A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Peranan penting juga dimainkan oleh Komisi Hukum Internasional yang didirikan
oleh Majelis Umum PBB tahun 1947 dengan tujuan memajukan pengembangan secara
progesif hukum internasional dan kodifikasinya. Komisi tersebut terdiri dari 34 anggota,
pakar terkemuka hukum internasional di seluruh dunia dalam kapasitas pribadi, yang dipilih
oleh Majelis Umum PBB untuk masa tugas lima tahun, Pekerjaan Komisi ini mencakup
aneka ragam topik hukum internasional yang mengatur hubungan antar negara. Sampai
sekarang Komisi tersebut telah menyiapkan 22 draf konvensi yang menyangkut berbagai
bidang kegiatan. Di samping itu, tidak kalah penting juga adalah norma-nomma hukum
yang dihasilkan oleh badan-badan khusus PBB seperti Organisasi Buruh Sedunia dengan
aneka ragam konvensinya tentang perburuhan.
Suatu perkembangan yang positif terjadi pada sejumlah konvensi mengenai HAM
yaitu dengan dibentuknya semacam monitoring body untuk memantau pelaksanaan
ketentuan- ketentuan konvensi di negara-negara pihak.
Badan pemantau itu bemama komite yang terdiri dari sejumlah pakar independen
di bidang mereka masing-masing. Komite tersebut bertugas mempelajari laporan-laporan
dari negara-negara pihak, yaitu tindakan-tindakan yang telah diambil di bidang administratif,
eksekutif ataupun hukum bagi pelaksanaan konvensi. Atas laporan dari negara-negara
pihak, komite juga dapat menyampaikan usul atau saran yang diperlukan.
Pasal 2 ayat 7 Piagam dengan jelas menegaskan bahwa PBB tidak boleh
campur tangan dalam masalah-masalah yang berada dibawah yurisdiksi nasional negara
anggota. Selanjutnya, Pasal 2 ayat 1 menegaskan pula bahwa PBB didasarkan atas prinsip
kesamaan kedaulatan dari semua negara anggota dan sesuai ayat 4 pasal yang sama,
negara-negara dilarang menggunakan ancaman dan penggunaan kekerasan terhadap
integritas teritorial dan kebebasan politik dari setiap negara.
Dalam kerangka ASEAN, prinsip non intervensi ini juga terdapat dalam berbagai
dokumen seperti dalam Bangkok Declaration 1967 ZOPFAN 1971 dan Treaty of Amity and
Cooperation (TAC) 1976. Dalam kenyataannya, ASEAN telah melibatkan diri terhadap
masalah-masalah dalam negeri negara anggota seperti penyelesaian konflik Kamboja dan
pelanggaran HAM di Myanmar.
Revisi Piagam PBB dirasa sangat perlu karena Piagam juga berisikan
ketentuan-ketentuan yang sudah usang, kurang relevan dan Iidak jelas. Ketidakjelasan
ketentuan hak bela diri misalnya telah menyebabkan terjadinya bebagai interpretasi dan
penyalahgunaan. Selain itu, Dewan Perwalian (Trusteeship Council) yang dibentuk Setelah
Perang Dunia kedua sudah tidak berfungsi lagi pada zaman sekarang ini.
Soal
D. DAFTAR PUSTAKA
Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global, Penerbit Alumni, Bandung, 2000
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Bagian
Umum, Bina Cipta, Bandung, 1982
Huala Adolf, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002
J.L. Brierly, The Law of Nations (Hukum Bangsa-bangsa), Suatu Pengantar,
Penerbit Bhratara, Jakarta, 1996
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, 2002