DISUSUN OLEH :
-
Penerapan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. S menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah
faktor personal, universal self care, development self care, health deviation,
medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang dapat dikumpulkan
dari kasus Ny. S, adalah sebagai berikut:
a. Faktor personal: usia 50 tahun, suku melayu, WNI, agama Islam, janda,
pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm dan berat badan 45 kg.
b. Universal self care requisites: Ny. S mengeluh nyeri pada dada sebelah
kiri, nafas sesak dengan frekuensi 30 kali/menit, berkeringat dingin,
wajah tampak meringis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88
kali/menit, terpasang oksigen 3 liter/menit, terpasang infus RL 20
tetes/menit, mandi dan BAB di bantu oleh perawat dan keluarga.
c. Development self care requisites: Ny S seorang janda dan tinggal dengan
anak laki-lakinya, keterbatasan melakukan aktivitas karena mengalami
nyeri pada dada sebelah kiri akibat angina pectoris, membutuhkan bantuan
sepenuhnya / total, membutuhkan latihan melakukan aktivitas ringan yang
tidak memberatkan kerja jantung.
d. Health Deviation self care requisites: Aktual gangguan sistem
kardiovaskuler dan tidak dapat melakukan aktivitas berat.
e. Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Agina Pectoris.
f. Perencanaan: istirahat, berikan Oksigen 2 liter/menit, Monitor TTV
(tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu), Monitor hasil EKG, membantu
dalam pemenuhan kebutuhan ADL, mengajarkan pasien dan keluarga
secara bertahap tentang perawatan Ny S, relaksasi dengan tarik nafas
dalam pada saat nyeri muncul.
2
g. Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan keluarga dan perawat
karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak mampu dalam memenuhi
self care dan aktivitas lain terutama aktivitas berat.
3.2.2 Diagnosa
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data beberapa diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah :
a. Tidak efetifnya pola nafas
b. Nyeri akut
c. Self care deficit
d. Intoleransi aktivitas
3.2.3 Intervensi
Perencanaan perawatan yang dapat diberikan pada Ny. S yaitu; menyusun
tujuan, intervensi dan rasionalisasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul.
Dignosa keperawatan : Tidak efektifnya pola nafas
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pola nafas klien
efektif dengan criteria: frekuensi nafas 16 – 20 x/m, irama nafas reguler, tidak terpasang
O2.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan 1. Mempertahankan
oksigen sesuai dengan program oksigen arteri
2. Monitor jumlah
pernafasan, penggunaan otot bantu 2. Mengetahui status
pernafasan, batuk, bunyi paru, tanda pernafasan
vital, warna kulit dan AGD
3. Laksanakan
program pengobatan
4. Posisi pasien 3. Meningkatkan
3
fowler pernafasan
5. Bantu dalam 4. Meningkatkan
terapi inhalasi pengembangan paru
6. Alat-alat 5. Membantu
emergensi disiapkan dalam kondisi mengeluarkan sekret
baik 6. Kemungkinan
7. Pendidikan terjadi kesulitan bernafas yang akut
kesehatan : perubahan gaya hidup, 7. Perlu adaptasi baru
menghindari alergen, tehnik dengan kondisi Sekarang
bernafas, tehnik relaksasi
3.2.4 Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah disusun
pada perencanaan berdasarkan 6 area yang dikemukan Orem.
3.2.5 Evaluasi
a. Jalan nafas efektif
b. Nyeri hilang
c. Mampu melakukan perawatan diri
d. Ny. S dapat melakukan aktivitas
4
II. TEORI KEPERAWATAN PEPLAU
Ny. T mendapat informasi dari tim medis tentang penyakitnya (Ca servix stadium
IV) setelah itu kondisi Ny. T mulai menurun. tidak mau makan, mengurung diri,
tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya, kadang
marah tanpa sebab, ekspresi wajah terlihat sedih, kadang terilahat menangis, Ny.
mengatakan dia tidak perlu lagi diperhatikan karena umurnya tidak akan lama
lagi.
pada masalah yang muncul pada Ny. T selama pengalaman tersebut. Berdasarkan
data diatas Ny. T berada dalam kondisi Depressi. Perawat perlu untuk melakukan
karena pada saat seseorang mengalami kondisi depresi maka sebenarnya dia
dirinya.
5
Konsep Sentral Keperawatan Dengan Menggunakan Model Hubungan
Interpersonal Peplau :
1. Manusia
Manusia dalam kasus ini adalah Ny. T yang pada saat ini mengalami
2. Lingkungan
mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak
perawatan yang diberikan oleh perawat. Ny. T mengatakan dia tidak perlu
lagi diperhatikan karena umurnya tidak akan lama lagi. Semua data
6
pada Ny. T akibat dari penyakit fisik yang dialaminya ( akibat Ca cervik
yang terjadi ).
4. Keperawatan
Pada kasus Ny. T ini maka sangat penting adanya hunungan interpersonal
yang terapeutik antara perawat dan Ny. T. Klien Ny. T dalam kondisi
sehingga Ny. T dapat kembali dalam kondisi yang lebih baik pada
psikholgis ma
kesehatan penyakit
a. Berpartisipasi dalam
memutuskan perawatan
7
kesehatan
Keluarga mampu
merawat anggota
a. Vital sign
perawatan langsung
upun fisiologisnya.