Anda di halaman 1dari 3

B .

BENTUK KERJA SAMA DALAM BIDANG PERTAHANAN


KEAMANAN

Kesepakatan itu dicapai saat terjadi pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard
Ryacudu dengan Menteri Pertahanan AS, James Mattis. Foto/KBRI Washington DC

WASHINGTON - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk memperkuat hubungan
dalam bidang pertahanan. Kesepakatan itu dicapai saat terjadi pertemuan antara Menteri
Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan AS, James Mattis.

Menurut keterangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Washington DC, Ryamizard


melakukan kunjungan ke AS pada tanggal 27 hingga 29 Agustus lalu. Kunjungan ini adalah
bagian dari upaya untuk terus memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan AS, khususnya di
bidang pertahanan.

Saat bertemu Mattis, yang bertempat di Pentagon, Ryamizard terlebih dahulu disambut dengan
upacara militer berupa dentuman meriam 21 kali yang dilanjutkan dengan pemeriksaan pasukan
kehormatandan pengumandangan lagu kebangsaan kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, kedua Menhan menegaskan kembali hubungan kerja sama
pertahanan kedua negara yang telah terjalin erat sejak lama. Ryamizard juga menekankan
dukungan RI terhadap konsep “Free and Open Indo-Pacific” yang digagas oleh AS, dengan
mengedepankan pendekatan ekonomi, menjunjung prinsip inklusifitas, dan mengedepankan
peran ASEAN.

"Keduanya juga membahas sejumlah isu strategis, khususnya isu pertahanan dan keamanan di
kawasan Indo-Pasifik. Berbagai langkah konkret telah disepakati dalam rangka memperluas
kerja sama Maritime Domain Awareness, penegakan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB
untuk memerangi kejahatan trans-nasional seperti pembajakan/perompakan (piracy), Illegal,
Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, dan illicit trafficking," bunyi keterangan KBRI
Washington DC.

"Lebih lanjut, Menhan AS mendukung kerja sama trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina, yang


ditujukan bagi peningkatan keamanan di perairan masing-masing negara," sambungnya.
C.BENTUK KERJA SAMA DALAM BIDANG AGAMA

Bentuk kerjasama dalam bidang agama pada dasarnya telah dituangkan dalam pancasila sila
pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu kerjasama dalam bidang agama juga
dipertegas dalam undang undang dasar pasal 29 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa:

 UUD 1945 pasal 29 ayat 1: "Negara berdasar azas Ketuhanan Yang Maha Esa". ayat
dalam pasal ini menjelaskan bahwa Negara Indonesia berdasar dan memiliki asas
ketuhanan yang maha esa atau dengan kata lain menganut asas agama yang percaya
adanya Tuhan.
 UUD 1945 pasal 29 ayat 2: "Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduknya untuk
memeluk satu agama dan menjalankan ibadah dalam agam tersebut sesuai dengan
kepercayaan dan keyakinan".

Agama memang menjadi hak yang dapat dikatakan paling mutlak dan paling asasi jika
dibandingkan dengan hak asasi manusia yang lainnya. Hal ini disebabkan karena agama
berhubungan langsung dengan kepercayaan manusia pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga
mengacu pada prinsip bahwa agama tidak dapat dipaksakan dengan kata lain kita tidak bisa
memaksa orang lain masuk agama kita begitu juga dengan orang lain yang tidak akan bisa
memaksa kita masuk ke agama mereka. Namun kita masih bisa berkomunikasi dan menjalin
kerjasama dalam bidang agama dengan umat agama lain.

Seiring berjalannya waktu bentuk kerjasama dibidang agama menjadi semakin berkembang, hal
ini dapat menuntun umat beragama pada terbinanya kehidupan yang rukun dan penuh toleransi
sesama umat beragama. Tidak hanya itu saja, kerjasama di bidang agama ini juga dapat
meningkatkan nilai persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini dilandasi
oleh norma norma dan nilai yang sudah dituangkan dalam pancasila. Terutama pada sila pertama
yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Bentuk kerjasama tersebut dapat didasari oleh
beberapa hal diantaranya:

1. Toleransi dalam hidup beragama, keyakinan masing masing individu dan juga
kepercayaan.
2. Saling menghormati dalam beribadah.
3. Bekerjasama serta tolong menolong tanpa harus membeda-bedakan agama.
4. Tidak memansakan agama seseorang.

Bentuk kerjasama antar umat beragama adalah bagian dari sebuah hubungan sosial yang tidak
dapat dilarang dan dipisahkan dari seluruh ajaran agama. Hubungan kerjasama dalam berbagai
bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya memang tidak dilarang.
Namun sebenarnya kerjasama seperti ini sangat dianjurkan.

D. BENTUK KERJA SAMA DALAM BIDANG EKONOMI

Lawatan hari pertama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud ke Indonesia
menghasilkan 11 kesepakatan kerja sama antar dua negara. Penandatanganan kerja sama yang
dilakukan di Istana Bogor, tersebut langsung disaksikan Raja Salman dan Presiden Joko
Widodo.

Dari seluruh kesepakatan itu, ada empat kerja sama bidang ekonomi yang ditandatangani dua
negara. Salah satunya mengenai komitmen kontribusi pendanaan Arab Saudi terhadap
pembiayaan proyek pembangunan mencapai 1 miliar dolar AS atau Rp 13,3 triliun (kurs Rp
13.300).

“Salah satu dari sebelas MoU yang ditandatangani adalah mengenai 'The Saudi Fund
Contribution to the Financing of Development Project' senilai 1 miliar dolar AS," kata Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, melalui siaran pers, Rabu (1/3).

Berikut empat kerja sama Arab Saudi-Indonesia:

1. Program kerja sama antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia dan Otoritas Usaha Kecil dan Menengah Kerajaan Arab Saudi mengenai
pengembangan usaha kecil dan menengah.

2. Nota kesepahaman antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Kerajaan Arab
Saudi di bidang kerja sama kelautan dan perikanan.

3. Program kerja sama di bidang perdagangan antara Kementerian Perdagangan Republik


Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Investasi Kerajaan Arab Saudi.

4. Nota kesepahaman mengenai kontribusi pendanaan Saudi terhadap pembiayaan proyek


pembangunan antara Saudi Fund for Development dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai