Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Dedikasi Masyarakat, 2 (1) Oktober 2018, hlmn. 11 – 16 ISSN.

2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)

PELATIHAN PENGELOLAAN MAKAN DENGAN 3J PADA PENDERITA DM


BESERTA KELUARGANYA DI KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

Yusran Haskas
Email: yusranhaskas@stikesnh.ac.id
Departemen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit global yang prevalensinya terus mengalami
peningkatan di dunia, baik pada negara maju maupun negara berkembang, tidak
terkecuali di Kabupaten Maros. Perubahan pola gaya hidup yang tidak sehat akan
meningkatkan jumlah penderita diabetes. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan
untuk mencegah terus meningkatnya kasus DM adalah dengan empat pilar pelaksanaan
agar dapat mempertahankan kadar gula darah dalam keadaan stabil pada penderita DM.
Salah satu solusi yang dapat diberikan kepada penderita DM agar dapat mengontrol
kadar gula darah adalah dengan memberikan pelatihan pengelolaan makan dengan 3J
(jenis, jadwal dan jumlah). Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan pelatihan yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
pengelolaan makan dengan 3J pada penderita DM. Hasil pelaksanaan pengabdian
masyarakat ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang
mengelola makan dengan 3J, sehingga terjadi peningkatan khususnya pada penderita
DM dalam mengontrol kadar gula darahnya agar tetap dalam batas normal.
Kata kunci: diabetes melitus; pengelolaan makan; 3J.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a global disease whose prevalence continues to increase in
the world, both in developing countries, not least in Maros regency. Changes in unhealthy
lifestyle patterns will increase the number of diabetic. Countermeasures that can be done
to prevent the increasing cases of DM are four pillars of implementation in order to
maintain blood sugar levels in a stable state in patients with DM. The one solution that can
be given to patient with diabetes mellitus in order to control blood sugar level is to provide
training on food management with 3J (type, schedule and amount). The method used is
counseling and training that aims to increase knowledge and understanding of the
community about the management of eating with 3J in patients with DM. The results of the
implementation of community service is the increase in knowledge and understanding of
managing meals with 3J, so there is an increase especially in people with diabetes in
controlling their blood sugar levels to stay within normal limits.
Keywords: diabetes mellitus; eating management; 3J.

PENDAHULUAN protein yang diakibatkan oleh kelainan


sekresi insulin, kerja insulin, maupun
Diabetes Melitus (DM) atau yang keduanya (WHO, 2015). Tingkat
biasa dikenal dengan penyakit kencing prevalensi DM secara global pada tahun
manis adalah jenis penyakit degeneratif 2014 ada sekitar 8,3% dari keseluruhan
yang mengalami peningkatan setiap penduduk di dunia dan mengalami
tahun di negara-negara seluruh dunia. peningkatan pada tahun 2014 menjadi
Penyakit ini merupakan penyakit 387 juta kasus (IDF, 2015). Data
kelainan metabolik dengan karakteristik Riskesdas (2013), menyatakan angka
hiperglikemia kronis serta kelainan kejadian DM mengalami peningkatan
metabolisme karbohidrat, lemak dan 1,1% di tahun 2007 dengan meningkat
12 | Haskas

menjadi 2,1% di tahun 2013 dan dengan Kabupaten Gowa dan Kota
keseluruhan penduduk sebanyak 250 Makassar, serta Sebelah Barat
juta jiwa (Kemenkes RI, 2013). berbatasan dengan Selat Makassar
Berdasarkan surveilans rutin penyakit (Gambar 1).
tidak menular berbasis rumah sakit di Salah satu indikator
Sulawesi Selatan tahun 2008, DM pengendalian DM yang baik adalah
termasuk dalam urutan keempat dengan menggunakan kadar gula darah
penyakit tidak menular (PTM) terbanyak puasa (PERKENI, 2011). Menurut
yaitu sebesar 6,65% dan urutan kelima Almatsier (2009), diet adalah terapi
terbesar PTM penyebab kematian yaitu utama pada diabetes melitus, maka
sebesar 6,28%. Bahkan pada tahun setiap penderita semestinya mempunyai
2010, DM menjadi penyebab kematian sikap yang positif terhadap diet agar
tertinggi PTM di Sulawesi Selatan yaitu tidak terjadi komplikasi, baik akut
sebesar 41,56% (Dinkes Sulsel, 2012). maupun kronis. Diet tepat jumlah, jadwal
Selain itu juga terjadi peningkatan dan jenis merupakan prinsip pada diet
prevalensi di Kabupaten Maros. DM (Tjokoprawiro, 2012). Sikap
Kabupaten Maros adalah salah penderita diabetes melitus sangat
satu kabupaten yang secara astronomi dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam
terletak dibagian Barat Sulawesi Selatan hal ini pengetahuan penderita penyakit
antara 40°- 45´- 50° lintang selatan dan diabetes melitus sangatlah penting
109-20´-129- 12´ bujur timur. Luas karena pengetahuan ini akan membawa
wilayah seluruhnya adalah 1.619,11 km2 penderita diabetes melitus untuk
dan secara administrasi Pemerintahan menentukan sikap, berpikir dan
terdiri atas 14 kecamatan, 103 berusaha untuk tidak terkena penyakit
desa/kelurahan. Adapun batas-batas atau dapat mengurangi kondisi
wilayah adalah sebagai berikut: Sebelah penyakitnya. Apabila pengetahuan
Utara berbatasan dengan Kabupaten penderita diabetes melitus baik, maka
Pangkajene dan Kepulauan, Sebelah sikap terhadap diet diabetes semestinya
Timur berbatasan dengan Kabupaten dapat mendukung terhadap kepatuhan
Bone, Sebelah Selatan berbatasan diet diabetes melitus itu sendiri (Effendi,
Pelatihan Pengelolaan Makan Dengan 3J pada Penderita DM Beserta Keluarganya | 13
di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

2009). Oleh karena itu, penting untuk Talassa Kec. Simbang Kab. Maros.
dilakukan pelatihan pengelolaan makan Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dengan 3J (Jenis, Jadwal dan Jumlah) diawali dengan memberikan materi
pada masyarakat di Desa Bonto Talassa penyuluhan yang kemudian dilanjutkan
Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. dengan demostrasi pengelolaan makan
dengan 3J. Akhir pelaksanaan
METODE PELAKSANAAN penyuluhan dan pelatihan, peserta
diberikan post-test untuk mengetahui
Pengabdian kepada masyarakat
hasil pelatihan terhadap pengetahuan
ini berlokasi di Desa Bonto Talassa
pengelolaan makan dengan 3J.
Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.
Berdasarkan hasil survei awal terkait HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat pengetahuan mengenai diabetes
mellitus diperoleh data bahwa tingkat Hasil
pengetahuan masyarakat masih sangat Pelatihan pengelolaan makan
rendah, khususnya terkait cara dengan 3J ini mempunyai target
mengelola makan dengan 3J. Untuk terjadinya peningkatan pengetahuan dan
mengetahui sejauh mana pengetahuan perubahan perilaku penderita DM dalam
peserta, maka diberikan pre-test. mengendalikan penyakitnya.
Sehingga yang menjadi sasaran Distribusi peserta pengabdian
kegiatan ini adalah masyarakat yang berdasarkan jenis kelamin adalah 43%
menderita DM beserta keluarganya. Alat peserta laki-laki dan 57% peserta
dan bahan yang digunakan adalah perempuan. Distribusi peserta
leaflet, materi presentasi DM dan cara pengabdian berdasarkan tingkat
mengelola makan dengan 3J, LCD, pendidikannya paling tinggi berada pada
laptop, serta bahan makanan yang tingkat SMA yaitu sekitar 40%, tingkat
sesuai dengan indikator 3J. pendidikan tertinggi kedua adalah SD
Permasalahan yang dialami mitra (36%). Tingkat pendidikan SMP berkisar
pengabdian masyarakat ini yaitu 14%, dan terendah dengan tingkat
terjadinya perubahan pola gaya hidup pendidikan pada perguruan tinggi yaitu
yang tidak sehat seperti peningkatan 10%. Distribusi peserta pengabdian
obesitas, kurangnya aktivitas fisik, berdasarkan pekerjaannya. Tingkat
kurang mengonsumsi makanan yang pekerjaan paling tinggi adalah petani
berserat, serta tingginya lemak akan yaitu sekitar 35%. Distribusi peserta
meningkatnya jumlah penderita diabetes. (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
Pengobatan jangka panjang yang pekerjaan) dapat dilihat pada Gambar 2.
dilakukan untuk mengontrol kadar gula Sebelum melakukan penyuluhan,
darah penderita dapat menyebabkan terlebih dahulu peserta pengabdian
masalah farmakologis yang akan diberikan pre-test untuk mengukur
berdampak buruk kepada penderita. tingkat pengetahuannya. Berdasarkan
Oleh karena itu dianggap perlu hasil pre-test diketahui masih ada sekitar
dilakukannya upaya jangka pendek 81% peserta pengabdian yang memiliki
untuk mengontrol kadar gula darah oleh pengetahuan kurang terkait pengelolaan
penderita. Berdasarkan urairan diatas, makan dengan 3J, sedangkan peserta
maka perlu dilakukannya penyuluhan yang memiliki pengetahuan cukup terkait
dan pelatihan tentang pengelolaan pengelolaan makan dengan 3J hanya
makanan dengan 3J pada penderita DM terdapat 19% (Gambar 3).
beserta keluarganya di Desa Bonto
14 | Haskas

Rendahnya jumlah peserta yang pengabdian dimana ada 76% peserta


mengetahui pengelolaan makan dengan pengabdian yang memiliki pengetahuan
3J menjadi latar belakang dilakukannya baik. Setelah dilakukannya pelatihan
penyuluhan dan pelatihan. Untuk pengelolaan makan dengan 3J pada
mengetahui progress pengetahuan penderita DM dan keluarganya, apabila
peserta setelah penyuluhan maka post- dibandingkan dengan sebelum pelatihan
test dilakukan. Berdasarkan hasil post- maka ada peningkatan yang terjadi pada
test yang diperoleh setelah dilakukannya saat pelatihan dan sesudah pelatihan.
penyuluhan dan pelatihan terjadi Peserta yang mengetahui pengelolaan
peningkatan pengetahuan pada peserta makan dengan 3J mencapai 76%,
Pelatihan Pengelolaan Makan Dengan 3J pada Penderita DM Beserta Keluarganya | 15
di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

sedangkan yang kurang mengetahui aktivitas fisik dalam mencapai status


masih terdapat 24% (Gambar 3). kadar gula darah yang baik. Penderita
DM perlu menyadari bahwa kadar gula
Pembahasan yang tinggi dalam jangka waktu yang
Hasil pengabdian kepada panjang akan menimbulkan komplikasi
masyarakat menunjukkan bahwa ada (Waspadji, 2011). Menurut PERKENI
peningkatan pengetahuan pada saat (2011), mengatakan bahwa jumlah
pelatihan dan setelah pelatihan. Berarti makanan yang didefinisikan dalam
pelatihan ini dapat meningkatkan penatalaksanaan 3J adalah banyaknya
pengetahuan peserta pengabdian dalam kalori dalam ukuran kkal, sehingga perlu
mengelola makan dengan 3J sehingga dipertimbangkan beberapa faktor seperti
dapat mengubah perilaku penderita DM jenis kelamin, umur, aktivitas dan status
dalam mengendalikan penyakitnya. gizi. Jumlah kalori yang dikonsumsi
Tujuan dari pelatihan ini agar penderita secara berlebihan akan meningkatkan
DM dapat mengontrol kadar gula kadar gula darah (Almatsier, 2009).
darahnya tetap normal sehingga dapat Pentingnya mengatur jumlah karbohidrat
dilakukan pengendalian terhadap dan kadar gula dikarenakan merupakan
penyakitnya. Kadar gula darah adalah determinan kadar gula darah
jumlah atau konsentrasi glukosa yang (Azrimaidaliza, 2009).
terdapat dalam darah. Penderita DM Pemilihan jenis makanan yang
yang tidak dapat memproduksi insulin tepat bagi penderita DM sangat penting
dengan cukup akan menyebabkan karena berkaitan dengan kadar gula
peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah dan dapat mencegah penyakit
darah, sehingga terkendalinya kadar komplikasi diabetes (ADA, 2010).
gula darah yang baik dan optimal dapat Dimana penderita harus mengetahui dan
mencegah terjadinya komplikasi kronik memahami jenis makanan apa saja yang
(WHO, 2015). boleh dimakan secara bebas, mana yang
Menurut hasil penelitian yang harus dibatasi dan apa yang harus
dilakukan Haskas (2017), mengatakan dibatasi secara ketat. Menurut Sukardji
bahwa pada 240 peserta pengabdian (2011), mengatakan penderita DM
menunjukkan memiliki pengetahuan mempunyai risiko tinggi untuk
yang baik tentang penyakit DM dan memperoleh penyakit jantung dan
pengendaliannya. Mayoritas peserta pembuluh darah, sehingga lemak dan
pengabdian (84,2%) memiliki kolesterol dalam makanan perlu dibatasi.
pengetahuan tentang penyakit DM yang Untuk itu pengelolaan makanan
tergolong baik. Hasil uju statistik sebaiknya tidak terlalu banyak digoreng
diperoleh adanya pengaruh pengetahuan dan tidak lebih dari satu lauk saja pada
terhadap perilaku pengendalian DM yang tiap kali makan.
signifikan (ρ=0,001). Hal tersebut Pasien DM harus makan sesuai
menjelaskan bahwa peserta pengabdian dengan jadwal, yaitu 3 kali makan
dengan pengetahuan baik cenderung utama, 3 kali makan selingan dengan
berperilaku mengendalikan DM karena interval waktu 3 jam yang bertujuan
memiliki pemahaman terkait penyakit untuk mempertahankan status gula
yang diderita. darah yang baik. Pengaturan jadwal
Perlunya dilakukan perubahan makan ini sangat penting bagi penderita
gaya hidup seperti diet dengan DM karena dengan membagi waktu
menerapkan 3J dan meningkatkan makan menjadi porsi kecil tetapi sering,
16 | Haskas

karbohidrat dicerna dan diserap secara Dinkes Sulsel. 2012. Profil Kesehatan
lebih lambat dan stabil (Waspadji, 2011). Provinsi Sulawesi Selatan.
Membagi makanan menjadi beberapa Makassar : Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan.
porsi kecil dengan frekuensi lebih sering
pada makan besar dan selingan, lebih Effendi. 2009. Buku Ajar Nutrisi Bedah.
efektif untuk menjaga gula darah terus Jakarta : Farmedia.
berada dalam batas normal (PERKENI, Haskas, Y. 2017. Determinan Perilaku
2011). Penatalaksanaan pengelolaan Pengendalian Diabetes Melitus di
makan dengan 3J ini kemudian dapat Wilayah Kota Makassar. Global
membantu mengontrol perilaku penderita Health Science, Volume 2 Issue2.
DM untuk mengontrol kadar gula yang International Diabetes Federation (IDF).
dimiliki dan mengendalikan penyakitnya. 2015. IDF Diabetes Atlas :
Seventh Edition. Belgium :
KESIMPULAN International Diabetes Federation.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset
Berdasarkan kegiatan Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
pengabdian kepada masyarakat ini dapat Tahun 2013. Jakarta : Badan
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan Penelitian dan Pengembangan
pengetahuan peserta pengabdian Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.
setelah dilakukannya pelatihan
pengelolaan makan dengan 3J pada PERKENI. 2011. Konsensus
penderita DM beserta keluarganya. Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellius Tipe 2 Di
Peningkatan pengetahuan ini kemudian
Indonesia 2011. Jakarta :
mengubah perilaku peserta pengabdian PERKENI.
dalam menyikapi penyakitnya. Sehingga
Sukardji, K. 2011. Penatalaksanaan Gizi
terjadi peningkatan derajat kesehatan di
pada Diabetes Mellitus dalam
Desa Bonto Talassa Kecamatan Penatalaksanaan Diabetes
Simbang Kabupaten Maros. Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI.
DAFTAR PUSTAKA
Tjokoprawiro, A. 2012. Garis Besar Pola
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Makan dan Pola Hidup Sebagai
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Pendukung Terapi Diabetes
Utama. Melitus. Surabaya : Fakultas
Kedokteran Unair.
American Diabetes Association (ADA).
2010. Diagnosis and Waspadji, S. 2011. Diabetes Mellitus :
Classification of Diabetes Mekanisme Dasar dan
Mellitus. Diabetes Care Journals, Pengelolaannya yang Rasional
vol. 35 (1), pp. 564-571. dalam Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai
Azrimaidaliza. 2009. Asupan Zat Gizi Penerbit FK UI.
dan Penyakit Diabetes Mellitus.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, WHO. 2015. Diabetes Mellitus. Fact
6(1), pp. 36-41. Sheets pada
http://www.who.int/mediacentre/fa
Dinkes Kab. Maros. 2014. Profil ctsheet/fs138/en/
Kesehatan Kabupaten Maros
2013. Maros : Dinas Kesehatan
Kabupaten Maros.

Anda mungkin juga menyukai