Anda di halaman 1dari 30

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

REPUBLIK DEMOKRATIS LAOS


(Lao Peoples Democratic Republic)
M. Ridla ImamAl-Haq ,Kurnia Islami ,Hendro Prasetiyo , Aisyah Permata Erisnaeni

Program Studi Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
Malang 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu unsur penting dalam terbentuknya suatu negara adalah adanya
pemerintahan yang mampu mengatur jalannya segala aktivitas dalam suatu negara baik
di bidang politik, ekonomi, maupun sosial dan menjamin keamanan bagi warga
negaranya. Dalam pelaksanannya, terdapat beberapa jenis sistem pemerintahan yang
diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia, bahkan dalam suatu kawasan yang sama
pun akan memiliki keragaman dalam hal sistem pemerintahnnya. Tidak jarang sistem
pemerintahan yang diterapkan oleh suatu negara mampu memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi warga negaranya baik itu sifatnya positif maupun negatif. Sistem
pemerintahan yang ada juga mampu menunjukkan bagaimana kekuasaan masing-
masing lembaga pemerintahan di antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif diatur
dengan adil dan sesuai dengan konstitusi yang ada dalam negara tersebut.
Pasca berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, mulai
muncul gerakan dari berbagai negara bekas kolonialisasi untuk segera memerdekakan
dirinya. Gerakan ini salah satunya berasal dari kawasan Asia Tenggara yang sebagian
besar, kecuali Thailand, merupakan negara yang pernah menjadi jajahan dari negara-
negara di kawasan Eropa seperti Belanda, Inggris, dan Prancis. Setelah memerdekakan
diri, negara-negara ini kemudian akan membentuk suatu pemerintahan yang nantinya
akan memimpin dan mengatur terjaminnya kedaulatan negara. Asia Tenggara sendiri
kemudian dibedakan menjadi dua berdasarkan kondisi geografisnya yaitu mainland dan
insular. Daerah mainland mencakup negara Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar,
Thailand, sebagian Malaysia dan Singapura sedangkan insular terdiri atas Indonesia,
Brunei Darussalam, Filipina, dan sebagian Malaysia (dekat pulau Kalimantan).
Berdasarkan kondisi geografisnya, kedua daerah ini jelas memiliki perbedaan.
Dalam hal sistem pemerintahan, masing-masing negara juga memiliki keunikan masing-
masing. Laos menjadi salah satu negara yang unik dan menarik untuk dibahas tentang
bagaimana pemerintahnnya terbentuk dan dinamika politik yang terjadi di dalamnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas pemerintahan di Asia Tenggara dan
ciri khasnya masing-masing serta Laos sebagai salah satu negara di daerah mainland
dalam struktur pemerintahnnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem politik dan pemerintahan negara mainland dan insular di


kawasan Asia Tenggara ?
2. Bagaimana sejarah politik dan pemerintahan negara Laos ?
3. Bagaimana sistem pemerintahan negara Laos ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sistem politik dan pemerintahan negara mainland dan insular di


kawasan Asia Tenggara.
2. Mengetahui sejarah politik dan pemerintahan negara Laos.
3. Mengetahui sistem pemerintahan negara Laos.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Politik Negara-negara di Asia Tenggara


Seorang ilmuwan bernama Yah membagi Asia Tenggara kedalam dua sub-region,
dimana ada wilayah Mainland dan Insular. Pembagian ini didasarkan pada beberapa
aspek, pertama didasarkan pada kondisi geografis. Negara mainland ini adalah negara
yang berada didekat China dan India, sedangkan yang insular berada di bagian selatan

2
yang dekat dengan Australia. Kedua, berdasarkan soial budaya, negara-negara mainland
cenderung mempunyai sosial budaya yang hampir sama. Mainland ini terdiri dari negara
Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand. Sedangkan untuk wilayah Insular meliputi negara
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura.1
Negara mainland adalah negara yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh
daratan dan negara insular sebagian wilayah negaranya didominasi oleh negara
kepulauan. Ada yang menarik dari pembagian ini, karena disamping ada persamaan
geografis dan sosial budaya, ternyata sistem politik di kedua wilayah ini juga hampir
sama. Negara mainland seperti Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam
memiliki pemerintahan yang sifatnya tidak demokratis. Selain itu ada yang monarki
konstitusional (Kamboja dan Thailand 2 ) serta negara partai (Laos dan Vietnam).
Sedangkan di negara insular kebanyakan seperti Indonesia, Filipina dan Singapura
merupakan negara republik. 3 Hal ini dikarenakan sejarah dari masing-masing negara
yang hampir sama. Misalnya negara mainland, negara-negara ini mempunyai sejarah
yang hampir sama yaitu masuk dalam cengkeraman ideologi komunisme melalui
Indochina Communist Party (ICP) yang awalnya tersebar dari China secara mudah
sebab letak geografis yang berdekatan. Bahkan seperti Vietnam yang menjadi sasaran
pertempuran ideologi dalam Perang Vietnam. Berbeda dengan negara insular yang
mempunyai sejarah kolonisasi dari negara Eropa, dimana pengaruh kolonialisasi ini
berdampak pada sosial budaya dan sistem politik yang ada di negara insular. Indonesia,
Malaysia, Filipina, Brunei, semuanya dijajah oleh negara Eropa. Hal ini menyebabkan
proses sosial politik di negara itu cenderung demokratis, walaupun Brunei masih
menerapkan sistem monarki.

Mainland
1. Kamboja
Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia
Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai
seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Bentuk pemerintahan suatu
negara yang dipimpin oleh seorang raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-

1
Yah, The Long Road Ahead , Chapter 1 : The Land and Its History, hlm 2
2
Ibid hlm 2
3
Ibid hlm 3

3
Undang Dasar. Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang
menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. 4 Raja Kamboja
menjabat Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah.
Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang
tergabung dalam Dewan Menteri (Council of Minister). Kamboja merupakan parlemen
bikameral, artinya sistem perwakilan ada dua yaitu Dewan Nasional dan Senat
Kamboja.

2. Vietnam
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi
baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai
Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan
masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai
Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air
5
Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja.
Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya,
makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an.
Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima
tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan
(Council National Defense and Security). Peran presiden sebagai kepala negara tidak
pernah lepas dari bantuan seorang kepala pemerintahan, yaitu Perdana Menteri. Perdana
Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan mengepalai kabinet yang terdiri atas 3
deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira. Vietnam
memiliki sebuah lembaga yang berperan sebagai perumus Undang-Undang pemerintah
(Parlemen Unikameral). Lembaga tersebut bernama Majelis Nasional Vietnam
(National Assembly of Vietnam). Lembaga ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lembaga eksekutif dan yudikatif.

4
Profil Cambodia dalam http://hukum.unsrat.ac.id/etc/cambodia.pdf, diakses tanggal 11 Maret 2015
pukul 19.24 WIB
5
Lucius, Casey, 2009, Vietnams Political Process: How Education Shapes Political Decision Making,
Routledge, Hoboken. Dalam
http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/454979/Huyen_decision_making_casey.pdf
diakses tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.09 WIB

4
3. Laos
Satu-satunya partai politik yang diakui di Laos adalah Partai Revolusioner Rakyat
Laos (LPRP). Kepala negara adalah seorang presiden yang ditentukan oleh parlemen
untuk masa jabatan 5 tahun. Kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri yang
ditunjuk oleh presiden dengan persetujuan dari parlemen. Kebijakan pemerintahan
ditentukan oleh partai melalui 9 anggota yang sangat berkuasa Politburo dan 49 anggota
Komite Pusat. Keputusan pemerintah yang penting ditentukan Dewan Menteri. Jenis
kekuasaan negara Laos adalah republik sosialis dan berbentuk kesatuan. Sistem
pemerintahan adalah presidensil dan parlemennya merupakan unikameral.

4. Thailand
Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah
pada masa kolonialisasi. Bentuk pemerintahan Thailand adalah monarki konstitusional
berbentuk legislatif bikameral demokratis. Dalam perjalanan negara Thailand,
pemerintahan dikendalikan oleh kekuatan militer negara, serta pernah mengalami sitem
politik multipartai. Namun saat ini, bentuk pemerintahan negara Thailand mengarah
kepada partai tunggal yang dipilih melalui pemilihan umum.
Pemerintahan Thailand dikepalai oleh oleh Perdana Menteri dengan raja sebagai
kepala negara turun-temurun, serta konstitusi mengakui raja sebagai Budha, raja juga
sebagai penegak agama. Badan eksekutif terdiri dari Dewan Menteri kabinet yang
dipimpin oleh kepala pemerintahan. Thailand memiliki legislatif bikameral yang disebut
Majelis Nasional (Rathasapha) terdiri dari dua Senat yaitu Wuthisapha yang dipilih
secara populer dari konstituen satu kursi secara non partisan untuk jangka enam tahun
dan Sapha Phuthaen Ratsadon (DPR) dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan empat
tahun. Pemimpin DPR merangkap sebagai Ketua Majelis Nasional dan pemimpin dari
Senat berfungsi sebagai wakil ketua Majelis Nasional.6
Untuk memilih kepala negara dan pemerintahan digunakan dengan sistem
monarki yang kekuasaannya diwariskan secar turun temurun berdasarkan Undang-
Undang Palace Suksesi diberlakukan pada tahun 1924, yang memungkinkan raja

6
Dari Komunis Hingga Monarki: Sistem Politik dan Pemerintahan Negara-negara ASEAN dalam
http://deteksi.co/2014/12/dari-komunis-hingga-monarki-sistem-politik-dan-pemerintahan-negara-negara-
asean-bagian-1/, diakses tanggal 11 Maret 2015 pukul 19.28 WIB

5
menunjuk ahli warisnya, jika gagal melakukannya maka Privy Council mencalonkan
ahli waris untuk dipertimbangkan oleh Majelis Nasional. Perdana Menteri dan Senat
dipilih melalui pemilihan umum dengan suara terbanyak atau partai mayoritas di DPR.

5. Myanmar
Myanmar merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara, dan
merupakan salah satu anggota dari ASEAN yang berbentuk negara kesatuan. Bentuk
pemerintahan Myanmar adalah Juntai Militer yang di kenal dengan nama The State
Peace and Development Council (SPDC). Kepala Negara Myanmar di pegang oleh
Juntai (Jendral), sedangkan kepala pemerintahan dikepalai oleh perdana menteri. Sejak
Juntai Militer menguasai Myanmar, banyak terjadi demonstrasi yang di lakukan oleh
rakyat Myanmar. Para pendemonstrasi ini terdiri dari rakyat Myanmar yaitu para aktivis
mahasiswa dan para tokoh agama yaitu para biksu.
Myanmar pemerintahannya berbentuk Oligarki Militer. Oligarki adalah negara
yang kekuasaan politiknya dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik
dibedakan menurut kekayaan, keluarga atau militer. Parlemen: Menurut konstitusi
seharusnya Bikameral (Pyithu Hluttaw/setara House of Representatives + Amyotha
Hluttaw/setara Senate), namun saat ini dijalankan oligarki militer.

Insular

1. Indonesia
Negara Indonesia adalah negara kesatuan (desentralis) yang berbentuk republic,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Negara kesatuan adalah negara
berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal di mana pemerintah pusat
adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan
bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi
oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial.

6
Sistem parlemen di Indonesia menganut bikameral yang tidak sempurna, yaitu
MPR yang terdiri dari DPR dan DPD. DPR merupakan wakil partai dan DPD
merupakan wakil pemerintah daerah. Ketidak sempurnaan itu ditunjukan antara lain :
MPR sebagai lembaga masih berdiri dan mempunyai fungsi tersendiri terlepas dari
lembaga DPR dan DPD. Fungsi DPD hanya lembaga pelengkap dari DPR karena tidak
punya fungsi legislatif secara penuh. Dari kedua alasan di atas, parlemen Indonesia
dapat dikatakan menganut Trikameral (Tiga Kamar).7

2. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam terkenal sebagai negara yang bernuansa islami, hal ini terlihat
dari dijadikannya Istana Nurul Iman sebagai ikon negara Brunei. Mayoritas penduduk
Brunei menganut agama Islam dan beretnis melayu. Sistem pemerintahan Brunei
menggunakan sistem kesultanan konstitusional atau Monarki Islam Melayu. Terdapat
tiga komponen utama dalam pemerintahan Brunei, yaitu budaya Melayu, agama Islam,
dan kerangka politik Monarki. Ketiga komponen tersebut tergabung dalam konsep
Melayu Islam Beraja.8 Sultan Brunei yang berkuasa saat ini adalah Sultan Hassanal
Bolkiah yang memerintah sejak 5 Oktober 1967 dan merepresentasikan kepala negara
(Yang Di-Pertuan Agong), kepala pemerintahan, pemimpin keagamaan, sekaligus
Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan.
Sebagai negara eks-kolonial Inggris, sistem partai politik juga tidak memberikan
pengaruh yang berarti dalam sistem politik di Brunei karena hanya ada satu partai
politik Brunei yang diakui secara legal, yaitu Brunei Solidarity National Party (PPKB).
Pada tahun 2013, Sultan Brunei memperkenalkan undang-undang berdasarkan syariat
Islam, yang direncanakan akan mulai diberlakukan pada tahun 2014. Pemerintahan
Kesultanan Brunei sangat royal kepada warganya yakni dengan memberikan berbagai
jaminan yang disediakan pemerintah telah memberikan keuntungan dan kemudahan
dalam kehidupan penduduk Brunei. Meskipun cukup stabil, Brunei sempat mengalami
pergeseran sistem pemerintahan dari monarki absolut menjadi demokrasi parlementer.

7
Federasi Australia Otonomi Indonesia, Indonesias Political System, dalam
http://www.abc.net.au/ra/federasi/tema1/indon_pol_chart_e.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2015
pukul 08.13 WIB
8
Country Profile : The Local Government System in Brunei Darusaalam, dalam
http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Brunei%20local%20government%20profile%202011-12.pdf,
diakses pada tanggal 12 maret 2015 pukul 08.19 WIB

7
3. Malaysia

Malaysia adalah sebuah federasi dari 13 negara bagian dan 3 wilayah federal.
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Malaysia adalah sistem parlementer. Sistem
pemerintahan di Malaysia erat model sistem Westminster parlementer, warisan dari
pemerintahan kolonial Inggris. Dalam sistem pemerintahan Malaysia yang menjadi
kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri. Kekuasaan eksekutif
dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri; konstitusi Malaysia
menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah (Dewan Rakyat),
yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas di dalam
parlemen.9
Dalam kekuasaan legislative Malaysia memiliki sistem bikameral yang terdiri dari
Senat (Dewan Negara) dan House of Representatives (Dewan Rakyat). Senat menguasai
70 kursi di parlemen sementara HoR menguasai 219 kursi. 44 anggota Senat ditunjuk
oleh pemimpin tertinggi sementara 26 lainnya ditunjuk oleh badan pembuat UU di
negara bagian.

4. Filipina
Filipina merupakan negara kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk
republik. Presiden berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan
Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa
jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet. Bentuk negara kesatuan dan
sistem pemerintahan presidensil. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar:
Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan; anggota keduanya dipilih oleh
10
pemilu. Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang
memiliki seorang Ketua Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung,
semuanya ditunjuk oleh Presiden.

9
Malaysia Comparative National Systems, 2009, dalam http://www.mitchellorenstein.com/wp
content/uploads/2012/07/Malaysia.pdf, diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.28 WIB
10
GIGA Research Programme, Political Party and Party System Institutionalisation in Southeast Asia: A
Comparison of Indonesia, the Philippines, and Thailand, dalam http://www.giga-
hamburg.de/en/system/files/publications/wp44_ufen.pdf , diakses tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.22
WIB

8
5. Singapura
Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan
parlementer unicameral atau Westminster yang mewakili berbagai konstituensi.
Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara
ini. Partai Aksi Rakyat (PAR) mendominasi proses politik dan telah memenangkan
kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan. Singapura merupakan negara republik
dengan bentuk pemerintahan parlementer. Kepala negara presiden, kepala pemerintahan
perdana mentri. Singapura menganut sistem multipartai dengan 20 partai politik yang
terbesar diantaranya partai aksi rakyat.11
Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif
tercantum dalam konstitusi negara Singapura. Kepala Negara Singapura adalah seorang
Presiden. Administrasi pemerintahan dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri dan anggota kabinetnya diangkat oleh
Presiden diantara para anggota parlemen. Seluruh anggota kabinet bertanggung jawab
kepada parlemen. Kepala Negaranya seorang Presiden yang dipilih berdasarkan
Undang-undang Presiden, dalam Undang-undang Presiden, dinyatakan bahwa
pemilihan Presiden dilakukan sekali dalam enam tahun melalui pemilihan umum.
Perdana Menteri sebagai pemimpin kabinet yang menjalani pemerintahan sehari-hari
dipilih dari pimpinan partai yang memegang mayoritas di Parlemen.

2.2 Komunisme dan Perkembangannya di Asia Tenggara


Komunisme berakar dari paham Owenisme di Inggris pada tahun 1820an
sebagai sebuah gerakan ekspresi ketidakpuasan terhadap sistem ekonomi dan politik
yang ada. Gerakan owenisme ini kemudian terpecah menjadi dua gerakan yang berbeda
yakni sosialisme dan komunisme di tahun 1840 an, dimana sosialisme dikawal oleh J.S
12
Mill sementara komunisme dibawah pengaruh Thompson. Perbedaan diantara
keduanya dalam sistem ekonomi salah satunya terkait dengan pengakuan terhadap hak
13
milik pribadi atas faktor produksi. Sosialisme masih mengakui adanya hak milik

11
Country Profile: Singapore, The Local Government System in Singapore, dalam
http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Singapore%20local%20government%20profile%202011-12.pdf,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.54 WIB
12
What is communism? Whats in a word? hlm 1
13
Communism vs Socialism , Diffen, Tersedia pada
http://www.diffen.com/difference/Communism_vs_Socialism diakses pada 17 Maret 2015

9
faktor produksi oleh perusahaan/koperasi dan perseorangan dengan diimbangi
kontribusi terhadap stabilitas perekonomian. Sementara komunisme sangat menolak hak
milik faktor produksi, dimana semua faktor produksi dikuasai negara dan digunakan
untuk kebutuhan masyarakat secara langsung tanpa bertujuan menghasilkan keuntungan
material bagi pihak-pihak tertentu. Lihat tabel 1.1

Tabel 1.1 Perbedaan ide komunisme


sosialisme

sumber :www.diffen.com

Komunisme sendiri kemudian berkembang menjadi berbagai varian, diantaranya


co-operative communism, Marxism, dan Marxism-Leninism. Co-operative communism
merupakan gagasan William Thompson yang agak mirip dengan sosialisme dan
merupakan varian komunisme tertua yang memisahkan diri dari sosialisme J.S Mill.
Awalnya, Thompson meneliti dan membahas eksploitasi pemilik faktor produksi
terhadap pekerja dalam bukunya berjudul Labour in Irish History dimana para petani
dipaksa menanam komoditas yang diinginkan tuan tanah serta petani tidak memiliki hak
kepemilikan tanah. Peristiwa ini lalu melahirkan gagasan co-operative communism
untuk memperjuangkan kesejahteraan komunitas pekerja.
Berbeda dengan Owenisme atau sosialisme yang mempercayakan
pendistribusian kesejahteraan pada negara. Thompson sangat skeptis memandang
negara sehingga ia mendukung pendistribusian kesejahteraan dilakukan dengan
membentuk komunitas di luar kendali negara.Prinsip untuk keluar dari negara ini pula
yang membuatnya memisahkan diri dari owenisme dan sosialisme.14
Upaya Thompson membentuk komunitas di luar kontrol negara diawali dengan
kepemilikannya atas beberapa bidang tanah pertanian yang diperuntukkan sebagai lahan
kerja petani. Thompson juga memberikan pengarahan dalam pertanian untuk membuat

14
William Thompson, Communist Party of Ireland, Socialist Voice , April 2013 Tersedia pada
http://www.communistpartyofireland.ie/s-thompson.html diakses pada 17 Maret 2015

10
petani lebih mandiri, sejahtera dan tidak dianiaya oleh kelas tuan tanah yang eksploitatif.
Komunitas ini sempat sukses mendapat empati hingga beranggotakan ratusan orang,
namun seiring berjalannya waktu komunitas ini tak berjalan dengan baik dan
menyudahi episodenya.
Varian lain yakni Marxisme dalam komunis diperkenalkan oleh Karl Marx
melalui gagasannya yang terkenal yakni perjuangan kelas pekerja. Meskipun dalam
analisisnya Marx juga menjelaskan terjadinya eksploitasi sebagaimana penjelasan
Thompson, tujuan utama Marx bukan pada isu tersebut. Justru, Marx menyatakan
bahwa sejarah eksploitasi kelas pekerjalah yang memicu perjuangan kelas pekerja untuk
mengurangi bahkan meniadakan eksploitasi terhadap diri mereka, misalnya melalui
tuntutan kebijakan pengurangan jam kerja. 15 Terhadap reformasi sistem ekonomi,
sayangnya Marx masih cacat dalam memberikan gambaran masyarakat paska
kapitalisme.
Berikutnya, varian Marxisme-Leninisme merupakan adaptasi varian Marxisme
oleh Vladimir Lenin tahun 1917 yang melahirkan Uni Sovyet serta kebanyakan negara
komunisme di dunia. Pemikiran ini meyakini bahwa revolusi kelas proletar tidak dapat
terjadi secara alamiah begitu saja. Revolusi kelas pekerja harus berjalan bertahap.
Pertama harus ada partai yang memimpin kelas pekerja untuk menggulingkan
kapitalisme dan mengangkat pemerintah diktator dari kelas pekerja. Kedua, perjuangan
kelas ini harus disebarkan pada negara lainnya, khususnya negara berkembang untuk
meruntuhkan sistem global yang kapitalis. Berkaitan dengan tahap kedua ini, Lenin
menyatakan bahwa negara maju tidak akan melakukan revolusi pekerja sebab
kapitalisme telah berpindah pada tahap berikutnya dimana ekspor modal semakin luas
dan para pekerja dibujuk dengan upah yang lebih tinggi.16 Kiranya gagasan perjuangan
kelas oleh Vladimir Lenin ini cukup manjur untuk menggulingkan rezim kapitalis
sehingga banyak sekali negara-negara yang menganut paham komunis saat ini adalah
penganut varian Marxisme-Leninisme, termasuk Laos.

15
What is communism , op cit hlm 4
16
Marxism-Leninism , New World Encyclopedia. Tersedia pada
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Marxism-Leninism diakses pada 17 Maret 2015

11
Perbedaan Komunisme Vietnam dan Laos
Laos Vietnam
Posisi presiden Kepala Negara Kepala Pemerintahan dan
Kepala Tertinggi Militer
Partisipasi partai Hanya ada 1 partai Partai hanya boleh mengikuti
penguasa pemilu apabila bekerjasama
dan disetujui oleh Vietnam
Communist Party
Pengambilan Keputusan Ditentukan oleh partai Ditentukan oleh Majelis
melalui 9 anggota yang Nasional Vietnam yang
sangat berkuasa Politburo kedudukannya lebih tinggi
dan 49 anggota Komite dari lembaga eksekutif dan
Pusat. yudikatif

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Komunisme


Komunisme adalah sebuah teori atau sistem sosial berdasarkan persamaan yang
sama antara kepemilikan masyarakat dan negara, dengan semua kegiatan ekonomi dan
sosial dikendalikan oleh negara yang didominasi oleh partai politik tunggal. Sudah
terjadi stigma di masyarakat bahwa komunis itu buruk, bahkan dalam bidang akademik
kita diajarkan tentang buruknya sistem ini. Walaupun saat ini masih banyak negara yang
menerapkan sistem komunisme seperti : Laos, Vietnam, Korea utara, Kuba dan China.
Akan tetapi di masing-masing negara tersebut telah dimodifikasi dalam sosial-politik
mereka. Apakah komunisme selalu otoriter? Apakah hanya ide praktis? Akan ada
saatnya dimana komunisme ini akan berjaya seperti kapitalisme dan dapat membangun
suatu negara. Untuk itu, ideologi ini menawarkan beberapa kelebihan diantaranya:
1. Semua Orang Sama
Dalam rezim komunis, pemerintah memandang semua orang diperlakukan sama
tanpa memandang pendidikan, stabilitas keuangan, dan sebagainya. Batas ekonomi
tidak memisahkan atau mengelompokkan orang, hanya saja situasi yang akan
mengontrol bagaimana pembagian pekerjaan yang akan menghilangkan kejahatan dan
kekerasan.

12
2. Setiap Orang Berhak Mendapat Pekerjaan
Semua orang berhak mendapatkan pekerjaan apapun. Hal ini dikarenakan
pemerintah memiliki semua alat-alat produksi. Pemerintah dapat menyediakan
pekerjaan untuk setidaknya mayoritas rakyatnya. Setiap orang di negara komunis
diberikan kesempatan kerja yang cukup bagi mereka untuk hidup dan bertahan hidup.
Setiap warga negara, bagaimanapun, harus mendapatkan apa yang sudah menjadi
bagiannya dalam perekonomian yaitu untuk menerima gaji dan insentif.
3. Sistem Ekonomi Internal Stabil
Pemerintah memegang kendali dalam menjaga stabilitas perekonomian. Setiap
warga negara bekerja sesuai dengan bidangnya dan setiap pekerjaan itu berguna dan
saling ada keterikatan satu sama lain. Hal ini akan menciptakan insentif untuk
berpartisipasi dan membantu dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya bahwa apapun
pekerjaannya itu sangat dibutuhkan oleh negara khususnya masyarakat. Dokter dan
petani sama-sama penting untuk membangun perekonomian negara.
4. Pembentukan Komunitas yang Solid
Dengan adanya pembagian kelompok ini menimbulkan semangat kebersamaan
dalam komunitarian tersebut. Dalam komunisme, ada hukum-hukum tertentu, aturan
dan tujuan dalam mengalokasikan sumber daya dan tanggung jawab. Jika warga negara
mematuhi undang-undang tersebut, ini mengarah ke semangat harmonisasi dengan satu
tujuan bersama. Ini akibatnya membangun komunitas sosial yang lebih kuat, dan
ekonomi yang lebih kuat.
5. Tidak Ada Kompetisi
Dalam masyarakat komunis, semua orang dianggap sama dalam menerima haknya
dari negara. Ini berarti bahwa setiap orang dapat bekerja keras sama dan harmonis tanpa
menginjak-injak kepentingan masing-masing. Semua pekerjaan, tanggung jawab, dan
semua manfaat menuai dibagi secara merata di antara masyarakat. Jika orang tidak
memiliki rasa iri, cemburu atau ambisi yang melawan tujuan negara, maka
pembangunan ekonomi yang harmonis dapat dipertahankan.
6. Efisiensi Distribusi Sumber Daya
Dalam masyarakat komunis, rasa kerjasama memungkinkan untuk sistem
komunis yang sehat. Ini berarti bahwa masyarakat komunis sangat efisien dalam

13
distribusi sumber daya bahkan di daerah lokal. Hal ini sangat penting terutama pada saat
dibutuhkan dan dalam situasi darurat.17
Komunisme adalah pemikiran politik berdasarkan pembagian usaha dan berbagi
sumber daya. Meskipun saat ini, tidak ada negara mandiri telah menggunakan kebijakan
komunis yang ideal, bentuk modifikasi masih bisa dianggap praktis. Namun, selama
keuntungan kapitalisme tetap menjadi sistem ekonomi yang dominan di dunia, warga
negara dan negara-negara akan jelas memilih atas komunisme. Tampaknya ada tidak
ada ruang untuk ideologi politik ini di usia ini konsumerisme dan kewirausahaan swasta,
tetapi komunisme memiliki aspek praktis, terutama dalam mengontrol sumber daya
alam.
Memang benar bahwa komunisme ini selalu digambarkan sebagai sistem
perampasan hak kebebasan individu. Sistem ini menekan kreatifitas dan kolektivitas
dari warga negara untuk menentukan nasibnya sendiri. Sistem ekonomi dan politik
komunisme secara efektif menentukan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam
dunia bisnis. Ada keterbatasan untuk jumlah bisnis yang dapat memproduksi dan
keuntungan dari bisnis tersebut.
Selain langsung mengendalikan alat-alat produksi, Komunisme menempatkan
aturan ketat tentang bagaimana bisnis beroperasi. Tidak peduli apa bidang spesialisasi
usaha, pemberian bantuan dana akan dialokasikan sama untuk masing-masing dan
setiap pekerja akan menerima jumlah uang yang sama. Hal ini dapat menyebabkan
kerusuhan emosional antara pekerja yang ingin secara khusus diakui untuk pekerjaan
mereka. Hal ini dapat berfungsi untuk menciptakan kondisi nyaman bagi pekerja di
masyarakat tanpa pangkat atau bervariasi khusus. Akhirnya, dapat menyesakkan
semangat kewirausahaan, yang merupakan kunci untuk pertumbuhan ekonomi suatu
negara dan pembangunan. AS, negara kapitalis, telah sangat diuntungkan dari itu usaha
kecil dan suasana kewirausahaan, latar belakang untuk impian Amerika. Ada beberapa
kerugaian dalam menerapkan komunisme, diantaranya:

17
Boundless. The Benefits of Communismdalam
https://www.boundless.com/business/textbooks/boundless-business-textbook/economics-and-business-
2/businesses-under-communist-systems-31/the-benefits-of-communism-166-7381/, diakses pada tanggal
16 Maret 2015 pukul 16.50 WIB

14
1. Pemerintah menguasai semua bisnis dan properti (alat-alat produksi).
2. Tidak ada kebebasan berbicara.
3. Dengan jumlah populasi dan kondisi geografis yang luas akan sulit untuk
mengakomodasi kepentingan yang beragam dan lebih sulit untuk mengontrol
aturanpembagian sumber daya bersama.
4. Perencanaan terpusat sulit dicapai.
5. Kebutuhan konsumen tidak dipertimbangkan.
6. Produktivitas dan efisiensi yang sulit dicapai tanpa keuntungan motif para
pekerja.
7. Sulit untuk mencapai keseimbangan internal antara penawaran dan permintaan
tanpa mekanisme harga.18
Para penentang komunisme selalu menggambarkan komunisme sebagai proses
berbagi hal-hal yang sama. Mereka menyatakan bahwa komunis ingin menyita segala
sesuatu dan untuk membagi semuanya, untuk membagi negeri itu, untuk membagi
sarana produksi lainnya, dan untuk berbagi keluar juga semua permasalahan konsumsi.
Ini akan menciptakan sejumlah kepemilikan dengan modal kecil. Tapi kita telah melihat
bahwa dari kepemilikan kecil dan persaingan antar pemilik kecil ada isu skala besar
kepemilikan. Bahkan jika hal itu mungkin untuk mewujudkan seperti pembagian yang
sama, siklus lama yang sama akan direproduksi.

2.3 Sejarah Politik dan Pemerintahan Laos

Struktur politik tradisional Laos awalnya mengikuti struktur politik orang-orang


Tai (Thailand, Lao, Shan, dan sebagainya) yakni meuang, semacam distrik. Distrik-
distrik ini kemudian bersatu pada distrik yang lebih besar dan membentuk Meuang Lao ,
sebuah mandala (kerajaan berbasis Hindu/Buddha). 19 Kerajaan ini kemudian dikenal
sebagai kerajaan tertua di Laos yang berdiri pada tahun 1353 Masehi dengan nama
kerajaan Lan Xang dan berpusat di Luang Prabang. 20 Setiap distrik dari kerajaan

18
Boundless Business, Disadvantages of Communism dalam
https://www.boundless.com/business/textbooks/boundless-business-textbook/economics-and-business-
2/businesses-under-communist-systems-31/the-disadvantages-of-communism-167-559/, diakses pada
tanggal 16 Maret 2015 Pukul 21.18 WIB
19
Martin Stuart, Politics and Reform in the Lao Peoples Democratic Republic, 2005, Queensland :
Murdoch University (Asia Research Centre), hlm 3
20
Nick J. Freeman, Government and Politics in Southeast Asia , hlm 122

15
dipimpin oleh seorang chao meuang yang berasal dari keluarga aristokrat. Adapula
penasihat chao meuang yang juga berasal dari kerabat keluarga aristokrat.
Kondisi ini memang mencerminkan adanya hirarki status sosial, sebagaimana
sistem monarki tentu menciptakan adanya kelas sosial. Meskipun demikian, di Lan
Xang tidak tampak kesenjangan sosial yang signifikan sebab hubungan masyarakat
biasa dan aristokrat sangat baik dimana masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil
dalam hukum, dapat mengajukan tuntutan keadilan, dan pemerintah kerajaan sangat
terbuka terhadap rakyatnya.
Kehidupan politik monarki ini juga berjalan damai sebab adanya rasa persatuan
yang didasari prinsip kesetiaan dan kepatuhan terhadap negara. Masyarakat awam dan
para chao meuang meyakini bahwa pemerintah adalah sosok pelindung yang bertugas
melindungi diri mereka dari ancaman luar serta bertanggungjawab terhadap
kesejahteraan kehidupan mereka. Dalam praktiknya, terdapat hubungan timbal balik,
saling memberi antara sipil dan pemerintah. Pemerintah menjamin kesejahteraan dan
keamanan rakyat, sebagai timbal baliknya rakyat bersedia memberikan tenaganya (baik
untuk militer atau non-militer) kapanpun dibutuhkan oleh pemerintah.
Prinsip lainnya yang menjadi budaya politik tradisional Laos, sekaligus menjadi
faktor stabilitas politik, adalah kepercayaan masyarakat Laos khususnya Budha terhadap
karma. Prinsip ini mengajarkan bahwa seseorang terlahir berdasarkan amal
perbuatannya pada kelahiran sebelumnya. Apabila sebelumnya ia banyak melakukan
perbuatan baik sesuai ajaran Budha, maka dalam kelahiran berikutnya (reinkarnasi) ia
akan ditakdirkan menjadi orang yang lebih baik. Demikian pula takdir seseorang terlahir
dalam keluarga miskin atau aristokrat ditentukan amal perbuatannya pada kelahiran
sebelumnya. Oleh sebab itu, manusia harus menerima dengan lapang dada terhadap
kedudukannya, lebih tepatnya takdir dirinya. Ini pula yang menjadi sebab masyarakat
menerima siapapun yang menjadi pemimpinnya.

16
Hubungan pemerintah pusat kerajaan Lan Xang
dengan distrik yang lebih kecil tidak terlalu otoriter,
bahkan sangat terkesan otonom. Ini disebabkan sejarah
Lan Xang yang berakar dari distrik kecil yang ingin
bersatu dan membentuk pemerintahan pusat untuk
melindungi mereka secara keseluruhan. Pemerintahan
pusat dibentuk secara sukarela, dan hanya bertugas

Gambar 1.1 Terpecahnya Lan melindungi keseluruhan distrik dari ancaman luar dan
Xang menjadi 3 bagian memastikan semua distrik dalam keadaan baik-baik
sumber : The Origin of Modern Ideology in
Laos, Ch 1 saja. Sebagai imbalannya, pemimpin distrik yang
lebih kecil memberikan upeti atau personil militer. Namun ini bukanlah kewajiban dan
pemerintah tidak mewajibkannya. Kembali lagi, mekanisme ini terjadi karena prinsip
bahwa pemerintah menyadari tugasnya melindungi rakyat, tidak mengorientasikan diri
pada imbalan yang didapat, dan pemerintah yang lebih kecil, masyarakat menyadari
perannya untuk memberikan imbalan sebagai rasa terima kasih atas jasa yang diberikan
pemerintah.
Prinsip-prinsip yang menumbuhkan loyalitas tersebut sebenarnya tidak hanya
dapat menciptakan stabilitas mandala, melainkan juga berpotensi menimbulkan
ketidakstabilan politik ketika terjadi konflik kepentingan dan perbedaan prinsip dalam
tubuh pemerintahan, terlebih pemerintah pusat. Sebuah contoh sederhana terjadi ketika
tahun 1694 raja Surinyavongsa wafat dan terjadi kekosongan kekuasaan, muncul
konflik kepentingan anak keturunannya yang berebut ingin menjadi raja 21 . Masing-
masing tidak ingin mengalah, bahkan meminta bantuan kerajaan luar untuk
mengalahkan saudaranya sendiri. Akibatnya, mandala terbagi menjadi 3 bagian yakni
Luang Prabang, Viang Chan dan Champasak.22 Berikutnya, hal ini pula yang sempat
membuat adanya pertentangan kubu politik di Laos.

21
The Chronologies History of Laos : Part I [1300-1900] Tersedia pada
http://www.oocities.org/capitolhill/lobby/7374/southeastasia/LAOS.HTML diakses pada 11 Maret 2015
22
Martin Stuart, op.cit, hlm 6.

17
2.4 Sistem Pemerintahan Laos

Secara umum struktur

LAO PEOPLES DEMOCRATIC pemerintahan Laos bersifat

REPUBLIC parlementer dimana legisatif

Bentuk Pemerintahan Republik memilih presiden sebagai


23
kepala negara , kepala
Sistem Pemerintahan Parlementer
yudikatif dan anggota komisi
Sistem Partai Satu Partai Otoriter
tetap dalam parlemen.
(LPRP)
Berikutnya, presiden berhak
Kepala Negara Presiden
menunjuk Perdana Menteri
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan
Sistem Legislatif Unikameral
dan membentuk kabinet
dengan persetujuan parlemen yang mana semua ini untuk masa jabatan lima tahun.

Kolonialisme dan Lahirnya Lao Peoples Democratic Republic

Kolonialisme di Laos pertama kali dipelopori oleh Prancis sejak tahun 189324
melalui ultimatum terhadap Siam untuk menyerahkan sebagian daerah kekuasaannya di
bawah pemerintah Prancis yang mana saat itu wilayah Laos sebagian besar diduduki
oleh Siam. Berawal dari titik ini pula Laos dipandang sebagai bagian dari kesatuan
Siam padahal Laos merupakan wilayah kekuasaan tersendiri yang saat itu kebetulan
dan kurang beruntungnya- terpecah menjadi 3 bagian dan sebagian dikuasai Siam
bahkan China.
Perjanjian Prancis dengan Siam awalnya tidak menyebabkan seluruh wilayah
Laos langsung jatuh pada pihak Prancis sebab penentuan batas pada perjanjian tersebut
hanya berdasarkan garis sungai Mekong dan kurang sesuai dengan batas nyata distrik
meuang yang telah lama terbentuk. Berbagai perjanjian kemudian dilanjutkan Prancis
untuk memperluas wilayah kolonialisasinya dengan mencari legitimasi dari Inggris.
Setelah cukup berhasil membangun awal kolonialisme, Prancis mengadakan resident
superiur. Sebuah jabatan yang berfungsi mengatur seluruh teritori Laos sejak tahun

23
Pasal 40 ayat 5 Konstitusi Laos. To elect or remove the President of state and the Vice- President of
state on the recommendation of the National Assembly Standing Committee
24
Laos 1800-1940 : Laos to 1800. Tersedia pada http://www.san.beck.org/20-9-
Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7 diakses pada 12 Maret 2015

18
192325 dimana saat itu Prancis menetapkan batas teritori Laos persis sebagaimana yang
sekarang digunakan (meliputi 3 meuang yang dulu terpecah). Sebagai sebuah contoh
badan eksekutif sederhana, resident superiur memiliki badan penasihat yakni
Indigenous Consultative Assembly yang anggotanya ditunjuk oleh resident superiur dan
umumnya merupakan penerus keluarga-keluarga ningrat dahulu.
Berkat dimulainya hubungan sosial antara orang-orang Prancis dan bangsawan
Laos ini maka keturunan darah biru Laos mulai mengenal dunia pendidikan ala Barat
dan disekolahkan di luar negeri, salah satunya adalah Kaysone Phomvihane yang
berkuliah di Universitas Hanoi, Vietnam. Saat itu di Vietnam sedang berkembang pesat
Partai Komunis Indochina yang diketuai oleh Ho Chi Minh tahun 1930. Partai ini
berusaha mengusung pemikiran Marxist dan Leninist yang ingin memperjuangkan kelas
proletar dan menumbangkan rezim borjuis melalui sebuah revolusi. Semangat ini
kemudian diaplikasikan Partai Komunis Indochina untuk menghapus pengaruh Prancis
di Indochina (Laos, Kamboja, Vietnam). Salah satu langkah yang dilakukan oleh partai
ini adalah merekrut anggota dari Indochina dan mengembangkan sayap melalui section,
termasuk Lao section di Laos. Perekrutan kelas elit atau keturunan raja dalam partai ini
lambat laun berhasil membuat luasnya dukungan masyarakat Laos terhadap partai ICP
dan diterimanya ideologi Marxisme-Leninisme dengan isu perjuangan kelas.
Meskipun demikian sempat terjadi pertentangan di pihak Laos sendiri paska
1945 (keluarnya Jepang dari Laos). Keluarga kerajaan Laos sebagian menerima
kembalinya Prancis ke Laos sedangkan keturunan raja lainnya yakni pangeran
Phetsarath, Souvanna Phouma dan Souphanouvong menolak keras kembalinya berbagai
intervensi pihak luar terhadap Laos. 26 Pangeran Souphanouvong kemudian menjadi
pelopor berdirinya Pathet Lao yang bertransformasi menjadi Phak Pasason Lao / Partai
Revolusioner Rakyat Laos/ Lao People's Revolutionary Party (LPRP). Kedua kubu ini
meskipun bertentangan masih sama-sama mendapat dukungan dari masyarakat dan
memang mudah bagi mereka melakukannya sebab prinsip budaya politik tradisional
Laos yang masih melekat khususnya karma sehingga masyarakat mudah percaya
terhadap nilai-nilai yang diserukan oleh keturunan raja.

25
Sanderson Beck, Siam Cambodia and Laos 1800-1905 Tersedia pada http://www.san.beck.org/20-9-
Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7 diakses pada 14 Maret 2015
26
Lao Issara, Encyclopaedia Brittanica Tersedia pada
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/330134/Lao-Issara diakses pada 12 Maret 2015

19
Pada titik ini pula terjadi intervensi luar yang bersamaan dengan momen Perang
Dingin, perebutan pengaruh ideologi liberalisme dan komunisme. Ketika itu kebetulan
pula kondisi Laos sedang terpecah menjadi kubu komunis (LPRP) dan pemerintah
kerajaan (Royal Lao Government /RLG). Kubu LPRP mendapat dukungan dari Vietnam
sedangan kubu RLG mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Konflik dua kubu ini
semakin memanas dan akhirnya menjadi bagian sekaligus dampak dari perang Vietnam
yang menjadi salah satu faktor keberhasilan LPRP mengambil alih kekuasaan RLG dan
mendirikan rezim baru di Laos tahun 1975 melalui sebuah negara bernama Lao
Peoples Democratic Republic (Lao PDR)27.

1.3.1 Sistem Partai Laos


Laos merupakan negara yang menganut sistem one authoritarian party sehingga
hanya ada 1 partai yang menduduki kekuasaan di negara ini yaitu Lao People's
Revolutionary Party (LPRP). Dalam konstitusi Laos yang diadopsi pada Agustus 1991
tepatnya pada Artikel 3, dikatakan bahwa LPRP merupakan inti pimpinan (leading
nucleus) dalam sistem politik di Laos. Undang-undang LPRP yang kemudian direvisi
pada Kongres Partai ke-5 di tahun 1991 semakin menunjukkan peran dominan dari
partai ini seperti yang ditunjukkan dalam paragraf berikut.
The party is...the leading core of the entire political system, hub of intelligence,
and representative of the interest of the people of all strata. The party formulates and
revises the major lines and policies on national development in all spheres; finds
solutions to major problems; determines the policies regarding personnel management,
training of cadres, and supplying key cadres for different levels; controls and supervises
activities of party cadres and members, state agencies and mass organizations.
Melalui pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa LPRP merupakan pemimpin
inti dari keseluruhan sistem politik Laos. Partai ini juga dapat merumuskan kebijakan
dalam hal pembangunan nasional di berbagai lapisan, memberikan solusi bagi
permasalahan-permasalahan utama serta mampu mengendalikan dan mengawasi
aktivitas kader dan anggota partai, perwakilan negara, dan organisasi massa.28

27
Nick J Freeman, Government and Politics in Southeast Asia hlm 124
28
Lao People's Revolutionary Party LPRP diakses dari http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12
Maret 2015 pukul 19:49

20
2.4.1.1 Sejarah Lao People's Revolutionary Party (LPRP)
Keberadaan Lao People's Revolutionary Party (LPRP) tidak dapat dilepaskan
dari peran Indochinese Communist Party (ICP) yang didirikan oleh Ho Chi Minh pada
tahun 1930. ICP memiliki anggota yang berasal dari Vietnam pada awal pendiriannya,
yang kemudian membentuk Committee for Laos atau "Lao section" di tahun1936. Baru
kemudian pada pertengahan tahun 1940-an, kaum revolusioner komunis Vietnam
membuka peluang aktif bagi anggota partai yang berasal dari Laos. Pada Februari 1951,
Kongres Kedua ICP memutuskan untuk membubarkan partai dan membentuk 3 partai
terpisah yang dapat mewakili 3 negara Indochina. Hingga akhirnya pada pelaksanaan
Kongres Pertama Partai pada tanggal 22 Maret 1955, pembentukan Phak Pasason Lao
(Lao People's Party-LPP) secara resmi diumumkan. (Nama LPRP diadopsi pada
Kongres LPP Kedua pada tahun 1972). Kemudian pada tahun 1956, LPP mendirikan
The Neo Lao Hak Xat (Lao Patriotic Front-LPF) yaitu partai politik bangsa Laos
(Pathet Lao) yang bertindak sebagai organisasi politik massa.
Sementara LPP terlihat tersembunyi dalam mengarahkan aktivitas LPF,
masyarakat Vietnam memberikan panduan kritis dan mendukung pertumbuhan partai
pada masa revolusi. Mereka membantu untuk memperoleh kepemimpinan bagi
pergerakan komunis Laos. Dalam permulaannya, LPRP Political Bureau (Politburo)
terdiri atas banyak individu yang sangat dekat dengan orang Vietnam. Penasehat partai
maupun tenaga militer diberikan oleh masyarakat Vietnam kepada LPF. Dalam
tuntunan yang berasal dari Vietnam Utara, para pimpinan LPRP membentuk partai
Marxist-Leninist, organisasi massa dan politik, serta tentara dan birokrasi yang
semuanya berdasarkan pada gaya Vietnam Utara.
Kaum komunis Laos tidak berkompromi dalam hal legitimasi sebagai gerakan
nasionalis oleh ketergantungannya terhadap Hanoi. Pada saat periode revolusi sebelum
tahun 1975, para pimpinan LPRP dan Vietnam Utara menemukan banyak kesamaan
yakni kedua partai menghadapi musuh yang sama yaitu Prancis dan Amerika Serikat.
Mereka memiliki pandangan yang sama tentang dunia dan solusi terhadap masalah-
masalah yang ada. Dalam beberapa kasus, kesamaan ini diperkuat dengan hubungan
keluarga yang ditunjukkan melalui ikatan pernikahan. 29

29
Lao People's Revolutionary Party LPRP:Origins of The Party diakses dari
http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49

21
2.4.1.2 Struktur Partai
LPP telah mengalami perkembangan secera stabil dalam hal anggota yang
awalnya berjumlah 300 menjadi 400 orang. Pada tahun 1965, anggotanya mencapai
11.000 orang kemudian mencapai angka 21.000 orang ketika akan memasuki koalisi
final dengan RLG (Royal Lao Government) di tahun 1972. Pada 1975, ketika LPP
mencapai kekuasaannya secara penuh keanggotaan telah berhasil mencapai 25.000
orang dan pada Kongres Partai Kelima di tahun 1991 LPRP telah menyatakan bahwa
anggotanya telah meningkat hingga pada jumlah 60.000 orang.
LPRP memiliki cara kerja yang sama dengan partai komunis khususnya dengan
Vietnamese Communist Party. Dalam struktur partai ini, kekuasaan tertinggi terletak
pada kongres partai yakni pertemuan yang dihadiri oleh seluruh kader partai yang
datang dari seluruh wilayah di Laos selama beberapa hari untuk melaksanakan agenda-
agenda diantaranya mempelajari perencanaan strategi partai di masa depan dan
mengesahkan keputusan yang telah diambil oleh pimpinan partai. Kemudian struktur di
bawahnya ditempati oleh Central Committee (sejak dihapuskannya Secretariat pada
tahun 1991) yaitu para elit partai yang akan mengisi posisi politik di negara ini. Selain
diisi oleh anggota Politburo dan mantan anggota Secretariat, komite ini juga terdiri atas
menteri pemerintahan, pimpinan tentara, sekretaris komite partai provinsi, dan ketua
organisasi massa.
Central Committee terdiri atas 21 anggota dan 6 wakil kemudian pada kongres
partai keempat, jumlahnya semakin meluas menjadi 51 orang dan 9 wakil. Jumlah
perempuan di Central Committee meningkat dari tiga hingga lima, termasuk Thongvin
Phomvihan, kemudian istri Sekretaris Jenderal Kaysone yang merupakan ketua LPRP's
People's Revolutionary Youth Union dan pada tahun 1982 menjadi wanita pertama yang
ditunjuk oleh Central Committee. Meskipun LPRP menyatakan persamaan etnis dalam
partainya, Komite Sentral didominasi oleh golongan Lao lowland. Kelompok minoritas
upland tetap jarang diwakili pada tingkat tertinggi kepemimpinan partai, hanya terdapat
empat anggota kelompok etnis minoritas yang duduk di Komite Sentral dan terpilih
pada Kongres Partai Kelima.
Komite Sentral dijalankan oleh sejumlah komite bawahan (subordinate). Komite
ini meliputi Kantor Komite Sentral dan lima kantor lainnya yaitu Komite Organisasi,
Komite Propaganda dan Pelatihan, Komite Pengendali Partai dan Negara, Komite

22
Administratif Partai dan Sekolah Negara untuk Teori Politik, dan Komite Penyebaran
Kebijakan Partai. Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana proses
pengambilan keputusan dalam Politburo, kolegialitas telah menjadi cara yang paling
lama digunakan dan telah berkembang. Masing-masing 16 provinsi yang terdapat di
Laos diarahkan oleh komite partai yang diketuai oleh sekretaris partai yang merupakan
tokoh politik yang dominan di provinsi ini. Pada tingkat yang lebih rendah terdapat 112
kabupaten (muang), dibagi lagi menjadi kecamatan (tasseng), masing-masing dengan
komite partai mereka sendiri. Secara administratif, kecamatan telah dihapuskan pada
prinsipnya sejak sekitar tahun 1993, namun pelaksanaannya tidak merata di seluruh
provinsi.30

2.4.1.3 Ideologi Lao People's Revolutionary Party (LPRP)


Pada saat para pimpinan LPRP memperoleh kekuasaan di tahun 1975 dengan
pahamnya yaitu Marxisme-Leninisme, mereka tetap bersemangat dalam menciptakan
suatu masyarakat sosialis yang baru. Mereka mendeklarasikan tujuan ekonomi kembar
sebagai pencapaian transformasi sosialis dengan konstruksi sosialis. Mereka
menegaskan kemunculan LPRP telah melengkapi revolusi demokrasi nasional. Tujuan
nasionalnya adalah untuk mengusir penjajah imperialis Perancis dan Amerika Serikat
sedangkan tujuan demokrasi adalah untuk menggulingkan pengkhianat reaksioner,
kaum borjuis, birokrat, reaksioner, feodal dan militeris. LPRP menyatakan telah
memenangkan revolusi demokrasi nasional dengan memenangkan perang rakyat
(people's war) dengan aliansi buruh-tani (worker-peasant) di bawah kepemimpinan
rahasia dari LPRP yang bekerja melalui barisan nasional.
Meskipun ideologi komunis mulai mengikis, mempertahankan kekuasaan politik
eksklusif tetap menjadi tujuan utama partai. Dalam pidato pada tahun 1990, Sekretaris
Jenderal Kaysone menegaskan dasar legitimasi partai: partai ini merupakan pusat
kebijaksanaan. Di dalamnya telah ditetapkan kebenaran, pola dan langkah-langkah
konstruktif yang sesuai dengan realitas di negara kami sehingga membuat orang-orang
Laos mampu dalam mengatasi kesulitan dan berbagai ujian untuk memenangkan
kemenangan hingga memperoleh kemenangan akhir. Sejarah telah menunjukkan bahwa

30
Lao People's Revolutionary Party LPRP: Party Structure diakses dari
http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49

23
partai kami adalah satu-satunya partai yang telah memenangkan kredibilitas dan
kepercayaan dari masyarakat. Kepemimpinan partai kami dalam revolusi negara
merupakan syarat obyektif dan tugas bersejarah yang dipercayakan oleh masyarakat
multietnis Laos. Partai politik lainnya yang telah ada di negara kami telah mengalami
kemunduran dalam proses transformasi sejarah. Mereka gagal untuk memenangkan
kontrol dan dukungan dari masyarakat karena tidak membela kepentingan nasional atau
memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat.31

2.4.1.4 Pengaruh Laos People Revolutionary Party terhadap Pemerintahan Laos


Sejak LPRP mengambil alih kekuasaan RLG tahun 1975, semua kegiatan politik
menjadi kontrol partai sepenuhnya atau mengalami monopoli. Segala aktivitas politik
ditekan sehingga tidak ada pilihan bagi orang yang berminat di bidang politik kecuali
masuk ke dalam partai LPRP. Bentuk monopoli LPRP ini dapat dilihat pula dari
merasuknya unsur partai di pemerintahan, birokrasi, organisasi massa, dan militer.
Setiap orang yang menduduki jabatan penting dalam empat institusi ini hanyalah
mereka yang merupakan anggota partai LPRP.32
Sistem satu partai yang terjadi di Laos ini kemudian menyebabkan adanya
tumpang tindih pula dalam pemerintahannya. Berbagai aktivitas pemerintahan tidak
mungkin terjadi melainkan ada inisiatif dari Partai Revolusioner Rakyat Laos. Buktinya,
pertemuan-pertemuan menteri ditentukan oleh partai dan disahkan melalui parlemen.
Pejabat pemerintahan pun tidak sepenuhnya murni merupakan suara parlemen, justru
lebih sering merupakan pilihan partai yang disuarakan melalui pihak terkait. Bahkan
kebijakan-kebijakan yang ada merupakan inisiatif partai. Oleh sebab itu pemerintah
hanyalah perpanjangan tangan partai.33
Dalam sistem birokrasi, para birokrat menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh
partai politik, hubungan personal, dan harapan akan biaya kompensasi. LPRP sangat
mudah mempengaruhi birokrat dalam mengambil keputusan salah satunya disebabkan
rendahnya kompetensi dan pengetahuan para birokrat dalam mengelola pemerintahan.
Umumnya kader LPRP memiliki pengetahuan dan kompetensi yang lebih baik, dimana

31
Lao People's Revolutionary Party LPRP: Ideology of the Lao People's Revolutionary Party diakses
dari http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49
32
Martin Stuart, op.cit, hlm 12-13
33
Ibid

24
ini juga merupakan akibat adanya re-education , pelatihan birokrasi awal periode LPDR
dalam kamp seminar yang disponsori oleh Vietnam. 34 Terbatasnya kompetensi yang
hanya terdapat pada elit politik LPRP membuat anggota non partai dan anggota non-elit
partai yang beroperasi dalam birokrasi mempercayakan pengambilan keputusan pada
elit LPRP sehingga mempermudah pengaruh LPRP. Cara lain yang digunakan LPRP
untuk memperkuat pengaruhnya dalam birokrasi adalah melalui dana kompensasi atau
sogokan yang tidak hanya diberikan untuk mendukung kebijakan tertentu melainkan
juga dapat diberikan dalam momen lainnya seperti upacara pernikahan keluarga atau
acara pertunjukan Laos pada waktu tertentu.
Pada ranah organisasi massa, LPRP hanya mengizinkan the Lao Front for
National Construction (LFNC), Lao Trade Unions (LTO), the Lao Womens Union
(LWU), dan the Revolutionary Youth Union (RYU) sebagai wadah organisasi
masyarakat Laos. Front Pembangunan Nasional Laos merupakan organisasi massa yang
paling besar jumlah anggotanya namun paling tidak jelas pula tujuannya dibandingkan
dengan tiga organisasi lainnya.35 Meskipun berniat mengusung motto persatuan multi-
etnis Laos, agaknya organisasi ini tampak lebih memfokuskan diri pada visi LPRP.
Sementara itu, Persatuan Perdagangan Laos (LTO) bertujuan mengawasi pertumbuhan
tenaga kerja dan memastikan upah buruh yang cukup rendah untuk menarik investasi
luar sebab perekonomian Laos masih sangat bergantung pada bantuan dan investasi
asing. Organisasi lainnya yakni LWU -yang menyatukan aspirasi perempuan Laos-
bertujuan memperjuangkan peran perempuan secara aktif di pemerintahan dan
mengembangkan keterampilan perempuan, sehingga LWU sering mengadakan seminar
yang melibatkan perempuan dari berbagai negara. Terakhir, RYU sebagai wadah
pemuda Laos bertujuan sebagai alat rekruitmen politik LPRP yang nampaknya
menyasar pemuda sebagai sosok penting pembawa masa depan LPRP.

2.3.2 Eksekutif Pemerintahan Laos


Eksekutif Laos membedakan jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan.
Peran sebagai kepala negara dijalankan oleh presiden dan wakilnya yang disetujui oleh
setidaknya 2/3 anggota parlemen. Berdasarkan konstitusi Laos Pasal 53 Bab V tentang
Presiden Negara, tugas dan wewenang presiden adalah :
34
Government of Laos. Tersedia pada http://countrystudies.us/laos/84.htm diakses pada 12 Maret 2015
35
Martin Stuart, op cit hlm 15

25
1. Menyebarluaskan Konstitusi dan UU yang telah disahkan oleh Majelis Nasional
2. Mengeluarkan keputusan negara dan tindakan atas rekomendasi dari Komite
Tetap Majelis Nasional (National Assembly Standing Committe)
3. Menunjuk atau memberhentikan Perdana Menteri dan anggota pemerintah
dengan persetujuan atau resolusi tidak percaya dari Majelis Nasional
4. Mengangkat, memindahkan atau menghapus gubernur provinsi dan walikota
kota atas rekomendasi dari Perdana Menteri
5. Memutuskan untuk meningkatkan atau menurunkan jajaran jenderal di pasukan
pertahanan dan keamanan nasional pada rekomendasi dari Perdana Menteri;
6. Menjadi kepala angkatan bersenjata rakyat
7. Memimpin pertemuan pemerintah bila diperlukan
8. Menentukan penganugerahan medali emas nasional, tanda jasa, medali
kemenangan dan tertinggi gelar kehormatan dari negara
9. Memutuskan pemberian grasi
10. Memutuskan wajib militer umum atau parsial dan menyatakan keadaan darurat
di seluruh negara atau dalam setiap wilayah tertentu
11. Menyatakan pada ratifikasi atau penghapusan semua perjanjian dan kesepakatan
yang ditandatangani dengan negara-negara asing
12. Mengangkat dan mengingat wakil berkuasa penuh dari Laos ke atau dari negara-
negara asing, dan menerima perwakilan berkuasa penuh dari negara-negara
asing
Sementara itu posisi sebagai kepala pemerintahan dijalankan oleh Perdana
Menteri, Wakil Perdana Menteri dan jajarannya untuk masa jabatan 5 tahun. Perdana
Menteri dipilih oleh presiden dengan persetujuan parlemen dan selanjutnya
pengangkatan jajaran pemerintahan seperti gubernur dan jendral militer menjadi hak
Perdana Menteri yang kemudian akan dilantik oleh Presiden. Presiden Laos dipilih oleh
2/3 dukungan dari Majelis Nasional (National Assembly) untuk masa jabatan 5 tahun.
Hal ini menjadi suatu ketetapan yang mengubah jabatan presiden dari yang semula
hanya posisi ceremonial menjadi suatu kekuasaan politis yang penting. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, presiden dapat menunjuk maupun memberhentikan
perdana menteri dan anggota pemerintahan dengan persetujuan Majelis Nasioanal.

26
Selain itu, presiden juga menerima dan menunjuk duta besar serta dapat menyatakan
keadaan darurat atau perang.
Kekuasaan yang diberikan kepada presiden telah mengalami perkembangan
ketika proses penyusunan konstitusi, namun kematian mendadak dari Kaysone, yang
sebelumnya menjadi perdana menteri kemudian menjadi presiden setelah adanya
penyebaran konstitusi, kemudian menimbulkan keraguan dalam hal potensi kekuasaan
relatif di antara dua kantor (two offices). Walau bagaimanapun, presiden memimpin
angkatan bersenjata dan memiliki hak serta kewajiban untuk meyebarkan hukum dan
surat keputusan. Organisasi utama untuk administrasi adalah pemerintahan yang teridiri
atas perdana menteri (selaku pimpinan), deputi perdana menteri, menteri, dan kepala
kementerian (setara dengan komite negara). Perdana menteri dipilih oleh presiden
dengan persetujuan Majelis Nasional untuk masa jabatan 5 tahun. Kewajiban dari posisi
ini meliputi memimpin dan mengawasi kerja dari kementerian dan komite pemerintahan
dan juga bagi gubernur provinsi dan walikota. Perdana menteri menunjuk semua deputi
dalam dua level pemerintahan tersebut serta bagi pimpinan distrik lokal.36
2.3.3 Legislatif Pemerintahan Laos

Majelis nasional yang merupakan badan legislatif tertinggi adalah majelis yang
dipilih setiap lima tahun sekali. Penetapan ini pada awalnya digunakan pada zaman
kolonial RLG dan Perancis pada akhir tahun 1975. Terletak di sebuah gedung yang
lebih besar dari pada masa kolonial, majelis nasional berfungsi sebagai pembuat
keputusan yang berkaitan dengan isu-isu fundamental serta mengawasi organ
administratif dan peradilan. Sebagai sebuah badan legislatif, Majelis Nasional memiliki
power yang besar, di antaranya adalah mampu memilih serta memberhentikan presiden,
Mahkamah Agung dan Jaksa Penuntut Umum, yang tentunya diawali dengan banyak
pertimbangan dan rekomendasi dari pihak-pihak tertentu lain. Power lain yang dimiliki
oleh Majelis Nasional mencakup amandemen konstitusi, menetapkan pajak, menyetujui
anggaran negara, mendukung atau membatalkan undang-undang, serta memilih atau
menghapus tokoh-tokoh peradilan dalam sistem pemerintahan suatu negara. Anggota
dari Majelis Nasional sendiri memiliki hak untuk menginterpelasi anggota pemerintah.

36
The President, diakses dari http://countrystudies.us/laos/88.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:55

27
Selain itu, Majelis Nasional juga dapat meratifikasi perjanjian serta memutuskan
pernyataan perang dan perdamain. Power yang dimiliki Majelis Nasional memang
terbukti memiliki batasan, meskipun menurut aturan, Majelis Nasional hanya bertemu
di dalam suatu persidangan sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, komite tetap
(standing committee) untuk sementara juga dapat menyelenggrakan sidang luar biasa
jika dibutuhkan. Konstitusinya juga tidak menentukan jumlah dari anggota Majelis
Nasional yang mana calon-calonnya ditetapkan oleh LPRP. Dalam pemilihan pada
tahun 1989, ada setidaknya 79 anggota dalam Majelis Nasional yang merepresentasikan
masing-masing distrik yang ada, yaitu sekitar 40.000 sampai 50.000 orang. Kampanye
pemilihan tersebut berlangsung selama dua bulan. Proses pemilihannya berisi semacam
eliminasi terhadap kandidat-kandidat yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan
sampai tersisa kandidat-kandidat yang terpilih di akhir pemilihan.37

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sistem pemerintahan di Asia Tenggara memiliki perbedaan yang identik


berdasarkan pembagian sub-region mainland dan insular. Negara mainland
memiliki bentuk negara non-republik. Ada yang otoriter, monarki konstitusional,
atau negara partai. Sementara negara insular mayoritas merupakan negara
republik.
2. Laos merupakan negara partai (party-state) dengan sistem pemerintahan
parlementer. Negara ini hanya memiliki 1 partai tunggal yaitu Lao Peoples
Revolutionary Party, eksekutifnya dipimpin oleh presiden, dan legislatifnya
dipimpin oleh Majelis Nasional.

37
Legislature, diakses dari http://countrystudies.us/laos/89.htm pada 12 Maret 19:56

28
DAFTAR PUSTAKA

Country Profile : The Local Government System in Brunei Darusaalam, dalam


http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Brunei%20local%20government%20profile
%202011-12.pdf
Country Profile: Singapore, The Local Government System in Singapore, dalam
http://www.clgf.org.uk/userfiles/1/files/Singapore%20local%20government%20profi
le%202011-12.pdf,
Country Studies : Government of Laos, diakses dari http://countrystudies.us/laos/84.htm
pada 12 Maret 2015
Country Studies : Lao People's Revolutionary Party LPRP
Country Studies : Legislature, diakses dari http://countrystudies.us/laos/89.htm

Country Studies : The President, diakses dari http://countrystudies.us/laos/88.htm

Dari Komunis Hingga Monarki: Sistem Politik dan Pemerintahan Negara-negara


ASEAN dalam http://deteksi.co/2014/12/dari-komunis-hingga-monarki-sistem-
politik-dan-pemerintahan-negara-negara-asean-bagian-1/
Federasi Australia Otonomi Indonesia, Indonesias Political System, dalam
http://www.abc.net.au/ra/federasi/tema1/indon_pol_chart_e.pdf
GIGA Research Programme, Political Party and Party System Institutionalisation in
Southeast Asia: A Comparison of Indonesia, the Philippines, and Thailand, dalam
http://www.giga-hamburg.de/en/system/files/publications/wp44_ufen.pdf ,
Lao Issara, Encyclopaedia Brittanica http://www.britannica.com/EBchecked
/topic/330134/Lao-Issara
Laos 1800-1940 : Laos to 1800. Tersedia pada http://www.san.beck.org/20-9-
Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7
Lucius, Casey, 2009, Vietnams Political Process: How Education Shapes Political
Decision Making, Routledge, Hoboken. Dalam
http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/454979/Huyen_decision_mak
ing_casey.pdf diakses tanggal 12 Maret 2015 pukul 08.09 WIB
Malaysia Comparative National Systems, 2009, dalam
http://www.mitchellorenstein.com/wp content/uploads/2012/07/Malaysia.pdf,

29
Martin Stuart, Politics and Reform in the Lao Peoples Democratic Republic, 2005,
Queensland : Murdoch University (Asia Research Centre)
Nick J. Freeman, Government and Politics in Southeast Asia
Pasal 40 ayat 5 Konstitusi Laos. To elect or remove the President of state and the Vice-
President of state on the recommendation of the National Assembly Standing
Committee
Profil Cambodia dalam http://hukum.unsrat.ac.id/etc/cambodia.pdf
Sanderson Beck, Siam Cambodia and Laos 1800-1905 http://www.san.beck.org/20-9-
Siam,Laos,Cambodia1800-1950.html#a7
The Chronologies History of Laos : Part I [1300-1900]
http://www.oocities.org/capitolhill/lobby/7374/southeastasia/LAOS.HTML
Yah, The Long Road Ahead , Chapter 1 : The Land and Its History

30

Anda mungkin juga menyukai