Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG PERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARA

Di Susun Oleh:

Srianus Binardo Yutrama (2019340058)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2021
Kata Pengantar

Puji Syukur Saya Panjatkam Kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena Atas Berkat
Dan Rahmat-Nya Saya Dapat Menyelasikan Makalah
Adapun Tujuan Dari Penulisan Makalah Ini Yaitu Untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah Wasbang Selain Itu Makalah Ini Juga Bertujuan Untuk Menambah Wawasan
Tentang Bangsa Dan Negara Bagi Para Pembaca Dan Juga Penulis.
Kami Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna. Oleh
Karena Itu, Saya Mohon Kritik Dan Saran Yang Membangun Demi Kesempurnaan
Makalah Ini

Malang, 10 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bangsa Adalah Sekelompok Orang Yang Memiliki Kehendak Untuk Bersatu Yang

Memiliki Persatuan Senasib Dan Tinggal Di Wilayah Tertentu, Beberapa Budaya Yang Sama,

Mitos Leluhur Bersama.

Negara Berasal Dari Kata State (Inggris), Staat (Belanda, Jerman), E`Tat (Prancis), Status,

Statum (Latin) Yang Berarti Meletakkan Dalam Keadaan Berdiri, Menempatkan, Atau

Membuat Berdiri.Kata Negara Yang Dipakai Di Indonesia Berasal Dari Bahasa Sansekerta

Yanitu Negara Atau Nagari Yang Artinya Wilayah, Kota, Atau Penguasa.

Perkataan “Konstitusi” Berasal Dari Bahasa Perancis Constituer Dan Constitution,

Kata Pertama Berarti Membentuk, Mendirikan Atau Menyusun, Dan Kata Kedua Berarti

Susunan Atau Pranata (Masyarakat).Dengan Demikian Konstitusi Memiliki Arti; Permulaan

Dari Segala Peraturan Mengenai Suatu Negara. Pada Umumnya Langkah Awal Untuk

Mempelajari Hukum Tata Negara Dari Suatu Negara Dimulai Dari Konstitusi Negara

Bersangkutan. Mempelajari Konstitusi Berarti Juga Mempelajari Hukum Tata Negara Dari

Suatu Negara, Sehingga Hukum Tata Negara Dis Ebut Juga Dengan Constitutional Law. Istilah

Constitutional Law Di Inggris Menunjukkan Arti Yang Sama Dengan Hukum Tata Negara.

Penggunaan Istilah Constitutional Law Didasarkan Atas Alasan Bahwa Dalam Hukum Tata

Negara Unsur Konstitusi Lebih Menonjol.

Permasalahan Pengelolaan Sumberdaya Alam Menjadi Sangat Penting Dalam Pembangunan


Ekonomi Pada Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang Adapun Permasalahan Yang Terjadi Di
Indonesia Yaitu Permasalah Sumbaer Daya Alam ( Sda) Yang Masih Di Kuasai Oleh Negara
Asing. Hal Ini Disebabkan Karena Hutang Negara Indonesia Yang Sangat Besar Ditambah
Korupasi Dan Perampokan Kekeyaan Negara Yang Masih Merajalela
BAB 11

PEMBAHASAN

A.Definisi

Pengelolaan Sumber Daya Alam Tidak Terlepas Dari Adanya

Pengaruh Dari Politik Hukum. Maka Politik Hukum Dapat Diartikan

Sebagai Arahkebijakan Hukum Yang Ingin Dicapai Dalam Pengelolaan

Sumber Daya Alam Untuk Terwujudnya Lingkungan Yang Lestari Dan

Terhindarnya Kerusakan Lingkungan Akibat Salah Kelola Dalam Rangka

Pembangunan

Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia Mempunyai Peranan

Penting Dalam Memenuhi Hajat Hidup Orang Banyak, Karena Itu

Pengelolaannya Harus Dikuasai Oleh Negara Untuk Memberi Tambah Secara Nyata Bagi
Perekonomian Nasional Dalam Usaha Mencapai Kemakmuran Dan Kesejahteraan Rakyat Secara
Berkeadilan.

Pengelolaan Sumber Daya Alam Dilakukan Dan Dikelola Dengan

Berasaskan Keberpihakan Pada Kepentingan Bangsa Dan Keseimbangan

(Kesatuan Ekonomi), Selain Dengan Asas Manfaat, Efisiensi Berkeadilan,

Partisipatif, Transparansi, Akuntabilitas, Berkelanjutan Dan

Berwawasan Lingkungan.

Masalah Kedaulatan Sumber Daya Alam Semakin Dipertegas

Terkait Dengan Penguasaan Dan Kepemilikan Korporasi.

Diperbolehkannya Korporasi Asing Dalam Berperan Mengelola Sumber

Daya Alam Pertambangan, Minyak Dan Gas Dalam Berinvestasi Dibidang

Sumber Daya Alam.


B. Kebangsaan Indonesia

Setiap Orang Tentu Memiliki Rasa Kebangsaan Dan Memiliki Wawasan Kebangsaan Dalam
Perasaan Atau Pikiran, Paling Tidak Di Dalam Hati Nuraninya. Dalam Realitas, Rasa Kebangsaan Itu
Seperti Sesuatu Yang Dapat Dirasakan Tetapi Sulit Dipahami. Namun Ada Getaran Atau Resonansi Dan
Pikiran Ketika Rasa Kebangsaan Tersentuh. Rasa Kebangsaan Bisa Timbul Dan Terpendam Secara
Berbeda Dari Orang Per Orang Dengan Naluri Kejuangannya Masing-Masing, Tetapi Bisa Juga Timbul
Dalam Kelompok Yang Berpotensi Dasyat Luar Biasa Kekuatannya.

Rasa Kebangsanaan Adalah Kesadaran Berbangsa, Yakni Rasa Yang Lahir Secara Alamiah
Karena Adanya Kebersamaan Sosial Yang Tumbuh Dari Kebudayaan, Sejarah, Dan Aspirasi Perjuangan
Masa Lampau, Serta Kebersamaan Dalam Menghadapi Tantangan Sejarah Masa Kini. Dinamisasi Rasa
Kebangsaan Ini Dalam Mencapai Cita-Cita Bangsa Berkembang Menjadi Wawasan Kebangsaan, Yakni
Pikiran-Pikiran Yang Bersifat Nasional Dimana Suatu Bangsa Memiliki Cita-Cita Kehidupan Dan Tujuan
Nasional Yang Jelas. Berdasarkan Rasa Dan Paham Kebangsaan Itu, Timbul Semangat Kebangsaan Atau
Semangat Patriotisme.

Wawasan Kebangsaan Mengandung Pula Tuntutan Suatu Bangsa Untuk Mewujudkan Jati Diri,
Serta Mengembangkan Perilaku Sebagai Bangsa Yang Meyakini Nilai-Nilai Budayanya, Yang Lahir Dan
Tumbuh Sebagai Penjelmaan Kepribadiannya.

Rasa Kebangsaan Bukan Monopoli Suatu Bangsa, Tetapi Ia Merupakan Perekat Yang
Mempersatukan Dan Memberi Dasar Keberadaan (Raison D’entre) Bangsa-Bangsa Di Dunia. Dengan
Demikian Rasa Kebangsaan Bukanlah Sesuatu Yang Unik Yang Hanya Ada Dalam Diri Bangsa Kita
Karena Hal Yang Sama Juga Dialami Bangsa-Bangsa Lain.

C. Kapitalism,Imperalisme Dan Globalisasi

Kapitalisme Adalah Ideologi Yang Meyakini Bahwa Modal Milik Perorangan Ataupun


Sekelompok Orang Dalam Masyarakat Bisa Mewujudkan Kesejahteraan Manusia. Dalam
Penerapannya Dalam Sistem Ekonomi, Setiap Warga Negara Dimungkinkan Untuk Menguasai
Modal Dan Bisnis Dengan Tujuan Mendapatkan Keuntungan. 

Imperialisme Ialah Sebuah Kebijakan Di Mana Sebuah Negara Besar Dapat Memegang Kendali
Atau Pemerintahan Atas Daerah Lain Agar Negara Itu Bisa Dipelihara Atau Berkembang.
Sebuah Contoh Imperialisme Terjadi Saat Negara-Negara Itu Menaklukkan Atau Menempati
Tanah-Tanah Itu.
D. Nkri Dalam Perjalanan Sejarah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) Disebut Juga Sebagai Nusantara Yang Artinya
Negara Kepulauan, Dimana Indonesia Terdiri Dari Dari Beribu-Ribu Pulau Dari Sabang
Sampai Merauke. Setelah Ditandai Dengan Dibacakannya Teks Proklamasi Oleh Ir.
Soekarno Pada Tanggal 17 Agustus 1945. Namun Proklamasi Itu Sendiri Merupakan
Rangkaian Peristiwa Yang Melatar Belakangi Terjadinya Proklasmasi Tersebut.

Pada Tanggal 29 April 2019 Bpupki (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) Atau Dalam Bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai Yang Didirikan Oleh
Pemerintah Jepang Yang Beranggotakan 63 Orang. Pada Tanggal 06 Agustus 1945 Sebuah
Bom Atom Meledak Di Kota Hiroshima Dan Jepang. Pada Saat Itu, Padahal Jepang
Sedang Menjajah Indonesia. Pada Tanggal 07 Agustus 1945 Bpupki Kemudian Berganti
Menjadi Ppki (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Atau Dalam Bahasa Jepang Disebut
Dokuritsu Junbi Inkai. Pada Tanggal 09 Agustus 1945 Bom Atom Kedua Kembali Dijatuhkan Di
Kota Nagasaki Yang Membuat Negara Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen
Ini Dimanfaatkan Indonesia Untuk Memproklamasikan Kemerdekaannya. Pada Tanggal 10
Agustus 1945 Sutan Syadir Mendengar Radio Bahwa Jepang Telah Menyerah Pada Sekutu,
Yang Membuat Para Pejuang Indonesia Semakin Mempersiapkan Kemerdekaannya. Pada
Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang Benar – Benar Menyerah Pada Sekutu.Dan Pada Tanggal 16
Agustus 1945. Dini Hari, Para Pemuda Membawa Soekarno Beserta Keluarga Dan Hatta Ke
Rengas Dengklok Dengan Tujuan Agar Soekarno Dan Hatta Tidak Terpengaruh Oleh Jepang,
Wikan Dan Mr. Ahmad Soebarjo Di Jakarta Menyetujui Untuk Memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Oleh Karena Itu Diutuslah Yusuf Kunto Menjemput Soekarno Dan
Keluarga Dan Juga Hatta. Soekarno Dan Hatta Kembali Ke Jakarta Awalnya Ia Dibawa Ke
Rumah Nishimura Baru Kemudian Dibawa Kembali Ke Rumah Laksama Muda Maeda.
Untuk Membuat Konsep Kemerdekaan. Teks Proklamasipun Disusun Pada Dini Hari Yang
Diketik Oleh Sayuti Malik. Pada Tanggal 17 Agustus 1945 Pagi Hari Di Kediaman Soekarno,
Jln. Pegangsaan Timur No. 56 Teks Proklamasi Dibacakan Tepatnya Pada Pukul

10:00 Wib, Dan Dikibarkan Bendera Merah Putih Yang Dijahit Oleh Istri
Soekarno, Fatmawati. Peristiwa Tersebut Disambut Gembira Oleh Oleh Seluruh Rakyat
Indonesia. Pada Tanggal 18 Agustus 1945 Ppki Mengambil Keputusan, Mengesahkan Uud
1945 Dan Terbentuknya Nkri( Negara Kesatuan Negara Indonesia) Serta Terpilihnya Ir.
Soekano,Dan Moh,Hatta Sebagai Presiden Dan Wakil Presiden Republic Indonesia.

E. Memahami Dan Membumikan Pancasila

Pancasila Merupakan Ikhtiar Kebangsaan Yang Perlu Dijaga Dan Dirawat

Demi Keutuhan Negara. Sehingga Pancasila Tidak Hanya Slogan Semata Dengan

Mengatakan “Saya Indonesia, Saya Pancasila”. Pancasila Tak Sekadar Upaya

Deklaratif Dari Pemerintah Atau Masyarakat, Lebih Dari Itu Pancasila Perlu

Dibumikan Dalam Kehidupan Nyata Dan Memperbincangkan Pancasila Tidak Hanya Sekadar
Menempatkan

Pancasila Pada Ruang Hampa Yang Penuh Dengan Indoktrinisasi Yang Tak

Memiliki Makna. Nilai Pancasila Merupakan Nilai Abstrak Yang Perlu

Diformulasikan Dalam Tataran Kehidupan Praksis, Sehingga Nilai Pancasila

Tak Sekadar Melangit Tapi Membumi. Nilai Dasar Pancasila Perlu Dibumikan

Sehingga Jelas Arah Pijakan Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.

F. Ekonomi Pancasila

Sistem Ekonomi Pancasila Sendiri Memberikan Kebebasan Kepada Seluruh Warga Negara
Untuk Berusaha Atau Membangun Usaha Perekonomian Dengan Batasan Dan Syarat-Syarat
Yang Ditentukan. Produksi Masyarakat Kebanyakan Adalah Usaha Swasta Yang Bersandingan
Dengan Perusahaan Negara Yang Meliputi Bidang Pertambangan Transportasi, Pertanian,
Perbankan, Dan Lain-Lain.

 Ada Lima Ciri Pokok Dari Ekonomi Pancasila Yaitu:


1. Berkembangnya Koperasi.

2. Terdapat Komitmen Pemerataan.

3. Lahirnya Kebijakan Ekonomi Yang Nasionalis.

4. Perencanaan Yang Terpusat.


5. Dilakukan Secara Desentralisasi

G. Kerakyatan Dalam Aspek Budaya Dan Pendidikan

Demokrasi Menjadi Materi Bab 2 Kelas Vii Yang Bertema Menyemai Kesadaran

Konstitutional, Disitu Guru Biasanya Akan Memberikan Uraian Yang Bersifat Kognitif,

Apa Itu Demokrasi, Macam-Macam Demokrasi Yang Berkembang Di Dunia Ini. Guru

Juga Sudah Berceramah Bahwa Praktik Demokrasi Dilakukan Dengan Musyawarah

Mufakat. Tetapi Yang Menjadi Persoalan Adalah Guru Belum Dapat Menunjukkan

Bagaimana Cara Bermusyawarah Yang Baik. Hal Ini Juga Disebabkan Masih Minimnya

Model Atau Contoh Bagaimana Musyawarah Itu. Dalam Penelitian Ini Guru Hanya

Menyatakan Musyawah Itu Seperti Diskusi.

Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi Harus Pula Didukung Dengan Penerapan

Pendidikan Demokrasi. Penerapan Pendidikan Demokrasi Berarti, Praktik Pendidikan

Harus Dalam Nuansa Demokratis. Seringkali Kita Saksikan Bahwa Praktik Pendidikan

Tidak Mencerminkan Nuansa Yang Demokratis,


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bangsa Adalah Sekelompok Orang Yang Memiliki Kehendak Untuk Bersatu Yang Memiliki
Persatuan Senasib Dan Tinggal Di Wilayah Tertentu, Beberapa Budaya Yang Sama, Mitos
Leluhur Bersama Dan Permasalahan Pengelolaan Sumberdaya Alam Menjadi Sangat Penting
Dalam Pembangunan Ekonomi Pada Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang Adapun
Permasalahan Yang Terjadi Di Indonesia Yaitu Permasalah Sumbaer Daya Alam ( Sda) Yang
Masih Di Kuasai Oleh Negara Asing. Hal Ini Disebabkan Karena Hutang Negara Indonesia
Yang Sangat Besar Ditambah Korupasi Dan Perampokan Kekeyaan Negara Yang Masih
Merajalela

B. Saran
Kesadaran Berbangsa, Yakni Rasa Yang Lahir Secara Alamiah Karena Adanya Kebersamaan Sosial
Yang Tumbuh Dari Kebudayaan, Sejarah, Dan Aspirasi Perjuangan Masa Lampau, Serta
Kebersamaan Dalam Menghadapi Tantangan Sejarah Masa Kini.
Wawasan Kebangsaan Mengandung Pula Tuntutan Suatu Bangsa Untuk Mewujudkan Jati Diri,
Serta Mengembangkan Perilaku Sebagai Bangsa Yang Meyakini Nilai-Nilai Budayanya, Yang Lahir
Dan Tumbuh Sebagai Penjelmaan Kepribadiannya
DAFTAR PUSTAKA

H, Subandi, Al-Marsudi, Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 45 Dalam Perakdima


Refarmasi Jakarta: Rajawali Pers, 2003. Http://Hendraabisgaul.Blogspot.Com/2010/04/
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa. Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta:
Bumi Aksara, 1983. Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius, 1993

Anda mungkin juga menyukai