Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan petunjuk-Nya, serta nikmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyalesaikan
tugas makalah ini.

Makalah ini membahas tentang “Hubungan Bilateral antara Indonesia


dengan Brazil”. Makalah ini telah kami susun guna menyelesaikan tugas dari
dosen pengampu Ekonomi Internasional.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada
kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin

Pontianak, 9 Mei 2018

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................6
C. Tujuan Penulisan .............................................................................6
BAB II TEORI
A. Teori ………………………………………………………………..7

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengertian Kerja sama Bilateral…………………………………...10
B. Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Brazil………………….10
C. Perkembangan Hubungan dan Kerjasama Indonesia – Berazil……11
D. Beberapa Persetujuan Kerjasama yang dihasilkan antara Indonesia
dan Brasil………………………………………………………….15
E. Pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerjasama………16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................…………….18
B. Saran...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................…19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada acara Gala Dinner dan Pagelaran Budaya dalam rangka


memperingati 55 tahun hubungan Indonesia-Brazil, disebutkan bahwa selama 55
tahun, hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil telah berkembang sangat kuat.
Hal ini dimungkinkan karena kedua negara memiliki banyak kesamaan. Indonesia
dan Brasil tidak saja sebagai negara demokrasi besar, tapi kedua negara ini juga
memiliki sejarah persahabatan yang panjang. Kesamaan lain antara Brasil dan
Indonesia adalah sama-sama memiliki keberagaman etnis dan kultur
penduduknya. Indonesia memiliki Bhinneka Tunggal atau persatuan dalam
perbedaan (unity in diversity). "Bhinneka tunggal ika juga dirasakan di negara
Brazil.

Hubungan bilateral antara Indonesia-Brazil sejatinya telah terjalin dengan


cukup baik sejak abad 19 tepatnya sekitar Maret 1953. Ditinjau dari kesamaan
lain, Brazil dan Indonesia sama-sama memiliki penduduk dengan angka cukup
tinggi. Yakni Brazil sebagai negara dengan penduduk terbanyak di Amerika
Selatan dengan total 192,272,890 pada perhitungan tahun 2009, sedangkan
Indonesia merupakan negara 3 besar dengan penduduk terbanyak di Asia, yakni
sekitar Perkiraan 19 Juni 2009, 230.472.833. Dari sisi lain, kedua negara ini,
memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Brazil dikenal sebagai
pengekspor kopi terbesar di dunia dan juga pengekspor peralatan transportasi,
bijih besi, kedelai, sepatu dan kendaraan bermotor. Mitra dagang Brazil yang
utama adalah Amerika Serikat, China, Argentina, Belanda dan Jerman. Namun
Brazil memiliki hubungan kerja sama baik dengan negara-negara ASEAN,
terutama Indonesia. Indonesia dan Brazil memiliki banyak potensi untuk saling
bekerja sama dan memajukan negara masing-masing ditambah dengan Indonesia
digemari turis Brasil, terutama mereka yang hobi olahraga diving .

1
a. Asal Mula Perdagangan dan Bentuk Kerja Sama (disertai data dan
analisis)
1. Hubungan Politik

Indonesia dan Brazil menjalin hubungan diplomatik pada


tahun 1953. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brazil secara
umum berlangsung baik. Kesamaan kebijakan luar negeri kedua negara
yang mengutamakan mekanisme multilateral dalam penanganan
berbagai masalah internasional telah memperkuat hubungan dan
koordinasi serta saling mendukung antara kedua negara dalam forum
kerjasama bilateral, regional dan multilateral.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brazil secara umum


berlangsung baik dan saat ini memasuki tahapan yang krusial dan
strategis. Disamping kesamaan wilayah yang luas dan jumlah
penduduk yang banyak, kedua negara memiliki kesamaan pandangan
dalam berbagai isu regional dan multilateral, usaha penegakan
demokrasi dan HAM. Selain itu, pemerintah kedua negara juga sedang
melakukan reformasi di berbagai bidang dan oleh karena itu kedua
negara saling memahami tantangan yang dihadapi masing-masing
dalam proses reformasi tersebut.

Brazil menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan


penting bagi stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia
Pasifik. Sejalan dengan politik luar negeri yang tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain, Pemerintah Brazil mendukung
integritas wilayah NKRI dan langkah-langkah reformasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam pemajuan HAM dan
demokrasi.

Terdapat keinginan kuat dari kedua negara untuk terus


berupaya meningkatkan hubungan kerjasamanya di berbagai bidang.
Hal ini dapat dilihat dari antara lain kegiatan saling kunjung antara

2
kepala negara, pejabat, anggota parlemen, pelaku ekonomi dan
masyarakat kedua negara. Kunjungan kenegaraan Presiden Brazil, Liuz
Inácio Lula da Silva ke Indonesia pada tanggal 12 Juli 2008 yang
merupakan kunjungan pertamanya sejak menjabat sebagai Kepala
Negara Brazil dan merupakan kunjungan Kepala Negara Brazil yang
kedua setelah kunjungan Presiden Fernando Henrique Cardoso pada
bulan Januari 2001 mempunyai arti penting bagi peningkatan
hubungan bilateral kedua negara. Sementara itu Presiden RI
melakukan kunjungan balasan ke Brazil pada tanggal 18 November
2008 dalam rangkaian menghadiri pertemuan puncak negara anggota
APEC di Lima, Peru.

Kegiatan saling kunjung antara Kepala Negara ini memiliki arti


penting tersendiri bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia –
Brazil, mengingat pada tahun 2008 hubungan diplomatik Indonesia -
Brazil memasuki usia 55 tahun. Kunjungan tersebut akan
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan dan memperkuat
kerjasama Indonesia – Brazil baik dalam forum multilateral maupun
bilateral yang pada akhirnya mendorong serta meningkatkan
kerjasama kedua negara yang saling menguntungkan di berbagai
bidang khususnya ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk promosi citra Indonesia di Brazil.

Sebagai tindak lanjut penandatanganan Kemitraan Strategis


Indonesia - Brazil pada saat kunjungan resmi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ke Brazil pada 18 November 2009, pada tanggal
14 – 16 Oktober 2009 telah dilangsungkan Sidang Ke 1 Komisi
Bersama Indonesia – Brazil yang dikhususkan untuk membahas
Rencana Aksi dari Kemitraan Strategis yang telah disepakati
sebelumnya.

3
Selain menyepakati Rencana Aksi Kemitraan Strategis, dalam
kesempatan pertemuan tersebut delegasi Indonesia yang dipimpin oleh
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Deplu Duta Besar Retno L.P.
Marsudi dan Brasil dipimpin oleh Duta Besar Roberto Jaguaribe, telah
membahas prioritas hubungan bilateral kedua negara utamanya dalam
upaya memajukan investasi, pedagangan, pertanian dan energi.

2. Hubungan Ekonomi dan Perdagangan

Di bidang ekonomi, hubungan kedua negara berjalan cukup


baik. Neraca perdagangan kedua negara masih relatif kecil bila
dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh kedua negara, namun
pada tahun-tahun terakhir ini tercatat peningkatan yang signifikan
dalam hubungan perdagangan Brazil merupakan mitra dagang utama
Indonesia di kawasan Amerika Selatan.

Ekspor utama Indonesia ke Brazil antara lain : karet alam dan


produk karet, benang tekstil polyester, kakau, minyak kelapa sawit,
tembaga dan spare-parts mobil. Sedangkan impor utama dari Brazil
antara lain biji besi, kedelai, pulp, kapas, gula tebu, tembakau, suku
cadang kendaraan bermotor, lem kayu dan kulit.

Untuk mempromosikan hubungan dagang, ekonomi dan


pariwisata antara kedua negara telah dilakukan upaya antara lain
mengangkat beberapa Konsul Kehormatan RI di beberapa kota besar
Brazil yakni, São Paulo, Rio de Janeiro, Belo Horizonte dan Recife.
Disamping itu, telah diresmikan Camara de Comércio Indonesia–
Brazil (Kamar Dagang Indonesia–Brazil) di São Paulo.

Dalam upaya meningkatkan kegiatan promosi dagang


Indonesia di Brazil maka telah didirikan ITPC (Indonesian Trade
Promotion Center) di São Paulo. Pendirian ITPC di São Paulo tersebut
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Luar Negeri RI
No.168/PO/X/97/01 tahun 1997 dan Surat Kepala BPEN

4
No.489/BPEN/XI/2003 dan mendapat autorisasi atau ijin untuk
beroperasi dari Pemerintah Brazil berdasarkan Nota Dinas dari
Kementerian Luar Negeri Brazil No. :
CGPI/DAOCII/DAC/DIM/008/DIMU-BRAS-INDO tertanggal 17
Desember 2003.

Sejak tahun 2014 jumlah perdagangan antara Indonesia dan


Brazil mengalami penurunan. Sebelumnya, di tahun 2014 tercatat nilai
perdagangan yang mencapai rekor paling tinggi sejak dimulainya
perdagangan antara kedua negara ini. Menurut statistik perdagangan
antara Indonesia dan Brazil sebagaimana ditunjukan pada tabel di
bawah ini, meskipun jumlah total perdagangan Indonesia-Brazil
menurun, tetapi ekspor Indonesia ke Brazil pada tahun 2017 meningkat
1,04% dibandingkan dengan tahun 2016. Nilai perdagangan Indonesia-
Brazil berada di urutan ke 33 besar dunia, sedangkan untuk
perdagangan di kawasan ASEAN, Indonesia berada di urutan ke-4
setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Neraca Perdagangan Indonesia – Brazil

2012 s.d. 2017 (Dalam US$)

Tahun Ekspor (A) Impor (B) Total (A+B) Saldo Indonesia

ke Brazil dari Brazil Negatif/Positif

2012 1.735.848.039 2.001.994.448 3.737.842.487 - 266.146.409

2013 1.604.409.159 1.999.021.370 3.603.430.529 - 394.612.211

2014 1.795.354.969 2.246.297.205 4.041.652.174 - 450.942.236

2015 1.374.913.763 2.180.799.748 3.555.713.511 - 805.885.985

5
2016 1.225.472.658 2.204.412.424 3.429.885.092 - 978.939.756

2017 1.351.081.178 1.771.943.126 3.123.024.304 -420.861.948

(Sumber: SECEX / MDIC, Januari 2018)

Komoditas yang paling banyak diperdagangkan dari Indonesia ke


Brazil yaitu: coconut (copra),palm kernel; natural rubber; parts and
accessories of the motor vehicles; yarn; palm oil and its
Fractions. Sedangkan, komoditas yang paling banyak diperdagangkan dari
Brazil ke Indonesia, yaitu: bagacos and other solid waste from soybean;
other cane sugars; cotton simply debulated; other products semi
manufacture.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan perdagangan dan kerjasama Indonesia dengan
Brazil ?
2. Bagaimana Pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerjasama
Indonesia dan Brazil ?
3. Kerjasama apa saja yang telah dilakukan Indonesia dengan Brazil ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mngetahui pekermbangan perdagangan dan kerjasama Indonesia
dengan Brazil
2. Untuk mengetahui pasang surut dalam hubungan perdagangan dan
kerjasama Indonesia dan Brazil
3. Untuk mengetahui kerjasama apa yang dilakukan Indonesia dengan
Brazil

6
BAB II

TEORI

A. Teori (teori yang berhubungan dengan perdagangan dan kerjasama


internasional)

Untuk mengetahui pemahaman yang lebih mendalam sesuai dengan


permasalahan yang dipaparkan, maka penulis mengutip teori atau pendapat para
ahli yang tentunya berkorelasi dengan objek yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk
memberikan dasar pemikiran yang kuat dalam suatu penelitian hingga diakui
kebenarannya dalam mendukung suatu hipotesis. Teori-teori tersebut akan
diterapkan secara khusus dengan metode yang digunakan dalam memahami segala
hubungan internasional secara akurat.
Mengenal ilmu hubungan internasional muncul sebagai bidang studi yang
terorganisasi pada awal abad 20. Menurut E.H. Carr, munculnya Hubungan
Internasional (HI) sebagai bidang studi tersendiri terlepas dari ilmu sejarah adalah
akibat adanya keinginan, terutama sesudah perang dunia I, untuk memahami
sebab-sebab terjadinya konflik. Tujuannya, mencari langkah-langkah preventif
agar tidak terjadi lagi pertikaian antar negara serta tercipta dunia yang lebih
damai. Kebutuhan yang bersifat normatif itu dijadikn diplomasi serta hukum serta
organisasi internasional sebagai isi pokok studi Hubungan Internasional.
Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai
adanya saling ketergantungan dan bertambahnya kompleks kehidupan manusia
dalam masyarakat internasional sehingga interdepedensi tidak memungkinkan
adanya suatu negara yang menutup diri dari dunia luar.
Menurut K.J. Holsti Hubungan Internasional yaitu:“hubungan
internasional berkaitan erat dengan segala bentuk interaksi diantara masyarakat
negara – negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara.
Pengkajian hubungan internasional termasuk didalamnya pengkajian terhadap
politik luar negeri politik internasional, dan meliputi segala segi hubungan
diantara berbagai negara di dunia meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan

7
internasional, Palang Merah Internasional, pariwisata, perdagangan internasional,
transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai – nilai dan etika internasional”.
Teori diatas memberikan dasar bagi digunakannya definisi hubungan
internasional sebagai suatu usaha untukmencapai tujuan nasional setiap bangsa
dan negara yang tidak dapat dicapai hanya oleh kekuatan sendiri, akan tetapi harus
melalui interaksi dengan negara lain dimana interaksi tersebut dapat berbentuk
hubungan antara pemerintahan maupun non pemerintahan. Interaksi tersebut dapat
berupa hubungan diplomatik, persekutuan/aliansi, peperangan, negoisasi,
ancaman, kekuatan militer, budaya, ekonomi, ikatan ras, etnis dan hubungan antar
manusia yang tinggal di negara yang berbeda.
Teori hubungan internasional liberal muncul setelah Perang Dunia I untuk
menanggapi ketidakmampuan negara-negara untuk mengontrol dan membatasi
perang dalam hubungan internasional mereka. Pendukung-pendukung awal teori
ini termasuk Woodrow Wilson dan Normal Angell, yang berargumen dengan
berbagai cara bahwa negara-negara mendapatkan keuntungan dari satu sama lain
lewat kerjasama dan bahwa perang terlalu destruktif untuk bisa dikatakan sebagai
pada dasarnya sia-sia. Liberalisme tidak diakui sebagai teori yang terpadu sampai
paham tersebut secara kolektif dan mengejek disebut sebagai idealisme oleh E.H.
Carr.
Teori perdagangan internasional yang dapat digunakan untuk membantu
menjelaskan tujuan dan tindakan Brasil sehubungan dengan sektor teknologi
informasi internasional yaitu Teori Heckscher-Ohlin . Teori yang menyatakan
bahwa negara-negara yang mengekspor produk memerlukan sejumlah besar faktor
produksi yang melimpah. Teori ini sesuai dengan pernyataan kasus di atas yang
mengatakan bahwa Brasil memiliki infrastruktur telekomunikasi dan pelayanan
jaringan yang canggih, seperti ketersediaan jaringan. Brasil memiliki tradisi
sekolah teknik yang kuat yang dapat menghasilkan lulusan teknik berkualitas
tinggi. Teori Paradoks Leontif . Teori ini memiliki kelebihan yaitu jika suatu
negara memilliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak.
Sebaliknya, jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka
ekspornya akan lebih sedikit. Teori ini sesuai dengan pernyataan kasus di atas

8
yang mengatakan bahwa pasar domestik Brasil untuk pelayanan IT memiliki
tingkat pelayanan yang diekspor jauh lebih kecil.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerja sama Bilateral

Kerja sama bilateral adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain. Kerja sama bilateral, meliputi kerja sama di bidang
politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman
pada politik luar negeri masing-masing. Kerjasama ini biasanya dilakukan oleh
dua negara atau lebih dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat
masing-masing negara, untuk mencegah atau menghindari konflik yang mungkin
terjadi, untuk memperoleh pengakuan sebagai negara merdeka, untuk mempererat
hubungan antar negara di berbagai bidang, membebaskan bangsa-bangsa di dunia
dari kemiskinan, kelaparan dan keterbelakangan di bidang ekonomi, memajukan
perdagangan, mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kestabilan
dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan,
memelihara ketertiban dan perdamaian dunia, meningkatkan dan memperat tali
persahabatan antarbangsa di dunia.

B. Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Brazil

TINJAUAN INDONESIA BRASIL

Arti Nama Wilayah kepulauan Hindia Jenis kayu local khas Brasil

Motto Bhineka Tunggal Ika (walaupun Ordem e Progresso (Orde dan


berbeda-beda tetap satu jua) Kemajuan)

Luas Wilayah 1,904,569 km2 8,514,877 km²

Jumlah Perkiraan 19 Juni 2009 , 192,272,890 (2009 est.)


Penduduk 230.472.833

Iklim Tropis Tropis

10
Presiden Joko Widodo Michel Temer

Menlu Retno Marsudi Jose Serra

Merdeka 17 Agustus 1945 7 September 1822

Mata Uang Rupiah (Rp) US$ 1 = Rp. Real (BRL) US$ 1 = 3,1 reals
13.322,34

Ekspor pertanian dan perkebunan Peralatan transportasi, bijih


seperti karet alam,Crude Palm besi, kedelai, sepatu, kopi,
Oil (CPO), kakao, dan minyak kendaraan bermotor
sawit

Impor Ekstrak minyak kacang kedelai, Mesin-mesin, peralatan


tembakau dan gula; elektrik dan transportasi,
pertambangan seperti bijih besi; produk kimia, minyak, suku
bahan-bahan mentah seperti cadang mesin, elektronik
bubur kertas (pulp) dan kapas;
bahan-bahan kimia seperti soda
dan sulfat; produk-produk
manufaktur seperti turbo jet,
tube inox dan mesin untuk
pabrik selulose.

C. Perkembangan Hubungan dan Kerjasama Indonesia Dengan Brazil


1. Diplomatik atau Politik

Selama 55 tahun, hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil telah


berkembang sangat kuat. Hal ini dimungkinkan karena kedua negara memiliki
banyak kesamaan. Indonesia dan Brasil tidak saja sebagai negara demokrasi besar,
tapi kedua negara ini juga memiliki sejarah persahabatan yang panjang. Kesamaan

11
lain antara Brasil dan Indonesia adalah sama-sama memiliki keberagaman etnis
dan kultur penduduknya.

Walaupun kedua negara tersebut memiliki kesamaan wilayah yang luas


dan juga jumlah penduduk yang cukup padat, keduanya ternyata memiliki
pandangan dalam berbagai isu regional dan multilateral, usaha penegakan
demokrasi dan HAM. Indonesia dinilai oleh Brazil sebagai negara yang sudah
tidak diragukan lagi peranannya bagi stabilitas kawasan Asia Tenggara dan
kawasan Asia Pasifik. Sejalan dengan politik luar negeri yang tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain, Pemerintah Brazil mendukung integritas wilayah
NKRI dan langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
dalam pemajuan HAM dan demokrasi.

2. Ekonomi dan Perdagangan (Ekspor-Impor)

Di bidang ekonomi, hubungan kedua negara berjalan cukup baik. Neraca


perdagangan kedua negara masih relatif kecil bila dibandingkan dengan potensi
yang dimiliki oleh kedua negara, namun pada tahun-tahun terakhir ini tercatat
peningkatan yang signifikan dalam hubungan perdagangan Brazil merupakan
mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Selatan.

Ekspor utama Indonesia ke Brazil antara lain : karet alam dan produk
karet, benang tekstil polyester, kakau, minyak kelapa sawit, tembaga dan spare-
parts mobil. Sedangkan impor utama dari Brazil antara lain biji besi, kedelai, pulp,
kapas, gula tebu, tembakau, suku cadang kendaraan bermotor, lem kayu dan kulit.

Untuk mempromosikan hubungan dagang, ekonomi dan pariwisata antara


kedua negara telah dilakukan upaya antara lain mengangkat beberapa Konsul
Kehormatan RI di beberapa kota besar Brazil yakni, São Paulo, Rio de Janeiro,
Belo Horizonte dan Recife. Disamping itu, telah diresmikan Camara de Comércio
Indonesia–Brazil (Kamar Dagang Indonesia–Brazil) di São Paulo.

Dalam upaya meningkatkan kegiatan promosi dagang Indonesia di Brazil


maka telah didirikan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) di São Paulo.

12
Pendirian ITPC di São Paulo tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Luar
Negeri RI No.168/PO/X/97/01 tahun 1997 dan Surat Kepala BPEN
No.489/BPEN/XI/2003 dan mendapat autorisasi atau ijin untuk beroperasi dari
Pemerintah Brazil berdasarkan Nota Dinas dari Kementerian Luar Negeri Brazil
No. : CGPI/DAOCII/DAC/DIM/008/DIMU-BRAS-INDO tertanggal 17
Desember 2003.

Sejak tahun 2014 jumlah perdagangan antara Indonesia dan Brazil


mengalami penurunan. Sebelumnya, di tahun 2014 tercatat nilai perdagangan
yang mencapai rekor paling tinggi sejak dimulainya perdagangan antara kedua
negara ini. Menurut statistik perdagangan antara Indonesia dan Brazil
sebagaimana ditunjukan pada tabel di bawah ini, meskipun jumlah total
perdagangan Indonesia-Brazil menurun, tetapi ekspor Indonesia ke Brazil pada
tahun 2017 meningkat 1,04% dibandingkan dengan tahun 2016. Nilai
perdagangan Indonesia-Brazil berada di urutan ke 33 besar dunia, sedangkan
untuk perdagangan di kawasan ASEAN, Indonesia berada di urutan ke-4 setelah
Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Neraca Perdagangan Indonesia – Brazil

2012 s.d. 2017 (Dalam US$)

Tahun Ekspor (A) Impor (B) Total (A+B) Saldo Indonesia

ke Brazil dari Brazil Negatif/Positif

2012 1.735.848.039 2.001.994.448 3.737.842.487 - 266.146.409

2013 1.604.409.159 1.999.021.370 3.603.430.529 - 394.612.211

2014 1.795.354.969 2.246.297.205 4.041.652.174 - 450.942.236

2015 1.374.913.763 2.180.799.748 3.555.713.511 - 805.885.985

13
2016 1.225.472.658 2.204.412.424 3.429.885.092 - 978.939.756

2017 1.351.081.178 1.771.943.126 3.123.024.304 -420.861.948

(Sumber: SECEX / MDIC, Januari 2018)

Komoditas yang paling banyak diperdagangkan dari Indonesia ke Brazil


yaitu: coconut (copra),palm kernel; natural rubber; parts and accessories of the
motor vehicles; yarn; palm oil and its Fractions. Sedangkan, komoditas yang
paling banyak diperdagangkan dari Brazil ke Indonesia, yaitu: bagacos and other
solid waste from soybean; other cane sugars; cotton simply debulated; other
products semi manufacture.

3. Sosial dan Budaya

Untuk memajukan kerjasama sosial budaya, termasuk di bidang


pendidikan, kedua negara telah memiliki perjanjian yang ditandatangani tanggal
12 Juli 2008 di Jakarta. Bidang-bidang kerjasama yang tercakup dalam perjanjian
antara lain meliputi misi pertukaran pengajar, peneliti dan siswa, proyek
penelitian bersama untuk mengembangkan sumber daya manusia di universitas,
pertukaran dokumen dan publikasi dari hasil penelitian bersama, bantuan teknis
bagi pengembangan dan pelatihan pengajar; dan sebagainya.

Indonesia telah beberapa kali mengirimkan misi kesenian ke Brasil untuk


mengadakan pertunjukan di beberapa kota. Pada kesempatan kunjungan Presiden
RI ke Brasil dan dalam rangka peringatan hubungan bilateral RI-Brasil ke-55,
pada tanggal 19 November 2008 di kota Rio de Janeiro telah diadakan Gala
Dinner yang menampilkan tim kesenian Indonesia. Pada tanggal 19-20 November
2009, KBRI Brasilia dan Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa menampilkan
tim kesenian dan peragaan busana batik untuk mengisi acara Festival Indonesia di
kota Rio de Janeiro.

14
4. Investasi

Investasi Indonesia di Brasil melalui pembangunan pabrik rokok Djarum


di Bahia, Brasil merupakan realisasi kerjasama antara PT Djarum Indonesia
dengan Golden Leaf Tobacco, Ltd. (GLT). Dalam kerangka kerjasama tersebut,
GLT berkewajiban untuk membayar biaya lisensi yang jumlahnya dihitung total
dari penjualan rokok yang dipasarkan secara eksklusif untuk wilayah Brasil dan
Amerika Latin. Pendirian pabrik rokok PT Jarum yang selesai dibangun pada
bulan April 2002 itu merupakan salah satu langkah positif dalam memperkenalkan
produk Indonesia serta menambah devisa negara. Sementara investasi Indonesia
lainnya di Brasil adalah di bidang kehutanan (Pulp) dan poliester (PT Pulp).

5. Pertanian

Pemerintah Brasil sebagai salah satu negara yang mengembangkan sektor


pertanian dengan baik disamping sektor industri lainnya. Saat ini telah terdapat
Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama di bidang Pertanian yang ditandatangani
oleh Menteri Pertanian kedua negara di Brasilia tanggal 18 November 2008 pada
saat kunjungan Presiden RI ke Brasil. Sebelumnya Menteri Pertanian kedua
negara pada tanggal 16 Maret 2007 di Jakarta telah pula menandatangani
pembentukan Komite Konsultasi di bidang Pertanian (Consultative Committee on
Agriculture/CCA) sekaligus melakukan pertemuan pertamanya. Pembentukan
CCA ini tidak terlepas dari upaya Brasil untuk mengekspor daging sapinya ke
Indonesia, namun hal ini masih terhambat oleh isu Penyakit Mulut dan Kaki
(PMK) yang ditengarai masih terdapat di wilayah Selatan Brasil.

D. Beberapa Persetujuan Kerjasama yang dihasilkan antara Indonesia


dan Brasil
1. Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Federasi Brasil mengenai Pembentukan Konsultasi
Bilateral (Brasilia, 18 September 1996)
2. Persetujuan Perdagangan antara Pemerintah RI dan Pemerintah
Republik Federasi Brasil (Brasilia, 18 September 1996)

15
3. MoU antara Banco de Brasil dengan Bank Indonesia (Brasilia, 15
Juli 1997)
4. Nota Kesepahaman antara Departemen Pertanian RI dan
Kementerian Pertanian, Peternakan dan Pangan Brasil mengenai
Pembentukan Komite Konsultasi Pertanian (Jakarta, 16 Maret
2007)
5. Nota Kesepahaman Pembentukan Komisi Bersama (Brasilia, 24
Agustus 2007)
6. Nota Kesepahaman Kerjasama di bidang Pendidikan antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Brasil
( Jakarta, 12 Juli 2008)
7. Protocol of Intent tentang Kerjasama Teknik di bidang Teknik
Produksi Bio Etanol antara Pemerintah RI dengan Pemerintah
Brasil (Jakarta, 12 Juli 2008)
8. Persetujuan Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan
Dinas antara Pemerintah RI-Brasil (Jakarta, 12 Juli 2008)
9. Deklarasi Strategic Partnership RI-Brasil (Brasilia, 18 November
2008)
10. MoU Kerjasama Energi dan Pertambangan antara Pemerintah RI-
Brasil (Brasilia, 18 November 2008)
11. MoU dibidang Pertanian antara Pemerintah RI dan Pemerintah
Brasil (Brasilia, 14 November 2008)
12. MoU Kerjasama Pemberantasan Kemiskinan (Brasilia, 18
November 2008)
E. Pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerjasama
Seperti diketahui, hubungan yang selama ini terjalin apik
terganggu dengan aksi protes yang dilakukan pemerintah Brasil kepada
pemerintahan Joko Widodo pasca eksekusi mati warga negara Brasil,
Marco Archer Cardoso, terpidana kasus narkoba pada 18 Januari. Satu lagi
terpidana warga Brasil, Rodrigo Gularte, masih menunggu jadwal
eksekusi.Kondisi itu membuat warga Brasil yang tinggal di Indonesia jadi

16
tidak tenang, begitu juga sebaliknya. Bek Arema Cronus yang berasal dari
Brasil, Fabiano Beltrame, turut mencermati kondisi ini. Fabiano sangat
berharap masalah itu segera selesai. "Sebelumnya, hubungan antara
Indonesia dengan Brasil sangat bagus," kata pemain berusia 32 tahun itu.
Sejak awal, Fabiano mengikuti perkembangan hukuman mati
warga Brasil di Indonesia. Namun, dia tidak bisa ikut campur karena
setiap negara punya hukum dan budaya berbeda.
"Setiap orang pasti bisa salah dan ada konsekuensi untuk kesalahan
itu. Di Indonesia ada hukuman mati. Tetapi, di Brasil, tidak ada. Orang
Indonesia juga ada yang ditangkap polisi Brasil karena membawa
Narkoba. Namun, dihukum enam tahun. Saat 2018 dia sudah bebas,"
ungkapnya.Hanya, Fabiano tidak bisa memprotes pemerintahan Indonesia
karena dia menyadari setiap negara punya aturan dan kedaulatannya
masing-masing.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama 57 tahun hubungan Indonesia dan Brasil telah berkembang


dan terjalin baik. Hal ini dimungkinkan karena kedua negara memiliki
banyak kesamaan. Indonesia dan Brasil tidak saja sebagai negara
demokrasi besar, tapi kedua negara ini juga memiliki sejarah persahabatan
yang panjang. Kedua negara ini, memiliki sumber daya alam yang cukup
melimpah. Dari segi Ekonomi dan Perdagangan kerjasama perdagangan
Indonesia dan Brazil dari impor dan ekspor masih di bawah 1% dari total
perdagangan kedua negara di dunia. Jadi kami menilai dapat dinaikkan
sampai 2% sampai 3%. Namun dalam aspek ini, terdapat kendala utama,
yakni lambatnya upaya perkembangan peningkatan perdagangan antar
kedua negara tropis ini adalah ongkos transportasi, tarif masuk, pajak yang
tinggi (mencapai 45-120% dari nilai CIF/Cost Insurance Freight), tuduhan
praktek dumping, penerapan safeguard measures dan sistem kuota. Dari
segi politik, Pemerintah Brazil mendukung integritas wilayah NKRI dan
langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
dalam pemajuan HAM dan demokrasi.

B. Saran
Dengan mengetahui dan mempelajari perdagangan dan kerjasama
internasional anatara Indonesia dan berasil merupakan hal yang penting
menambah pengetahuan.Sebagai mahasiswa kita dapat memahami arti
penting dilakukannya kerjasama internasional.
Dengan adanya perdagangan dan kerjasam Indonesia dengan
berasil diharapkan akan berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan
negara tersebut, kareana suatu negara tidak akan mampu berkembang dan
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa melibatkan negara lain sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dinegaranya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://betriscan.blogspot.co.id/2013/12/hubungan-negara-indonesia-dengan-
brazil.html ( Diakses pada tanggal 01 Mei 2018)

http://pengantardiplomasi.blogspot.co.id/2010/06/perkembangan-diplomatik
indonesia.html (Diakses pada tanggal 01 Mei 2018)

http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/06/17/report-1402981325.pdf (Diakses
pada tanggal 07 Mei 2018)

https://id.scribd.com/doc/44048230/Bentuk-Kerjasama-Indonesia-Brazil (Diakses
pada tanggal 07 Mei 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai