LEBAH,SUSUT,BANGLI “
DISUSUN OLEH :
NI WAYAN SUDIARTINI
KP 13.20.016
DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
proposal ini.
Penulis juga menyadari proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN v
2.1.4 Etiologi x
2.1.7 Klasifikasi xi
ii
4.1 Desai Penelitian xvi
DAFTAR PUSTAKA iv
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu penyakit terbesar di Indonesia, termasuk kanker payudara. Kanker
payudara merupakan tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan
berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara jaringan atau organ di dekat
payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Menurut Handayani (2016) organ payudara adalah organ
penting yang berkaitan dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan. Umumnya kanker payudara
ditemukan pada saat telah mencapai stadium lanjut dikarenakan kelalaian perempuan untuk mendeteksi
Jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah diprediksi oleh WHO sekitar 7 juta orang,,
dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.
WHO (2018) mencatat 9,6 juta kematian di dunia disebabkan oleh kanker dan 2,09 juta 2 kasus
diantaranya ialah kanker payudara. Terdapat 627.000 kematian yang disebabkan oleh kanker
payudara.
Sedangkan menurut data dari Depkes RI bahwa pada tahun 2018 angka kejadian penyakit kanker di
Indonesia berada pada urutan ke 8 se Asia Tenggara. Prevalensi Kanker di Indonesia cukup tinggi dari
data laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 kanker payudara menduduki urutan ke 7 dari
seluruh penyakit kanker. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi. Data yang dipaparkan oleh
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI (2020) mengungkapkan
bahwa angka kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu 1,4 per 1000 penduduk
pada tahun 2013 meningkat menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2020).
Terjadinya peningkatan kasus ini perlu adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang kanker
payudara.
Keengganan perempuan dalam melakukan deteksi dini kanker payudara merupakan salah satu faktor
yang menjadi keterlambatan dalam mendiagnosis kanker payudara. Hal ini yang menjadi penyebab masih
tingginya angka kejadian kanker payudara dan juga biasanya pasien datang melakukan pemeriksaan
dalam keadaan stadium lanjut (Kwok et al., 2016). Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
merupakan upaya deteksi dini atau pencegahan kanker payudara yaitu dengan melakukan SADARI
(Periksa Payudara Sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
1
kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan
(Maryanti, 2009).
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dianjurkan pada wanita, terutama pada wanita dengan usia
mulai dari 20 tahun. Karena wanita dengan usia subur 20-45 tahun sangat berisiko terkena penyakit
kanker payudara, sehingga wanita harus selalu sadar akan kesehatan payudaranya yaitu dengan cara
rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara. Cukup dimulai
dengan cara yang paling mudah dan sederhana yang dapat dilakukan sendiri di rumah dan dilakukan
setiap bulan setelah selesai masa menstruasi yakni dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Para
wanita akan mampu melakukan deteksi dini apabila terjadi perubahan pada payudaranya (Brunner &
Sudarth, 2001).
Di Bali, wanita yang telah menikah akan bergabung ke dalam kelompok PKK (Pembinaan
Kesejahterahan Keluarga), dimana kelompok PKK memiliki Program Pokok PKK dalam upaya
meningkatkan kesejahterahan keluarga. Program PKK tersebut salah satunya adalah kesehatan, dimana
di sini ibu-ibu PKK dapat dimanfaat sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi tentang kanker
payudara dan tentunya SADARI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara. Di
samping itu, seluruh anggota PKK adalah wanita, sehingga merupakan subyek sekaligus kandidat yang
sangat tepat untuk tahu dan melakukan Sadari secara rutin, serta menyebarluaskan informasi ke
masyarakat. Namun untuk sadar akan payudara sendiri serta menyebarluaskan edukasi dan informasi ke
masyarakat, Ibu-ibu PKK terlebih dahulu harus tahu dan mampu untuk melakukan sadari.
Peran perawat terkait dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah sebagai edukator yaitu
memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang meliputi
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan sendiri akan menambah pengetahuan perempuan tentang pemeriksaan payudara sendiri
sehingga akan meningkatkan status kesehatan perempuan. Berdasarkan fenomena di atas maka dipandang
perlu untuk melakukan penelitian mengenai gambaran perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan
payudara sendiri.
Upaya utama yang bisa diberikan oleh perawat adalah dengan memberikan promosi kesehatan salah
satunya adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku
yang dinamis , dimana perubahan bukan sebuah proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain
dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
2
oleh pelaku pendidikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengusulkan pelaksanaan penelitian mengenai
tingkat pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) pada Ibu-ibu PKK Banjar Lebah. Penelitian
ini merupakan langkah awal dalam pengambilan kebijakan terkait peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap kanker payudara di Bali. Ditambah lagi penelitian ini sejalan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan no. 796 tahun 2010 tentang Pedoman Klinis Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim yang
menyatakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) sebagai program rutin untuk meningkatkan kesadaran
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah” Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri Ibu-ibu PKK di Banjar Lebah, Susut, Bangli.
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pada Ibu- ibu PKK tentang pemeriksaan payudara
1. Bagi Peneliti
Peneliti ini agar dapat menambah informasi dan dapat digunakan sebagai acuan.
3
2. Bagi Institusi Stikes KESDAM IX/ Udayana
Penelitian ini dapat dijadikan sumber pustaka atau referensi bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan serta
dapat mengoptimalkan atau membantu program pelayanan dalam pendeteksian dini kanker
payudara.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi Ibu-Ibu
PKK di Desa Lebah,Susut,Bangli agar dapat melakukan SADARI untuk mendeteksi kelainan yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
4
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,
yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa,
tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, mendatakan dan
lain sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
5
kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
dapat merencanakan dan dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
Menurut Wiknjosastro (2006) kanker payudara disebut juga Carcinoma Mammae adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar payudara,
saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker ini memang tidak
2.1.4 Etiologi
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara ini. Hal yang perlu diketahui
bahwa insiden kanker payudara ini meningkat seiring dengan pertambahan usia (Varney, 2004)
Terdapat beberapa faktor risiko yang mampu memicu terjadinya kanker payudara diantaranya :
menopause pada usia lebih tua, kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari 30
tahun) atau tidak mempunyai anak sama sekali dan bertambahnya usia
2. Pemakaian hormon
4. Terpapar radiasi
6
5. Riwayat keluarga (anak perempuan yang ibunya menderita kanker payudara
6. Ras
7. Gaya hidup meliputi merokok, konsumsi alkohol dan malas bergerak (Suryaningsih,
2009)
Hampir 90% keabnormalan pada payudara ditemukan oleh penderita sendiri, sedangkan 10%
ditemukan melalui pemeriksaan fisik atas sebab tertentu. Sebagian besar atau sebanyak 66% temuan awal
yang dijumpai pada kasus kanker payudara adalah terabanya benjolan yang masih bersifat invasi lokal,
kemudian sekitar 11% muncul tanda rasa nyeri pada jaringan payudara, terjadi nipple discharge sebanyak
16 9%, terjadi local edema sebanyak 4%, dan terjadi nipple retraction sebanyak 3%. Gejala lanjut yang
terjadi meliputi munculnya ulcerasi pada payudara yang menimbulkan rasa gatal, nyeri, pelebaran,
2.1.7 Klasifikasi
1) Klasifikasi patologik meliputi kanker puting payudara, kanker ductus lactiferous dan
b. stadium II (1 dan 2), merupakan kanker payudara yang besarnya sampai 2 cm atau
c. Stadium III (1, 2 dan 3), merupakan kanker payudara yang besarnya sampai 2 cm
atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, infiltrasi
ke fasia pektoralis atau ke kulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke
kulit).
d. Stadium IV, merupakan kanker payudara dengan metastasis yang sudah jauh,
7
2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi
Menurut Hana dalam Sulistina (2009) tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh :
1. Pendidikan
dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi.
2. Pengalaman
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang keperawatan.
3. Usia
Semakin tua usia semakin bijaksana karena semakin banyak informasi yang dijumpai dan
semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Pada orang
yang sudah tua, tidak dapat diajarkan kepandaian baru kepadanya karena telah
BAB III
Faktor-faktor
8
mempengaruhi pengetahuan
SADARI :
1. Pendidikan
Ibu-Ibu PKK Banjar
Adat
Lebah,Susut,Bangli
tentang SADARI :
Pengetahuan meliputi :
1. Benar
2. Salah
Variable adalah suatu atribut sifat dari objek kegiatan yang mempunyai beragam variasi antara
satu dengan yang lainnya yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya
yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya ( Ridha 2017 ). Variabel penelitian ini adalah Variabel
Tunggal yaitu Gambaran Tingkat Pengetahuan Pemeriksaan Payudara endiri Ibu-ibu PKK di Banjar
9
3.1.2 Definisi Oprasional
Definisi oprasional adalah definisi variable-variabel yang akan diteliti secara oprasional di
lapangan. Definisi oprasional dibuat untuk memudahkan pada plaksanaan pengumpulan data dan
1. Pengertian 1. Benar : 1
pengetahuan disebut juga
umum
payudara Mammae
2. Pengertian kangker
sendiri Ibu- adalah tumor
payudara
Banjar tumbuh di
4. Tanda dan gejala
memicu kangker
kelenjar
payudara
payudara,
saluran
payudara,
jaringan lemak
maupun
jaringan ikat
pada
payudara.
Kanker ini
memang tidak
tumbuh dengan
cepat namun
10
berbahaya
11
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu
peneliti mencoba untuk mencari hubungan antar variabel faktor risiko dan efek yang analisisnya untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel tersebut sehingga perlu disusun hipotesisnya dan
4.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2017).
Dalam penelitian ini populasi berjumlah 30 orang Ibu-ibu PKK Banjar Adat
Lebah,Susut,Bangli.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk bisa mewakili karakteristik
populasi dalam penelitian (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini jumlah sample yang
Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling Probability random
sampling dimana dalam teknik ini peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara mengumpulkan
memilih secara acak. Sampel dalam penelitian ini yaitu dapat memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :
12
Dengan kriteria ekslusi sebagai berikut :
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer. Data Primer penelitian ini meliputi jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada Ibu-ibu
PKK Banjar Adat Lebah ,Susut,Bangli. Dimulai dari informed consent kemudian kuesioner dibatasi
maksimal 1 hari dengan ketentuan hari berikutnya diambil oleh penulis. Setelah kuesioner dikumpulkan
Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dilakukan dengan pengisian kuesioner yang
1) Tahap Persiapan
a. Menyusun proposal
2) Tahap Pelaksanaan
b. Memberikan informasi terhadap subjek yang akan diteliti dengan menjelaskan maksud dan
tujuan peneitian, serta memberi jaminan kerahasiaan atas informasi dari responden .
3) Tahap Pelaporan
13
a. Melakukan perekapan data yang sudah didapat
c. Membuat laporan
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
untuk mengidentifikasi pengetahuan responden tentang kanker payudara dan SADARI yang terdiri dari 30
item pernyataan dengan kategori “Benar dan Salah” dan diberikan skor 1 dan 0 yang artinya sebagai
berikut :
Benar 1 0
Salah 0 1
Sebelum dilakukan analisa data. Akan dilakukan pengolahan data yang sudah didapatkan dari hasil
pengumpulan data kuesioner yang telah dibagikan. Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Editing
Dalam tahap ini dilakukan pengecekan atau pemeriksaan kembali dari hasil pengambilan data .
Proses editing ini dilakukan dilapangan ketika penelitian dilakuka, sehingga apabila terdapat
Penilaian data dilakukan dengan pemberian skor terhadap jawaban yang menyangkut variable
pengetahuan . Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran distibusi responden dalam bentuk dabel distribusi frekuensi
3. Coding
14
Coding adalah pemberian kode dan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
angka atau bilangan. Coding dalam penelitian ini bermanfaat dalam pemasukan dan pengolahan
data.
4. Tabulating
Dari data mentah dilakukan penataan kemudian dibentuk atau disusun dalam bentuk table.
Memasukan data yang telah diberikan kode dalam program software computer.
Pembersihan data dengan dilakukan pengecekan ulang variable untuk mengetahui data sudah
Tujuan dilakukan analisa data yaitu untuk memperoleh gambaran dari hail penelitian ,
membuktikan hipotesis penelitian, dan memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian.
Data dianalisis dengan statistic deskriptif dan dibantu oleh program SPSS ( Statistical Produck
Service Solutions ). Dalam analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat ( analisis descriptive dan
statistic deskriptif ), dimana merupakan suatu tehnik analisis data terhadap satu variable dan
menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji, dan merupakan metode analisis yang paling mendasar
terhadap suatu data. Analisis data yang digunakan penelitian yaitu dengan analisis univariat dan hasil
Menurut ( Noto Atmojo,2018 ) dikatakan bahwa etika penelitian yang mendasari penyusunan deskriptif
Proses ini dilakukan saat sebelum responden melakukan pengisian kuesioner penelitian.
Pernyataan persetujuan menjadi responden terdapat pada awal pernyataan yang ada pada
kuesioner, jika responden menyetujui untuk menjadi responden peneliti maka akan berlanjut pada
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
15
Setiap individu memiliki hak-hak dasar termasuk privasi dan kebebasan individu
memberikan informasi. Oleh karena itu peneliti harus menjaga kerahasiian identitas responden dan
Prinsif keterbukaan dan adil harus dijaga oleh peneliti, dengan menjelaskan prosedur
4. Balancing harms and benefits ( Memperhitungkan kerugian dan manfaat yang akan muncul)
masyarakat khususnya bagi subjek penelitian dan peneliti harus bersifat dan berprilaku adil
16
DAFTAR PUSTAKA
lestari, S. (2021). Pelatihan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dalam upaya pemberdayaan masyarakat di
Dusun Nyamplung lor Balecatur Gamping Sleman Self-examination of breast (SEB) training in efforts to
empower the community in the hamlet of Nyamplung lor Balecatur Gamp. Masyarakat Berdaya dan Inovasi,
2(2), 144–149.
Nugraheni, A. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan tentang sadari dengan perilaku sadari sebagai deteksi dini
kanker payudara pada mahasiswi DIV kebidanan FK UNS. Universitas Sebelas Maret.
PULUNGAN, R. M., & HARDY, F. R. (2020). Edukasi “Sadari” (Periksa Payudara Sendiri) Untuk Deteksi Dini Kanker
Payudara Di Kelurahan Cipayung Kota Depok. Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1),
47–52. https://doi.org/10.33830/diseminasiabdimas.v2i1.756
Suryani, E., Atik, B., Widyasih, H., & Dewi, sari candra. (2008). PRAKTIK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI PADA IBU DI PUSKESMAS PAKEM SELEMAN YOGYAKARTA. J.Teknol Kesehatan, 4(1), 1.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/385/11/10. sadari.pdf
17