DI LINGKUP ASEAN
Nama Kelompok :
1. Norifansyah
2. Hadi P
Kelas : VIII - I
Acara penandatanganan
(Foto: vov.vn)
Presiden Joko WIdodo (Jokowi) berbincang dengan PM Republik Demokratik Rakyat Laos
Thongloun Sisoulith di beranda Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/8). Jokowi menyambut
PM Thongloun dengan upacara resmi kenegaraan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Perdana Menteri Laos
Thongloun Sisoulith sepakat bekerja sama dalam tiga bidang. Ada tiga nota kesepahaman
atau memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani Indonesia-Laos di Istana
Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/10/2017).
Salah satunya adalah kerja sama dalam penanganan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan
ilegal. Penandatanganan MoU itu diwakili Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen
Budi Waseso dan salah satu pejabat Laos.
Indonesia dan Laos juga akan bekerja sama di sektor sosial dan budaya, serta terkait
pengembangan teknologi serta perguruan tinggi.
Selanjutnya, Indonesia dan Laos juga memperkuat kerja sama bilateral di sektor investasi,
pertahanan keamanan, dan sosial budaya.
"PM Thonglun dan saya telah memfokuskan diskusi untuk memperkuat kerja sama beberapa
bidang prioritas, yaitu perdagangan investasi, pertahanan keamanan, serta sosbud,"
kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Kamis (12/10/2017).
Harapan
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap agar apa yang telah ditandatangani tersebut dapat
segera ditindaklanjuti.
"Saya percaya bahwa hubungan bilateral sangat baik antara kedua negara selama 60 tahun
dan masa yang akan datang harus dapat dinikmati rakyat kedua negara. Karena itu, kita akan
terus meningkatkan kerja sama demi untuk kemakmuran masyarakat kedua negara," kata
Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi dan PM Laos juga menyepakati untuk menuntaskan krisis kemanusiaan
yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar.
"Yang mulia, dalam pertemuan tadi kita telah membahas isu ASEAN dan kawasan dan kita
telah sepakat membantu penyelesaian permasalahan di Rakhine State Myanmar," ujar
Jokowi.
Thailand-Laos Kerja Sama Keamanan
Perbatasan
Lebih dari 100 staf dan pejabat menghadiri pertemuan pada saat wakil kedua negara
menegaskan kembali komitmen mereka untuk menggunakan personel militer dan polisi guna
mencegah konflik atau intrusi perbatasan. Kedua belah pihak mengatakan, mereka tidak akan
membiarkan aksi kriminal untuk mengeksploitasi wilayah baik negara maupun kejahatan
transnasional.
Pada hari yang sama, Heng samrin, yang melakukan kunjungan empat
harinya ke Laos dari tanggal 20-24 Agustus,2006, sebagai tamu
Presiden Majelis Nasional Laos Thongsing Thammavong, juga
melakukan sebuah kunjungan kehormatan kepada Presiden Laos
Choumaly Saynhasone. (*/lpk)
Myanmar Tingkatkan Kerja Sama dengan
Laos
YANGON (MM): Myanmar dan Laos berikrar akan meningkatkan kerja sama
bilateral di segala sektor terutama dalam pembangunan sosial-ekonomi warga
perbatasan, kata beberapa sumber di Kementerian Urusan Luar Negeri di Yangon.
Kedua pihak menyampaikan janji tersebut dalam Pertemuan Ke-12 Lembaga Wilayah
Perbatasan Myanmar-Laos di tingkat pusat di Ibu Kota Myanmar, Yangon.
Pertemuan itu, yang dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Laos Saleumaxay
Kommasith dan Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar U Kyaw Tin, juga membahas kerja
sama bilateral dalam sektor keamanan perbatasan, ekonomi, pendidikan, kesehatan,
perdagangan dan pariwisata.
Kedua negara tersebut, yang memiliki perbatasan bersama sepanjang 230 kilometer,
membina hubungan diplomatik pada Juli 1955.Myanmar dan Laos bergabung dengan
Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (Asean) pada 1997.
Presiden Laos Bounnhang Vorachitch dan timpalannya dari Myanmar U Htin Kyaw bertukar
kunjungan pada Mei dan Agustus tahun lalu, Kamis, 16 Februari 2017. Selama kunjungan
itu, kesepakatan mengenai penanganan Jembatan Persahabatan Myanmar-Laos
ditandatangani, yang pertama melintasi Sungai Mekong antara kedua negara dan
menghubungkan Wilayah Tachilek di Negara Bagian Shan, Myanmar Timur, dan Provinsi
Luang Namtha di Laos.
Menurut pengumuman dari Kementerian Luar Negeri Laos, selama kunjungan dua hari,
Presiden Bounnhang akan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan
mengunjungi kantor pengembangan perkotaan.Sejak Laos dan Singapura menjalin hubungan
diplomatik pada tahun 1974, kedua negara telah bekerja sama dalam berbagai bidang, antara
lain perdagangan, investasi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Saat ini ada 70 proyek investasi yang didanai Singapura di Laos senilai US$175 juta. Dari
jumlah tersebut, 33 proyek 100 persen dimiliki oleh perusahaan Singapura dengan total nilai
senilai US$97 juta. Sisa 37 proyek adalah usaha patungan, menurut Kementerian
Perencanaan dan Investasi Laos, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Senin (7/5/2018).
Perusahaan Silk Air Singapura menandatangani perjanjian dengan Lao Airlines untuk
mengoperasikan penerbangan antara ibu kota Laos, Vientiane dan kota kuno di utara Luang
Prabang pada bulan Oktober 2016.Singapura juga menyediakan beasiswa untuk kursus
jangka pendek dan jangka panjang bagi warga Laos untuk melanjutkan studi di Singapura
dan Laos. Sejak 2008, pemerintah Singapura telah mengirimkan 1.500 sukarelawan ke Laos
untuk mengajar bahasa Inggris, TI dan studi lingkungan.
Sekitar 600 pejabat Laos dilatih setiap tahun di Singapura. Sejak tahun 1993, lebih dari
12.500 pejabat pemerintah Laos memperoleh manfaat dari berbagai program pelatihan
kementerian di bawah Program Kerja Sama Singapura.
Filipina-Myanmar Jalin Kerja Sama
Perdagangan dan Pertanian
Presiden Myanmar Thein Sein (tengah) disambut dengan upacara militer saat tiba di Bandara
Internasional Manila, Filipina, Rabu (4/12).
Coloma mengatakan perwakilan dari kamar dagang dan industri kedua negara juga akan
menandatangani kesepakatan untuk memperluas peluang bisnis dan hubungan dagang.
Coloma mengatakan Aquino akan menjamu makan siang untuk Thein Sein setelah
pembicaraan bilateral. Pemimpin Myanmar akan tinggal di Filipina sampai 6 Desember.
VIETNAM DAN LAOS MEMPERKUAT KERJASAMA DI BIDANG
KESEHATAN
(VOVWORLD) - Rombongan yang terdiri dari 21 dokter dan personil Rumah Sakit
K, Institut Penelitian Kanker Nasional Vietnam yang dikepalai oleh Dokter
Nguyen Ba Tinh, Wakil Ketua Asosiasi Dokter Muda Vietnam telah datang ke
Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Vientiane, Ibu kota Laos untuk melaksanakan
program pemeriksaan penyaringan penyakit kanker payudara dan kanker leher
rahim secara gratis untuk kaum wanita Laos. Ini untuk pertama kalinya Rumah
Sakit K mengadakan program ini pada tahun 2017 lalu.
Pada kali pemeriksaan ini, rombongan dokter Vietnam telah membawa berbagai
pesawat dan peralatan modern untuk pemeriksaan dan pengobatan seperti misalnya
mesin utrasonik, pesawat sinar X, mikroskop dan lain-lain. Dokter Nguyen Ba Tinh,
Wakil Ketua Asosiasi Dokter Muda Vietnam, Kepala rombongan Vietnam tersebut
memberitahukan: “Kami melakukan kunjungan pengobatan dengan tujuan
menyosialisasikan dan menggerakkan kaum wanita Laos supaya melakukan pemeriksaan
kesehatan secara periodik, khususnya pemeriksaan penyaringan penyakit kanker
payudara dan kanker leher rahim secara gratis untuk menemukan lebih dini dan
melakukan pengobatan tepat waktu. Seperti yang kita ketahui bahwa prosentase orang
yang terkena penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim di dunia maupun di
Vietnam dan Laos cukup besar, maka pemeriksaan penyaringan untuk menemukannya
secara dini merupakan hal yang sangat penting dan bagi penyakit kanker payudara,
kalau bisa ditemukan dini, maka kita sepenuhnya bisa menyembuhkan penyakit ini. Pada
kali ini, setiap orang wanita Laos mendapat pemeriksaan ultrasonik secara gratis”.
Dokter Nguyen Ba Tinh memberitahukan lagi bahwa pada waktu melakukan diagnosa,
bagi keadaan yang perlu segera diobati, pihak para dokter Vietnam bisa melakukan
pembedahan di ibu kota Vientiane atau berbahas dengan para dokter Laos tentang
metode pengobatan yang optimal bagi para pasien.
Direncanakan, para dokter akan melakukan pemeriksaan secara gratis untuk kira-kira
500 pasien. Akan tetapi, pada kenyataannya, selama 5 hari kerja telah ada lebih dari 600
pasien yang mendapat pemeriksaan. Saudari Thongkhune Sengcharon di desa
Nongphaya, Distrik Xaythani mengatakan: “Setelah mendapat pemeriksaan, saya merasa
tenang karena kesehatan saya tidak ada apa-apa. Menurut saya, program ini supaya
dipertahankan, program ini sangat baik bagi kami kaum wanita. Biasanya pada setiap
tahun perlu mendapat pemeriksaan periodik dari satu sampai dua kali untuk mengetahui
bagaimana kesehatan kita, kalau ada penyakit, maka baru diobati secara tepat waktu”.
Para dokter yang dikirim ke Laos kali ini adalah para ahli yang profesional dan
berpengalaman dalam pekerjaan penelitian penyakit kanker payudara dan kanker leher
rahim, di antaranya ada 6 dokter klinik, 2 dokter diagnosa gambar, 1 dokter bedah dan
4 jururawat dan lain-lain. Dokter Snong Thongsna-Direktur Rumah Sakit Persahabatan
Laos memberitahukan: “Seperti yang telah kita ketahui, program ini sangt penting
karena penyakit kanker telah berkembang sangat cepat di dunia seta di kawasan Asia. Di
Laos juga begitu, sebagian besar wanita yang menaruh perhatian terhadap penyakit ini
dan biasanya ditemukan ketika penyakitnya telah parah sehingga membuat pemeriksaan
menjumpai kesulitan. Oleh karena itu, program pemeriksaan penyaringan penyakit
kanker untuk kaum wanita Laos seperti ini sangat baik dan bisa menemukan penyakit
lebih dini serta mengobatinya tepat waktu. Para dokter Vietnam memberikan bantuan
sangat tulus kepada kami. Meeka adalah para dokter Vietnam yang profesional, kami
merasa sangat tenang.
Dari sekarang sampai tahun 2020, “Rumah Sakit K” akan mengadakan program
pemeriksaan, penataran kepada para petugas medis Laos tentang aktivitas-aktivitas
kejuruan serta memberikan bantuan dalam hal peralatan kepada Laos untuk pekerjaan
pemeriksaan dan pengobatan di rumah-rumah sakit Laos.