1 :sebutkan perjanjian kontraktual dan law making yang mengikat bagi Indonesia ma
sing-masingnya setidaknya tiga. Jelaskan jelaskan kenapa anda mengklarifikasikannya seperti itu?
Jawaban :Sebelum menjelaskan tentang perjanian apa saja yang diikuti dalam perjanjian kontraktual dam
law making. Mari kita bahas satu-satu tentang keduanya.
Perjanjian kontraktual atau treaty contract merupakan perjanjian yang hanya menimbulkan hak
dan kewajiban serta tanggumh jawab bagi pihak yang bersangkutan atau pihak yang
membuatnya
Perjanjian law-making merupakan perjajian yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi
masyarakat internasional dan berlaku dan terbuka secara umum dalam pelaksanaannya.
Bank Indonesia dan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan), yang bertindak sebagai agen
Kementerian Keuangan Jepang, telah menandatangani perjanjian perpanjangan kerja sama
Bilateral Swap Arrangement[1] (BSA) dan berlaku efektif pada tanggal 14 Oktober 2021.
Sebagaimana perjanjian sebelumnya, kerja sama ini memungkinkan Indonesia untuk
melakukan swap mata uang Rupiah dengan Dolar AS dan/atau Yen Jepang dengan nilai
fasilitas swap yang sama, yaitu sampai dengan 22,76 miliar dolar AS atau nilai yang setara
dalam Yen Jepang. Perpanjangan kerja sama BSA Indonesia - Jepang ini juga sekaligus
memerhatikan keselarasannya dengan amendemen pada perjanjian Chiang Mai Initiative
Multilateralisation (CMIM)[2] yang menjadi rujukan dalam kerja sama BSA ini.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara
Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 - 25 September 1969, dan
menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada
Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan
negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah
terjadinya pembakaran sebagian Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969.
Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara
negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antar-negara anggota, mendukung perdamaian dan
keamanan internasional, serta melindungi tempattempat suci Islam dan membantu perjuangan
rakyat Palestina. OKI beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di
kawasan Asia dan Afrika. Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak
menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI
menjelma sebagai suatu organisasi internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim.