Anda di halaman 1dari 2

ENERGI ASIA

Asia adalah benua yang paling energik di dunia ini. Betapa tidak. Selain merupakan
benua terbesar di dunia dengan luas mencapai 44.6 juta km2, secara geologis juga merupakan
benua yang aktif. Gunung api paling aktif terdapat di benua ini, terutama di wilayah Asia
Timur. Bentang alamnya pun yang paling ekstrim di muka bumi. Titik terendah bumi, yaitu
di Laut Mati di Yordania, titik tertinggi yaitu Gunung Everest di Himalaya yang mencapai 9
km. Secara demografis, hampir sepertiga penduduk dunia bermukim di wilayah ini. Negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, terbesar kedua dan keempat di dunia, China, India
dan Indonesia jelas bercokol di benua ini.
Belum lagi kalau bicara peradaban yang paling tua. Peradaban yang diketahui paling perdana
di dunia adalah Sumeria. Terletak di bagian selatan Mesopotamia (Irak bagian selatan),
peradaban itu terletak di lembah subur Tigris dan Efrats. Para petani Sumeria berhasil
membudidayakan tanaman pangan secara berlimpah. Mereka menetap di daerah itu pada
5500-4000 SM.
Sedang Peradaban Lembah Indus (Harappa) yang berkembang pada era perunggu
3300-1300 SM berkutat terutama di wilayah timur laut Afghanistan ke arah Pakistan dan
barat laut India. Peradaban ini sangat luas pengaruhnya. Pada puncak Peradaban Indus,
penduduk bisa mencapai lebih dari lima juta jiwa. Di Sungai Indus mereka mengembangkan
produk pertukangan dan kerajinan tangan, disamping metalurgi (perak, timah dan perunggu).
Kota-kota direncanakan secara relatif baik, terbukti dengan adanya sistem drainase,
pengadaan air, rumah yang terbuat dari batu bata. Bahkan diketemukan mainan anak-anak,
yang menunjukkan kesejahteraan penghuninya.
Ditinjau dari sudut ras, penduduk Asia dimasukkan dalam dua bagian besar ras, yaitu
Kaukasoid dan Mongoloid. Kaukasoid masih terbagi dalam dua sub-ras, yaitu sub-ras Hindi
dan sub-ras Armenoid. Sedang Mongoloid terbagi menjadi dua yaitu sub-ras Asiatis dan
Melayu. Wilayah ini juga merupakan lahirnya tiga agama samawi besar yakni Yahudi,
Nasrani dan Islam di Timur Tengah, serta lahirnya Agama Budha dan Hindu di Asia Selatan.
Kata Asia kemungkinan besar berasal dari kata asu. Suatu predikat bagi penduduk
Timur Tengah pada masa lalu teristimewa terhadap orang-orang Assyria. Kata itu sendiri
diartikan sebagai suatu daratan matahari terbit. Sudah sejak lama negeri Asia ini didatangani
para penjelajah Eropa. Marcopolo bertolak dari Venesia (Italia) pada 1271 dan merupakan
orang pertama yang berhasil mengunjungi hampir semua wilayah Asia. Vasco da Gama
menuju Asia melalui Tanjung Harapan (di ujung selatan benua Afrika) dan tiba di India pada
1489. Ferdinand Magelhaens menuju Asia melalui Selat Magelhaens (di ujung selatan benua
Amerika) dan tiba di Filipina pada 1519.
Pada abad pertengahan sekira tahun 1206 muncullah Jenghis Khan memimpin
Kekaisaran Mongol dengan garang dan ekspansif. Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh
Tiongkok, Asia Tenggara, India Utara, sebagian Rusia ke arah barat hingga beberapa wilayah
di Eropa tengah dan timur. Dalam sejarah, inilah kekaisaran terbesar kedua setelah imperium
Britania. Menguasai kira-kira 33 juta km2 pada masa puncak kejayaannya, dengan jumlah
penduduk hingga 100 juta lebih.
Fakta di atas menunjukkan bahwa, Asia senantiasa menjadi isu sentral permasalahan
dunia, yang juga dikarenakan letak gelogisnya-nya persis di tengah-tengah pusaran dunia.
Matahari memang benar-benar terbit di Asia, menciptakan keunggulan dan kehebatannya,
tetapi juga sekaligus memunculkan permasalahan yang menumpuk dan akut. Tingkat
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, persebaran yang timpang, pendapatan yang masih
rendah, angka harapan hidup yang rendah, tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah,
ditambah lagi konflik regional yang sering terjadi—yang sering ditunggangi oleh kepentingan
eksternal, menyebabkan Asia yang mahsyur seharum kenangan peradaban masa lalunya
belum tercapai.
Namun tak dapat disangkal, gerak langkah ekonomi yang paling progresif di dunia ini
adalah di Asia (Timur dan Tenggara). Tiga negara maju seperti Jepang, Korea Selatan dan
Singapura adalah ikon bagi macan-macan asia yang lain untuk bangun dari tidur dan bangkit.
Bahkan menurut laporan dari Mckinsey Global Institue pada September 2012 pada tahun
2030 Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia. Di asia nomor lima
setelah China, Jepang, India, Korea Selatan. Laporan tersebut mengatakan ‘ Indonesia’s fast
growing economy could become the world’s 7th largest by 2030, up from 16th today, but
only if it can further boost productivity to meet growth targets.’
Penutupan Asian Games di Jakarta beberapa lalu dengan mengusung tema ‘Energi
Asia’ telah usai. Apresiasi dari berbagai pihak dan media asing atas suksesnya hajatan olah
raga terbesar di benua Asia itu selain menambah kredit poin tersendiri buat bangsa, juga
memompa rasa percaya diri untuk mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade di
masa mendatang. Energi yang luar biasa yang dipancarkan bangsa ini mengelola event itu
serta partisipasi dan sportivitas bangsa Asia sebagai peserta, memupuk sebuah persaudaraan
regional. Pengalaman masa lalu bangsa Asia yang sangat energik dan energi yang
dipancarkan pada masa kini, akan mendorong wilayah ini untuk mencapai impian
kesejahteraannya.

FERRY YASIN
Guru geografi Ma darul ulum

Anda mungkin juga menyukai