Anda di halaman 1dari 14

*Permasalahan sistem cerna pada

anak:

Hirschprung

Atresia Ani

Ns. Nike Puspita Alwi, M.Kep Omfalokel

BBLR; Hiperbilirubin

* *mungkin disertai dengan cacat bawaan dan


termasuk sindrom down, sindrom waardenburg
*Hirschprung penyakit megakolon serta kelainan kardiovaskuler.
aganglionik *diduga terjadi krn faktor genetik dan lingk
*Sel ganglion Auerbach dan Meissner sering terjadi pada anak dg Down syndrome,
tidak ditemukantdk ada peristaltik kegagalan sel neural pada masa embrio dalam
usus dan evakuasi usus dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal
spontan,spinkter rektum tidak pada myentrik dan submukosa pada dinding
berelaksasi, feses tdk mampu keluar plexus
spontan dilatasi usus proksimal.
*Biasanya ditemukan pada bayi aterm

1
*Colok anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu
ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan
*Gejala Obstruktif akut berupa konstipasi mekonium/feses menyemprot
*Trias yg sering ditemukan adalah mekonium yg *Biopsi rektumuntuk melihat ganglion pleksus submukosa
terlambat keluar (24-48 jam), perut kembung dan meisner, apakah terdapat ganglion atau tidak
muntah berwarna hijau
*Pemeriksaan penunjang:
*Kadang2 ditemukan keluhan diare atau
enterokolitis kronik yg lebih menonjol dari tanda * foto polos abdomen terlihat usus2 melebar atau tdp
gambaran obstruksi usus rendah
obstipasi
* Pemeriksaan barium enema: gambaran enterokolitis pada usus
*Diare pd bayi muda yg melebar dan adanya retensi kontras lebih dari 24 jam
*Pd anak yg lebih tua gagal dlm penyerapan setelah barium enema dilakukan
nutrisi penurunan berat badan, diare atau
keduanya
*Infeksi kolonpd bayi muda

* *

*Pemeriksaan laboratorium: *Pembedahan 2 tahap kolostomi loop- double


* Kimia darah: pd anak dg diare tampak adanya barrel lalu menganastomosiskan kembali usus
perubahan elektrolit yg berganglion ke rectum
* Darah rutin: dilakukan untuk mengetahui *Konservatif pd neonatus dg obstruksi usus dg
hematokrit preoperatif pemasangan sonde lambung serta pipa rektal
* Profil koagulasi jg dilakukan utk memastikan shg mekonium dan udara keluar
tdk ada ggn pembekuan darah yg perlu dikoreksi
sebelum operasi

* *

2
*Secara umum prognosisnya baik, 90% pasien * Pre operatif
dengan penyakit hirschprung yang mendapat * Konstipasi b.d penyakit hirsprung
tindakan pembedahan mengalami * Pola nafas tidak efektif b.d
penyembuhan dan hanya sekitar 10% pasien * Diare b.d inflamasi gastrointestinal
yang masih mempunyai masalah dengan saluran * Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d diare
cernanya sehingga harus dilakukan kolostomi  Post operatif
permanen.  Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik
 Ansietas b.d hospitalisasi
 Resiko infeksi b.d ketidak adekuatan pertahanan
sekunder, prosedur invasif

* *

*Atresia Ani Tidak memiliki lobang anus


*Imperforata Tidak tembus
*Terjadi karena gangguan perkembangan
pertumbuhan: septum urorectal, struktur
mesoderm lateral, atau struktur ectodermal
* atau gangguan pertumbuhan, fusi, dan
pembentukan anus dari tonjolan
embrionik.
*Atresia ani adalah kelainan kongenital yang
dikenal sebagai anus imperforate meliputi
anus, rektum atau keduanya
*Insiden 1 dalam 3000 – 5000 kelahiran hidup
*
By: Ns. Nike Puspita Alwi, M.Kep

3
*Atresia ani atau anus imperporata adalah
Sakral
malformasi congenital dimana rectum tidak 2
mempunyai lubang ke luar M. Levator Ani

M. Spincter
Eksterna Cutaneus Kontrol
Syaraf
Defekasi
M. Puborectalis
Sakral Sakral
4 3

Ujung rektum di atas


otot puborektalis dan
sfingter internal
Tinggi tidak ada.

Rektum berada pada atau


di bawah tingkat otot *Gen karier 25%  peluang diturunkan
puborektalis; lesunganal
Sedang dan sfingter eksternal *30 % anak kelainan genetik, kromosom atau
berada pada posisi yang
normal
kongenital berisiko

Rektum mempunyai jalur desenden


*Lebih banyak tjd pada bayi laki-laki
Rendah normal melalui otot puborektalis,
terdapat sfingter internal dan
eksternal yang berkembang baik
dengan fungsi normal dan tidak
terdapat hub. dg saluran
genitourinarius

4
* Secara embriologi, saluran pencernaan berasal dari *Kegagalan perkembangan yang lengkap dari
foregut, midgut dan hindgut. septum urorektalis menghasilkan 2 anomali
* Foregut akan membentuk faring, sistem pernafasan bagian letak tinggi atau supra levator
bawah,esofagus, lambung sebagian duodenum, hati dan
sistem bilier serta pankreas. *Sedangkan anomali letak rendah atau infra
* Midgut membentuk usus halus, sebagian duodenum, levator berasal dari defek perkembangan
sekum, appendik, kolon asenden sampai pertengahan proktoderm dan lipatan genital
kolon transversum.
*Pada anomali letak tinggi, otot levator ani
* Hindgut meluas dari midgut hingga ke membrana kloaka, perkembangannya tidak normal. Sedangkan
membrana ini tersusun dari endoderm kloaka, dan
ektoderm dari protoderm atau analpit otot sfingter eksternus dan internus dapat tidak
ada atau rudimenter
* Usus terbentuk mulai minggu ke 4 disebut sebagai primitif
gut

*Anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian


belakang, ujung ekor berkembang menjadi kloaka yang
nanti akan menjadi genitalia dan anorektal. Terjadinya
atresia ani karena tidak adanya kelengkapan migrasi dan *Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam pertama
perkembangan struktur kolon pada minggu 7 sampai 10 setelah lahir
kehamilan
*Bayi tidak bisa mengeluarkan mekonium
*Kegagalan migrasi disebabkan juga karena kegagalan semenjak lahir
dalam agenesis sacrum dan abnormalitas pada uretra dan
vagina
*Tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus
menyebabkan feses tidak bisa keluar dan pada akhirnya
intestinal mengalami obstruksi
*
*

5
Pada pemeriksaan fisik :
* *Eksisi membran anal
*Anus akan tampak merah, usus melebar, kadang- *Bila didapatkan fistula, maka dilakukan
kadang tampak ileus obstruksi. kolostomi sementara dan setelah 3 bulan
*Abdomen distensi dilakukan koreksi atau evaluasi
*Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan
oleh suatu jaringan.
*Pada auskultasi akan terdengar hiperperistaltik

Pada pemeriksaan radiologi:


*Udara dalam usus terhenti tiba-tiba
*Tidak ada bayangan udara dalam pelvis pada bayi
baru lahir
*
*Pada anak yang mengalami anus imperforata atau
atresia ani, gambaran udara terhenti tiba-tiba pada
daerah sigmoid, kolon atau pun rektum

*Omfalokel merupakan defek dinding abdomen pada garis


tengah dg berbagai derajat ukuran, disertai hernia visera
yang ditutupioleh membran yang di terdiri atas
peritoneum di lapisan dalam dan amnion dilapisan luar
serta Wharton’s Jelly di antara lapisan tersebut.
*Pembuluh darah berada di dalam membran, bukan pada
dinding tubuh.
*Tali pusat berada pada puncak kantong tsb
*omfalokel berhubungan dengan peningkatan usia
maternal, dengan kebanyakan berada pada usia 30 tahun
atau lebih
*dapat muncul predisposisi genetik, dan tingkat rekurensi
dapat mencapai 50%
*
*
By: Nike Puspita Alwi

6
*Dinding abdomen dibentuk oleh pelipatan ke dalam dari
kranial, kaudal dan dua lipatan embrionik lateral.
Sejalan dg pembentukan dinding abdomen,pertumbuhan
trakt intestinalis menyebabkan migrasi keluar kavum
abdomen melalui cincin umbilikus dan ke arah korda
umbilikus selama minggu ke-6 gestasi. Pada minggu ke-
10 dan ke-12, dinding abdomen dibentuk dan usus
kembali ke kavum abdomen pada pola stereotipikal yang
menghasilkan rotasi normal dan fiksasi lateral
*isi abdomen tidak kembali ke dalam rongga abdomen
tetapitetap berada di luar abdomen namun berada di
dalam korda umbilikus

*jumlah dari midgust dan organ intra


abdomen tergantung dari ukuran dan *Ketika pelipatan ke dalam melibatkan
lokasi relatif dinding abdomen pelipatan kaudal, omfalokel mungkin
*Defisit pelipatan kranial terutama berhubungan dengan Extrophy cloacal atau
menghasilkan omfalokel bladder
epigastrik yang mungkin berhubungan
dengan kelainan pelipatan kranial
tambahan seperti hernia diafragma
anterior, celah sternal, defek
perikardial dan defek
karidakPentalogy of Cantrell

7
*USG screening rutin *USG fetus sering dapat mengindikasikan adanya
*evaluasi peningkatan serum alfafetoprotein (AFP) omfalokel pada trimester kedua atau awal
maternalanalog dg fetal albumin dan serum AFP trimester ketiga
maternal merefleksikannilai AFP cairan *USG memiliki spesifitas yang tinggi, lebih dari
amnionuntuk mengevaluasi abnormalitas 95% namun sensitivitasnya hanya 60─75% untuk
kromosomal fetus dan defek tabung neural, tetapi mengidentifikasi omfalokel
AFP juga biasanya meningkat pada defek dinding
abdomen
*AFP biasanya meningkat rata-rata 4X dari nilai
normal

*Kesalahan diagnosis dapat terjadi karena: *defek di daerah umbilikus dengan bagian yang
tertutup selaput tipis transparan.
(a) Kekeliruan dengan adanya defek dinding
abdomen lain yang jarang. *Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus, sebagian
hepar, mungkin lambung dan lien bergantung pada
(b) Ruptur kantong omfalokel sehingga
luas defek.
mengakibatkan adanya diagnosis gastroskisis
*pada bayi baru lahir, tampak kantong yang berisi
usus dengan atau tanpa hati di garis tengah
*resiko retardasi pertumbuhan
intrauterin/Intrauterine growth retardation (IUGR),
kematian janin dan kelahiran prematur

8
*resusitasi ABC dan setelah dinilai dan distabilisasi *Prematuritas berhubungan dengan hipoplasia paru
*Masalah yang penting yaitu kehilangan panas, atau defek jantung signifikan yang terlihat pada
sehingga perawatan harus dilakukan seperti omfalokel mungkin memerlukan intubasi awal dan
menjaga suhu lingkungan hangat selagi melakukan ventilasi mekanik
proteksi terhadap visera yang terpapar *Dekompresi lambung penting untuk mencegah
*menjaga nilai glukosa serum khususnya penting distensi traktus gastrointestinal dan kemungkinan
pada bayi dengan defek dinding abdomen karena aspirasi
hubungannya dengan prematuritas, IUGR dan pada *Defek diinspeksi agar menjamin membrane yang
omfalokel serta kemungkinan terjadinya sindrom menutupi nya tetap intak dan kain basah yang tidak
Beckwith-Wiedeman menempel diletakkan dan distabilisasi untuk

* mencegah trauma terhadap kantong. Jika kantong


omfalokel ruptur, usus yang terpapar harus ditangani
seperti halnya gastroskisis

*Pertama, menutup kantong yang intak


*mengobati kantong omfalokel dengan
sulfadiazine silver topical dan membiarkan agar
terjadi epitelisasi hingga beberapa minggu atau
bulan
*Saat bayi stabil dan jika defek relative kecil,
perbaikan primer dapat dilakukan dengan insisi
membrane omfalokel, mengurangi hernia visera
dan menutup fasia dan kulit

9
*Bilirubin berasal dari katabolisme protein
heme, dimana 75% berasal dari penghancuran
eritrosit dan 25% berasal dari penghancuran
eritrosit yang imatur dan protein heme lainnya
seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan
peroksidase
*Bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan
* hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak
larut

*Bilirubin merupakan zat warna yang dihasilkan * Heme + enzim heme oksigenase Biliverdin larut
oleh proses pemecahan heme (yang sebagian dlm air reduksi dg bantuan e. Biliverdin reduktase
besar dari hemoglobin) dalam sel parenkim hati di sistem retikulo endotelialbilirubin  masuk ke
yang akan ditampung dalam kantong empedu sirkulasi berikatan dg albumin serum bilirubun
tidak terkonjugasi/ bil. direkhepar albumin
untuk selanjutnya diekskresikan (dikeluarkan)
terikat ke reseptor permukaan sel bil. Ditransfer
yg memberi warna pada feses dan urin. utk berikatan dg protein Y (ligandin)
*Ikterus neronatorum adalah keadaan ikterus * Berkurangnya kapasitas pengambilan hepatik
yang terjadi pada bayi baru lahir hingga usia 2 bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh
bulan setelah lahir. terhadap pembentukan ikterus fisiologis

10
*Bil tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin
konjugasi/ bil. indirek yang larut dalam air di retikulum
endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate
glucoronosyl transferase (UDPG-T)diekskresikan ke dalam
kanalikulus empedumemasuki saluran cerna dan
diekskresikan melalui fecesdikonversikan kembali menjadi
bentuk tidak terkonjugasi oleh e. beta-glukoronidase yang
terdapat dalam usus Reabsorbsi kembali bilirubin dari
saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut
sirkulasi enterohepatik
*Bilirubin indirek = larut dalam air, Semua bilirubin indirek
dalam keadaan normal tidak ada dalam plasma darah.
Adanya bilirubin indirek dalam plasma darah menunjukkan
adanya keadaan tidak normal.Karena bilirubin indirek larut
dalam air maka bilirubin bisa didapati di dalam urin.

11
*Produksi bilirubin yang berlebihan ini diakibatkan *Kelainan sel darah merah (sferosit herditer,
karena adanya abnormalitas pada hemolisis sel darah inkompabilitas Rh, HbS pada anemia sel sabit)
merah (sehingga disebut juga ikterus hemolitik). *Infeksi malaria, sepsis, dll
*Bila produksi bilirubin meningkat >0,5 mg/dl setiap jam *Toksin dari luar tubuh (obat-obatan) dan dari
stlh 24 jam hiperbilirubinemia patologis dalam tubuh (transfuse, eritroblastosis fetalis)
*bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau 14
hari pada bayi kurang bulan
*Terjadi akumulasi pembentukan bilirubin indirek, juga
akan meningkatkan jumlah bilirubin direk secara
progresifurobilinogen yang dihasilkan melebihi normal
yang mengakibatkan peningkatan kandungan *
urobilinogen dalam feses tinggi

Gangguan konjugasi bilirubin (Ikterus Hepatoseluler) Kernikterussindroma neurologik yg disebabkan


*karena adanya kelainan konjugasi pada sel hati sehingga oleh menumpuknya bilirubin indirek/tak
jumlah bilirubin indirek tinggi terkonjugasi dalam sel otak
Ikterus Fisiologis Neonatus Penyebab: Suatu peningkatan hemolitik sel
*Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi >2 mg/dl yg darah merah (seperti eritroblastosis fetalis)
meningkat 6 sampai 8 mg/dl pada umur 3 hari dan akan juga terdapat defisiensi glukoronil transferase)
mengalami penurunan. Pd bayi kurang bulan, kadar *Akibat: Penimbunan bilirubin indirek pada
bilirubin tidak terkonjugasi akan meningkat menjadi 10 ganglia basalis sehingga dapat menyebabkan
sampai 12 mg/dl pada umur 5 hari defek neurologis bahkan kematian
*Onset: 2-3 hari setelah bayi lahir
*Penyebab: imaturitas enzim glukoronil transferase atau
aktifitas enzim glukoronidase pada neonatus masih tinggi
*Akibat: akumulasi bilirubin indirek atau peningkatan siklus
enterohepatik

12
Gangguan herediter Penurunan Ekskresi Bilirubin Terkonjugasi
(Ikterus Pasca Hepatik)
*Sindrom GilbertSuatu penyakit familial ringan yg
dicirikan dengan ikterus dan hiperbilirubinemia Penurunan ekskresi disebabkan krn kelainan
indirek ringan (2-5mg/dl) yang kronis fungsional spt pd kelainan konjugasi bilirubin
dan kelainan obstruktif (bendungan pada saluran
*Sindrom Crigler-Najjar ITerdapat gen resesif, tidak empedu)  peningkatan akumulasi bilirubin
adanya glukoronil transferase sejak lahir sehingga direkregurgitasi ke sel hati kemudian ke
tidak terjadi konjugasi bilirubin. Bilirubin inderek peredaran darah) pada saluran ekskresi bilirubin
mencapai 20mg/dl Keadaan iniurobilinogen berkurang sehingga
*Sindrom Crigler-Najjar IITerjadinya lebih ringan feses berwarna pucat
daripada Tipe I. Diwariskan sebagai gen dominan
defisiensi sebagian glukoronil transferase
*

*Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi *Tes Coomb


yang mendapat ASI, bayi kurang bulan, dan
bayi yang mendekati cukup bulan
*Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena
peningkatan produksi atau penurunan
clearance bilirubin dan lebih sering terjadi
pada bayi imatur
*Peningkatan penghancuran hemoglobin 1% akan
meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat

13
*Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di
dalam kapiler2 superfisial dan ruang-ruang usus menjadi
isomer yg larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa
metabolisme lebih lanjut oleh hati
*Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari
isomer asli, lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke
dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau
membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya

* *

14

Anda mungkin juga menyukai