Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan Teknik Sipil diantaranya adalah perencanan, pelaksanan dan
pengawasan. perencanan memerlukan ahli analisis yang berkaitan dengan
pembangunan infrastruktur, pelaksanan memerlukan konsep yang efektif dan
efisien dalam memadukan antara bahan, struktur, dan biaya. Sedangkan
pengwasan adalah di perlukan untuk mengontrol keseusaian pelaksanan pekerjaan
dengan waktu, volume, dan biaya.
Perlunya pengawasan dalam suatu bangunan terlebih khususnya pada
pengawasan plat lantai dan tangga tidak lain untuk mencegah serta membatasi
sedini mungkin kesalahan- kesalahan yang tidak diinginkan sebelum terjadi.
Pengawasan Pekerjaan rumah dua lantai terdiri dari : pondasi, sloof, dinding,
balok, dan plat Lantai.
Pondasi adalah suatu bagian paling dasar dari konstruksi sebuah bangunan.
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan
paling bawah. Pondasi bangunan sangat penting, karena berfungsi sebagai
penopang beban bagunan. Pondasi bangunan menjadi unsur penting untuk
menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh. Adapun persyaratan yang
menjadikan pondasi sebagai bagian konstruksi yang baik dengan persyaratan
sebagai berikut.
Sloof adalah jenis konstruksi beton bertulang yang biasanya dibuat pada
bangunan rumah atau gedung dan posisinya biasanya pada lantai 1 atau lantai
dasar. Dinding adalah struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi
suatu area. Umumnya dindingnya membatasi suatu bangunan dan menyokong
struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan – ruangan,
atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Balok adalah bangunan tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang
persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda.
Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.
Plat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada diatas tanah secara
langsung. Artinya plat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat
tiga, tingkat empat dan seterusnya.
Masalah bangunan/ gedung tidak terlepas dari elemen-elemen yang berada
pada bangunan tersebut seperti atap, plat, balok, kolom, tangga, dinding serta
pondasi. Dimana elemen-elemen tersebut haruslah dapat memikul beban yang
diterima. Dinding merupakan elemen struktur vertical yang berfungsi menahan
beban atau tekan dari struktur diatas. Dinding harus mampu menahan beban
sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan dinding harus benar diperhatikan.
Dari uraian diatas penulis mendapat tugas praktek kerja lapangan di
proyek pembangunan Perumahan the klopo gading velage, Kec. Batu, Kota Batu,
yang di laksanakan oleh PT. DAHAYU KARYA NUSANTARA dengan judul
“Pengawasan Pekerjaan Plat Lantai Dan Tangga Lantai 1 Ke Lantai 2 Pada
Bangunan perumahan the klopo gading velage, Kota Batu”.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses maupun tahapan-
tahapan pelaksanaan pekerjaan tangga yang berlangsung dalam suatu
proyek konstruksi.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manajemen biaya dan
menghitung berapa biaya total dalam pelaksanaan pekerjaan tangga pada
lantai gedung bertingkat.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu agar
mahasiswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pekerjaan-pekerjaan plat
lantai dan tangga maupun proses konstruksi yang terjadi dalam suatu proyek
konstruksi bangunan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan, menganilisis
dan menggabungkan ilmu yang didapat dalam perkuliahan dan ilmu yang didapat
dilapangan.
1.4 Ruang Lingkup Pengawasan Praktek Kerja Lapangan
Ruang lingkup pelaksanan pengawasan praktek kerja lapangan adalah
kegiatan yang dilakukan dalam praktek kerja lapangan meliputi:
1. Metode Pelaksanaan Plat Lantai
Metode pelaksanan pekerjaan plat lantai pada pembangunan rumah dua lantai
perumahan the klopo gading vilage kota batu tersebut meliputi pemasangan
bekisting, perakitan besi dan pengecoran menggunakan tenaga manusia.
2. Metode Pelaksanaan Tangga
Metode pelaksanan pekerjaan tangga pada pembangunan rumah dua lantai
perumahan the klopo gading vilage kota batu tersebut meliputi pemasangan
bagesting, penulangan sloof dan pengecoran menggunakan tenaga manusia
3. Volume dan Kesesuaian jadwal pelaksanan plat lantai dan tangga
Kesesuaian jadwal pelaksanan adalah bertujuan untuk mengetahui kesesuain
pelaksanan pengawasan yaitu, volume pekerjaan, metode pelaksanan maupun
rencana anggaran biaya (RAB) apakah sesuai dengan jadwal yang telah
ditargetkan.
4. Rencana Anggran Biaya (RAB)
Rencana Anggran Biaya (RAB) adalah suatu acuan atau metode penyajian
rencana biaya yang harus dikeluarkan dari awal pekerjaan di mulai, hingga
pekerjaan tersebut selesai.secara garis besar RAB terdiri dari 2 komponen
utama yaitu volume pekerjaan dan harga satuan. Volume pekerjaan dapat
diperoleh dengan cara melakukan perhitungan dari gambar rencana yang
tersedia atau berdasarkan kebutuhan real di lapangan, sedangkan harga satuan
didapat dari analisa harga satuan dengan mempertimbangkan banyak hal di
antaranya :
 Harga dan bahan harus sesuai dengan kondisi di lapangan
 Faktor susut atau faktor kehilangan material
 Upah Tenaga kerja
 Biaya Peralatan
 Biaya tukang
BAB II
DEKRIPSI KEGIATAN

2.1 Nama Proyek


Adapun nama dan alamat proyek yang diambil sebagai tempat Praktek
Kerja Lapangan(PKL):
Nama kegiatan : Pembangunan sebuah rumah 2 lantai di
Perumahan The Klopo Gading Vilage , Jln. Temas
Kota Batu

Luas Lahan : 78 m2
Luas Bangunan : 78 m3 ( 6,5 m x 12 m )
Pemilik kegiatan : P.T. Dahayu Karya Nusantara
Pekerjaan : Pengawasan Pekerjaan Plat lantai dan Tangga
pada Pembangunan Rumah 2 lantai di Perumahan
The Klopo Gading Vilage, Jln. Temas Kota Batu.

Pelaksanaan pembangunan rumah 2 lantai, bertujuan untuk sebagai tempat


tinggal pribadi sehari-hari bagi Pemilik rumah. Dalam hal ini, memberikan
kenyamanan dan kesejatraan bagi keluarga.

2.2 Gambaran Umum Kegiatan


Lokasi Proyek pembangunan Perumahan The Klopo Gading Vilage Di Jln
Temas, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Letaknya sangat strategis, mudah
dijangkau dari segala arah, dan jangkuan kepusat pembelanjaan juga tidak terlalu
jauh atau mudah dijangkau. Bangunan rumah ini dibangun dengan tipe 65/78 yang
berfungsi sebagai rumah tinggal pribadi.
Lokasi kegiatan
proyek

Gambar 2.1 : Lokasi Praktek Kerja Lapangan


Sumber : goole earth (2021)
2.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Proyek di Lokasi PKL P.T. Dahayu Karya
Nusantara yaitu organisasi proyek yang menunjukkan pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu Proyek dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai kontrak yang
di setujui Bersama. Struktur Organisasi Proyek P.T. Dahayu Karya Nusantara
terdiri dari sebagai berikut.

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Proyek


Sumber : P.T. Dahayu Karya Nusantara (2021)
1. Direktur
 Tugas dan wewenang Direktur:
a) memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahan.
b) bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahan.
c) bertanggung jawab atas kerugiaan dan keuntungan yang dihadapi
perusahan.
d) merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahan
e) bertindak sebagai perwakilan perusahan dalam hubungannya dengan
dunia luar perusahan
f) mendapatkan strategi-strategi untuk mencapai visi dan misi perusahan
g) mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahan.
h) mengangkat dan memberhentikan kariawan perusahan
 Tanggung Jawab Direktur
a) Memimpin perusahan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahan.
b) Memili, menentukan, mengawasi pekerjaan kariawan.
c) Menyetujui anggaran tahunan perusahan dan melaporkan pelaksanaan.
d) Tugasnya kepada owner perusahan atau pemegang saham.
2 Manager
 Tugas Dan Wewenang Manager
Manejer Proyek adalah orang yang duduk di dalam proyek atau yang
secara langsung memimpin pelaksanaan dan bertanggung jawab atas :
a) Tercapainya sasaran proyek sebagaimana yang di tetapkan.
b) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya.
c) Upaya untuk mendapat hasil yang baik dari proyek sesuai untuk
kepentingan bersama.
 Tugas dan wewenang manejer proyek adalah :
a. Mengupayakan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan proyek sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
b. Mengupayakan kualitas dan pelaksanaan kerja, pemanfaatan sumberdaya
keuangan dan waktu penyelesaian proyek secara optimal.
c. Memiliki metode kerja yang handal dan efektif.
d. Menandatangani surat menyurat sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
e. Mengupayakan pemilihan kemanpuan dan disiplin bawahannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
f. Mengupayakan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang baik.
g. Mengawasi pelaksanaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas, serta laju
pencapaian progres pekerjaan.
h. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketetapan waktu dan
biaya pekerjaan agar tidak menyimpang dari kontrak.
3 Supervisor / surveyor
Surveyor adalah suatu tugas mencari dan mengungkapkan fakta pada waktu
sekarang. Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau
mengawasi dan mengamati suatu pekerjaan lainnya.
Tugas Dan Wewenang Surveyor,yaitu:
a. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi
dan pencegahannya,
c. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
d. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data
yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan
peninjauan desain atau detail desain.
e. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
f. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan
pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan.
g. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.
4 Kontraktor
Kontraktor adalah sebuah badan hukum atau perorangan yang bergerak di
bidang pelaksanaan Jasa konstruksi.Yang dengan tanggung jawab melaksanakan
suatu pekerjaan sesuai kontrak berdasarkan bestek, gambar, berita acara dan
menurut biaya yang telah disepakati dalam kontrak kerja.
Kewajiban kontraktor adalah
a. Menerima dan mempelajari dokumen yang akan dijadikan standart aturan
dalam pelaksana anpekerjaan.
b. Membuat persiapan pekerjaan yang meliputi pembersihan Lokasi,
pengukuran, pembuatan pagar, direksi keet, gudang, pengadaan bahan dan
material, dan sebagainya.
c. Melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan peraturan rencana
kerja dan syarat – syarat kerja serta gambar – gambar rencana yang telah
di tetapkan.
d. Menyediakan segala bahan dan perlengkapan yang di butuhkan selama
pelaksanaan proyek.
e. Melakukan perawatan dan perbaikan hasil pekerjaaan selama masa
pemeliharaan.
f. Menyerahkan pekerjaan apabila telah selesai keseluruhan dan sesuai
dengan ketentuan.
5 Admin keuangan
 Tugas Admin Keuangan
a) Mengarsip seluruh dokumen transaksi untuk menjaga ketertiban
administrasi dan memudahkan penelusuran dokumen
b) Membantu pengelolaan kas kecil.
c) Membuat perencanaan keuangan mulai dari perencanaan peminjaman,
penerimaan, pengeluaran, dan pembayaran
d) Menyusun laporan keuangan harian,mingguan, bulanan dan tahuna
e) Mengelola kredit dengan mengatur tagihan-tagihan
f) Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan
benar
 Wewenang:
Menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada dan di bagi demi
efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan.
6 Mandor
Dalam suatu proyek mandor berfungsi untuk mengawasi secara
langsung pada pekerjaan dilapangan. Mandor memberi instruksi kepada para
tukang agar bekerja sesuai dengan gambar rencana atau menurut instruksi dan
tugas untuk mengontrol kebutuhan jumlah tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan proyek. Apabila jumlah pekerja di perhitungkan masih – masing.
Tugasnya adalah melaksanakan apa yang di perintahkan oleh mandor sesuai
dengan gambar yang di rencana atau menurut instruksi gambar.
Tukang dibagi beberapa bagian yaitu:
a) Tukang batuTugas
 Menggali dan mengebor tanah untuk pondasi serta memasang batu
kosong (Aanstampang), urugan pasir, lantai, kerja dan pondasi.
 Mengecor beam (Sloof), pelat lantai dan balok, kolom, tangga, ring
balok serta semua pekerjaan struktur.
 Memasang pasangan batu bata untuk tembok serta plesteran, acian dan
lain – lainnya.
b) Tukang besi
Memotong, menekuk dan merangkai serta memasang besi tulangan
untuk pondasi, sloof, pelat lantai dan kolom, tangga dan lain – lainnya yang
berhubungan dengan pembesian.
c) Tukang kayu
Tugas Tukang Kayu adalah
 Membuat penyanggah (schafolding), bekisting (balok, kolom dan plat
lantai)
 Membuat kerangka atap kayu.
 Membuat plafond
 Membuat dan
 Memasang Kusen, pintu, jendela dan ventilasi serta daun pintu jendela
dan ventilasi.
d) Tukang cat mempunyai tugas adalah : Melakukan pengecetan terhadap
semua bangunan yang perlu dicat.

2.4 Definisi Plat Lantai


Menurut Ali Asroni dalam buku Balok dan Plat Beton Bertulang, (2010)
yang di maksud dengan plat beton bertulang yaitu struktur tipis yang di buat dari
beton bertulang dengan bidang yang arahnya tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Ketebalan bidang plat ini relatif kecil apabila di bandingkan dengan
bentang panjang/lebar bidangnya plat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya
horizontal, sehingga pada bangunan gedung, plat ini berfungsi sebagai
diagfragma/unsur pengaku dalam suatu struktur.
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan, plat lantai juga dapat di temui di jembatan, pelabuhan, dll.
Plat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu
beban mati maupun beban hidup yang kemudian di salurkan ke sistem struktur
rangka yang lain. Ketebalan plat lantai di sesuaikan dengan beberapa hal,
diantaranya :
1. Beban yang akan di tumpu.
2. Jarak antar balok penumpu.
3. Bahan yang di gunakan.
4. Besar lendutan yang di ijinkan.
Pekerjaan plat lantai ini haruslah kokoh, kaku, mempunyai ketinggian yang
sama, dan nyaman untuk berpijak. Plat beton bertulang banyak di gunakan pada
bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai
jembatan, maupun lantai dermaga. Beban yang bekerja pada plat umumnya di
perhitungkan tehadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban
tersebut juga mengakibatkan momen lentur. Oleh karena itu plat juga di
rencanakan terhadap beban lentur (seperti pada kasus balok).
Konstruksi plat merupakan elemen struktur bangunan yang secara lansung
memikul beban hidup sesuai fungsi bangunan dan beban mati tambahan
(superimprosed). Beberapa jenis konstruksi plat yang paling umum di gunakan
diantaranya yaitu :
1. Konstruksi plat berusuk – satu arah
2. Sistem lantai waffle dua arah.
3. Sistem plat datar atau flat plate.
4. Sistem lantai datar atau flat slab.
5. Sistem Lantai balok-plat dua arah.

Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat, bersama
dengan balok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini dipasang
tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen
tarik dan juga lenturan. Perencanaan dan perhitungan plat lanta beton ini telah
diatur oleh pemerintah yang tercantum didalam buku SNI Beton 1991 yang
mencakup beberapa hal, Plat lantai beton ini mempunyai beberapa keunggulan /
keuntungannya sendiri,antara lain:
1. Mendukung untuk digunakan pada bangunan dengan beban yang besar .
2. Tidak dapat terbakar dan kedap air, sehingga dapat dijadikan sebagai lantai
dapur, kamar mandi ataupun WC.
3. Dapat dipasang keramik, tegel dan granit, sehingga dapat memperindah
lantai. Bahan yang awet dan kuat, perawatannya mudah dan berumur
panjang.
2.4.1 Jenis – Jenis Plat Lantai
Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan
balok baja dengan sistem komposit atau dapat pula di dukung oleh kolom lansung
tanpa balok.

Tabel 1. Jenis plat lantai beserta kekurangan dan kelebihannya


No Jenis Plat Lantai Kelebihan Kekurangan
1 Pelat Lantai Kayu a. Anggaran yang a. Hanya bisa diterapkan
dikeluarkan relatif di konstruksi sederhana
murah b. Gampang terbakar
b. Gampang dibuat c. Tidak bisa dilapisi ubin
c. Bobotnya cukup d. Cenderung tidak awet
ringan e. Terpengaruh cuaca
2 Pelat Lantai Baja a. Kuat tarik tinggi a. Bisa berkarat.
b. Tidak dimakan rayap b. Lemah terhadap gaya
c. Hampir tidak tekan
memiliki perbedaan c. Tidak fleksibel seperti
nilai muai dan susut kayu yang dapat
d. Bisa di daur ulang dipotong dan dibentuk
e. Dibanding Stainless berbagai profile
Steel lebih murah d. Tidak kokoh
f. Dibanding beton lebih
lentur dan lebih
ringan
3 Plat Lantai Kayu a. Terbuat dari berbagai a. Terlalu banyak
Semen(Yumen) potongan kayu kecil menggunakan
yang di campur bahan(kayu
semen kecil,semen dan kayu
b. Gampang dibuat bangkirai)
b. Cenderung tidak awet
c. Terpengaruh cuaca
4 Plat Lantai Beton a. Mampu mendukung a. Waktu persiapan dan
beban besar pengerjaan yang lama
b. Isolasi suara yang b. Selain waktu, tingkat
baik kualitas juga bervariasi
c. Tidak dapat terbakar, tergantung dari para
kedap air dan dapat pembuatnya.
dibentuk sesuai c. Membutuhkan
keinginan penggunaan bekisting
d. Dapat dipasang tegel untuk penahan saat
untuk keindahan dilakukan pengecoran
lantai sehingga membutuhkan
e. Bahan yang kuat dan biaya tambahan
awet d. Beton bertulang
f. Tidak perlu perawatan memiliki kuat tarik
dan dapat berumum yang sangat rendah
panjang.
g. Memiliki bentuk yang
kokoh
h. Kuat tekan relatif
lebih tinggi
dibandingkan bahan
lainnya.

2.4.2 Metode Pelaksanaan Plat Lantai

Dalam merencanakan suatu plat lantai, harus berpedoman dengan


peraturan- peraturan yang telah ditetapkan dan berlaku di Indonesia. Peraturan
tersebut yang dapat digunakan antara lain :
1 Persyaratan Beton Struktural Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-
2013).
2 Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
3 Struktur Beton Bertulang, oleh Istimawan Dipohusodo (SK SNI T-15- 1991-
03)

2.5 Definisi Tangga


Tangga, begitulah sebutan untuk komponen rumah yang digunakan untuk
menghubungkan lantai yang satu dengan lantai yang lainya. Terkadang juga
berfungsi untuk menghubungkan komponen bangunan yang satu dengan
komponen bangunan yang lainnya.
Menurut Supribadi (1986) , tangga adalah suatu konstruksi yang
menghubungkan antara tempat yang satu dan tempat lainnya yang mempunyai
ketinggian berbeda, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu bata, baja, dan
beton. Tangga bangunan merupakan jalur yang mempunyai undak-undak (trap)
yang menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi
sebagai mobilitas jalan untuk naik dan turun lantai tingkat.
2.5.1 Jenis – Jenis Tangga
1. Tangga lurus
Tangga lurus disebut pula tangga linear. Bentuknya memanjang sebagai
penghubung lantai atas dan bawah yang bentuknya lurus tanpa belokan
maupun cabang.
2 Tangga berbelok arah
Tangga berbelok arah disebut pula tangga bentuk L. Dipertengahan tangga
ini akan berbelok arah.
3 Tangga berlawanan arah
Tangga berlawanan arah disebut juga tangga berbentuk U. Dipertengahan
tangga akan berbelok dan arah tangga berbalik.
4 Tangga melingkar
Tangga melingkar seringkali disebut tangga spiral. Kelebihan tangga
melingkar adalah minimnya ruang yang diperlukan dalam penempatan
tangga.
5 Tangga bercabang
Tangga bercabang seringkali disebut tangga Y. Tangga bercabang dimulai
dengan tangga lurus menuju ke atas lalu pada pertengahan akan bercabang
ke kiri dan ke kanan.
2.5.2 Penulangan Tangga
1. Besi tulangan utama beton polos
Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi
beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang
mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa
bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang
bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai
secara bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton
dan mampu menahan gaya tekan.
Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu besi
beton polos (plain bar) dan besi beton ulir (deformed bar/BJTD). Besi beton
polos atau plain bar adalah besi beton dengan permukaan polos tanpa sirip.
Sementara itu, besi beton ulir atau deformed bar merupakan besi beton yang
permukaannya memiliki uliran berupa sirip dengan arah saling melintang yang
dibentuk dengan cara dipilin.
2. Kawat Beton
Kawat beton/ bendrat adalah jenis kawat yang pada umumnya di
digunakan sebagai bagian dari pengikat rangka tulang antar sambungan satu
tulangan dengan tulang rangka yang lainnya baik untuk tulangan kolom, balok,
sloof, kolom praktis, atau pun rangkaian tulangan lainnya sehingga membentuk
suatu rangkaian rangka elemen struktur yang siap dicor (www.material bahan
bangunan.com).

3. Perakitan Tulangan Beton


Cara merakit tulangan adalah dengan menganyam tulangan atas, setelah itu
menganyam tulangan bawah dan terakhir kedua anyaman tulangan diikatkan
pada tulangan sengkang dengan kawat baja lunak.
Pembesian Pelat Lantai & Tangga :
 Lakukan penganyaman pada tulangan bawah yang saling bersilangan
(sumbu x dan sumbu y)
 Persilangan besi diikat kuat dengan kawat baja lunak. 
 Setelah penganyaman tulangan bawah selesai lanjutkan dengan
penganyaman besi tulangan bagian atas. Pelaksanaannya sama dengan
cara penganyaman besi tulangan bagian bawah.
 Pada penulangan pelat dibutuhkan pengganjal agar tebal selimut beton
tercapai. Biasanya pengganjal ini disebar 3 buah per 1 m2 pelat.
2.5.3 Metode Pelaksanaan Tangga
Dalam merencanakan suatu tangga, harus berpedoman dengan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan dan berlaku di Indonesia. Peraturan tersebut yang
dapat digunakan antara lain :
1. Persyaratan Beton Struktural Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-
2013)
2. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
3. Struktur Beton Bertulang, oleh Istimawan Dipohusodo (SK SNI T-15-
1991-03).
2.5.4 Pengawasan
Dalam manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan
waktu. Pengawasan dalam manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara
lain :
a) Pengawasan menurut George G. Tery(2006:395) mengartikan sebagai
pengawasan mendeterminasi apa yang telah di laksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja apa bila perlu, menerapkan tindakan-
tindakan korektif sehinggah hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah di tetapkan.
b) Pengawasan menurut Dale(dalam winardi, 2000:224) dikatakan bahwah
pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan
melaporkan hasil kegiatan mengasi , tetapi uga mengandung arti
memperbaiki dan meluruskan sehingga mencapai tujuan yang sesui apa
yang telah di rencanakan.
c) Pengawasan menurut Admosudirdjo(dalam Febriani, 2005:11)
pengawasan adalah keseluruhan dari kegiatan yang membandingkan atau
mengukur apa yang sedang atau sudah di laksanakan dengan kriteria,
norma-norma, standar atau rencanarencana yang di tetapkan sebelumnya.
d) Pengawasan mutu (quality control) untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan.
e) Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi
kendalakendala pada waktu pelaksanaan.
f) Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
g) Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

 Kegiatan Pengawasan
 Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume.
 Memeriksa gambar di denah apakah seseuai dengan denah atau tidak.
 Mengontrol dan mengawasi tukang yang bekerja .
 Meneliti gambar-gambar di denah yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan.
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN DILAPANGAN

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai


1. Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan pengukuran ini sangat penting guna memastikan ukuran yang
sama pada masing-masing konstruksi plat dan balok. Alat yang biasa
digunakan adalah waterpass,meter,benang siku,dan lainnya.
 Pengukuran dilakukan guna mengetahui bahan yang dibutuhkan dan
memastikan jarak antar konstruksi. Sebelum melakukan pengukuran kita
harus mempersiapkan peralatan dan bahan seperti usuk 5/7,triplex tebal 10
mm,benang,meteran,pensil,gergaji,palu,paku (5cm,7cm,10cm)dan bondek
 Kawat
Kawat sangat penting di karenakan sebagai pengikat besi yang satu dengan
yang lain
 Besi
Untuk pembuatan besi plat lantai biasa di rakit secara manual dan juga ada
yang siap pakai biasanya dikenal dengan wiremesh.

2. Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting plat akan dilaksanankan atau dikerjakan setelah
bekisting balok telah selesai di pasang. Pekerjaan pertama yang dilakukan
untuk membuat bekisting plat adalah pemasangan gelegar akan mengikuti
benang yang telah diukur sesuai permukaan plat.
Pemasangan gelegar akan dipasang tiang bondek/dipasang perancah
dari besi sebagai penopang gelegar. Setelah proses pemasangan gelegar plat,
tiang perancah dari kayu dan pemasangan slot pada tiang perancah dengan
benar-benar teliti sesuai ukuran sebelum pemasangan maka selanjutnya
adalah pemasangan triplek dengan 10 mm.
Gambar 3.1 Tiang perancah untuk balok dan plat
3. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Setelah pekerjaan bekesting plat selesai maka selanjutnya memasang
tulangan. Proses pemasangan tulangan harus memiliki ketelitian dan harus
menjaga diri karena besi yang berat dan tajam. Sebelum tulangan dipasang
kita harus melakukan pengukuran pada setiap sudut kolom dengan ukuran
tebal plat menggunakan waterpass supaya tulangan yang dipasang sesuai
dengan tinggi tebal plat dan setelah itu ditandai dengan benang. Tulangan
yang dipakai adalah wiremesh. Wiremesh merupakan besi tulangan yang
dibuat pabrik dengan las otomatis dengan ukuran besi (Ø12 mm).

Gambar 3.2 Pembesian Plat Lantai


4. Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai
Sebelum melakuakan pekerjaan pengecoran kita harus
mempersiapkan alat,bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting :
 Sekop
 Strika beton
 Besi ukur tebal beton
 Besi ukur tebal beton
Bahan pengecoran plat :
 Semen
 Pasir
 Air
 Kerikil
Pemeriksaan bekisting :
 Pemeriksaan pada setiap sudut bekisting
 Pemeriksaan permukaan bekisting
 Pemeriksaan kondisi besi balok (jika berdebu di sirami air)
 Pemeriksaan sanbungan bekisting

Gambar 3.3 Plat lantai beton


 Realisasi Pekerjaan Plat Lantai

No Hasil Gambar Waktu Teori


Pengawasan
1 Pekerjaan Pada pekerjaan
Persiapan persiapan para pekerja
1-4 hari
Ukuran plat mulai mengukur dan
lantai sesuai memastikan kerataan
dengan gambar ketinggian plat lantai
kerja. dan menyiapkan alat
dan bahan lainnya yang
diperlukan.
2 Pekerjaan Pembuatan bekesting
Bekisting harus sesuai dengan
1-2 hari
Ukuran gambar kerja dan
Bekesting sesuai Pemotongan plywood
dengan ukuran yang digunakan untuk
plat lantai. bekisting harus sesuai
dengan luasan plat
lantai.
3 Pekerjaan Proses pemasangan
Pembesian tulangan harus memiliki
1-5 hari
Pemasangan ketelitian dan harus
Pembesian menjaga diri karena
sesuai dengan besi yang berat dan
ukuran ketebalan tajam.
plat. Sebelum tulangan
dipasang harus
melakukan pengukuran
pada setiap sudut kolom
dengan ukuran tebal
plat menggunakan
waterpass supaya
tulangan yang dipasang
sesuai dengan tinggi
tebal plat dan setelah itu
ditandai dengan
benang.
4 Pekerjaan Sebelum di lakukan
Pengecoran pengecoran plat lantai
1 hari
Untuk pekerjaan terlebih dahulu di
pengecoran lakukan Pemeriksaan
Berjalan dengan bekisting :
baik, karena  Pemeriksaan pada
ukuran bekisting setiap sudut
sama dengan bekisting.
ukuran plat  Pemeriksaan
lantai dan semua permukaan
bekisting sudah bekisting.
di periksa dan  Pemeriksaan
hasilnya baik. kondisi besi balok
(jika berdebu di
sirami air).
 Pemeriksaan
sanbungan
bekisting.
Setelah semua
pemeriksaan dilakukan
dan hasilnya baik,
Kemudian pelaksanaan
pengecoran plat lantai
di lakukan.

3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tangga


Pekerjaan tangga dilaksanakan setelah pekerjaan kolom dan pelat lantai
telah selesai dikerjakan. Semua pekerjaan tangga dilakukan langsung di lokasi
yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran
sampai perawatan.
1. Pekerjaan persiapan
Pada pekerjaan tangga ada 3 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu :
 Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
Waterpass.
 Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting tangga pekerjaan pemasangan tulangan bordes
dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi
yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting
dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.
 Pabrikasi besi
Untuk tangga, pemotongan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan
barcutter. Pembesian plat lantai dilakukan diatas bekisting yang sudah
jadi.
2. Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi
tangga sebelulm pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi sebagai
wadah atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting tangga menggunakan
sistem semi konvensional. Sistem konvensional ini terlihat dengan adanya
pemakaian plywood dan scaffolding. Adapun langkah – langkah
pelaksanaan pekerjaan bekisting tangga adalah sebagai berikut :
 Sebelum pemasangan bekisting, pekerjaan pengukuran dan pekerjaan
marking terlebih dahulu dilakukan, pekerjaan marking sebagai tanda
untuk kemiringan tangga yang akan dipasang bekisting, dan juga
marking untuk injakan dan tanjakan.
 Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk
tetap menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang
dipikul. Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian/ elevasi
scaffolding sesuai ketinggian yang telah direncanakan.
 Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu
sendiri.
 Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe
untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak.
 Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri - suri. Selain itu
u-head juga berfungsi untuk mengatur ketinggian dan kemiringan
bekisting.
 Memasang plywood dengan kemiringan yang telah direncanakan
sebagai dasar plat tangga. Selanjutnya di pasang plywood pada bagian
kanan dan kiri tangga untuk cetakan tanjakan.
Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

Gambar 3.4 Pemasangan bekisting tangga

3. Pekerjaan pembesian
Tahap pembesian tangga, antara lain :
 Pembesian tangga dilakukan langsung di atas bekisting tangga yang
sudah siap. Besi tulangan diangkat dan dipasang diatas bekisting
tangga.
 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian
pasang tulangan ukuran tulangan D10-200.
 Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
 Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas
pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan
bawah pelat.

Gambar 3.5 Pembesian tangga


4. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran tangga dilakukan secara manual oleh pekerja, beton segar
yang ada di kolam penampungan beton dibawa dengan ember secara estavet.
Pemerataan beton segar yang dicetak dibekisting dilakukan secara manual
menggunakan stik perata dan menggunakan mesin penggetar atau vibrator.
Pemadatan ini bertujuan agar beton nantinya tidak terdapat rongga – rongga
udara yang dapat membuat kekuatannya menurun. Semua kegiatan
pengecoran harus dilakukan dibawah pengawasan oleh tim pengawas.
Pekerjaan pengecoran tangga dilakukan setelah penulangan telah selesai
dikerjakan. Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam pekerjaan
pengecoran tangga adalah sebagai berikut :
 Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek.
 Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air compressor
 Masukkan beton segar kedalam bucket berkapasitas 0.9 m, setelah
bucket terisi tower crane akan mengangkat bucket menuju tempat
pengecoran yang telah ditetapkan.
 Sambungkan bucket dengan tremi sepanjang 4 meter. Tuang beton
segar kedalam area tangga siap cor.
 Beton yang dituang secara bertahap dari atas tangga ke bawah hingga
pondasi tangga.
 Gunakan pacul untuk menyebarkan campuran beton segar dan batang
kayu serta baja tulangan untuk memadatkan dan memasukkan
campuran beton.
 Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin Vibrator.
Setelah itu ratakan permukaan injakan dengan ruskam kayu.

Gambar 3.6 Pengecoran tangga

5. Pekerjaan pembongkaran bekisting


Pekerjaan pembongkaran bekisting tangga dilakukan apabila beton
telah cukup umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton
yang dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah
dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada
tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya.
Adapun langkah – langkah dalam pembongkaran bekisting tangga adalah
sebagai berikut ini:
 Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran.
 Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang
beton yang telah cukup umur.
 Longgarkan u-head dan bongkar plywood secara hati-hati.
 Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding.
 Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan
hasil
 cor. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka selanjutnya
dilakukan perbaikan sesuai dengan kerusakannya.

 Realisasi Pekerjaan Tangga

No Hasil Pengawasan Gambar Waktu Teori


1 Pekerjaan Pada pekerjaan tangga ada 3 hal
Persiapan 1-2 hari yang perlu dipersiapkan, yaitu :
Ukuran tangga  Pekerjaan Pengukuran
sesuai dengan Pengukuran ini bertujuan
gambar kerja untuk mengatur/ memastikan
kerataan ketinggian pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan
pesawat ukur Waterpass.
 Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting tangga
pekerjaan pemasangan
tulangan bordes dan badan
tangga selesai, kemudian
dipasang dinding tangga pada
sisi yang lainnya dan dinding
bordes diatas badan tangga.
Bekisting dinding tangga
dipaku dengan bekisting
badan tangga.
 Pabrikasi besi
Untuk tangga, pemotongan
besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan barcutter.
Pembesian plat lantai
dilakukan diatas bekisting
yang sudah jadi.
2 Pekerjaan Pekerjaan bekisting merupakan
1 hari
Bekisting tahapan pekerjaan pada
Ukuran Bekisting konstruksi tangga sebelum
sesuai dengan pekerjaan penulangan. Bekisting
ukuran tangga. sendiri berfungsi sebagai wadah
atau cetakan untuk beton.
Pekerjaan bekisting tangga
menggunakan sistem semi
konvensional. Sistem
konvensional ini terlihat dengan
adanya pemakaian plywood dan
scaffolding.
3 Pekerjaan Tahap pembesian tangga, antara
Pembesian 1-3 hari lain :
Ukuran besi yang  Pembesian tangga
di gunakan sesuai dilakukan langsung di atas
dengan yang ada bekisting tangga yang sudah
pada gambar kerja siap. Besi tulangan diangkat
dan teknik dan dipasang diatas
penulangan besi bekisting tangga.
tangga sesuai  Rakit pembesian dengan
dengan teori. tulangan bawah terlebih
dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan
D10-200.
 Selanjutnya secara
menyilang dan diikat
menggunakan kawat ikat.
4 Pekerjaan Pengecoran tangga dilakukan
Pengecoran 1 hari secara manual oleh pekerja,
Berjalan sesuai beton segar yang ada di kolam
dengan rencana, penampungan beton dibawa
karena sebelum di dengan ember secara estavet.
lakukan Pemerataan beton segar yang
pengecoran sudah dicetak dibekisting dilakukan
di periksa kembali secara manual menggunakan stik
ukuran dan perata dan menggunakan mesin
bekisting dari penggetar atau vibrator.
tangga.
5 Pekerjan Pekerjaan pembongkaran
Pembongkaran 1 hari bekisting tangga dilakukan
Bekisting tangga di apabila beton telah cukup umur
bongkar setelah 7 yakni selama 7 hari. Beton yang
hari dari waktu cukup umur ialah beton yang
pengecoran, sesuai dapat menahan berat sendiri dan
dengan teori. beban dari luar. Bekisting yang
telah dibongkar dibersihkan dari
sisa-sisa beton yang melekat dan
disimpan pada tempat yang
terlindung untuk menjaga
bekisting untuk pekerjaan
selanjutnya.
3.3 Perhitungan Volume Plat Lantai & Tangga
3.3.1 Volume Plat Lantai

Gambar 3.7 Denah Plat Lantai


1. Volume plat lantai beton
Rumus : p x l x ketebalan plat
Ketebalan Plat : 0,15
 6,5 m x 12 m = 78 m2
 78 m x 0,15 = 11,7 m3
2. Perhitungan besi
 Besi arah X 6,5 m = 650 cm/20 cm = 32,5 buah 33 buah
(33 buah x 6,5 m)/12 m/lonjor x 1 lapis = 214,5 m : 12 m/lonjor =
17,9 x 1 lapis = 17,9 = 18 lonjor Ø 12
 Besi arah Y 12 m = 1200 cm/20cm = 60 buah
(60 buah x 12 m)/12 m/lonjor x 1 lapis = 720 m : 12 m/lonjor = 60
x 1 lapis = 60 = 60 lonjor Ø 12
Keterangan :
X = panjang
Y = lebar
` 3. Volume bekisting
Volume bekisting dengan luas plat lantai 6,5 m x 12 m= 78 m2, jadi
Triplek Yang digunakan ukuran 1,22 m x 2,44 jadi luas triplek adalah
2,9768 m2.
Jadi jumlah triplek yang diperlukan adalah 78 m2/ 2,9768 m 2= 26,20
lembar. Sehinga jumlah triplek yang diperlukan adalah 26 lembar
4. Perhitungan kebutuhan material untuk pembuatan plat lantai
Beton dengan campuran 1 : 2 : 3 ( semen,pasir,dan kerikil )
Ukuran Plat = 4,7 m3 dengan 0,024 m3 semen
 Semen PC (1/6 x 4,7) = 0,78 : 0,024 = 32,5 zak semen
Jadi, semen yang diperlukan adalah 33 zak semen
 Pasir (2/6 x 4,7 ) = 1,57 = 2 m3
 Kerikil (3/6 x 4,7 ) = 2,4 = 3 m3 Triplek ukuran triplek 1,22 m x
2,44 m maka luasnya 2,9768 m 2. Jadi,1 m 2 beton membutuhkan
0,347 lembar. Jadi, untuk untuk luas plat 39,5 m 2,
membutuhkan 39,5 m 2 x 0,34722 lembar = 13,71 lembar. Jadi,
triplek yang diperlukan adalah 14 lembar
 Kawat bendrat ( kawat ikat ) = 10 %
dari berat besi beton = 2956 , sehingga kawat bendrat = 2956 x
10 % = 29,56 kg.
Jadi, kawat bendrat yang diperlukan = 30 kg
 Paku = 39,5 x 0,3 kg = 12 kg
 Besi Ø 12 = arah x & arah y = 18 + 60 = 78 lonjor
 Kayu usuk 5/7 = panjang 4 meter = 4,7/(4x0,5x0,7)= 4 btg

3.3.2 Volume Tangga Belok Arah ( L)

Gambar 3.8 Detail Tangga Belok Arah ( L)

1. Perhitungan volume plat tangga beton


 Volume Tangga Beton
Tebal plat beton = 15 cm
Tinggi trap = 20 cm
Lebar = 30 cm
Panjang = 77,5 cm
Jumlah anak tangga = 335 cm / 20 cm = 16,75 buah
Jadi, jumlah anak tangga = 17 buah
Luas tangga = 17 x 0,30 x 0,775 = 4 m 2
Jadi volume tangga beton = 4 m3 x 0,15 m = 0,6 m3
 Volume anak Tangga Beton
(1/2 x 0,20 m) x (0,30m x 0,775) x 17 bh = 0,4 m3
 Volume Beton Bordes
(1 m x 0,775 m x 0,20 m) = 0,15 m3
Total Volume Beton Tangga = 0,6 m3 + 0,4 m3 + 0,15 m3 = 1,15 m3
2. Perhitungan Besi
 Besi Arah X 3,35m = 335 cm / 20cm = 16,75 buah. Jadi besi yang
diperlukan adalah 17 buah.
(17 buah x 3,35) x 2 lapis = 113,9 m : 12m/lonjor
= 9,49 x 2 lapis =19 lonjor Ø 12
 Besi Arah Y 0,775 m = 77,5 cm/20cm = 3,8 dibulatkan = 4 buah
(4 buah x 0,775 m) x 2 lapis = 6,2 m : 12 m/lonjor
= 0,51 x 2 lapis =1,02 dibulatkan = 1 lonjor Ø 12
Total x + y = 19 + 1 = 20 lonjor
3. Volume Bekisting
 Volume bekisting dengan luas tangga
Plat = (3,35 m x 0,775m) + (0,20m x 3,35m ) x 2 sisi
Plat tangga = (1/2 x 0,20 m x 0,30m) x 17 bh x 2 sisi
= 2,6 m2 + 0,67 m2 + 1,02 m2
= 4,29m 2 .
Jadi, Triplek Yang digunakan uku ran 2,44 m x 1,22
Luas triplek adalah 2,9768 m2. Jadi jumlah triplek yang diperlukan
adalah 4,29 m 2 / 2,9768 m2 = 1,4 dibulatkan menjadi 2 sesuai dengan
scedule kurva S pelaksanaan
4. Perhitungan kebutuhan material untuk pembuatan tangga
Beton dengan campuran 1 : 2 : 3 ( semen,pasir,dan kerikil )
Ukuran Plat Tangga = 1,13 m3 dengan 0,024 m3semen
 Semen PC (1/6 x 1,13) = 0,18 : 0,024 = 7,8 zak semen
Jadi, semen yang diperlukan adalah 8 zak semen
 Pasir (2/6 x 1,13 ) = 0,38 m3
 Kerikil (3/6 x 1,13 ) = 0,57 m3
 Kawat bendrat = 10 % dari berat besi beton = 1,5 x 10 % = 15 kg
 Paku 5 = 335cm x 5cm = 1675cm x 2 sisi = 3350cm : 5cm
= 670cm : 1000 = 0,67 kg
 Paku 7 = 335cm x 7cm = 2345cm x 2 sisi = 4690cm : 7cm
= 670cm : 1000 = 0,67 kg
Total paku 5 dan 7 = 1,34 kg
 Kayu usuk 5/7 = panjang 4 meter
Arah X = 335/50 = 6,7 btg dibulatkan 7 btg
Arah Y = 77.5/50 = 1,55 btg dibulatkan 2 btg
Total kayu usuk = 7 + 2 = 9 btg

BAB IV
ESTIMASI BIAYA & TIME SCHEDULE

4.1 Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Analisa yang digunakan di lapangan adalah analisa dengan metode SNI.
Dasar perhitungan dari metode SNI adalah mencari harga satuan masing-masing
pekerjaan terlebih dahulu dengan cara koefesien dikalikan dengan harga satuan
bahan upah pekerja yang digunakan. Setelah didapatkan harga satuan masing-
masing pekerjaan kita dapat mencari / atau menghitung rencana anggaran biaya
yang dibutuhkan atau yang sering disebut Bill of Quantity (BQ) dengan cara
mengkalikan harga satuan masing-masing pekerjaan dengan total volume untuk
masing-masing pekerjaan pada proyek.

 RAB Pekerjaan Plat Lantai


Tabel 4.1 RAB Plat Lantai
Harga Satuan Jumlah Harga Total Harga
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume
(Rp) (Rp) (Rp)
1 TENAGA
Tukang oh 6 Rp 100.000,00 Rp 600.000,00
Tukang Besi oh 1 Rp 105.250,00 Rp 105.250,00
Kepala Tukang oh 1 Rp 105.250,00 Rp 105.250,00
Mandor oh 1 Rp 90.000,00 Rp 90.000,00
Sub Total Rp 900.500,00
2 BAHAN
Semen/PC 40 kg Zak 33 Rp 65.100,00 Rp 2.148.300,00
Pasir m3 2 Rp 294.000,00 Rp 588.000,00
Kerikil m3 3 Rp 329.700,00 Rp 989.100,00
Triplek lembar 14 Rp 98.000,00 Rp 1.372.000,00
Kawat Bendrat kg 30 Rp 15.000,00 Rp 450.000,00
Kayu Usuk 5/7 btg 4 Rp 39.000,00 Rp 156.000,00
Besi D12 lonjor 78 Rp 86.800,00 Rp 6.770.400,00
Paku kg 12 Rp 30.000,00 Rp 360.000,00
Sub Total Rp 12.833.800,00
3 PERALATAN
Molen Unit 1 Rp 481.661,00 Rp 481.661,00
Sub Total Rp 481.661,00
❖ Time Schedule Plat Lantai Jumlah Total Rp 14.215.961,00
Tabel 4.2 Time Schedule
Sumber Plat Lantai
: Perhitungan PKL (2021)
Waktu pelaksanaan pekerjaan Pelat Lantai = 1 Minggu 3 Hari
Jumlah Bobot Bulan Februari 2021
No Uraian Pekerjaan
Harga (Rp) (%) Minggu ke 1 Minggu ke 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pekerjaan Persiapan 900.500 6,3 3,2 3,2
2 Pekerjaan Bekisting 1.888.000 13,3 6,6 6,6
3 Pekerjaan Pembesian 7.220.400 50,8 16,9 16,9 16,9
4 Pekerjaan Pengecoran 4.207.061 29,6 9,86 9,86 9,86
Total 14.215.961
Rencana Progres Mingguan
3,2 3,2 6,6 6,6 16,9 16,9 16,9 9,86 9,86 9,86
(%)
Rencana Progres Komulatif
3,2 6,33 12,97 19,62 36,55 53,48 70,41 80,27 90,14 100,00
(%)
Realisasi % 20 20 20 20 20
Realisasi Komulatif % 20 40 60 80 100

Sumber : Perhitungan PKL (2021)


Keterangan :
Rencana Komulatif :
Realisasi Komulatif :
❖ RAB Pekerjaan Tangga
Tabel 4.3 RAB Tangga
Harga Satuan Jumlah Harga Total Harga
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume
(Rp) (Rp) (Rp)
1 TENAGA
Tukang oh 2 Rp 100.000,00 Rp 200.000,00
Tukang Besi oh 1 Rp 105.250,00 Rp 105.250,00
Kepala Tukang oh 1 Rp 105.250,00 Rp 105.250,00
Mandor oh 1 Rp 90.000,00 Rp 90.000,00
Sub Total Rp 500.500,00
2 BAHAN
Semen/PC 40 kg Zak 8 Rp 65.100,00 Rp 520.800,00
Pasir m3 0,38 Rp 294.000,00 Rp 111.720,00
Kerikil m3 0,57 Rp 329.700,00 Rp 187.929,00
Triplek lembar 2 Rp 98.000,00 Rp 196.000,00
Kawat Bendrat kg 15 Rp 15.000,00 Rp 225.000,00
Kayu Usuk 5/7 btg 9 Rp 39.000,00 Rp 351.000,00
Besi D12 lonjor 20 Rp 86.800,00 Rp 1.736.000,00
Paku kg 1,3 Rp 30.000,00 Rp 39.000,00
Sub Total Rp 3.367.449,00
3 PERALATAN
Molen Unit 1 Rp 481.661,00 Rp 481.661,00
Sub Total Rp 481.661,00
Jumlah Total Rp 4.349.610,00

Sumber : Perhitungan PKL (2021)


❖ Time Schedule Tangga
Tabel 4.4 Time Schedule Tangga
Waktu pelaksanaan pekerjaan Tangga = 1 Minggu 2 Hari
Jumlah Harga Bobot Bulan Februari 2021
No Uraian Pekerjaan
(Rp) (%) Minggu ke 1 Minggu ke 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pekerjaan Persiapan 500.500,00 11,5 5,73 5,73
2 Pekerjaan Bekisting 586.000,00 13,4 6,707 6,707
3 Pekerjaan Pembesian 1.961.000,00 44,89 15,0 15,0 15,0

4 Pekerjaan Pengecoran 820.449,00 18,78 6,26 6,26 6,26

5 Pekerjaan Pembongkaran 500.500,00 11,5 5,73 5,73


Total 4.368.449,00 100
Rencana Progres Mingguan (%) 5,73 12,44 21,67 15,0 15,0 6,26 6,26 6,26 5,73 5,73
Rencana Progres Komulatif (%) 5,73 18,16 39,83 54,80 69,76 76,02 82,28 88,54 94,27 100
Realisasi (%) 20 20 20 20 20
Realisasi Komulatif (%) 20 40 60 80 100

Sumber : Perhitungan PKL (2021)


Keterangan :
Rencana Komulatif :
Realisasi Komulatif :
Dalam pelaksanaan proyek kontruksi, seorang kontraktor perlu membuat
suatu perencanaan dalam hal waktu dan biaya yang diperlukan selama
melaksanakan pekerjaan. Salah satu perencanaan waktu yang dapat dibuat oleh
kontraktor sebagai alat bantu jadwal pelaksanaan adalah Kurva S. Kurva S
tersebut bisa digunakan sebagai indikator terlambat tidaknya suatu proyek
pekerjaan.

Kesimpulan Kurva S

Pekerjaan Progres Waktu


Rencana Realisasi
Cepat Lambat
Waktu (%) Waktu (%)

1. Pek Persiapan 3 Hari 10,9 2 Hari 20 

2. Pek Bekisting 2 Hari 4,7 2 Hari 20 

3. Pek Pembesian 2 Hari 11,5 2 Hari 20 

4. Pek Pengecoran 2 Hari 10,1 2 Hari 20 

5. Pek Pembongkaran 2 Hari 7,38 2 Hari 20 

Jadi, disimpulkan bahwa dalam pekerjaan Plat Lantai & tangga dengan waktu
rencana 10 hari dan terealisasi dalam waktu 5 hari. Sehingga waktu realisasi
pekerjaan tangga lebih cepat dari waktu perencanaan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Pembangunan
sebuah rumah 2 lantai di Perumahan The Klopo Gading Vilage , Jln. Temas Kota
Batu Tipe 78 (6,5 m x 12 m). sangat banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan
yang saya dapat, khususnya dalam dunia sipil, maka ketika praktek kerja lapangan
berlangsung ada beberapa saran yaitu:
a. Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan, plat lantai juga dapat di temui di jembatan,
pelabuhan, dll. Sedanglan, tangga adalah suatu konstruksi yang
menghubungkan antara tempat yang satu dan tempat lainnya yang
mempunyai ketinggian berbeda, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu
bata, baja, dan beton.
b. Struktur organisasi akan membantu pimpinan dalam menentukan suatu
alur kerja yang teratur dan terarah dimana setiap bagian dapat bekerjasama
secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karyawan.
Struktur organisasi yang baik akan memudahkan karyawan untuk
mengetahui kepada siapa masing masing individu bertanggung jawab dan
sampai sejauh mana tanggung jawab dan tugas yang dibebankan kepada
mereka.

5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan sebagai masukan khusus nya
kepada pelaksanaan proyek dan pada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
kegiatan pelaksanaan proyek:
a. Sebaiknya pada waktu pelaksanaan kegiatan proses pembangunan harus
konsisten baik dalam segi waktu, material saat berjalannya kegiatan, agar
berjalan sebagaimana yang direncanakan
b. Mengutamakan keselamatan dalam melaksanakan proses pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai