Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK (PROJECT)

SEJARAH PEMINATAN

Nama Kelompok :
1. Rusita
2. Linda Ayoe
3. Putri Noor Oktaviani
4. Dina Fitria Maharani
Kelas : X – IPS 3

SMA NEGERI 2 PANGKALAN BUN


2021
ISTANA KUNING PANGKALAN BUN, TELUSURI JEJAK SEJARAH KERAJAAN
KUTARINGIN

Istana Kuning Pangkalan Bun - news.detik.com

Bagi penyuka sejarah dan budaya, peninggalan kerajaan di masa lalu tentu menjadi salah satu
destinasi yang wajib disambangi. Nah, apabila Anda kebetulan sedang jalan-jalan ke
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Anda diwajibkan mampir di Pangkalan Bun.
Pasalnya, di daerah ini, ada Istana Kuning, salah satu jejak sejarah dari Kerajaan Kutaringin
yang masih tersisa hingga sekarang.

Terlintas dalam benak kita sebutan Istana Kuning maka warnanya akan kuning semua.
Namun beda dengan Istana Kuning yang berada di tengah kota Pangkalan Bun ini. Warna
kuning keemasan hanya ada pada tulisan dan sebagian ornamen di dalamnya.

Istana Kuning merupakan bangunan warisan Kerajaan Kutaringin. Istana ini lokasinya berada
tepat di jantung kota Pangkalan Bun Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Keberadaan
Istana Kuning telah menjadi salah satu suguhan wisata daerah yang istimewa untuk
disambangi para penikmat sejarah.

Mengapa dinamakan Istana Kuning? Warna kuning adalah warna keramat bagi masyarakat
Kotawaringin. Istana ini didirikan oleh pangeran ke-9 dari Kerajaan Kutaringin, yaitu Sultan
Imanudin yang berkuasa pada 1811-1841 Masehi. Konon sejarahnya, Istana Kuning adalah
istana kedua yang dibangun di Kalimantan Tengah. sebelumnya adalah Istana Al Mursari di
Kotaringin Lama (Kolam) Kabupaten Kotawaringin Barat. Istana ini merupakan kebanggaan
sejarah dan budaya kerajaan Islam di Kalimantan Tengah.

Arsitektur dan bahan kayu Istana Kuning ini adalah kayu ulin yang terkenal kuat dan banyak
dipakai pada bangunan-bangunan tradisional di Kalimantan Tengah. Bangunannya serupa
rumah panggung yang megah meskipun terbuat dari kayu ulin yang tidak dicat warna-warni.
Ya, memang warna kayunya yang kecokletan dibiarkan alami tanpa dicat.
Istana ini berbentuk rumah panggung yang dibangun seluruhnya dari kayu ulin. Namun
pernah ada musibah kebakaran pada tahun 1986. Kebakaran tersebut kabarnya dilakukan oleh
seorang wanita yang hilang akal bernama Draya. Peristiwa tersebut menghanguskan seluruh
bangunan Istana Kuning berikut isinya. Meski begitu, upaya pemugaran dan pelestarian
Istana Kuning tetap dilakukan. Pemugaran baru dilakukan pada 2000 namun tentu
bangunannya sudah tidak sama seperti dulu. Istana tua ini mulai difungsikan untuk kegiatan
pariwisata dan kegiatan adat budaya.

Di dalam istana ini hampir tak ada isinya. Ukuran bangunan-bangunannya yang besar dan
luas semakin menambah kesan kosong istana tersebut. Akan tetapi, Anda masih dapat dilihat
sejumlah lukisan raja-raja terdahulu yang berderet rapi di salah satu pojok ruangan. Terdapat
pula kereta kuda yang biasa digunakan keluarga kerajaan zaman dulu untuk berkeliling.
Kereta kuda ini adalah kereta kuda yang baru yang khusus dipesan dari Jawa sebagai
pengganti kereta yang sudah terbakar.

Meski bangunan yang sekarang adalah hasil pemugaran namun mengingat muatan sejarah
dan budaya yang dimilikinya maka Istana Kuning masih banyak dikunjungi siswa-siswi
sekolah dan juga mahasiswa dalam rangkaian acara studi tour mereka.

Lokasi Istana Kuning

Istana Kuning berada di pusat Pangkalan Bun dan bersebelahan dengan lapangan tugu,
sehingga mudah diakses wisatawan. Jika Anda kebetulan bertolak dari Bandara Iskandar,
cukup menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan berkendara untuk tiba di istana ini.
Anda dapat menyewa taksi dari bandara yang akan mengantarkan Anda menempuh jarak
sejauh 10 km.

Sejarah dan Pesona Istana Kuning

Dilansir dari berbagai sumber, Istana Kuning didirikan pada masa pemerintahan Pangeran
Ratu Sultan Imannudin (Sultan IX) pada tahun 1806 silam. Istana tersebut dibangun sekaligus
untuk menyatakan bahwa ibukota pemerintahan Kutaringin dipindahkan ke Pongkalan Bu’un
(sekarang Pangkalan Bun). Setelah sekitar lima tahun, pembangunan istana ini rampung.

Memiliki luas kurang lebih 2.000 meter persegi, hampir sebagian besar bangunan Istana
Kuning terbuat dari kayu jenis ulin. Kayu ini memang sering dipakai sebagai bahan utama
untuk mendirikan bangunan tradisional khas Kalimantan Tengah karena dikatakan punya
kekuatan yang luar biasa. Kayu-kayu yang membentuk bangunan istana tidak dicat mencolok
sehingga kesan tradisionalnya masih terasa.

Jika tidak mencolok, lalu kenapa bangunan ini dinamakan Istana Kuning? Bahkan, nyaris
tidak ada satupun bagian bangunan yang dicat dengan warna kuning. Warna itu justru
ditemukan di kain latar dinding dan lemari, gorden karaton lawang, payung, panji, dan
bendera kesultanan, serta sejumlah pusaka di ruangan tersebut.

Usut punya usut, warna kuning dipilih karena konon punya peran penting dalam kebudayaan
Kerajaan Kutaringin. Selain itu, warna kuning dipilih sebagai warna kesultanan karena
mendekati warna emas yang dikatakan sebagai lambang kemakmuran. Warna emas terdapat
pada deretan meriam di depan bangunan pusat pemerintahan satu-satunya kesultanan di
Kalimantan Tengah ini.

Empat bangunan di Istana Kuning menandakan asal dari istri Sultan Kutaringin ke-9, yakni 1
Dayak, 1 China, dan 2 Melayu. Bangunan paling kanan dinamakan Bangsal dengan arsitektur
rumah Betang atau rumah khas Dayak, di sebelahnya Balai Rumbang (motif rumah China),
dan 2 bangunan khas Melayu menjadi satu, yaitu Keraton Dalam Kuning dan Balai
Pahaderan.

Jika Anda memasuki 2 bangunan khas Melayu, Balai Pahaderan terlihat lebih menyerupai
aula. Sementara, Keraton Dalam Kuning dulunya adalah tempat tinggal raja. Saat ini, di
dalam keraton hanya berisi barang-barang sisa peninggalan Kesultanan. Di tengah-tengah,
terdapat kain bercorak kuning hijau yang dipasang di tembok. Ada pula tombak-tombak,
guci, lukisan wajah raja-raja Kesultanan dari yang pertama hingga saat ini yang ke-15, dan
juga kereta kencana terparkir di dalamnya.

Tiang-tiang dalam istana penuh dengan ukiran. Salah satu motif yang cukup menarik adalah
daun dan bunga teratai dan pakis di guci atau belanga. Guci sendiri dikatakan sebagai simbol
hati. Di dalam guci, ada air yang memberi kehidupan. Bentuk daun teratai dan pakis yang
keluar dari guci menyerupai air mancur. Hati menyerap darah kotor dan mengeluarkan darah
bersih. Motif itu mungkin ingin menunjukkan bahwa Kesultanan Kutaringin mengupayakan
kehidupan yang serasi, damai, dan indah.

Istana Kuning yang dibangun Raja Imannudin ini sempat hangus terbakar pada tahun 1986
lalu. Kala itu, hanya sedikit barang-barang peninggalan kerajaan yang berhasil diselamatkan.
Kemudian, istana ini dibangun kembali dan pemugaran dilakukan pada tahun 2000, tentunya
dengan bentuk bangunan yang tidak persis sama seperti aslinya. Sekarang, Istana Kuning
difungsikan untuk kegiatan pariwisata dan perkantoran.

Peninggalan Kerajaan Kutaringin di Pangkalan Bun

Sebelum menjadi satu negara kesatuan, Indonesia pernah terdiri dari banyak kerajaan dengan
beragam corak dan tradisi. Meski era kerajaan sudah lama berakhir, hingga kini beberapa
peninggalan masih tersisa untuk sekedar dikunjungi dan dikagumi. Salah satunya adalah
Istana Kuning Pangkalanbun yang berada di Kalimatan Tengah.

Istana Kuning merupakan peninggalan Kesultanan Kutaringin dan sempat terbakar di 1986
silam. Replikanya dibangun kembali oleh Ditjen Purbakala Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata pada tahun 2000. Beberapa ruangan masih kosong dan rencananya akan diisi oleh
beberapa benda peninggalan Kesultanan Kutaringin. Bagaimana penampakan serta
keistimewaan istana ini? Berikut TravelingYuk berikan penjelasan lengkapnya.

1. Istana Kuning yang Tidak Kuning

Terlepas dari namanya, Istana Kuning ternyata tidak didominasi dengan arsitektur berwarna
kuning. Berbeda sekali jika kita coba membandingkan dengan misalnya, Istana Maimun yang
ada di Medan. Selain gerbang di bagian depan, hampir tidak ada bagian lain dari Istana ini
yang berwarna mencolok.
Panorama Istana Kuning di Pangkalanbun via Instagram oiperdi

Dari luar, bangunan ini terlihat cukup sederhana. Namun demikian, aura eksotis memancar
deras dari istana yang didirikan oleh Pangeran ke-9 Kerajaan Kutaringin, Imanudin. Istana
Kuning sendiri termasuk salah satu peninggalan penting yang menandai perkembangan
budaya dan kerajaan Islam di Kalimantan Tengah.

2. Warna Keramat

Salah satu sudut lorong di Istana Kuning

Meski tidak banyak bagian dari Istana Kuning tidak berwarna sesuai dengan namanya,
ternyata warna kuning memainkan peran penting dalam kebudayaan Kerajaan Kutaringin.
Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa saat masih digunakan dulu istana ini banyak
dihiasi dengan kain atau asesoris lain berwarna kuning.

Istana Kuning sendiri merupakan istana kedua yang dibangun oleh Kerajaan Kutaringin di
Kalimantan Tengah. Sebelumnya sudah ada Istana Al Musari yang berada di kawasan
Kotawaringin Lama. Nama Kuta konon terinspirasi dari pohon beringin yang membentuk
kuta alias pagar.
3. Terbuat dari Kayu Ulin

Pemandangan di dalam Istana Kuning

Hampir sebagian besar bangunan Istana ini terbuat dari kayu ulin. Kayu jenis ini sering sekali
digunakan sebagai bahan utama untuk membuat bangunan tradisional khas Kalimantan
Tengah, karena kekuatannya yang memang luar biasa. Kayu-kayu yang membentuk
bangunan di istana sama sekali tidak dicat mencolok, hingga kesan tradisionalnya masih
sangat terasa.

Istana Kuning tampak dari kejauhan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kompleks istana ini pernah terbakar pada 1986
silam. Pelakunya adalah seorang wanita bernama Draya, yang dikabarkan mengalami
gangguan mental. Pemerintah setempat baru melakukan pemugaran pada tahun 2000 dan
sejak saat itu Istana Kuning mulai digunakan sebagai gedung perkantoran serta tempat
wisata.
4. Benda-benda peninggalan kerajaan

Meriam kuno yang ada di Istana Kuning

Di bagian halaman Istana Kuning terdapat empat buah meriam yang nampak terlihat gagah.
Tidak ada keterangan khusus yang bisa ditemukan mengenai sejarah penggunaan meriam
tersebut. Namun yang pasti para pengunjung sering menjadikannya sebagai latar belakang
foto.

Lukisan raja-raja dan pangeran Kesultanan Kutaringin

Sementara itu di bagian dalam istana terlihat lowong karena tidak ada banyak barang atau
perabotan di dalamnya. Namun demikian, masih ada beberapa foto lawas yang menunjukkan
penampilan para raja dan pangeran Kerajaan Kutaringin di masa lalu. Tak heran jika lokasi
ini sering digunakan sebagai tempat study tour untuk murid-murid sekolah.

Anda mungkin juga menyukai