Transesterifikasi
Saponifikasi
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Aksoy, Karahman, karaosmanoglu, dan
Civelekoglu, (1998) dan Ju, (2003) menunjukkan bahwa, metode ini dapat digunakan pada bahan
baku minyak bermutu rendah atau memiliki kandungan asam lemak bebas tinggi, sehingga metode
ini lebih sesuai (Arita, dkk, 2008).
Semangka Semangka ini banyak mengandung
zat karatenoid seperti likopen
Gliserol
Likopen
Pengumpulan &
Pengolahan sampel
Pembuatan krim
Pengujian sediaan
krim
Pembuatan Gliserol
Minyak goreng bekas
Disaring
Dipanaskan pada suhu 100°C
Hasil Minyak 100°C
Dimurnikan
Pemurnian Crude Gliserol
Hasil blender
Ekstrak semangka
Disaponifikasi dengan KOH 45 %
+ pelarut saponifikasi isopropil alkohol dan air
Dilakukan pada suhu 50 – 70 ˚C dengan pengadukan selama 60 – 180 menit
+ air dua kali volume awal dan diaduk selama 1 jam
Identifikasi
Likopen
Filtrat Residu
Dipisahkan dengan penyaringan
Dikeringkan dalam oven suhu 40 ˚C
Isolat
Bagan Pembuatan Dasar Krim dan Formulasi Krim
Asam stearat dan setil Nipagin dan Na. metabisulfit
alkohol
Dilarutkan dengan air panas
Dilebur dalam cawan
Ditambahkan TEA
penguap diatas penangas air
Diaduk sampai larut
Massa I Massa II
Hasil FTIR minyak goreng bekas Hasil FTIR gliserol (minyak Hasil FTIR gliserol murni
goreng bekas)
Hasil FTIR ekstrak dari buah semangka Hasil sampel likopen dari semangka Baku standar likopen
2 1635 C=C 1720 & 1510 cm-1 C=C 1743 & 1510 cm-1 C=C
4.1 Hasil Pengujian Organoleptis Sediaan Krim
Hasil pengujian organoleptis sediaan krim pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil pengamatan organoleptis krim (pada suhu kamar)
1 F0 5,56 5,60
2 F1 5,63 5,66
3 F2 5,67 5,70
4 F3 5,76 5,80
5 F4 5,83 5,86
6 F5 5,90 6,00
• Hasil Penentuan Stabilitas sediaan
Hasil Uji Metode Cycling Test
Tabel 4.3 Data hasil uji cycling test
Pengamatan
Krim Awal Setelah dilakukan uji
Warna Warna Pemisahan fase
Suhu 25°C Suhu 40°C Suhu 25°C Suhu 40°C Suhu 25 & 40°C
Suhu 25°C Suhu 40°C Suhu 25°C Suhu 40°C Suhu 25 & 40°C
F4 Putih Putih 5,8 6,0 Tidak terjadi F4 Putih kekuningan + Putih kekuningan + 5,8 6,0 Tidak terjadi
+, lembut +, * pemisahan
kekuningan ++, kekuningan ++, pemisahan
lembut lembut
F5 Putih Putih 5,8 6,1 Tidak terjadi F5 Putih kekuningan + Putih kekuningan + 5,8 6,1 Tidak terjadi
kekuningan ++, kekuningan ++, pemisahan +, lembut +, * pemisahan
lembut lembut
Hasil Tipe Emulsi Sediaan
Hasil penelitian untuk pengujian tipe emulsi sediaan dengan menggunakan biru
metil dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Pengujian tipe emulsi sediaan dengan menggunakan biru metil
Kelarutan Biru Metil Pada Sediaan
No Formula Larut
1 F0 Larut
2 F1 Larut
3 F2 Larut
4 F3 Larut
5 F4 Larut
6 F5 Larut
Hasil Data Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
Hasil penelitian untuk pengujian data uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Sukarelawan
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kemerahan - - - - - - - - - - - -
pada kulit
2 Gatal pada - - - - - - - - - - - -
kulit
3 Kulit menjadi
kasar - - - - - - - - - - - -
• Hasil Kemampuan Sediaan untuk Melembabkan Kulit Menggunakan Alat Skin Analyzer
Kemampuan sediaan untuk melembabkan kulit menggunakan alat Skin Analyzer dilakukan terhadap 10 orang sukarelawan
yang berusia 20-30 tahun yang berjenis kelamin perempuan dengan menggunakan alat Skin analyzer, data yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan data lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.
Tabel 4.9 Hasil rata-rata kemampuan sediaan untuk melembabkan kulit
No Kondisi Rata-rata kemampuan sediaan Keterangan
Awal
F0 F1 F2 F3 F4 F5 X Y Z
III 32,50 50,3 88,2 89,8 90,7 90,83 91,5 -- -- -- X : Kulit normal (30 -50%)
IV 35,30 51,2 85,3 86,3 86,6 86,8 87,13 -- -- -- Y : Kulit dehidrasi (0-29%)
V 35,30 50,2 87,6 86,8 87,4 87,53 87,93 -- -- -- Z : Kulit hidrasi (51 -100%)
VI 34,40 50,0 84,2 90,4 90,3 90,5 91,0 -- -- --