Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TRANSCULTURAL NURSING DI NEGARA LAOS

Oleh
Kelompok 7

Made Ary Wahyu Widiantari KP.13.200.08


Ni Putu Rika Srinadi KP.13.200.17
I Made Alit Pebrianta KP.13.200.22
I Ketut Alit Wira Permana KP.13.200.30

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IX/UDAYANA
DENPASAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan karunia, rahmatdan hidayat-Nya yang berupa kesehatan,
sehingga makalah yang berjudul “Transcultural Nursing di Negara Laos” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini di susun sebagai tugas kelompok mata kuliah Asean


Transkultural Nursing. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai transcultural


nursing yang ada di Negara Laos dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami
ucapkan terimakasih.

Denpasar, 20 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
1.4 Metode Penulisan.....................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Transkultural Nursing di Negara Laos.......................................3
2.2 Konsep Budaya di Negara Laos...............................................................5
2.3 Profil Keperawatan di Negara Laos.........................................................7
2.4 Tren dan Isu Transcultural Nursing di Negara Laos................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transkultural Nursing merupakan wilayah keilmuwan budaya pada proses


belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dankesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkanpada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia.
Transkultural Nursing di Asean sungguh beragam dengan budaya yang
menarik dari berbagai wilayah yang ada di Negara – Negara Asean. Asean
yang terdiri dari 10 negara yaitu, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand,
Filipina, Brunai Darussalam, Singapura, Laos, Kamboja, dan Myanmar. Setiap
Negara tersebut mempunyai Budaya yang berbeda – beda dan Budaya tersebut
menjadi ciri khas budaya masing – masing dari Negara yang ada di Asean.
Mengenai budaya tidak banyak orang yang tahu tentang transkultural
nursing dan budaya di Negara – Negara ASEAN, lebih – lebih transkultural
nursing di Negara Laos. Hal itu banyak yang belum mengetahui transkutural
di Negara Laos itu seperti apa. Dengan begitu kami akan membahas mengenai
Transkultural Nursing di Negara Laos, agar kita tahu dan dapat pahami
mengenai transcultural yang ada di Negara Laos.

1.2 Identifikasi Masalah


1.2.1 Apa Definisi Transcultural Nursing di Negara Laos ?
1.2.2 Bagaimana Konsep Budaya di Negara Laos ?
1.2.3 Bagaimana Profil Keperawatan di Negara Laos ?
1.2.4 Apa Saja Tren dan Isu di Negara Laos ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dari Transcultural Nursing di Negara Laos
1.3.2 Mengetahui Konsep Budaya di Negara Laos

1
1.3.3 Mengetahui Profil Keperawatan di Negara Laos
1.3.4 Mengetahui Tren dan Isu di Negara Laos

1.4 Metode Penulisan


Menjabarkan secara keseluruhan tentang Transkultural Nursing di Negara
Laos.

1.5 Sistematika Penulisan


Bab satu terdiri dari lima sub bab. Pertama adalah latar belakang yang
menjelaskan tentang transkultural nursing secara luas dan berkaitan dengan
Negara Laos. Kedua adalah identifikasi masalah yang menjelaskan tentang
apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini berkaitan dengan transkultural
nursing. Ketiga adalah tujuan penulisan yang menjelaskan tentang apa tujuan
kami membuat makalah ini. Keempat adalah metode penulisan yang berisi
tentang metode yang digunakan untuk membuat makalah ini. Bagian yag
kelima adalah sistematika penulisan yang berisi tentang apa saja isi yang
terdapat dalam makalah ini.
Bab kedua terdiri dari empat sub bab. Pertama adalah menjelaskan tentang
definisi dari transkultural nursing dan Negara Laos. Kedua menjelaskan
tentang konsep budaya di Negara Laos. Ketiga menjelaskan tentang profil
keperawatan di Negara Laos. Keempat menjelaskan tentang trend an isu
seputar transcultural nursing di Negara Laos.
Bab ketiga yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Transcultural Nursing di Negara Laos


Laos adalah sebuah Negara Republik yang dikelilingi oleh daratan dan
terletak di bagian utara Semenanjung Indochina. Laos berasal dari kata Lan
Xang yang artinya kerajaan gajah. Negara ini adalah satu-satunya Negara di
kawasan Asia Tenggara yang tidak memiliki pantai. Laos pernah dijajah oleh
Prancis dan memperoleh kemerdekaan pada 22 Oktober 1953 dalam bentuk
kerajaan. Sejak 2 Desember 1975 kerajaan Laos berubah menjadi Republik
Laos. Laos adalah salah satu negara komunis dengan kepala pemerintahan
berupa presiden yang bernama Choummaly Sayasone dan dibantu oleh
perdana menteri yang bernama Bouasone Bouphavanh. Negara Laos
mempunyai lembah sungai subur sehingga banyak menghasilkan tanaman
pertanian dan perkebunan, terutama padi, kopi, dan tembakau. Memiliki
sumber-sumber tambang mineral, seperti timah, tembaga, emas, dan perak.
Wilayahnya didominasi perbukitan dan pegunungan yang tertutup hutan lebat,
sehingga menghasilkan kayu sebagai salah satu komoditasnya. Potensi Sosial
Budaya Terdiri atas berbagai macam suku bangsa dengan berbagai macam
budayanya, Masyarakatnya sebagian besar masih patuh pada tradisi, Memiliki
bahasa nasional, yaitu bahasa Lao. Namun dalam kehidupan sehari-hari, selain
bahasa nasionalnya masyarakat juga menggunakan bahasa Thai, Inggris, dan
Prancis.
1. Sejarah Negara Laos
Awal sejarah Laos didominasi oleh Kerajaan Nanzhao, yang
diteruskan pada abad ke-14 oleh kerajaan lokal Lan Xang yang
berlangsung hingga abad ke-18, setelah Thailand menguasai kerajaan
tersebut. Kemudian Perancis menguasai wilayah ini di abad ke-19 dan
menggabungkannya ke dalam Indochina Perancis pada 1893. Setelah
penjajahan Jepang selama Perang Dunia II, negara ini memerdekakan diri
pada 1949 dengan nama Kerajaan Laos di bawah pemerintahan Raja
Sisavang Vong.

3
Keguncangan politik di negara tetangganya Vietnam membuat
Laos menghadapi Perang Indochina Kedua yang lebih besar (disebut juga
Perang Rahasia) yang menjadi faktor ketidakstabilan yang memicu
lahirnya perang saudara dan beberapa kali kudeta. Pada 1975 kaum
komunis Pathet Lao yang didukung Uni Soviet dan komunis Vietnam
menendang pemerintahan Raja Savang Vatthana dukungan Amerika
Serikat dan Perancis. Setelah mengambil alih negara ini, mereka
mengganti namanya menjadi Republik Demokratik Rakyat Laos yang
masih berdiri hingga saat ini. Laos mempererat hubungannya dengan
Vietnam dan mengendurkan larangan ekonominya pada akhir dekade
1980an dan dimasukkan ke dalam ASEAN pada 1997.

2. Bentuk Pemerintahan Negara Laos

a. Bentuk Negara : Republik Sosialis


b. Ibukota : Vientiane
c. Kepala Negara : Presiden
d. Kepala pemerintahan : Perdana Menteri
e. Bentuk Negara : Kesatuan
Negara Laos terbagi dalam 16 provinsi dan sebuah zona khusus yang
diperintah secara militer.
f. Sistem pemerintahan : Parlementer
Kepala Negara dipimpin oleh Presiden dan Kepala Pemerintahan
dipimpin oleh Perdana Menteri.

3. Geografis Negara Laos


Laos adalah negara yang terhimpit oleh daratan di Asia Tenggara dan
diselimuti hutan lebat yang kebanyakan bergunung-gunung, di mana salah
satunya yang tertinggi adalah Phou Bia dengan ketinggian 2.817 m dari
permukaan laut. Laos juga memiliki beberapa dataran rendah dan dataran
tinggi. Sungai Mekong membentuk sebagian besar dari perbatasannya
dengan Thailand, sementara rangkaian pegunungan dariRantai
Annam membentuk sebagian besar perbatasan timurnya dengan Vietnam.

4
Iklim Laos adalah tropis dan dipengaruhi oleh angin musim. Musim
penghujan berlangsung dari Mei hingga November, diikuti oleh musim
kemarau sejak December sampai April. Ibukota dan kota terbesar di Laos
adalah Vientiane, kota-kota besar lain meliputi Luang
Prabang,Savannakhet, dan Pakse.
Pada 1993, pemerintah mencanangkan 21% dari wilayah negara
sebagai Area Konservasi Keanekaragaman Hayati Nasional (National
Biodiversity Conservation Area/NBCA), yang mungkin akan
dikembangkan menjadi sebuah taman nasional. Bila telah selesai, maka ia
diperkirakan akan menjadi taman nasional terbaik dan terluas di Asia
Tenggara.
Sejumlah spesies binatang baru telah ditemukan atau ditemukan
kembali di Laos beberapa tahun terakhir. Termasuk di dalamnya kelinci
Annam, saola, dan yang terbaru adalah tikus batu Laos atau kha-nyou.

2.2 Konsep Budaya Negara Laos


Orang Laos terkenal karena kesabaran dan kesederhanaannya, terutama
para pengikut agama Buddha. Orang-orang Buddha menemukan kebahagiaan
dalam kesederhanaan.
Agama Buddha Theravada mendominasi di Laos. Agama ini mewarnai
seluruh Laos mulai dari bahasa sampai kuil dan dala seni, literatur,
pertunjukan seni, dan lain-lain. Banyak elemen budaya Laos merupakan
warisan Buddhisme. Misalnya, musik nasional Laos yang didominasi oleh alat
musik Khaen, yaitu alat musik dari pipa bambu yang berasal dari zaman pra
sejarah. Agama Theravada telah banyak memengaruhi kebudayaan Laos.
Pengaruhnya dapat terlihat pada bahasa, seni, sastra, Seni tari, dll. Musik Laos
didominasi oleh alat musik nasionalnya, disebut khaen (sejenis pipa bambu).
Sebuah kelompok musik umumnya terdiri dari penyanyi (mor lam) dan
seorang pemain khaen (mor khaen) bersama pemain rebab dan pemain
instrumen lain. Lam saravane adalah jenis musik terpopuler di antara musik-
musik Laos, tetapi etnis Lao di Thailand telah mengembangkannya menjadi

5
mor lam sing yang menjadi salah satu best-selling internasional. Salah satu
bukti penting dari kebudayaan Laos kuno terdapat di Dataran Guci.
Laos mengembangkan budaya dan adat istiadatnya sebagai persimpangan
perdagangan dan migrasi pedalaman di Asia Tenggara selama ribuan tahun.
Pada tahun 2012 Laos memiliki populasi sekitar 6,4 juta yang tersebar di
236.800 km2 (91.400 mil persegi), menghasilkan salah satu kepadatan
populasi terendah di Asia. Namun negara Laos memiliki jumlah resmi lebih
dari empat puluh tujuh etnis yang dibagi menjadi 149 sub-kelompok dan 80
bahasa yang berbeda. Lao Loum memiliki sepanjang sejarah negara yang
terdiri dari etnis dan bahasa mayoritas. Di Asia Tenggara, budaya Lao
tradisional dianggap sebagai salah satu budaya India (bersama dengan Burma ,
Thailand , dan Kamboja ).
Bahasa Laos (ພາສາລາວ phasa lao) (BGN/PCGN: phasa lao, IPA:
[pʰ8aːsaː laːw]) adalah bahasa bernada dari keluarga bahasa Kradai yang
merupakan bahasa resmi negara Laos. Dialek bahasa Lao dituturkan di
Thailand Timur Laut sebagai bahasa Isan. Selain sebagai bahasa utama bangsa
Lao, bahasa Laos merupakan bahasa kedua bagi berbagai suku bangsa di Laos
dan Isan. Seperti halnya bahasa-bahasa di Laos, bahasa Laos ditulis dengan
huruf abugida. Walaupun tidak ditetapkan sebagai standar resmi, dialek
Vientiane secara de facto adalah dialek resmi bahasa Laos.
“Sinh”adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita di Laos.Sinh
adalah rok wanita sederhana yang terbuat dari sutra atau katun yang dikenakan
melingkar di pinggang.
"Salong" adalah pakaian tradisional untuk pria Laos. Berbeda dengan sinh
yang berbentuk rok, salong berbentuk adalah bahwa itu adalah celana besar
dengan bentuk longgar di bagian tengah dan merapat di bagian kaki.
Wat Si Muang adalah salah satu tujuan wisata populer di Vientiane.Kuil
Buddha ini berada di reruntuhan kuil Hindu Khmer kuno.Kuil yang sekarang,
yang dibangun pada tahun 1563, dipercaya dijaga oleh ruh gaib, yaitu ruh
seorang wanita yang sedang hamil bernama Nang Si, yang dikorbankan ketika
kuil ini dibangun.

6
Tahun baru Laos dinamakan dengan Bun Pi Mai.Tahun baru ini
merupakan hari libur yang paling penting, dimana rumah-rumah dibersihkan,
berpakaian baru dan patung-patung Buddha dicuci. Orang Laos slaing
menyiram air dan terdapat prosesi di jalan dengan gajah dan adat-adat
tradisional. Orang Laos merayakan Tahun Baru selama tiga hari, yang
diadakan dari tanggal 13 sampai 15 April.
Festival Laos merupakan serangkaian acara yang sering diadakan di Laos.
Hampir setiap bulan ada festival yang menarik dan unik diselenggarakan di
Laos. Pada bulan Januari diadakan perayaan tahun baru. Kemudian ada
perayaan Boun Pha Vet dan Boun Ma Ka Bu Saar yang diadakan pada bulan
Januari sampai Febuari , kedua festival tersebut merupakan festival
keagamaan yang berkaitan dengan Budha. Lalu pada bulan Maret ada Boun
Khoun Kou, festival panen. Festival Boun Pi Mai pada bulan April, Boun Pi
Mai adalah sebuah festival keagamaan Budha. Bulan Mei sampai September
ada festival Rocket, sebuah perayaan penembakan home-made rocket.Festival
ini bisa dibilang festival yang paling menarik. Pada bulan Oktober dan
November diadakan lomba perahu dan trade fair

2.3 Profil Keperawatan di Negara Laos


Perawatan kesehatan di Laos buruk pada awal 1990-an. Meskipun pola
makan tidak terlalu mencukupi, kekurangan vitamin dan protein sedang yang
kronis sering terjadi, terutama di antara kelompok etnis dataran tinggi. Sanitasi
yang buruk dan maraknya beberapa penyakit tropis semakin mengikis
kesehatan penduduk.  Perawatan medis Barat tersedia di beberapa lokasi, dan
kualitas serta pengalaman praktisi, sebagian besar, marjinal, situasi yang tidak
banyak membaik sejak 1950-an. 
Harapan hidup saat lahir untuk pria dan wanita di Laos diperkirakan pada
tahun 1988 mencapai empat puluh sembilan tahun, sama seperti
di Kamboja tetapi setidaknya sepuluh tahun lebih rendah daripada di negara
Asia Tenggara lainnya. Angka kematian anak dan bayi yang tinggi sangat
mempengaruhi angka ini, dengan Kementerian Kesehatan
Masyarakat memperkirakan angka kematian bayi pada 109 per 1.000 dan

7
angka kematian balita 180 per 1.000 pada tahun 1988. Dana Anak-anak
Perserikatan Bangsa-Bangsa ( UNICEF ) percaya bahwa angka-angka ini
meremehkan angka kematian yang sebenarnya, tetapi masih menunjukkan
penurunan dari angka yang sebanding pada tahun 1960. Perbedaan regional
sangat besar. Sedangkan angka kematian bayi di Vientiane sekitar 50 per
1.000, di beberapa daerah pedesaan terpencil diperkirakan mencapai 350 per
1.000 kelahiran hidup; Artinya, 35 persen dari semua anak meninggal sebelum
usia satu tahun. 
Kematian anak-anak terutama disebabkan oleh penyakit menular,
dengan malaria , infeksi saluran pernafasan akut, dan diare penyebab utama
kematian dan juga morbiditas. Vaksinasi terhadap penyakit anak sedang
berkembang, tetapi pada tahun 1989 otoritas kota Vientiane masih tidak dapat
memvaksinasi lebih dari 50 persen anak yang menjadi sasaran. Provinsi lain
memiliki tingkat imunisasi yang jauh lebih rendah. Malaria tersebar luas di
kalangan orang dewasa dan anak-anak, dengan parasit Plasmodium
falciparum terlibat dalam 80 hingga 90 persen kasus.
Terlepas dari janji pemerintah bahwa sistem kesehatan berorientasi
perkotaan yang diwarisi dari RLG akan diperluas untuk mendukung
perawatan kesehatan primer di pedesaan dan program pencegahan, sedikit
uang telah dialokasikan untuk sektor kesehatan pada 1993. Menurut angka
tahun 1988, kurang dari 5 persen dari total anggaran pemerintah ditargetkan
untuk kesehatan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak mampu membangun
sistem manajemen dan perencanaan untuk memfasilitasi perubahan yang
diharapkan. UNICEF menganggap upaya untuk membangun sistem perawatan
kesehatan primer telah gagal seluruhnya.
Statistik resmi mengidentifikasi rumah sakit di lima belas dari enam belas
provinsi, ditambah beberapa di Vientiane, dan klinik di 110 distrik dan lebih
dari 1.000 tasseng . Pada kenyataannya, sebagian besar puskesmas tidak
memiliki staf, tidak memiliki peralatan, dan tidak tersuplai, dan pada tahun
1989 hanya dua puluh puskesmas yang benar-benar memberikan
layanan. Kondisi fisik fasilitas buruk, dengan air bersih dan jamban tidak
tersedia di sebagian besar pos kesehatan, dan listrik tidak tersedia di 85 persen

8
puskesmas, sehingga penyimpanan vaksin tidak mungkin dilakukan. Obat dan
peralatan yang disimpan di gudang pusat jarang didistribusikan ke provinsi-
provinsi terpencil, dan dalam kebanyakan situasi, pasien harus membeli obat-
obatan Barat dari apotek swasta yang mengimpor stok dari Thailand atau
Vietnam. 
Jumlah tenaga kesehatan telah meningkat sejak tahun 1975, dan pada
tahun 1990 kementerian melaporkan 1.095 dokter, 3.313 tenaga medis, dan
8.143 perawat. Sebagian besar personel terkonsentrasi di wilayah Vientiane, di
mana rasio populasi per dokter (1.400 berbanding satu) lebih dari sepuluh kali
lebih tinggi daripada di provinsi. Pada tahun 1989 rasio nasional adalah 2,6
dokter per 10.000 orang.
Pelatihan tenaga medis di semua tingkatan menekankan teori dengan
mengorbankan keterampilan praktis dan bergantung pada kurikulum yang
serupa dengan yang digunakan sebelum tahun 1975.Donor bantuan luar negeri
internasional mendukung rencana untuk sekolah kesehatan masyarakat, dan
teks ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Laos. Akan tetapi, pada tahun 1990,
sekolah tersebut tidak ada, karena penundaan persetujuan atas strukturnya dan
kesulitan dalam menemukan pelatih dengan latar belakang yang sesuai. 
Tenaga kesehatan pedesaan dan provinsi bekerja dalam kondisi yang mirip
dengan rekan mereka dalam bidang pendidikan: gaji rendah dan jarang
dibayar tepat waktu, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan tidak
tersedia, dan atasan menawarkan sedikit pengawasan atau dorongan. Dalam
keadaan ini, semangat kerja rendah, kehadiran pekerjaan sporadis, dan
sebagian besar perawatan kesehatan tidak efektif. Secara umum, penduduk
kurang percaya pada sektor perawatan kesehatan, meskipun beberapa petugas
medis desa dan beberapa rumah sakit kabupaten atau provinsi dihormati oleh
komunitas mereka. 
Penggunaan praktisi medis tradisional tetap penting di lokasi perkotaan
maupun pedesaan. Penyembuh yang tahu cara menggunakan tanaman obat
sering berkonsultasi untuk penyakit umum. Balai Pengobatan Tradisional
Kementerian Kesehatan Masyarakat merumuskan dan memasarkan sejumlah
olahan dari tumbuhan obat. Penyembuh roh juga penting bagi banyak

9
kelompok, dalam beberapa kasus menggunakan tanaman obat tetapi sering
kali mengandalkan ritual untuk mengidentifikasi suatu penyakit dan
memberikan efek penyembuhan. Banyak orang Laos tidak menemukan
kontradiksi dalam berkonsultasi baik dengan penyembuh roh maupun tenaga
medis terlatih Barat.
Dengan ketiadaan sistem tenaga kesehatan yang meluas, toko-toko lokal
yang menjual obat menjadi sumber obat yang penting dan menawarkan
nasihat tentang resep. Namun, apotek ini tidak diatur dan pemiliknya tidak
memiliki izin. Akibatnya, sering terjadi kesalahan resep, baik obat yang tidak
tepat maupun dosis yang salah. Di daerah pedesaan, penjual biasanya
membuat paket kecil obat biasanya termasuk antibiotik, beberapa vitamin, dan
penekan demam dan menjualnya sebagai obat dosis tunggal untuk berbagai
penyakit. 
Ambulans resmi terutama digunakan untuk memindahkan pasien antar
rumah sakit dan menagih pasien untuk layanan mereka.  Pada tahun 2010,
sekelompok kecil sukarelawan mendirikan Vientiane Rescue untuk
mengoperasikan layanan ambulans gratis pertama di negara itu selama
24/7. Saat ini, Vientiane Rescue melibatkan lebih dari 200 relawan dan
beroperasi dari 4 lokasi berbeda di Vientiane. Layanan ini terdiri dari delapan
ambulans, termasuk Layanan Medis Darurat pertama di negara itu; unit
pemadam kebakaran satu truk; tim penyelamat scuba satu perahu serta
tim penyelamat dan penggalian hidrolik khusus. Vientiane Rescue menangani
15-30 kecelakaan setiap hari dan antara tahun 2011 dan 2015 membantu
menyelamatkan sekitar sepuluh ribu nyawa.   Atas kontribusinya dalam
menyelamatkan nyawa orang Laos, Vientiane Rescue
dianugerahi Penghargaan Ramon Magsaysay 2016, yang umumnya dianggap
sebagai Penghargaan Nobel yang setara dengan Asia.

2.4 Trend Dan Isu Transcultural Nursing Di Negara Laos


Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini
dan kejadiannya berdasarkan fakta. Issue adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.

10
Berikut beberapa Trend dan Issue trankultural nursing di Negara Laos.
1. Wisatawan yang Membeli Obat – Obatan Terlarang dari Penduduk
Setempat
Saat melancong ke Laos kamu mungkin saja ingin mencoba
berpesta layaknya penduduk lokal, tetapi tetap saja harus berhati-hati.
Pasalnya, salah satu bentuk traveling scam di Laos adalah obat-obatan
terlarang. Berhati-hatilah setiap kali ada yang menawarkan obat-obatan
terlarang tanpa alasan. Apalagi jika tawaran tersebut berasal dari
pengemudi tuk-tuk atau wanita tuna susila.
Bentuk obat-obatan ini bisa berupa opium atau mariyuana. Jika hal
tersebut terjadi, lebih baik kamu menolak tawaran tersebut dari mereka,
karena beberapa penjual sering kali bersekongkol dengan polisi saat
melakukan penjualan. Sehingga sehabis kamu membeli, bisa saja ada
polisi yang muncul entah dari mana dan mendapatkan barang bukti secara
langsung dari kamu.
2. Menyentuh Biksu
Jika kamu seorang wanita dan melancong ke negara tanpa laut ini,
kamu mesti ekstra hati-hati saat sedang berpapasan atau bertemu dengan
biksu. Karena kamu tidak diperbolehkan untuk bersentuhan dengan para
biksu. Menyentuh biksu merupakan hal yang kasar, tidak sopan, dan
bahkan dianggap tabu.
Wanita juga tidak diperbolehkan memberikan apapun secara
langsung bagi para biksu, kecuali menggunakan perantara pria. Kamu
hanya bisa memberikan persembahan makanan atau uang secara langsung
ke dalam mangkuk sedekah yang dibawa para biksu.
3. Tradisi Sai Bat (Sedekah Pagi)
Sai Bat (Sedekah Pagi) adalah tradisi dalam budaya agama Budha
di negara Laos. Dalam tradisi ini umat Buddha setiap pagi bersedekah
dengan menawarkan makanan kepada para bhikkhu di seluruh wilayah
kota Luang Prabang, yang merupakan ibukota lama Laos pada masa
kerajaan.

11
Sai Bat (Sedekah Pagi) yang merupakan budaya dari Laos
Buddhist, dimana tradisi ini sudah lama ada dan masih bertahan hingga
saat ini.Sesuai dengan namanya, prosesi ini dilaksanakan di pagi hari.
Ritual ini adalah pemberian makan kepada biksu secara sukarela dan
siapapun bisa turut serta asalkan mengikuti pedoman yang ada dan
memastikan bahwa makanan yang diberikan sesuai. Setiap pagi, para
biksu ini berjalan membawa mangkuk besar dan menunggu orang-orang
yang sudah menyiapkan makanan. Makanan yang biasa disajikan adalah
nasi ketan dan diberikan kepada setiap biksu yang lewat.Biasanya hanya
satu centong per-biksu. Upacara ini harus tetap berjalan dengan hikmat.
Budaya ini sudah sangat terkenal dikalangan wisatawan, dan
bahkan sudah menjadi objek wisata populer di Luang Prabang. Para turis
rela untuk bangun lebih pagi untuk menyaksikan secara langsung
bagaimana upacara ini berlangsung.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Laos adalah sebuah Negara Republik yang dikelilingi oleh daratan dan
terletak di bagian utara Semenanjung Indochina. Laos berasal dari kata Lan
Xang yang artinya kerajaan gajah. Negara ini adalah satu-satunya Negara di
kawasan Asia Tenggara yang tidak memiliki pantai. Laos adalah salah satu
negara komunis dengan kepala pemerintahan berupa presiden yang bernama
dan dibantu oleh perdana menteri. kebudayaan Laos banyak dipengaruhi
Agama Theravada, Pengaruhnya dapat terlihat pada bahasa, seni, sastra, Seni
tari
3.2 Saran
Semoga tulisan kelompok kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi dalam proses pembelajaran mata kuliah Asean Transkultural
Nursing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Menchi.2020. Budaya Laos. https://translate.google.com/translate?


u=https://en.wikipedia.org/wiki/Culture_of_Laos&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
&prev=search. (diakses pada tanggal 16 November 2020)

AABot. 2019. Festival Laos.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Festival_Laos.


(diakses pada tanggal 16 November 2020)

Portal-Ilmu. 2020. Profil Budaya Laos.https://portal-ilmu.com/negara-laos/.


(diakses pada tanggal 16 November 2020)

Anonym. 2020. Kesehetan


Laos.https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=e
n&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Health_in_Laos&usg=ALkJ
rhgwYLPtAOgAMe6_m9QesS8U9xvFMA. (diakses pada tanggal 18 November
2020)

Anda mungkin juga menyukai