Anda di halaman 1dari 2

Inisiasi 6

Salam jumpa kembali Mahasiswa, dalam mata kuliah Hak Asasi Manusia. Dalam kesempatan ini mari kita
bergabung kembali dengan kami dalam topik Perserikatan Bangsa Bangsa dan Hak Asasi Manusia.

dalam sejarah kelahiran PBB, Konferensi San Fransisco bukan merupakan satu-satunya peristiwa yang
melatarbelakangi lahirnya Piagam PBB. Beberapa peristiwa lain yang juga sangat penting, sebagaimana
diungkapkan Soemarsono Mestoko (1985:95) diantaranya adalah :

1. Piagam Atlantik (Atantic Charter)

2. United Nations Declaration

3. Konferensi Moskow

4. Konferensi Yalta

5. Konferensi San Fransisco

Piagam PBB ini merupakan traktat multilateral, yakni penuangan kesadaran masyarakat internasional
dalam memelihara perdamaian dan keamanan kolektif, maka Piagam ini secara hukum menciptakan
kewajiban yang mengikat bagi semua negara anggota PBB. Piagam PBB ini memuat beberapa ketetapan
mengenai hak-hak asasi manusia. Kiprah PBB untuk membantu perkembangan HAM juga dipertegas
dengan pasal 55 C, Bab IX yaitu kerjasama ekonomi dan sosial internasional.

Ada beberapa ahli hukum internasional yang mengomentari esensi Piagam ini, seperti yang
dikemukakan oleh Scott Davidson dalam "Human Rights' (1993:7). Argumentasi mereka adalah bahwa
prasyarat penghormatan dan ketaatan terhadap HAM hanyalah bersifat anjuran dan tidak dapat
diartikan sebagai ketetapan yang menunjukkan kewajiban hukum terhadap para anggota. Dan
kewajiban untuk menggalakan HAM dalam pasal 55, menurut kelompok ini tidak harus menyiratkan
kewajiban untuk melindungi HAM, sebab meskipun Piagam ini mengakui HAM akan tetapi Piagam ini
tidak memuat daftar hak-hak asasi manusia tersebut serta tidak mengacu kepada sumber yang
menyebutkan secara tepat atas hak-hak itu. Sehingga tiadanya katalog HAM ini dipandang suatu
kelemahan, disamping juga Deklarasi ini tidak memuat lembaga atau mekanisme perlindungan akan
menjamin diindahkannya hak asasi manusia itu.
Untuk menutupi kelemahan tersebut, maka diupayakan untuk menyusun suatu "bill of rights".
Penyusunan Bill of rights ini diserahkan kepada Komisi Hak Asasi Manusia, suatu komisi kerja ECOSOC.

mengenai kehidupan sosial, Deklarasi menegaskan akan persamaan semua warga negara di hadapan
hukum dan UU tanpa ada perbedaan antara mereka karena perbedaan politik, hak rakyat dalam
pergaulan dan kehidupan secara umum dan dalam menduduki jabatan, memperoleh jaminan sosial dst.
deklarasi juga menetapkan asas praduga tak bersalah, yaitu bahwa asalnya seseorang bebas tak
bersalah dan larangan penangkapan, pemenjaraan atau pengusiran secara sewenang-wenang, hak
kegiatan pengadilan secara terbuka dan jujur.

Bagaimana Status hukum dari Deklarasi Universal dewasa ini? Menurut Scott Davidson (1993:92-93)
mengemukakan beberapa jawaban yang bermakna normatif. Pertama, Deklarasi tetap berstatus sebagai
resolusi yang tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat negara-negara. Akan tetapi mengingat
perkembangan-perkembangan praktek PBB yang nyata di kemudian hari, dimungkinkan status bisa
berubah. Kedua, Deklarasi dapat diargumenkan sebagai tafsiran resmi terhadap Piagam oleh Majelis
Umum PBB. Ketiga, Deklarasi dapat dipostulatkan telah menjadi bagian dari prinsip-prinsip hukum yang
umum diakui oleh bangsa-bangsa beradab.

Keempat, Deklarasi kini telah menjadi bagian dari hukum kebiasaan internasional. Dan argumentasi
inilah yang dianggap meyakinkan, sebab banyak praktek-praktek negara mengindikasikan bahwa
Deklarasi ini merupakan pedoman umum untuk mengukur standar pelaksanaan HAM di negara-negara
tersebut. Dari argumentasi terakhir, Deklarasi memiliki ciri-ciri Ius Cogens, yaitu norma-norma yang
harus dipatuhi dan tidak boleh dikurangi. Menurut Scott Davidson, Deklarasi ini dianggap merupakan
bagian dari hukum kebiasaan internasional.

Selamat belajar dan sukses selalu

Anda mungkin juga menyukai