Anda di halaman 1dari 61

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL

DRA.HJ.EUIS NUR AISYAH,M.M.PD SMAN 8 BANDUNG

LATAR BELAKANG
Tidak ada negara di dunia yang mampu

memenuhi kebutuhan sendiri tanpa berhubungan dengan negara atau bangsa lain
Kemajuan iptek mendorong bangsa berhubungan

dgn bangsa lain;

KOMPETENSI DASAR
1.

2. 3. 4.

5.

Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara. Menjelaskankan tahap-tahap perjanjian internasional. Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik Mengkaji peranan organisasi internasional (Asean, AA. PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional. Menghargai kerja sama dengan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia.

PENTINGNYA HUBUNGAN INTERNASIONAL


Mengatur batas-batas wilayah suatu negara, keutuhan

wilayah nasional suatu negara, persatuan bangsa dan stabilitas nasional, serta mencegah terjadinya disintegrasi bangsa; Bertukar ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi Pemulihan Citra suatu negara di mata masyarakat internasional; Pemulihan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan umumnya; Peningkatan hubungan bilateral dengan prioritas negaranegara yang dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi, perdagangan, investasi dan pariwisata; Memajukan kerjasama internasional dalam rangka pemeliharaan perdamaian dunia.

PENGERTIAN

(Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999)

Hubungan Internasional adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia.

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN INTERNASIONAL


Hubungan individual

mahasiswa, turis,

pengusaha, pedagang Hubungan antara kelompok-kelompok tertentu dari suatu negara dengan kelompok-kelompok tertentu dari negra lain Hubungan antar lembaga sosial, antar lembaga agama, antar organisasi politik, antar organisasi masyarakat, antar LSM. Hubungan antar negara Indonesia dgn Amerika Serikat Hubungan non government organization (NGO) yang melintasi antar negara, LSM internasional.

ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL


Asas Teritorial

Negara Dapat Memaksakan Kepada Siapapun Yg Berada Di wilayahnya Untuk Taat Dan Patuh Pada Hukum, Sekalipun Orang Asing Asas Kebangsaan. Suatu Negara Dapat Memberlakukan Hukum Kepada Setiap Warga Negaranya Sekalipun Dia Berada Di Luar Negeri Asas Kepentingan Umum Negara Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Semua Keadaan Dan Peristiwa Yang Tersangkut Paut Dengan Kepentingan Umum.

SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL

1. DIPLOMASI 2. PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. DIPLOMASI
Diplomasi adalah praktik komunikasi dan

negosiasi antara pelbagai perwakilan negaranegara.

KEGIATAN DIPLOMASI
Menentukan suatu tujuan dgn menggunakan daya

dan tenaga untuk mencapai tujuan tsb Menyesuaikan kepentingan dari bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dgn daya dan tenaga yang ada padanya Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan bangsa/negara lain Menggunakan sarana dan kesempatan sebaikbaiknya.

AKIBAT KEGAGALAN DIPLOMASI


Pemberian sanksi

(sanksi diplomatik, ekonomi,pemutusan hubungan, dan penerapan batasan-batasan terhadap komunikasi Perang, penggunaan kekuatan Mobilisasi tindakan untuk mempermalukan secara internasional

PETUNJUK :
LANGKAH : 1 SISWA YANG MEMILIKI PERTANYAAN YANG SAMA BERGABUNG ( 8 KELOMPOK ) MENDISKUSIKAN KEMBALI HASIL PENGGALIAN INFORMASI MENYAMAKAN HASIL PENGGALIAN INFORMASI

LANGKAH 2 . KELAS DIJADIKAN 3 KLP BESAR :

KLP 1 : Latar Belakang Hubungan Internasional Pentingnya Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara KLP 2 : Pengertian Hubungan Internasional Bentuk-Bentuk Hubungan Internasional. Asas-Asas Hubungan Internasional KLP 3: Pengertian Diplomasi Kegiatan Diplomasi A kibat kegagalan diplomasi dan instrumen diplomasi Pengertian Perjanjian Internasional

LANGKAH 3 MINGGU DEPAN

1. Presentasi Tiap Kelompok 2. Laporan Tertulis Hasil Diskusi

Kelompok ( 1 utk Ibu , 1 untuk klp lain ) 3. Power Point 4. Waktu Presentasi 20 Menit/Kelp.

INSTRUMEN DIPLOMASI
Departemen Luar Negeri

Merupakan Otak Politik Luar Negeri Suatu Negara Perwakilan Diplomatik Merupakan Pancaindera dan Penyambung Lidah Negara Yang Diwakilinya. Petugasnya Disebut Diplomat Yang Berfungsi Sbg Lambang, Wakil Yuridis Dari Negara Pengirim

2. PERJANJIAN INTERNASIONAL
Diplomasi moderen untuk mencapai perdamaian dengan

menggunakan perjanjian internasional (treaty) dan persetujuan (agreement) Keduanya merupakan hukum internasional Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu ( Mochtar Kusumaatmaja) Perjanjian internasional merupakan salah satu sumber hukum internasional, krn itu merupakan tatanan norma yang mengatur hubungan internasional
Perjanjian internasional adalah sebuah perjanjian yang

dibuat di bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi internasional

Perjanjian internasional dalam Konvensi Wina tahun 1969 Pasal 2 (1) (a) diartikan sebagai :
An International agreement concluded between

States in written form and governed by international law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation (perjanjian internasional adalah semua perjanjian yang dibuat oleh negara sebagai salah satu subjek hukum internasional, yang diatur oleh hukum internasional dan berisi ikatan-ikatan yang mempunyai akibat-akibat hukum.)

UNSUR-UNSUR PERJANJIAN INTERNASIONAL


Berdasarkan pengertian dalam Konvensi Wina diatas, maka unsur-unsur perjanjian internasional adalah :

Suatu persetujuan internasional Dibuat oleh negara-negara Dalam bentuk tertulis Didasarkan pada hukum internasional Dibuat dalam instrumen tunggal, dua atau lebih Memiliki nama (apapun)

KEMAMPUAN MEMBUAT PERJANJIAN INTERNASIONAL


Sementara itu Treaty Making Powers sendiri berdasarkan Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional berada ditangan the big three, yaitu : Kepala Negara (Head of State); Kepala Pemerintahan (Head of Government); Menteri Luar Negeri (Ministry for Foreign Affairs). Sehingga tanpa menggunakan Surat Kuasa (Full Powers )mereka dapat menandatangani suatu perjanjian internasional.

PERJANJIAN INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL INDONESIA

Dasar Hukum Pembuatan PI Ps. 11 UUD 1945 Sepanjang berkaitan dengan hubungan dan kerjasama luar negeri, Pasal 11 UUD 1945 di atas telah melahirkan dua buah Undang-undang penting yaitu :
UU No.37 tahun 1999 tentang hubungan Luar Negeri dan b. UU No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, dalam pelaksanaannya kedua Undang-undang ini terkait erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
a.

DEFINISI PERJANJIAN INTERNASIONAL (UU NO. 24/2000)

Perjanjian internasional adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.

Prosedur Pembuatan Perjanjian menurut UU 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan UU 24/2000 tentang Perjanjian Internasional menetapkan bahwa :

Lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik departemen maupun non-departemen, di tingkat pusat dan daerah yang mempunyai rencana untuk membuat perjanjian internasional, terlebih dahulu harus melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan Menteri Luar Negeri.

ONE DOOR POLICY


Kewajiban untuk melakukan konsultasi tersebut

sejalan dengan kebijakan one door policy pemerintah yang menetapkan Departemen Luar Negeri sebagai koordinator dalam penyelenggaraan dan kerjasama luar negeri.
Melalui mekanisme konsultasi dan koordinasi ini,

perjanjian internasional yang diadakan oleh pemerintah dapat dilakukan secara aman baik dari segi politis, security, yuridis dan teknis

Pedoman dan Prinsip Pembuatan Perjanjian Internasional

Pedoman: Kepentingan Nasional. Prinsip :

Kesepakatan para pihak, Saling menguntungkan / manfaat, Kesetaraan/persamaan kedudukan; dan Itikad baik.

MULAI BERLAKUNYA PERJANJIAN INTERNASIONAL

Setelah Penandatanganan.

Setelah Ratifikasi/pengesahan.
Setelah Pertukaran Nota
*) Selain Presiden/Menlu; penandatanganan Perjanjian Induk perlu Full Powers

PENYIMPANAN NASKAH ASLI PERJANJIAN

Naskah asli disimpan di Treaty Room Lembaga/Badan Pemrakarsa

diberikan salinan naskah resmi (certified true copy) perjanjian dimaksud.

PERJANJIAN INTERNASIONAL DITINJAU DARI BENTUKNYA


PENTING

digunakan istilah Treaty Melibatkan DPR untuk meratifikasi karena melibatkan tanggung jawab dan resiko seluruh rakyatnya. SEDERHANA digunakan istilah Agreement Perjanjian yang tidak melibatkan DPR, karena akibat perjanjian tsb tidak melibatkan tangg jwb dan resiko seluruh rakyat Indonesia.

PERJANJIAN INTERNASIONAL DITINJAU FUNGSINYA


LAW MAKING TREATY

multi lateral

Perjanjian internasional yang meletakkan ketentuanketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional. Misal : Konvensi Wina 1958 tentang Hukum Laut Internasional, Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik.
TREATY CONTRAC

bilateral

Perjanjian internasional yang membawa akibat hak dan kewajiban bagi negara yang mengadakan perjanjian itu. Misal: Perjanjian perbatasan, Dwi Kewarganegaraan Cina Indonesia, dsb.

ISTILAH PERJANJIAN INTERNASIONAL


Treaty Exchange of Notes Agreed Minutes Summary Records Process Verbal Modus Vivendi Letter of Intent Final Act Arrangement

Convention
Agreement Memorandum of Understanding Protocol Charter Declaration

ISTILAH PERJANJIAN INTERNASIONAL


Treaty (traktat); yaitu istilah yang sudah umum

dipergunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional antar negara yang dianggap penting bagi para pihak. Convention (konvensi); pada umumnya konvensi digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional multilateral yang mengatur tentang masalah besar dan penting dan dimaksudkan untuk berlaku sebagai kaidah hukum internasional yang berlaku secara umum dan luas. Declaration (deklarasi); pada umumnya isi dari deklarasi lebih merupakan kesepakatan antara para pihak yang masih bersifat umum dan berisi hal-hal yang merupakan pokok- pokok saja.

Statute (statuta); istilah ini dipakai untuk

perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu organisasi internasional. Charter (piagam); istilah ini juga biasa dipakai untuk perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu organisasi internasional. Hanya saja organisasi internasional yang memakai istilah ini yang berbeda.

TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL


1. Penjajakan: merupakan tahap awal yang

dilakukan oleh kedua pihak yang berunding 2. Perundingan: merupakan tahap kedua untuk membahas substansi dan masalah-masalah teknis yang akan disepakati dalam perjanjian internasional. 3. Perumusan Naskah: merupakan tahap merumuskan rancangan suatu perjanjian internasional.

Lanjutan .
4.

5.

Penerimaan: merupakan tahap menerima naskah perjanjian yang telah dirumuskan dan disepakati oleh para pihak. Dalam perundingan bilateral, kesepakatan atas naskah awal hasil perundingan dapat disebut "Penerimaan" yang biasanya dilakukan dengan membubuhkan inisial atau paraf pada naskah perjanjian internasional oleh ketua delegasi masing-masing. Dalam perundingan multilateral, proses penerimaan (acceptance/approval) biasanya merupakan tindakan pengesahan suatu negara pihak atas perubahan perjanjian internasional. Penandatanganan : merupakan tahap akhir dalam perundingan bilateral untuk melegalisasi suatu naskah perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua pihak. Untuk perjanjian multilateral, penandatanganan perjanjian internasional bukan merupakan pengikatan diri sebagai negara pihak. Keterikatan terhadap perjanjian internasional dapat dilakukan melalui pengesahan (ratification/accession/acceptance/approval).

TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL


Tahap Perundingan (Negotiation)
Tahap Penandatanganan (Signature) Tahap Pengesahan (Ratification) Tahap Pelaksanaan Perjanjian Tahap Perubahan dan Penghentian Perjanjian

Internasional

TAHAP I : PERUNDINGAN(Negotiation)
PENETAPAN NEGARA PESERTA.

Setiap negara merdeka dan berdaulat mempunyai hak untuk mengadakan perjanjian internasional WAKIL NEGARA PESERTA PERJANJIAN Yang dapat mewakili suatu negara yang sah adalah seseorang yang dapat menunjukkan surat-surat kuasa penuh (full power) PEMERIKSAAN SURAT KUASA Dibentuk panitia pemeriksaan (credentials committee) PERSETUJUAN Persetujuan/pengambilan keputusan dapat secara suara bulat (bilalateral), dua pertiga suara (bagi perjanjian multilateral)

TAHAP II: PENANDATANGANAN (Signature )


Penandatanganan merupakan tahap akhir dalam

perundingan bilateral untuk melegalisasi suatu naskah perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua pihak

TAHAP III: PENGESAHAN (Ratification)


Pengesahan adalah Suatu Tindakan Formal Mengenai Bunyi Naskah

Perjanjian, Biasanya Dilakukan Dengan Cara Penandatanganan Naskah Perjanjian. Adakalanya negara peserta perjanjian mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat hrs disahkan/dikuatkan (ratification), shg penanda tanganan (signarure) masih bersifat sementara. 1. Ratification oleh eksekutif 2. Ratification oleh legislatif 3. Ratification oleh eksekutif dan legislatif. Indonesia sebagai negara yang menganut paham dualisme, hal ini terlihat dalam Pasal 9 ayat 2 UU No. 24 tahun 2000, dinyatakan bahwa: Pengesahan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dilakukan dengan undang-undang atau keputusan presiden.

RATIFIKASI
1.TIDAK PERLU RATIFIKASI
Terjadi pada perjanjian yang bersifat sederhana, shg tidak perlu meminta persetujuan dari parlemen (DPR) , perjanjian ini memuat materi yang bersifat teknis, sep. bidang pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, penerangan kesehatan, pertanian, kehutanan dan kerjasama antar propinsi atau kota

2.PERLU RATIFIKASI
Terjadi pada perjanjian yang penting, shg memerlukan

persetujuan parlemen (DPR), seperti : Masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara; Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara; Kedaulatan atau hak berdaulat negara; Hak asasi manusia dan lingkungan hidup; Pembentukan kaidah hukum baru; Pinjaman dan/atau hibah luar negeri

PENGESAHAN PERJANJIAN INTERNASIONAL TERBAGI DALAM EMPAT KATEGORI, YAITU:


1. Ratifikasi (ratification), yaitu apabila negara yang

akan mengesahkan suatu perjanjian internasional turut menandatangani naskah perjanjian internasional; 2. Aksesi (accesion), yaitu apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional tidak turut menandatangani naskah perjanjian; 3. Penerimaan (acceptance) atau penyetujuan (approval) yaitu pernyataan menerima atau menyetujui dari negara-negara pihak pada suatu perjanjian internasional atas perubahan perjanjian internasional 4. Selain itu juga ada perjanjian-perjanjian internasional yang sifatnya self-executing (langsung berlaku pada saat penandatanganan).

Pendidikan Kewarganegaraan
BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI

Bentuk Pengesahan Hukum Internasional menjadi Hukum Nasional

Pengesahan Langsung berlaku

Ratification

Accession

Acceptance

PKn

psb-psma rela berbagi Ikhlas memberi

TAHAP IV: PELAKSANAAN PERJANJIAN


PENERAPAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. Daya Berlakunya Surut (retroactivity) Perjanjian Internasional berlaku sejak diratifikasi, kecuali yang tidak perlu diratifikasi. 2. Wilayah Penerapan (territorial scope) Perjanjian Internasional mengikat atas wilayah negara peserta.

Ratifikasi Perjanjian

Hak Negara-negara:
1. Meninjau dokumen sebelum menjalankan kewajiban 2. Menarik diri dari traktat 3. Melakukan perubahan isi traktat 4. Memperhatikan kehendak rakyatnya

Sistem Ratifikasi
1. Sistem Ratifikasi Lembaga Legislatif 2. Sistem Ratifikasi Lembaga Ekskutif 3. Sistem Campuran

PRAKTIK RATIFIKASI INDONESIA


(UU No. 14 Th. 2000)

Pengesahan oleh Pemerintah Dilakukan dgn UU atau Keppres (tergantung

kualitas masalah) Menyampaikan salinan ke legislatif Perubahan isi dokumen Pertukaran dokumen Melaksanakan isi traktat

TAHAP PELAKSANAAN PERJANJIAN

Mengkaji isi Perjanjian secara

berkala Mengevaluasi pelaksanaan perjanjian setelah masa berlakunya berakhir.

PERJANJIAN PENYUSULAN (SUCCESSIVE TREATY)

Perjanjian internasional pada prinsipnya tidak boleh berntentangan dengan perjanjian serupa yang mendahuluinya. Bila terjadi, maka perlu dibuatkan perjanjian susulan atau perjanjian pembaharuan.

PERUBAHAN PERJANJIAN INTERNASIONAL


Terjadi Bila Ada Ketentuan Baru atau Menghapus

Beberapa Ketentuan Asli Perubahan Bisa Berupa 1. Revisi Perubahan Perjanjian Secara Umum 2. Amandemen Perubahan Hanya Pada Ketentuan- Ketentuan Tertentu Saja Perubahan Harus Mendapat Persetujuan Negara Yang Mengadakan Perjanjian

PEMBATALAN PERJANJIAN INTERNASIONAL


Karena wewenang untuk membuat perjanjian bertentangan

dengan ketentuan hukum nasional Karena ada unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat Karena ada unsur penipuan dari negara pembuat perjanjian Karena ada kecurangan dari negara pembuat perjanjian Karena unsur paksaan dan ancaman Bertentangan dengan kaidah hukum internasional

PENGAKIRAN PERJANJIAN INTERNASIONAL


Telah tercapai perjanjian internasional Habisnya masa berlaku perjanjian internasional Punahnya obyek perjanjian internasional Kesepakatan para pihak sesuai prosedur dlm Perjanjian Dibuat perjanjian baru menggantikan perjanjian lama Dipenuhinya syarat-syarat pengakhiran Salah satu pihak tdk melaksanakan /melanggar perjanjian Terdapat perubahan mendasar yg mempengaruhi pelaksanaan

perjanjian, Muncul norma baru dlm Hukum Internasional Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan nasional.

*) Dlm hal terjadi Suksesi Negara P.I tetap

berlaku selama neg. Pengganti menyatakan terikat pada Perjanjian tersebut

PERANAN ASEAN
1. Deklarasi Singapura 1992 kembali menegaskan kerja sama EKONOMI ASEAN meliputi peningkatan perdagangan dan pengembangan indutri, investasi, promosi, pertanian, kehutanan, energi dan mineral. Upaya tersebut telah menempatkan ASEAN pada posisi yang cukup diperhitungkan dalam masalah ekonomi regional dan internasional

2. Kerja sama ASEAN di bidang SOSIAL BUDAYA disebut kerja sama fungsional yang diarahkan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat, perluasan dan peningkatan partisipasi kaum wanita, pemuda dan LSM ASEAN. Bidang lain termasuk kesehatan, tenaga kerja, hukum, kependudukan, lingkungan hidup, pendidikan, kebudayaan dan penerangan, pembangunan anak dan iptek serta pencegahan penyalahgunaan dan pembrantasan peredaran gelap narkotika

3. PERANAN Bidang Politik dan Keamanan


ASEAN berkehendak memperkokoh perdamaian

dan stabilitas regional dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Piagam PBB. Terlihat dengan lahirnya Deklarasi mengenai zona damai, bebas dan netral di ASIA Tenggara (ZOPFAN) 1971 dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASIA tenggara (TAC) 1976

PERDAGANGAN BEBAS ASEAN (ASEAN FREE TRADE AREA AFTA)


Pada hakekatnya AFTA mempunyai tujuan:
Meningkatkan keunggulan kompetitif sebagai basis produksi pasar dunia. Liberalisasi perdagangan dengan mengurangi kendala tarif dan non-tarif antar negara anggota. Efesiensi produksi dalam meningkatkan daya saing jangka panjang. Ekspansi perdagangan intra-regional memberikan konsumen di ASEAN lebih banyak pilihan serta kualitas produk lebih baik.

Telah berhasil menyelesaikan persengketaan antar negara.


PERANAN PBB

Indonesia dan Belanda tentang Irian Barat yang berakhir menjadi wilayah Indonesia. India dan Pakistan tentang masalah Kashmir Korea selatan dan Korea Utara. Pemberontakan yang terjadi di Kongo. Persengketaan yang terjadi di Dominica yang akhirnya terbentuk suatu pemerintahan baru.

Dengan pasukan penyangga perdamaiannya telah berhasil meredakan ketegangan antara negara bertikai,

PERANAN PBB

Keturuan Turki dan Yunani di Siprus Suriah dan Israel di dataran tinggi Golan Melindungi dan menyantuni penduduk yang menanggung pertikaian antar golongan di Libanon,dan lain-lain

PBB telah berhasil mengeluarkan RESOLUSI untuk menjamin perdamaian dunia sekalipun negara yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhinya.

Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri

pertikaian Timur Tengah antara Israel dan negara-negara Arab. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut penyelesaian konflik Irak Iran, masalah Turki di Siprus dll. Resolusi Sidang Umum PBB untuk mendesak Uni Soviet keluar dari Afghanistan, AS mengakhiri bantuannya kepada pembrontak kontra di Nicaragua, Perancis memberikan kemerdekaan kepada Kaledonia Baru di Pasifik.

PERANAN PBB di Bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Kemanusiaan

PBB telah berhasil meningkatkan kerja sama internasional antar negara untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa, terutama negara-negara berkembang, melalui programnya, seprerti UNDP, UNCTAD, UNHCR, UNIDO dll. PBB telah berhasil meningkatkan hasil kerja sama antara bangsa yang tergabung dalam IDA, IBRD, IMF, IFC dan lain-lain untuk meningkatkan pembangunan ekonomi atau membantu memecahkan krisi ekonomi suatu negara. PBB telah memberikan bantuan untuk kesejahteraan negara berkembang, meningkatkan kesehatan, ilmu pengetahuan melalui organisasi khusus PBB, dan PBB telah mengesahkan secara resmi Pernyataan Sedua Hak-Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration of Human Rights) pada tahun 1948.

PERANAN DI BIDANG KELAUTAN


PBB telah berhasil memprakarsai pertemuan

antar bangsa mengenai hukum laut yang berakhir di Jamaica 1982 dengan hasilnya yang cukup memuaskan bagi negara-negara kepulauan, seperti Indonesia.

PERANAN PBB telah berhasil mencegah

timbulnya perang nuklir, melalui usahanya.


Membentuk Komisi Tenaga Atom, dan Membuka telekomunikasi langsung antara Washington dan Moskow serta mengadakan pertemuan puncak antara kedua negara adikuasa AS dan Uni Soviet.

KOMITE ASEAN

Komite Pembangunan Sosial (Committee on social development-COSD) Pertemuan pejabat-Pejabat Urusan Pegawai Negeri dan Administrasi (ASEAN Conference on Civil service Matters ACSM) Pertemuan Para pejabat Tinggi Urusan Narkotika (ASEAN Senior Officials on Drug Matters ASOD). Komite Ilmu Pengetahuan dan teknologi (Coomittee on Science and Technology COST). Komite Kebudayaan dan penerangan (Committee on Cultural and Information COCI). Pertemuan Para pejabat Tinggi Urusan Lingkungan Hidup (ASEAN Senior Officials on Environment ASOEN).

Anda mungkin juga menyukai