Diketahui sebelumnya, Indonesia dan Singapura telah menandatangani perjanjian atau MoU
ekstradisi kedua negara.
Menindaklanjuti penandatanganan MoU tersebut, menurut Yasonna, saat ini pemerintah dan
DPR tengah lakukan pembahasan untuk ratifikasi.
"Di bidang perikanan, kedua negara sepakat untuk menindaklanjuti usulan Indonesia bagi
dicapainya sustainable fisheries dan bekerja sama mengatasi ilegal unreported and
unregulated fishing," ia menjelaskan.
Indonesia dan Vietnam sendiri dalam tiga tahun terakhir berhasil meningkatkan nilai
perdagangannya. Oleh karenanya, kedua negara berpandangan agar trend peningkatan
tersebut dapat berlanjut di masa-masa mendatang.
"Kita telah membahas berbagai langkah dan inisiatif baru agar target perdagangan sebesar
USD 10 miliar dapat dicapai. Sebagai negara kunci dan produsen utama lada dan karet di
dunia, kita juga bersepakat untuk mengambil langkah konkret dalam menjaga stabilitas
harga dan meningkatkan kualitas kedua komoditas tersebut," ujarnya.
Presiden Joko Widodo secara khusus meminta kepada Nguyen untuk dapat memberikan
perlindungan dan memfasilitasi keperluan para investor Indonesia di Vietnam. Adapun
dalam bersikap mengenai isu kawasan, Presiden Joko Widodo dan Nguyen Phu Trong
menyadari pentingnya kesatuan dan kerja sama di antara negara-negara kawasan dalam
mewujudkan visi masyarakat ASEAN tahun 2025.
"Kita menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam kerangka code of conduct yang akan
menjadi dasar yang kuat bagi pengaturan norma komprehensif di Laut Cina Selatan. Kita
juga sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai motor bagi terciptanya perdamaian,
stabilitas, dan kesejahteraan kawasan," ia mengakhiri.
Pertemuan yang dilakukan pada hari ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan
Nguyen di Indonesia. Sebelumnya, ia tiba di Jakarta pada Selasa kemarin dan telah
bertemu dengan pimpinan MPR, DPR dan DPD Republik Indonesia
Dilansir dari Kementerian Sekretariat Negara RI, kedua pemerintah bertemu untuk
memberikan arahan bagi pengembangan hubungan antar dua negara agar semakin kuat,
kokoh, dan progresif.
GBC membentu menjalin dan mengambangkan hubungan baik antara Indonesia dan
Malaysia untuk meningkatkan militer juga pertahanan kedua negara.Pemberantasan
narkoba
Melalui GBC, Indonesia dan Malaysia melakukan pemberantasan narkoba dan obat-obatan
terlarang lainnya yang masuk ataupun ke luar wilayah kedua negara.
Menurut Ade Priangani, dkk dalam jurnal Kerja sama Indonesia-Malaysia dalam Menangani
Peredaran Narkoba di Perbatasan (2020), untuk memberantas narkoba dan memotong jalur
perdagangganya kerja sama dilakukan dengan cara mengadakan razia gabungan,
peningkatan sumber daya manusia, dan pertukaran informasi.