
4. Nama Alat
: Tangki kristalisasi
Fungsi
Kapasitas
: 70 kl
30
5. Nama Alat
Fungsi
Kapasitas
: 10 kl
Prinsip Kerja
6. Nama Alat
Fungsi
: Decolorisasi tank
: Menjernihkan sirup MSG dengan menambahkan karbon
aktif
: Dryer
Fungsi
Kapasitas
: 1000 kg/jam
Prinsip Kerja : Menyerap energi panas sehingga kadar air bahan akan
berkurang.
2. Alat Pembantu
a. Nama Alat
Fungsi
: Menampung tetes
Kapasitas
b. Nama Alat
Fungsi
Kapasitas
: 20 kl
c. Nama alat
Fungsi
d. Nama Alat
: Bak penimbang
: menimbang tetes dari tangki penampung tetes.
: Bak pengendapan tetes
Fungsi
: Mengendapkan tetes
Kapasitas
: 300 kl
e. Nama Alat
: Brush Strainer
31
Fungsi
Kapasitas
: 300 kl
f. Nama Alat
Fungsi
g. Nama Alat
Fungsi
: Sand cyclone
: Untuk memisahkan kotoran kecil/pasir dari tetes.
: Westfalia separator
: Memisahkan
tetes
bersih/menyaring
tetes
dari
endapannya.
h. Nama Alat
Fungsi
: Super De Canter
: Memisahkan air PPT dengan endapan dan memisahkan
GA dan GM
i. Nama Alat
Fungsi
Kapasitas
j. Nama Alat
: 60 kl/jam
: Defoamer tank
Fungsi
: Menampung defoamer
Kapasitas
: 2,5 kl
k. Nama alat
Fungsi
l. Nama alat
Fungsi
m.Nama Alat
: Tangki feeding
: Menampung tetes sebagai nutrisi bakteri.
: Tangki penisilin
: Menampung penisilin
: Flash tank
Fungsi
Kapasitas
: 10 kl
n. Nama Alat
: Neutral tank
Fungsi
: Menampung CB dan HS
Kapasitas
: 70 kl
o. Nama Alat
Fungsi
p. Nama Alat
: Filter press
: Menyaring sirup MSG
: Gutter
32
Fungsi
: Menampung
kristal
MSG
yang
terbentuk
untuk
: 26 kl (1 buah), 17 kl (2 buah)
: Separator
: Untuk mencuci kristal MSG dan memisahkan ML-nya
: Conveyor
: Mentransfer kristal MSG dari bak gutter
: Blower
: Mensuplai udara ke dryer
: Shifter
Fungsi
Kapasitas
: 1500 kg/J
F. Produk Akhir
1. Spesifikasi Produk Akhir MSG di PT. Palur Raya
Dalam upaya mencapai standar mutu produk akhir yang telah
dipersyaratkan, produk MSG harus memenuhi spesifikasi. Spesifikasi produk
MSG dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Spesifikasi produk akhir MSG di PT. Palur Raya
Spesifikasi
Produk
Purity
TM
Ca
pH
Putaran Optik
Logam Pb
Arsenic (As)
Kadar Air
NaCl
Min 99 %
Min 98 %
Max 3000 ppm
6,7 - 7,2
+24,8 - 25,1
( Negatif )
( Negatif )
Max 0,2 %
Max 0,2 %
Min 99 %
6,8 7,2
+ 24,8 - 25,3
Max 5 ppm
Max 2 ppm
Max 0,5 %
Max 0,2 %
33
Kenampakan
Bau
Warna
mengkilap
tidakPutih
mengkilap
tidak
kekuning-kuningan
kekuning-kuningan
Sumber : Laboratorium Quality Control PT. Palur Raya (2007)
2. Jumlah Produk Akhir
Jumlah rata rata produksi MSG PT. Palur Raya yaitu 9000 1000
ton per bulan.
3.
ditetapkan.
34
35
36
G. Sanitasi Perusahaan
Penerapan sanitasi di PT. Palur Raya meliputi sanitasi bahan, sanitasi
ruangan, sanitasi peralatan dan tenaga kerja, sanitasi selama proses dan
sanitasi lingkungan sekitar.
1. Sanitasi Bahan
Penerapan sanitasi terhadap bahan dilakukan dengan melakukan
pencegahan terhadap tumbuhnya mikroorganisme selama penyimpanan,
yaitu mencegah terjadinya kebocoran tangki penampung bahan. Jika tangki
penampung molasses bocor, air dan kontaminan yang lain akan masuk ke
dalam
tangki
sehingga
menyebabkan
kerusakan
molasses.
Tangki
lantai
ruang
pengepakan
dilakukan
dengan
dipel
37
lalu disemprot dengan air dan dengan larutan soda (NaOH) kemudian
disteam.
Menurut Buckle, et, al., (1985), peralatan harus dibersihkan sebaik
mungkin sehingga tidak ada sisa sisa zat organik yang tertinggal.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan penggunaan air panas, deterjen
atau sabun. Hal yang perlu diperhatikan yaitu apabila menggunakan
deterjen atau sabun maka pembilasan harus benar benar bersih dan
menggunakan air bersih.
c. Sanitasi Tenaga Kerja
Untuk menjamin keselamatan, kebersihan dan keamanan tenaga
kerja, maka perusahaan menyediakan sepatu, helm, masker, penutup
rambut, penutup telinga, pakaian kerja, pelindung mata dan kaos tangan.
Selain sarana-sarana tersebut, perusahaan juga menyediakan sarana cuci
tangan agar para pekerja selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
bekerja untuk mencegah kontaminasi produk.
Menurut Buckle et,al., (1985), kebiasaan pekerja dalam mengelola
bahan pangan dapat menjadi sumber utama dari pencemaran sekunder.
Beberapa peristiwa keracunan bahan pangan telah diakibatkan oleh
hygiene yang buruk dari pengelola bahan pangan tersebut. Apabila
memungkinkan, pekerja harus memakai sarung tangan plastik yang telah
steril, masker dan penutup rambut untuk menghindari kontaminasi
produk.
3.
4.
38
dan sisa
batubara.
a. PPT merupakan limbah padat yang berasal dari proses molasses treatment
dengan
39
d.
Sisa batu bara yang tidak habis terbakar pada saat produksi masih
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Bila batubara sudah terlihat putih
maka dimanfaatkan untuk pengurukan jalan.
2. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari PT. Palur Raya biasanya berasal
dari pencucian tangki-tangki, lantai dan peralatan, serta ceceran bahan baku
dan produk. Limbah yang berasal dari setiap unit produksi ditampung di
lima bak penampungan.
- Bak penampungan 1 untuk menampung air sisa pencucian dari tahap
fermentasi dan isolasi.
- Bak penampungan 2 untuk menampung air sisa pencucian dari tahap
hidrolisa.
- Bak penampungan 3 untuk menampung air sisa pencucian dari tahap
molasses treatment, laboratorium dan air kondensat boiler.
- Bak penampungan 4 untuk menampung air sisa pencucian dari proses
UPL itu sendiri.
- Bak penampungan 5 untuk menampung air sisa pencucian mobil.
Penanganan limbah cair dilakukan dengan system pengolahan
fisik, kimia, dan biologis. Sistem pengolahan fisik dilakukan dengan
memberi filter pada saluran masuk ke bak penampung. Sistem pengolahan
kimia dilakukan dengan penambahan kapur pada bak penampung.
Sedangkan pengolahan secara biologis yaitu menggunakan mikroba untuk
mencerna zat zat yang ada dalam air buangan.
3.
Limbah gas
Penanganan limbah gas yang berasal dari proses hidrolisa, dan gas
buangan dari instalasi pengolahan limbah pada umumnya dilakukan dengan
cara memasang cyclone pada semua cerobong asap sehingga emisi bisa
ditekan dan dengan memasang 2 buah scrubber di tahap hidrolisa untuk
menangkap atau menyerap gas sehingga gas yang dibuang sudah bersifat
netral. Sedangkan gas yang berasal dari proses fermentasi dipisahkan antara
40
gas dan cairannya (air). Cairannya diolah untuk limbah cair dan gasnya
langsung dibuang ke udara.
I. Pemasaran Produk
1. Metode Pemasaran Produk
Pemasaran produk MSG di PT. Palur Raya dilakukan dengan sistem
pemesanan melalui bagian marketing. Ketika menerima pesanan dari
konsumen, bagian marketing akan memesan MSG ke bagian packing,
kemudian bagian packing akan memesan ke bagian refining. Bagian refining
selanjutnya akan memproduksi MSG sesuai dengan spesifikasi yang diminta
oleh konsumen. Produk MSG yang sudah siap dikirim kemudian diserahkan
ke bagian refening ke bagian packing.
akan
41
penyimpangan
mutu
produk,
menjamin
kualitas
produk,
42
43
bakteri di Laboratorium II
kerja
pembuatan
b.
c.
d.
Agar-agar dimasukkan
sebanyak 10 cc ke dalam
tabung
f.
g.
44
3) Botol
dibuka
tutupnya
(kapas)
kemudian
media
rotary shaker
45
K. Utilitas
Bagian utilitas yang ada di PT. Palur Raya berfungsi sebagai sarana
pendukung untuk proses produksi. Utilitas ini meliputi penyediaan air, listrik,
steam, dan udara bertekanan.
1. Penyediaan Air
Air yang digunakan di PT. Palur Raya berasal dari sumur artesis
yang berjumlah 5 buah. Air diambil dari dalam sumur dengan
menggunakan pompa submersible (pompa dalam sumur). Air yang
dibutuhkan untuk proses total setiap hari sebesar 2200 m 3/hari. Di PT.
Palur Raya penggunaan air untuk air proses ,air cooling.
a. Air Proses
Air proses digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagian proses
produksi. Air proses dibedakan menjadi 2 yaitu air softener dan air non
softener. Air softener merupakan air yang telah dikurangi tingkat
kesadahannya. Air ini digunakan untuk mesin boiler, unit kristalisasi
dan unit-unit proses yang menghendaki penggunaan air dengan tingkat
kesadahan yang rendah seperti pada tahap isolasi dan refining. Air
softener sebagian besar digunakan untuk menghasilkan steam pada
mesin boiler dengan kebutuhan sebesar 300 m3/hari. Sedangkan air non
softener merupakan air sumur yang langsung digunakan dalam proses
produksi tanpa perlakuan khusus sebelumnya. Air jenis ini biasanya
digunakan untuk pembersihan, dengan kebutuhan air sebesar 550 m3/
hari.
b. Air Cooling
Air cooling merupakan air yang digunakan sebagai pendingin
mesin ataupun sebagai jaket. Suhu air cooling sekitar 20-230C. Air
cooling terdiri dari air chiller dan air cooling tower.
1)
Air Chiller
Air Chiller yaitu air yang setelah dipakai tidak langsung
dibuang, tetapi disirkulasikan kembali dengan tujuan menghemat
46
air. Air chiller merupakan air yang mempunyai suhu kurang dari
10C dan dipakai pada tangki defoamer, tangki seeding, tangki
fermentor, tangki kristalisasi. Air ini digunakan untuk menjaga
suhu pada waktu proses.
2) Air Cooling Tower
Air cooling tower adalah air yang langsung dibuang setelah
digunakan. Air cooling tower mempunyai suhu sekitar 28 30 C.
Air cooling tower dipakai sebagai air pendingin pada proses
fermentasi dan proses pemisahan GA untuk menjaga suhu air,
condenser chiller, pendingin compressor, mesin dan pendingin
diesel.
2. Penyediaan Steam / Uap Panas
PT. Palur Raya menggunakan steam untuk berbagai macam
tujuan, yaitu:
a. Untuk pengeringan (drying).
b. Untuk sterilisasi media, tangki, pipa, PHE (Plate Heat Exchanger), dan
filter udara pada fermentasi.
d. Untuk penguapan (evaporasi).
PT. Palur Raya menggunakan boiler batu bara sebagai alat
penghasil steam. Air yang akan masuk ke boiler harus diolah terlebih dulu
agar memenuhi persyaratan pH 7,0 dan bersih dari kotoran yang tidak larut
(padatan). Pengolahan tersebut bertujuan untuk:
- Menghindari/mengurangi kemungkinan timbulnya kerak yang dapat
mengganggu proses-proses yang memanfaatkan steam.
- Menghindari/mengurangi timbulnya efek korosi.
- Menjaga boiler dan perlengkapannya agar tidak cepat rusak (akibat
kotoran yang tidak larut).
3. Penyediaan Udara
Di PT. Palur Raya, udara digunakan untuk proses produksi dan
untuk instrument air.
47