Dosen Pembimbing
Arifianto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
1. Puput Larasati (2205015)
2. Putri Mellani Agustin (2205016)
3. Rindiani (2205018)
4. Siti Choiriyah (2205019)
5. Tyas Maharani (2205020)
2023/2024
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan merupakan penyakit yang sudah
familiar di kalangan masyarakat Indonesia sebagai penyakit yang tidak dapat
disembuhkan (Wahyuningsih, 2020).
4. Operasi
a. Pengambilan batu
b. Transplantasi ginjal (Muttaqin, 2011)
H. Pemeriksaan penunjang
1. Urin
a. Volume : biasanya kurang dari 400ml/24 jam / tidak ada
(anuria)
b. Warna : secara abnnormal urin keruh kemungkinan
disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen
kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin,
porifin.
c. Berat jenis : kurang dari 1.105 (menetap pada 1.010
menunjukkan kerusakan ginjal berat)
d. Osmolalitas : kurang dari 350mOsm/kg menunjukkan
kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering
e. Klirens kreatinin : mungkin agak menurun.
f. Natrium : lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak
mampu mereabsorpsi natrium.
g. Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat
menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen
juga ada.
2. Darah
a. BUN/kreatinin : meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl
diduga tahap akhir
b. Ht : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang
dari 7 – 8 gr/dl.
c. SDM menurun, defisiensi eritropoitin dan GDA : asidosis
metabolik, pH kurang dari 7, 2.
d. Natrium serum : rendah, kalium meningkat, magnesium
meningkat, Kalsium menurun dan Protein (albumin) menurun.
3. Osmolaritas serum lebih dari 285 mOsm/kg.
4. Pelogram retrogad : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
5. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
6. Endoskopi ginjal, nefroskopi : untuk menetukan pelvis ginjal, keluar
batu, hematuria dan peningkatan tumor selektif.
7. Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskuler, masa.
8. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa (Haryono, 2013)
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada klien Chronic Kidney Disease (CKD) lebih menekankan pada
support system untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh
(hemodynamically process). Dengan tidak optimalnya/gagalnya fungsi ginjal, maka
tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang kewajaran.
Tetapi, jika kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan berbagai
manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem tersebut. Berikut ini adalah
pengkajian keperawatan pada klien dengan CKD:
1. Biodata
Tidak ada spesisfikasi khusus untuk kejadian CKD, namun laki-laki
sering mengalami resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola
hidup sehat.
2. Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder yang
menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria)
sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada sistem
sirkulasiventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaforesis, fatigue, napas
berbau urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan
(akumulasi) zat sisa metabolisme/toksin dalam tubuh karena ginjal
mengalami kegagalan filtrasi.
3. Riwayat penyakit sekarang Keluhan yang dikemukakan sampai dibawa
ke RS dan masuk ke ruang perawatan, komponen ini terdiri dari PQRST
yaitu:
P = Palliative merupakan faktor yang mencetus terjadinya penyakit, hal
yang meringankan atau memperberat gejala, klien dengan gagal
ginjal mengeluh sesak, mual dan muntah
Q = Qualitative suatu keluhan atau penyakit yang dirasakan. Rasa sesak
akan membuat lelah atau letih sehingga sulit beraktivitas
R = Region sejauh mana lokasi penyebaran daerah keluhan. Sesak akan
membuat kepala terasa sakit, nyeri dada di bagian kiri, mual-mual,
dan anoreksia
S = Serverity/Scale derajat keganasan atau intensitas dari keluhan
tersebut. Sesak akan membuat freukensi napas menjadi cepat, lambat
dan dalam.
T = Time waktu dimana keluhan yang dirasakan, lamanya dan
freukensinya, waktu tidak menentu, biasanya dirasakan secara
terus-menerus.Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Chronic Kidney Disease (CKD) dimulai dengan periode gagal ginjal akut
dengan berbagai penyebab (multikausa). Oleh karena itu, informasi
penyakit terdahulu akan menegaskan untuk penegakan masalah. Kaji
riwayat ISK, payah jantung, penggunaan obat yang bersifat nefrotoksis,
BPH dan lain sebagainya yang mampu mempengaruhi kerja ginjal. Selain
itu, ada beberapa penyakit yang langsung mempengaruhi/menyebabkan
gagal ginjal yaitu diabetes mellitus, hipetensi, batu saluran kemih
(urolithiasis).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga
silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun,
pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap
kejadian penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut herediter.
Kaji pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga
yang sakit, misalnya minum jamu saat sakit.
6. Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif
yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial
terjadi pada waktu klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan
menjalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih banyak
berdiam diri (murung). Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh biaya yang
dikeluarkan selama proses pengobatan, sehingga klien mengalami
kecemasan.
7.
a. Pola Nutrisi
Kaji kebiasaan makan, minum sehari-hari, adakah pantangan
makanan atau tidak, frekuensi jumlah makan dan minum dalam
sehari. Pada pasien gagal ginjal kronik akan ditemukan
perubahan pola makan atau nutrisi kurang dari kebutuhan karena
klien mengalami anoreksia dan mual/muntah.
b. Pola Eliminasi
Kaji kebiasaan BAB dan BAK, frekuensinya, jumlah,
konsistensi, serta warna feses dan urine. Apakah ada masalah
yang berhubungan dengan pola eleminasi atau tidak, akan
ditemukan pola eleminasi penurunan urin, anuria, oliguria,
abdomen kembung, diare atau konstipasi.
c. Pola Istirahat tidur
Kaji kebiasaan tidur, berapa lama tidur siang dan malam, apakah
ada masalah yang berhubungan dengan pola istirahat tidur, akan
ditemukan gangguan pola tidur akibat dari manifestasi gagal
ginjal kronik seperti nyeri panggul, kram otot, nyeri kaki,
demam, dan lain-lain.
d. Personal Hygiene
Kaji kebersihan diri klien seperti mandi, gosok gigi, cuci rambut,
dan memotong kuku. Pada pasien gagal ginjal kronik akan
dianjurkan untuk tirah baring sehingga memerlukan bantuan
dalam kebersihan diri.
e. Aktivitas
Kaji kebiasaan klien sehari-hari di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Apakah klien mandiri atau masih tergantung dengan
orang lain. Pada pasien gagal ginjal kronik biasanya akan terjadi
kelemahan otot, kehilangantonus, penurunan rentang gerak.
(Prabowo dan Pranata, 2014)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Kode
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi D.0022
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia D.0009
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis D.0077
4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi D.0003
5. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis D.0019
6. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan D.0080
7. Nausea b.d gangguan biokimiawi (mis.uremia, ketoasidosis diabetik) D.0076
8. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan D.0056
O2
9. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi D.0129
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
1. Hipervolemia b.d gangguan Setalah dilakukan tindakan 3x 24 #Manajemen Hipervolemia
mekanisme regulasi (D.0022) jam diharapkan #Keseimbangan (I.03114)
cairan (L.05020) meningkat Observasi
dengan kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala
1. Edema menurun hipervolemia
2. Membran mukosa membaik 2. identifikasi penyebab
3. Turgor kulit membaik hipervolemia
3. monitor intake dan output cairan
4. monitor kecepatan infus secara
cepat
Terapeutik
1. timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
2. batasi asupan cairan dan garam
3. tinggikan kepala tempat tidur 30-
40
Edukasi
1. anjurkan melapor jika keluaran
urin <0,5ml/kg/jam dalam 6jam
2. anjurkan melapor jika BB
bertambah >1kg dalam sehari
3. ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan keluran
cairan
4. ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian diuretik
2. kolaborasipenggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan #Perawatan Sirkulasi (I.02079)
hiperglikemia (D.0009) keperawatan selama 3x24jam Observasi
diharapkan #Perfusi Perifer 1. Periksa sirkulasi perfusi (misal
(I.02011) meningkat dengan nadi perifer, edema, pengisian
kriteria hasil: kapiler,warna, suhu)
1. warna kulit pucat menurun 2. Identifikasi faktor resiko
2. edema perifer menurun gangguan sirkulasi (misal
3. nyeri ektremitas menurun diabetes,merokok, hipertensi dan
4. tekanan darah sistolik membaik kadar kolesterol tinggi)
5. tekanan darah diastolik 3. Monitor panas, kemerahan nyeri,
membaik atau bengkak pada ekstermitas
Terapeutik
1. Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah diarea
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ektermitas
keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet pada area
yang cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Perawatan kaki dan kuku
Edukasi
1. informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
4. Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat
3. Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan #Manajemen Nyeri (I.08238)
fisiologis (D.0077) keperawatan selama 3x24jam Observasi
diharapkan #Tingkat Nyeri 1. Identifikasi lokasl, karakteristik,
(L.08066) menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intesitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang
3. Gelisah menurun memperberat dan memperingan
4. Kesulitan tidur menurun nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
4. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan #Terapi Oksigen (I.01026)
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3x24jam Observasi
perfusi (D.0003) diharapkan #Pertukaran gas 1. monitor kecepatan aliran oksigen
(L.01003) meningkat dengan 2. monitor posisi alat terapi oksigen
kriteria hasil : 3. monitor kemampuan melepaskan
1. tingkat kesadaran oksigen saat makan
meningkat Terapeutik
2. dispnea menurun 1. bersihkan sekret pada mulut,
3. bunyi napas tambahan menurun hidung,mulut dan trakea jika
perlu
2. siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
3. berikan oksigen tambahan
Edukasi
1. ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
1. kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2. kolaborasi penggunaan oksigen
Saat aktivitas dan atau tidur
5. Defisit nutrisi b.d faktor Setelah dilakukan tindakan #Manajemen Nutrisi (I.03119)
psikologis (D.0019) keperawatan selama 3x24jam Observasi
diharapkan #Status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
(L.03030) membaik dengan 2. Identifikasi alergi dan intolerensi
kriteria hasil : makanan
1. Porsi makanan yang dihabiskan 3. Identifikasi makanan yang
meningkat disukai
2. Berat badan meningkat 4. Monitor berat badan
3. frekuensi makan meningkat 5. Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum
makan
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
3. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
4. Berikan suplemen makanan
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
2. Kolabirasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
6. Ansietas b.d kekhawatiran Setelah dilakukan tindakan #Redukasi Ansietas (I.09314)
mengalami kegagalan (D.0080) keperawatan selama 3x24 jam Observasi