Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PRA OPERASI SECTIO CAESAREA

Dosen Pengampun : Desmawati, SKp. Kep, Sp. Mat ,PhD

Disusun Oleh:
Edwina Retha Maharani 2010701041
Dhea Afisyah 2010701042
Ulya Shafa Luthfiah 2010701045
Jihan Rahma Fauzia 2010701052
Wulan Trisnawati 2010701075
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
2021/2022
A. Defenisi Sectio caesarea
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut; sectio caesarea juga dapat
didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim
(Amru, sofian, 2013). Sectio caesarea adalah pelahiran bayi melalui insisi yang dibuat
pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan ini dipertimbangkan sebagai
pembedahan abdomen mayor. Nama caesarea berasal dari suatu legenda bahwa julius
caesar dilahirkan dengan cara seperti ini. Sebelum ada prosedur pembedahan yang
aman, pelahiran melalui abdomen ini dilakukan pada keadaan ibu akan meninggal dan
bayi baru lahir akan diselamatkan (Reeder.J, Martin.L, & Griffin.K, 2015).

B. Pengkajian
Pengkajian Pengkajian menurut (Baradero, Dayrit, Siswandi, 2017), yaitu:
1. Usia Usia bisa mempengaruhi pembedahan dan hasil pascaoperasi. Pada
usia 30-40 tahun, kapasitas fungsional dari setiap sistem tubuh menurun
sekitar 1% setiap tahunnya.
2. Alergi Pasien harus dikaji untuk mengetahui adanya alergi terhadap iodin,
lateks, obat-obatan, larutan antiseptik, atau larutan pencuci kulit, apbila
psien ragu-ragu apakah ia alergi terhadap iodin atau tidak, tanya apakah ia
alergi terhadap kerang. Iodin juga dipakai sebagai media kontras untuk
pemeriksaan tertentu yang bisa dilaksanakan pada tahap intraoperatif.
3. Obat dan zat yang digunakan Data ini penting sekali karena zat atau obat-
obatan ini dapat menimbulkan efek yang tidak baik pada anastesi dan
beresiko menimbulkan komplikasi intraoperasi dan pascaoperasi. 32
4. Riwayat medis Pemeriksaan ulang terhadap sistem tubuh sangat penting
untuk mengetahui status imunologis, endokrin, kardiovaskuler, pernafasan,
ginjal, gastroentestinal, neurologis, muskuluskeletal dan dermatologis.
5. Status nutrisi Pasien dengan gangguan nutrisi beresiko tinggi mengalami
komplikasi karena pembedahan atau anastesi. Oleh karena itu, kekurangan
protein bisamengakibatkan penyembuhan luka yang lambat, dehisensi
(luka terbuka) dan infeksi.
6. Pengalaman pembedahan terdahulu dan sekarang Data ini bisa membuat
dokter bedah, ahli anastesi dan perawat sadar akan respon pasien dan
komplikasi yang mungkin bisa timbul.
7. Latar belakang budaya dan agama Kebudayaan dan kepercayaan bisa
mempengaruhi respon seseorang terhadap kesehatan, sakit, pembedahan
dan kematian.
8. Psikososial Pengetahuan pasien tentang pembedahannya perlu diketahui
oleh perawat agar perawat dapat memberikan penjelasan lebih lanjut.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada tahap
Pra Operasi menurut Brunner (2014) mencakup:
1. Kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anastesi, nyeri)
dan hasil akhir dari pembedahan.
2. Ketidak patuhan b.d ketidakadekuatan d.d perilaku tidak mengikuti
program SC
D. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1. Kecemasan yang NOC : NIC :


berhubungan dengan tujuan utama pasien bedah dapat 1. Identifikasi sumber
pengalaman bedah meliputi, menghilangkan ansietas rasa cemas.
(anastesi, nyeri) dan praoperatif dan peningkatan 2. Bantu pasien
hasil akhir dari pengetahuan tentang persiapan memakai mekanisme
pembedahan. preoperatif dan harapan koping yang efektif.
pascaoperatif Kriteria hasil : 3. Kaji tingkat
1. Klien mampu kecemasan klien
mengidentifikasi dan sebelum pemberian
mengungkapkan gejala terapi
cemas 4. Bantu pasien untuk
2. Mengidentifikasi, melakukan kegiatan
mengungkapkan dan yang bisa
menunjukkan teknik untuk mengurangi rasa
mengontrol cemas cemas, misalnya
3. Postur tubuh, ekspresi mendengarkan
wajah, bahasa tubuh dan musik, relaksasi
tingkat aktivitas progresif, imajinasi
menunjukkan terbimbing,
berkurangnya kecemasan komunikasi
terapeutik, relasksasi
nafas dalam dan
sebagainya.
5. Melibatkan sistem
pendukung pasien
seperti keluarga dan
orang yang berarti
baginya.
6. Kaji tingkat
kecemasan klien
sebelum pemberian
terapi
7. Memberikan obat-
obatan yang bisa
mengurangi rasa
cemas seperti
diazepam (Valium 5-
15 mg

Ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan intervensi Observasi


ketidakadekuatan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi kepatuhan
d.d perilaku tidak mengikuti maka tingkat kepatuhan menjalani program
program SC meningkat dengan kriteria hasil pengobatan
: kode L. 12110
1. verbalisasi kemauan Terapeutik
mematuhi program 1. Buatlah komitmen
perawatan atau pengobatan menjalani program
meningkat di angka 5 pengobatan dengan
2. Verbalisasi mengikuti baik
anjuran meningkat diangka 2. Buat jadwal
5 pendamping keluarga
3. Perilaku mengikuti program untuk bergantian
perawatan/pengobatan menemani pasien
membaik diangka 5 untuk menjalani
4. Perilaku menjalankan pengobatan
anjuran membaik di angka 3. Dokumentasi aktivitas
5 selama menjalani
pengobatan
4. Diskusi hal yang dapat
mendukung atau
menghambat jalannya
program pengobatan
5. Libatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani
Edukasi
1. Informasi program
pengobatan yang
harus dijalani
2. Informasi mafaat yang
akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
3. Anjurkan
keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien
selama menjalani
program
pengobatan
4. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi kesehatan
ke pelayanan
kesehatan terdekat,
jika perlu

E. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan
F. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan implementasi yang telah dilakukan dengan hasil yang
sesuai. sss

Anda mungkin juga menyukai