Anda di halaman 1dari 2

Indonesia-Rusia Perkuat Kerja Sama Bilateral Ekonomi

Oleh Ilyas Istianur Praditya pada 29 Jun 2019, 12:30 WIB


Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah RI berkomitmen meningkatkan kerja sama bilateral yang
saling menguntungkan dengan Pemerintah Federasi Rusia, yang mencakup tiga pilar.

Hal itu antara lain politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi serta sosial
budaya.

Selain pertemuan bilateral resmi antara pejabat pemerintah, hubungan ramah tamah dan
produktif pun dijalankan sebagai bagian dari hubungan yang dinamis di antara sektor swasta
dan masyarakat lokal.

Kedua pihak juga berkomitmen untuk memajukan proyek pengembangan dan investasi
strategis di berbagai sektor seperti infrastruktur, energi, dan transportasi, yang melibatkan
hubungan bisnis, regional, dan orang–orang di kedua negara. 

"Karena itu, kita harus memanfaatkan momentum tahun ini untuk mempercepat dan
melaksanakan semua proyek yang disepakati, seperti proyek transportasi kereta api di
Kalimantan dan proyek energi di Jawa Timur," ujar Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/6/2019).

Sementara itu, pertukaran orang-ke-orang dan pertukaran budaya antara kedua negara juga
telah menguat selama bertahun-tahun. 

Terlebih, peluncuran operasional penerbangan langsung Rossiya Airlines dengan rute


Moskow ke Bali telah meningkatkan jumlah wisatawan Rusia hingga 24,4 persen pada
Februari 2019, dibandingkan dengan periode sama dua tahun lalu. 

"Dengan peningkatan ini, menjadikan Rusia sebagai negara Eropa terbesar kelima dengan
jumlah wisatawan terbanyak yang berkunjung ke Indonesia. Kami sangat berharap bahwa
penerbangan langsung ini juga akan membantu memperkuat perdagangan dan investasi serta
hubungan orang-ke-orang antara kedua negara kami," kata Darmin. 

Kedua negara juga aktif dalam upaya bersama untuk memperkuat stabilitas dan kemakmuran
kawasan. Melalui Hubungan Dialog ASEAN-Rusia dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Asia Timur dan bersama dengan ASEAN serta mitra regional lainnya. 

"Kami terlibat secara aktif untuk mengatasi tantangan regional dan mengembangkan cara
untuk meningkatkan dan membentuk integrasi regional. Ketika Rusia menjadi Mitra Strategis
ASEAN dan Indonesia menjadi koordinator negara untuk Hubungan Dialog ASEAN-Rusia
tahun lalu, kami yakin bahwa ikatan regional kami yang kuat akan membantu membentuk
masa depan yang lebih baik untuk kawasan ini dan untuk saling menguntungkan semua
pihak," ujar Darmin. 
RI Harap Bangun Perjanjian Perdagangan Bebas

Selain itu, Indonesia juga berharap untuk membangun perjanjian perdagangan bebas dengan
Eurasian Economic Union (EAEU) untuk memperluas akses pasar ke wilayah tersebut.

"Saya sangat percaya bahwa dengan mengambil momentum pertumbuhan antara kedua
negara, dapat menggali lebih banyak potensi yang belum dimanfaatkan dalam kerja sama
bilateral yang disepakati di berbagai sektor," kata Darmin. 

Pemerintah Indonesia dan Rusia pun tengah mempersiapkan sejumlah kegiatan dalam rangka
menyambut peringatan 70 tahun hubungan bilateral RI-Rusia yang jatuh pada 3 Februari
2020.

"Tahun depan, tepatnya pada 3 Februari 2020, kedua negara akan merayakan HUT ke-70
Hubungan Diplomatik dan sedang mempersiapkan kegiatan bersama untuk memperingati
HUT ini yang akan mencerminkan hubungan bilateral dan kemitraan kita yang telah
berlangsung lama," tutur Darmin. 

Di hadapan ratusan tamu undangan Indonesia dan Rusia, Darmin mengucapkan selamat Hari
Nasional kepada Federasi Rusia serta harapan agar kedua negara terus memperkuat hubungan
kerjasama. 

"Federasi Rusia adalah mitra penting dan strategis Republik Indonesia. Selama hampir 70
tahun, Indonesia dan Rusia telah mempertahankan tidak hanya ikatan persahabatan dan kerja
sama yang erat, tetapi juga ikatan sejarah. Selamat Hari Nasional Federasi Rusia ke-27," ujar
Darmin.

RI dan Rusia Bentuk Grup Bahas Barter Sukhoi dengan Komoditas

Sebelumnya, proses negosiasi imbal dagang alias barter dengan Rusia masih berjalan.


Rencananya, imbal dagang dilakukan untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang
ditukar dengan sejumlah komoditas di dalam negeri.

"Intinya menunggu Kemenhan kapan dilaksanakan, kita pihak Rusia dengan imbal beli," kata
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan di
Kementerian Perdagangan, Rabu, 12 Juni 2019.

Dia mengatakan proses negosiasi masih terus berlangsung antara Indonesia dan negeri
Beruang Merah tersebut. Terakhir kedua belah pihak telah membuat grup diskusi untuk
membahas kelanjutan rencana tersebut.

"Rusia belum mau berunding untuk komoditi apa saja. Bukan belum mau tapi mau, jadi
dibuat working group," ujarnya.

Dalam kelompok tersebut akan disusun komoditas apa saja yang diinginkan Rusia. Juga
disusun mekanisme imbal dagang Indonesia dan Rusia.

"Dibuat komoditi apa saja yang dibutuhkan Rusia. Jadi akan dibentuk grup pihak Rusia
dengan kita buat grup karena mekanisme imbal beli harus disusun," tandasnya.

Anda mungkin juga menyukai