NEGARA LAOS
DISUSUN OLEH:
A. Ekonomi
Pendapatan per kapitanya tercatat 986 dollar AS per tahun. Pendapatan per
kapita Thailand tercatat 4.700 dollar AS, Kamboja 700 dollar AS, sedangkan
Singapura mencatat pendapatan per kapita tertinggi sebesar 37.000 dollar
AS.Tapi semenjak Laos mulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan
berdirinya perusahaan swasta pada tahun 1986 dan juga saat pemerintah Laos
menetapkan kebijakan perubahan jangka panjang dalam struktur ekonomi Laos
dengan membuka kesempatan untuk penanaman modal asing dan swasta,
persaingan pasar bebas, dll pada tahun 1991, perekonomian Laos pun
berkembang pesat.
PDB Nominal Per Kapita Laos diperkirakan sebesar 2,931.800 USD pada 2019
seperti yang dilaporkan oleh International Monetary Fund - World Economic
Outlook. Rekor ini naik dari angka yang terakhir dilaporkan, yaitu 2,720.320 USD
pada 2018, berikut
Grafik nya :
Negara Asia Tenggara yang satu ini juga mengalami perlambatan ekonomi.
Buktinya, Laos Cuma mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,79 persen di
tahun 2018. Sementara di tahun 2017 ekonomi Laos bisa bertumbuh hingga 6,89
persen.
B. Teknologi
Pada Kamis malam (18 Juni), di Vientiane, ibukota Laos, Bank Perdagangan
Persero Investasi dan Pengembangan Vietnam (BIDV) mengadakan upacara
penerimaan, penyampaian program bantuan pengembangan sistem Teknologi
Informasi kepada Kantor Pemerintah Laos. Program ini termasuk mendidik dan
meningkatkan tarap kader teknologi informasi, peralatan dan pembentukan sistem
surat elektronik email khusus untuk kantor Pemerintah Laos, dengan total nilai
sebanyak 83.000 dolar Amerika Serikat. Dengan bantuan BIDV, fundasi teknologi
informasi kantor Pemerintah Laos telah ditingkatkan secara modern, meningkatkan
keamanan dan mengabdi secara baik bagi aktivitas permanen unit. Ini adalah
bidang yang diinvestasikan Pemerintah Laos untuk mengembangkan dan secara
berangsur menggejar tarap teknologi informasi yang modern dan maju di kawasan
C. Politic-Legal
Satu-satunya partai politik yang diakui di Laos adalah Partai Revolusioner Rakyat
Laos (LPRP). Kepala negara adalah seorang presiden yang ditentukan oleh
parlemen untuk masa jabatan 5 tahun. Kepala pemerintahan adalah seorang
perdana menteri yang ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan dari parlemen.
Kebijakan pemerintahan ditentukan oleh partai melalui 9 anggota yang sangat
berkuasa Politburo dan 49 anggota Komite Pusat. Keputusan pemerintah yang
penting ditentukan Dewan Menteri. Jenis kekuasaan negara Laos adalah republik
sosialis dan berbentuk kesatuan. Sistem pemerintahan adalah presidensil dan
parlemennya merupakan unikameral.
Secara umum struktur pemerintahan Laos bersifat parlementer dimana legisatif
memilih presiden sebagai kepala negara, kepala yudikatif dan anggota komisi tetap
dalam parlemen. Berikutnya, presiden berhak menunjuk Perdana Menteri sebagai
kepala pemerintahan dan membentuk kabinet dengan persetujuan parlemen yang
mana semua ini untuk masa jabatan lima tahun.
Kolonialisme dan Lahirnya Lao People’s Democratic Republic
Kolonialisme di Laos pertama kali dipelopori oleh Prancis sejak tahun 1893
melalui ultimatum terhadap Siam untuk menyerahkan sebagian daerah
kekuasaannya di bawah pemerintah Prancis yang mana saat itu wilayah Laos
sebagian besar diduduki oleh Siam. Berawal dari titik ini pula Laos dipandang
sebagai bagian dari kesatuan Siam padahal Laos merupakan wilayah kekuasaan
tersendiri yang saat itu– kebetulan dan kurang beruntungnya- terpecah menjadi 3
bagian dan sebagian dikuasai Siam bahkan China. Perjanjian Prancis dengan Siam
awalnya tidak menyebabkan seluruh wilayah Laos langsung jatuh pada pihak
Prancis sebab penentuan batas pada perjanjian tersebut hanya berdasarkan garis
sungai Mekong dan kurang sesuai dengan batas nyata distrik meuang yang telah
lama terbentuk. Berbagai perjanjian kemudian dilanjutkan Prancis untuk
memperluas wilayah kolonialisasinya dengan mencari legitimasi dari Inggris.
Setelah cukup berhasil membangun awal kolonialisme, Prancis mengadakan
resident superiur.
Sebuah jabatan yang berfungsi mengatur seluruh teritori Laos sejak tahun 1923
dimana saat itu Prancis menetapkan batas teritori Laos persis sebagaimana yang
sekarang digunakan (meliputi 3
meuang yang dulu terpecah). Sebagai sebuah contoh badan eksekutif sederhana,
resident superiur
memiliki badan penasihat yakni Indigenous Consultative Assembly yang
anggotanya ditunjuk oleh resident superiur dan umumnya merupakan penerus
keluarga-keluarga ningrat dahulu. Berkat dimulainya hubungan sosial antara orang-
orang Prancis dan bangsawan Laos ini maka keturunan darah biru Laos mulai
mengenal dunia pendidikan ala Barat dan disekolahkan di luar negeri, salah satunya
adalah Kaysone Phomvihane yang berkuliah di Universitas Hanoi, Vietnam. Saat
itu di Vietnam sedang berkembang pesat Partai Komunis Indochina yang diketuai
oleh Ho Chi Minh tahun 1930. Partai ini berusaha mengusung pemikiran Marxist
dan Leninist yang ingin memperjuangkan kelas proletar dan menumbangkan rezim
borjuis melalui sebuah revolusi. Semangat ini kemudian diaplikasikan Partai
Komunis Indochina untuk menghapus pengaruh Prancis di Indochina (Laos,
Kamboja, Vietnam).
Salah satu langkah yang dilakukan oleh partai ini adalah merekrut anggota dari
Indochina dan mengembangkan sayap melalui section, termasuk Lao section di
Laos. Perekrutan kelas elit atau keturunan raja dalam partai ini lambat laun berhasil
membuat luasnya dukungan masyarakat Laos terhadap partai ICP dan diterimanya
ideologi Marxisme-Leninisme dengan isu perjuangan kelas. Meskipun demikian
sempat terjadi pertentangan di pihak Laos sendiri paska 1945 (keluarnya Jepang
dari Laos). Keluarga kerajaan Laos sebagian menerima kembalinya Prancis ke Laos
sedangkan keturunan raja lainnya yakni pangeran Phetsarath, Souvanna Phouma
dan Souphanouvong menolak keras kembalinya berbagai intervensi pihak luar
terhadap Laos.
Pangeran Souphanouvong kemudian menjadi pelopor berdirinya Pathet Lao yang
bertransformasi menjadi Phak Pasason Lao/Partai Revolusioner Rakyat Laos/Lao
People's Revolutionary Party (LPRP). Kedua kubu ini meskipun bertentangan masih
sama-sama mendapat dukungan dari masyarakat– dan memang mudah bagi
mereka melakukannya–sebab prinsip budaya politik tradisional Laos yang masih
melekat khususnya karma sehingga masyarakat mudah percaya terhadap nilai-nilai
yang diserukan oleh keturunan raja.
Laos merupakan negara yang menganut sistem one authoritarian party sehingga
hanya ada 1 partai yang menduduki kekuasaan di negara ini yaitu Lao People's
Revolutionary Party (LPRP). Dalam konstitusi Laos yang diadopsi pada Agustus
1991 tepatnya pada Artikel 3, dikatakan bahwa LPRP merupakan inti
pimpinan(leading nucleus)
dalam sistem politik di Laos. Undang-undang LPRP yang kemudian direvisi pada
Kongres Partai ke-5 di tahun 1991 semakin menunjukkan peran dominan dari partai
ini seperti yang ditunjukkan dalam paragraf berikut.
“The party is...the leading core of the entire political system, hub of intelligence, and
representative of the interest of the people of all strata. The party formulates and
revises the major lines and policies on national development in all spheres; finds
solutions to major problems; determines the policies regarding personnel
management, training of cadres, and supplying key cadres for different levels;
controls and supervises activities of party cadres and members, state agencies and
mass organizations.”
Melalui pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa LPRP merupakan pemimpin inti
dari keseluruhan sistem politik Laos. Partai ini juga dapat merumuskan kebijakan
dalam hal pembangunan nasional di berbagai lapisan, memberikan solusi bagi
permasalahan-permasalahan utama serta mampu mengendalikan dan mengawasi
aktivitas kader dan anggota partai, perwakilan negara, dan organisasi massa.
Struktur Partai
LPP telah mengalami perkembangan secera stabil dalam hal anggota yang awalnya
berjumlah 300 menjadi 400 orang. Pada tahun 1965, anggotanya mencapai 11.000
orang kemudian mencapai angka 21.000 orang ketika akan memasuki koalisi final
dengan RLG
(Royal Lao Government) di tahun 1972. Pada 1975, ketika LPP mencapai
kekuasaannya secara penuh keanggotaan telah berhasil mencapai 25.000 orang
dan pada Kongres Partai Kelima di tahun 1991 LPRP telah menyatakan bahwa
anggotanya telah meningkat hingga pada jumlah 60.000 orang. LPRP memiliki cara
kerja yang sama dengan partai komunis khususnya dengan
Vietnamese Communist Party. Dalam struktur partai ini, kekuasaan tertinggi terletak
pada kongres partai yakni pertemuan yang dihadiri oleh seluruh kader partai yang
datang dari seluruh wilayah di Laos selama beberapa hari untuk melaksanakan
agenda-agenda diantaranya mempelajari perencanaan strategi partai di masa
depan dan mengesahkan keputusan yang telah diambil oleh pimpinan partai.
Kemudian struktur di bawahnya ditempati oleh Central Committee(sejak
dihapuskannya Secretariat pada tahun 1991) yaitu para elit partai yang akan
mengisi posisi politik di negara ini. Selain diisi oleh anggota Politburo dan mantan
anggota Secretariat, komite ini juga terdiri atas menteri pemerintahan, pimpinan
tentara, sekretaris komite partai provinsi, dan ketua organisasi massa.
Central Committee terdiri atas 21 anggota dan 6 wakil kemudian pada kongres
partai keempat, jumlahnya semakin meluas menjadi 51 orang dan 9 wakil. Jumlah
perempuan di Central Committee meningkat dari tiga hingga lima, termasuk
Thongvin Phomvihan, kemudian istri Sekretaris Jenderal Kaysone yang merupakan
ketua LPRP's People's Revolutionary Youth Union dan pada tahun 1982 menjadi
wanita pertama yang ditunjuk oleh
Central Committee.Meskipun LPRP menyatakan persamaan etnis dalam partainya,
Komite Sentral didominasi oleh golongan Lao lowland. Kelompok minoritas upland
tetap jarang diwakili pada tingkat tertinggi kepemimpinan partai, hanya terdapat
empat anggota kelompok etnis minoritas yang duduk di Komite Sentral dan terpilih
pada Kongres Partai Kelima.
Komite Sentral dijalankan oleh sejumlah komite bawahan (subordinate). Komite ini
meliputi Kantor Komite Sentral dan lima kantor lainnya yaitu Komite Organisasi,
Komite Propaganda dan Pelatihan, Komite Pengendali Partai dan Negara, Komite
Administratif Partai dan Sekolah Negara untuk Teori Politik, dan Komite Penyebaran
Kebijakan Partai. Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana proses
pengambilan keputusan dalam Politburo, kolegialitas telah menjadi cara yang paling
lama digunakan dan telah berkembang. Masing-masing 16 provinsi yang terdapat di
Laos diarahkan oleh komite partai yang diketuai oleh sekretaris partai yang
merupakan tokoh politik yang dominan di provinsi ini. Pada tingkat yang lebih
rendah terdapat 112 kabupaten (muang), dibagi lagi menjadi kecamatan (tasseng),
masing-masing dengan komite partai mereka sendiri. Secara administratif,
kecamatan telah dihapuskan pada prinsipnya sejak sekitar tahun 1993, namun
pelaksanaannya tidak merata di seluruh provinsi.
Sementara itu posisi sebagai kepala pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri,
Wakil Perdana Menteri dan jajarannya untuk masa jabatan 5 tahun. Perdana
Menteri dipilih oleh presiden dengan persetujuan parlemen dan selanjutnya
pengangkatan jajaran pemerintahan seperti gubernur dan jendral militer menjadi
hak Perdana Menteri yang kemudian akan dilantik oleh Presiden. Presiden Laos
dipilih oleh 2/3 dukungan dari Majelis Nasional (National Assembly) untuk masa
jabatan 5 tahun. Hal ini menjadi suatu ketetapan yang mengubah jabatan presiden
dari yang semula hanya posisi ceremonial menjadi suatu kekuasaan politis yang
penting. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, presiden dapat menunjuk
maupun memberhentikan perdana menteri dan anggota pemerintahan dengan
persetujuan Majelis Nasioanal.
Selain itu, presiden juga menerima dan menunjuk duta besar serta dapat
menyatakan keadaan darurat atau perang. Kekuasaan yang diberikan kepada
presiden telah mengalami perkembangan ketika proses penyusunan konstitusi,
namun kematian mendadak dari Kaysone, yang sebelumnya menjadi perdana
menteri kemudian menjadi presiden setelah adanya penyebaran konstitusi,
kemudian menimbulkan keraguan dalam hal potensi kekuasaan relatif di antara dua
kantor
(two offices). Walau bagaimanapun, presiden memimpin angkatan bersenjata dan
memiliki hak serta kewajiban untuk meyebarkan hukum dan surat keputusan.
Organisasi utama untuk administrasi adalah pemerintahan yang teridiri atas
perdana menteri (selaku pimpinan), deputi perdana menteri, menteri, dan kepala
kementerian (setara dengan komite negara). Perdana menteri dipilih oleh presiden
dengan persetujuan Majelis Nasional untuk masa jabatan 5 tahun. Kewajiban dari
posisi ini meliputi memimpin dan mengawasi kerja dari kementerian dan komite
pemerintahan dan juga bagi gubernur provinsi dan walikota. Perdana menteri
menunjuk semua deputi dalam dua level pemerintahan tersebut serta bagi pimpinan
distrik lokal.
Majelis nasional yang merupakan badan legislatif tertinggi adalah majelis yang
dipilih setiap lima tahun sekali. Penetapan ini pada awalnya digunakan pada zaman
kolonial RLG dan Perancis pada akhir tahun 1975. Terletak di sebuah gedung yang
lebih besar dari pada masa kolonial, majelis nasional berfungsi sebagai pembuat
keputusan yang berkaitan dengan isu-isu fundamental serta mengawasi organ
administratif dan peradilan. Sebagai sebuah badan legislatif, Majelis Nasional
memiliki power yang besar, di antaranya adalah mampu memilih serta
memberhentikan presiden, Mahkamah Agung dan Jaksa Penuntut Umum, yang
tentunya diawali dengan banyak pertimbangan dan rekomendasi dari pihak-pihak
tertentu lain. Power lain yang dimiliki oleh Majelis Nasional mencakup amandemen
konstitusi, menetapkan pajak, menyetujui anggaran negara, mendukung atau
membatalkan undang-undang, serta memilih atau menghapus tokoh-tokoh
peradilan dalam sistem pemerintahan suatu negara. Anggota dari Majelis Nasional
sendiri memiliki hak untuk menginterpelasi anggota pemerintah Selain itu, Majelis
Nasional juga dapat meratifikasi perjanjian serta memutuskan pernyataan perang
dan perdamain. Power yang dimiliki Majelis Nasional memang terbukti memiliki
batasan, meskipun menurut aturan, Majelis Nasional hanya bertemu di dalam suatu
persidangan sebanyak dua kali dalam setahun.
Selain itu, komite tetap (standing committee) untuk sementara juga dapat
menyelenggrakan sidang luar biasa jika dibutuhkan. Konstitusinya juga tidak
menentukan jumlah dari anggota Majelis Nasional yang mana calon-calonnya
ditetapkan oleh LPRP. Dalam pemilihan pada tahun 1989, ada setidaknya 79
anggota dalam Majelis Nasional yang merepresentasikan masing-masing distrik
yang ada, yaitu sekitar 40.000 sampai 50.000 orang. Kampanye pemilihan tersebut
berlangsung selama dua bulan. Proses pemilihannya berisi semacam eliminasi
terhadap kandidat-kandidat yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan sampai
tersisa kandidat-kandidat yang terpilih di akhir pemilihan.
Setelah lepas dari cengkremana kerajaan sampai abat ke-18 kemudian dikuasai
oleh Thailand. Selanjutnya Perancis menguasai Laos di abad ke-19. Perancis
menggabungkan Laos ke dalam traktat Indochina (1893). Laos juga sempat dijajah
Jepang selama Perang Dunia II. Pada tahun 1949 Laos merdeka dengan nama
Kerajaan Laos yang waktu itu dipegang oleh Raja Sisavang Vong. Dengan daerah
dataran rendah Loas berpotensi menjadi salah satu negara pemasok bahan pangan,
terutama beras. Luas daratan Laos mencapai 236.800 kilometer persegi. Dengan
jumlah penduduk yang sedikit (6,2 juta) tentulah Laos membutuhkan bahan pangan
yang rendah sehingga kelebihan produksi bisa diekspor. Saat ini Vietnam menjadi
negara pengekspor beras terbesar di Asean. Selain beras Vietnam pun menjadi
negara ketiga penghasil kopi terbesar di dunia, satu tingkat di atas Indonesia.
Keunggulan dalam sektor ekonomi bisa dijadikan sebagai salah satu sektor kunci
bagi Laos untuk berperan dalam kancah politik di Asean.
Kelemahan Laos dalam percaturan ekonomi dan politik di Asean adalah negara ini
tidak mempunyai wilayah perairan laut. Kondisi ini membuat roda perekomonian
Laos tergantung pada angkutan udara ke internasional dan transportasi darat dan
sungai dengan negara-negara tetangga. Sebagai negara yang memilik banyak faktor
kedekatan dan kesamaan di kawasan Asean Laos bisa menjadi negara kunci dalam
menengahi konflik wilayah. Misalnya, konflik antara Thailand dan Kamboja,
perselisihan antara Vietnam dan Kamboja. Laos juga bisa berperan langsung dalam
mendorong perdamaian antar etnis di Myanmar, serta konflik negara tetanggannya
dengan China. Peranan aktif Laos di kawasan Asean sangat ditentukan oleh
pemerintahan yang berkuasa. Pandangan penguasa Laos terhadap peranan
sebagai negara kunci di Asean menjadi faktor yang sangat menentukan dalam
memberikan kontribusi di Asean. Secara politis selama ini Laos dipengaruhi oleh
China dan Vietnam. Akbatnya, Loas terjepit antara kepentingan politik China dan
Vietnam di kawasan tsb. Kerja sama Laos dengan negara anggota Asean di
kawasan tsb. penting karena secara geografis Laos diapit oleh negara-negara
Asean. Kondisi ini membuat kontak Laos ke dunia luar di luar Asean hanya bisa
dilakukan dengan transportasi udara yang juga melewati udara Asean. Maka,
langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah Laos adalah berpaling dari dua
‘raksasa’ tsb. (China dan Vietnam) ke negara tetangga yang menjadi partner di
komonitas Asean. Dalam kaitan itulah diharapkan negara-negara Asean yang
berbatasan langsung dengan Laos didorong untuk meningkatkan kerja sama
bilateral dalam berbagai sektor dengan Laos.
Ketiga, adanya policy goals yang ingin dicapai pemerintah Laos dalam
mengembangkan sektor pariwisata. Melalui kebijakan pemerintah yang berupa
plan dan strategi, Laos mendapatkan keuntungan perekonomian yang dihasilkan
dari konribusi sektor pariwisata, adanya peningkatan jumlah destinasi wisata
yang
ada di berbagai provinsi di Laos yang dihasilkan dari proyek-proyek yang ada di
Laos serta dari masyarakat sekitar, dan banyaknya peluang kerja di bidang
pariwisata yang terbuka sehingga menciptakan pertumbuhan pekerja yang stabil
di Laos, dimana hal ini membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat
kemiskinan yang masih tinggi di Laos.
Keempat, adanya tujuan dalam melindungi dan mempromosikan objek
nasional. Dalam hal melindungi pemerintah melakukan kerjasama dengan
berbagai mitra kerjasama yang melakukan kerjasama melalui proyek pariwisata
dalam menciptakan kawasan Lindung yang telah diatur dalam dekrit tentang
hukum pariwisata di Laos, melakukan penyuluhan langsung terhadap
masyarakat
di daerah objek tersebut berada untuk meningkatkan rasa keperdulian,
pengawasan dan perlindungan objek pariwisata juga dilakukan oleh pemerintah
melalui empat tingkat state administration yaitu central, provincial, district dan
village. Dalam hal promosi, pemerintah pada era Khamtai sampai Choummaly
menggunakan internet sebagai sumber yang mudah untuk diakses dalam
mempromosikan acara-acara yang dapat menarik perhatian wisatawan asing
B. Ancaman
Bentuk ancaman untuk Negara laos tersendiri sekarang belum tampak jelas
namun Negara laos ini selalu mengantisipasi ancaman dari Negara-negara lain
apalagi dari sector perekomonian dinegara tersebut, selalu mengcontrol
pergerakan ekspor impor dengan Negara lain.