Anda di halaman 1dari 4

A.

Definsisi
Chronic Kidney Disease atau gagal ginjal kronis (CKD) adalah suatu kondisi
gagalnya ginjal dalam menjalankan fungsinya mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit karena rusaknya struktur ginjal yang progresif
ditandai dengan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) dalam darah (Muttaqin &
Sari, 2014).
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronis merupakan suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
yang irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia
(Black & Hawk dalam Dwy Retno Sulystianingsih, 2018).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal
kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversible dan sudah
berlangsung lama, sehingga mengakibatkan gangguan yang persisten dan mengganggu
berbagai sistem tubuh.

B. Etiologi
CKD bisa terjadi karena berbagai kondisi klinis seperti penyakit komplikasi yang bisa
menyebabkan penurunan fungsi pada ginjal (Muttaqin & Sari 2014). Sedangkan menurut
Muttaqqin & Sari (2014) kondisi klinis yang bisa memicu munculnya CKD, yaitu:
1) Penyakit dari ginjal
a) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonephritis
b) Infeksi kuman: pyelonephritis, ureteritis
c) Batu ginjal: nefrolitiasis
d) Kista di ginjal: polycitis kidney
e) Trauma langsung pada ginjal
f) Keganasan pada ginjal
g) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur
2) Penyakit umum di luar ginjal
a) Penyakit sistemik: diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol tinggi sangat
berkaitan erat untuk terjadinya kerusakan pada ginjal. Saat kadar insulin
dalam darah berlebih akan menyebabkan resistensi insulin yang dapat
meningkatkan lipolisis pada jaringan adiposa yang membuat lemak dalam
darah meningkat termasuk kolesterol dan trigliserida. Hiperkolesterolemia
akan meningkatkan LDL-kol dan penurunan HDL-kol yang akan memicu
aterosklerosis karena ada akumulasi LDL-kol yang akan membentuk plak
pada pembuluh darah. Terbentuknya plak akan membuat retensi natrium
sehingga tekanan darah naik. Retensi ini yang nantinya akan merusak struktur
tubulus ginjal.
b) Dyslipidemia karena dapat memicu aterosklerosis akibat akumulasi LDL-kol
sehingga memunculkan plak pada pembuluh darah yang akan meningkatkan
tekanan darah karena ada retensi natrium bisa membuat ginjal rusak.
c) SLE (Systemic Lupus Erythematosus) adalah penyakit autoimun yang dapat
menyebabkan peradangan pada jaringan dan pembuluh darah di semua bagian
tubuh, terutama menyerang pembuluh darah di ginjal. Pembuluh darah dan
membran pada ginjal akan menyimpan bahan kimia yang seharusnya ginjal
keluarkan dari tubuh karena hal ini ginjal tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
d) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis karena apabila tidak
segera diobati maka bakteri, virus dan parasit akan menggerogoti organ yang
ditempati hingga nanti akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah
dan menyerang organ lain seperti ginjal.
e) Preeklamsi menyebabkan vasokonstriksi sehingga terjadi penurunan aliran
darah ke ginjal yang berakibat GFR menurun dan laju ekskresi kreatinin dan
urea juga menurun.
f) Obat-obatan seperti antihipertensi memiliki efek samping yaitu meningkatkan
serum kreatinin jika digunakan dalam jangka panjang.
g) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar, diare) akan membuat
seseorang mengalami dehidrasi sehingga akan membuat urine menjadi lebih
pekat.
C. Faktor Resiko
Hipertensi dapat bertindak sebagai faktor risiko yang dominan pada pasien
dengan CKD dan sebagian besar pasien CKD akan mengalami hipertensi. Mekanisme
yang mendasari dan dianggap paling penting dalam peningkatan tekanan darah adalah
terkait dengan retensinatrium dan stimulasi sistem renin angiotensin. Aktivasi simpatik
dan pelepasan katekolaminjuga meningkat pada CKD (Alani et al, 2014).
Beberapa faktor resiko dari penyakit ginjal kronis menurut Henry Ford Health
System, 2011 yaitu :
a) Diabetes, hipertensi, obesitas, gangguan metabolik, hiperlipidemia
b) Merokok, kokain, paparan nefrotoksik (obat-obatan tertentu), batu ginjal, hipertrofi
prostat (obstruksi)
c) Asupan tinggi protein, obesitas, sindrom metabolik, berpenghasilan rendah dan/atau
tingkat pendidikan, bahaya lingkungan kimia
d) Usia lanjut, jenis kelamin laki-laki, etnis (Afrika Amerika, penduduk asli Amerika,
Hispanik, dan Asia), riwayatkeluarga CKD (penyakit ginjal kistik), berat badan lahir
rendah, bawaan atau diperoleh ginjal soliter , dan kerusakan ginjal sebelumnya
(trauma, infeksi)
DAFTAR PUSTAKA

Alani, H., Tamimi, A., Tamimi, N., (2014). Cardiovascular Co-morbidity inChronic
Kidney Disease: Current Knowledge and Future Research Needs, World Journal
Nephrology; 3(4): 156-168.
Dwi Retno Sulistyaningsih. (2018) Hubungan Antara Lama Menjalani Terapi
Hemodialisisdengan Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasienpenyakit Ginjal Kronik.
Jurnal Ilmu Keperawatan Medial Bedah 1.
Muttaqin dan Sari. (2014) Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.Salemba
Medika, Jakarta.
Henry Ford Health System, (2011) Chronic Kidney Disease(CKD),Clinical Practice
Recommendations for Primary Care Physiciansand Healthcare Providers6thEdition,
Division Of Nephrology & Hypertension and General Medicine

Anda mungkin juga menyukai