Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

LEUKIMIA PADA ANAK

By Kelompok 2
DEFINISI
 Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis
sel darah putih di sumsum tulang, yang
menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel
darah putih dengan menyingkirkan jenis sel
lain
KLASIFIKASI LEUKEMIA

Leukemia Leukemia limfoblastik akut adalah leukemia utama


pada masa anak-anak, dan membentuk hampir semua


limfositik akut leukemia pada anak berusia kurang dari 4 tahun, dan
(LLA) lebih dari separuh leukemia selama masa pubertas

Leukemia Penyakit ini relative lebih lambat disbanding leukima akut.


Penyebabnya tidak diketahui. Pasien sering asimtomatik dan dapt


mielositik terdapat jumlah leukosit yang tinngi atau splenomegali yang
ditemukan pada pemeriksaan rutin anak yang sehat
kronis (CML)

Multiple Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah

clone dari sel plasma yang abnormal berkembang biak, membentuk


tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi

Myeloma yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.
ETIOLOGI

 Leukimia adalah suatu keadaan dimana terjadi


pertumbuhan yang bersifat irreversible dari sel
induk dari darah. Pertumbuhan dimulai dari
mana sel itu berada. Sel-sel tersebut, pada
berbagai stadia akan membanjiri aliran darah
yang berakibat sel yang spesifik akan dijumpai
dalam jumlah yang banyak. Sebagai akibat dari
proliferasi sel abnormal tersebut maka akan
terjadi kompetisi metabolik yang akan
menyebabkan anemia dan trombositopenia.
FAKTOR RISIKO PERKEMBANGAN LEUKEMIA

 Faktor risiko untuk leukemia antara lain adalah


predisposisi genetik yang berhubungan dengan
insiator (mutasi) yang diketahui atau tidak
diketahui. Saudara kandungan dari anak yang
menderita leukemia memiliki kecerendungan 2
sampai 4 kali lipat untuk mengalami penyakit
ini disbandingkan anak-anak lain.
MANIFESTASI KLINIS
 Selain presentasi klinis, laboratorium dan
evaluasi patologi diperlukan untuk definitif
diagnosis leukimia. Tes yang paling penting
adalah sumsum tulang biopsi dan aspirasinya
yang disampaikan kepada hematopathology
untuk berbagai evaluasi. Noda cytochemical
sangat membantu untuk menentukan apakah
leukimia akut adalah keturunan myeloid atau
limfoid.
KOMPLIKASI
Kelelahan
Kelelahan (fatigue).
(fatigue). Jika
Jika Pendarahan
Pendarahan (bleeding).
(bleeding).
leukosit yang abnormal
leukosit yang abnormal Penurunan
Penurunan jumlah trombosit
jumlah trombosit
menekan
menekan sel-sel
sel-sel darah
darah dalam
dalam darah
darah (trombositopenia)
(trombositopenia)
merah, pada
pada keadaan
keadaan Leukemia
Leukemia dapat
merah, maka anemia dapat
maka anemia dapat dapat
terjadi mengganggu
mengganggu proses hemostasis.
proses hemostasis.
terjadi

Rasa
Rasa sakit
sakit (pain).
(pain). Rasa
Rasa sakit
sakit pada
pada
leukemia
leukemia dapat timbul dari tulang
dapat timbul dari tulang
atau
atau sendi.
sendi. Keadaan
Keadaan ini
ini
disebabkan
disebabkan oleh ekspansi sum-
oleh ekspansi sum-
sum
sum tulang
tulang dengan
dengan leukosit
leukosit
abnormal
abnormal yang
yang berkembang
berkembang pesat.
pesat.

Pembesaran
Pembesaran Limpa
Limpa Infeksi.
Infeksi. Leukosit
Leukosit yang
yang
(splenomegali).
(splenomegali). Kelebihan
Kelebihan sel-
sel- diproduksi saat keadaan
diproduksi saat keadaan
sel darah yang diproduksi saat
sel darah yang diproduksi saat leukemia
leukemia adalah
adalah abnormal,
abnormal,
keadaan
keadaan leukemia
leukemia sebagian
sebagian tidak
tidak menjalankan fungsi
menjalankan fungsi
berakumulasi di limpa. imun
berakumulasi di limpa. imun yang
yang seharusnya.
seharusnya.

Kematian.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda Vital
3. Pemeriksaan B1-B6 (Breath, Blood, Brain,
Bladder, Bowel, Bone)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Diagnostik 2. Pemeriksaan Diagnostik


Leukimia Limfoblastik pada Kronik Leukimia
Akut (ALL): Myeloblast (CML)
• Darah tepi  Darah Tepi
• Sumsum tulang  Sumsum Tulang
• Pemeriksaan sitogenetik  Sitogenik
• Pemeriksaan  Vitamin B12 serum dan
immunophenotyping B12 binding capacity
 Pemeriksaan PCR
(polymerase chain reaction)
 Kadar asam urat serum
meningkat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

3. Pemeriksaan Diagnostik pada Multiple Myeloma


 Laboratorium
 Radiologi
 CT-Scan
 MRI
 Angiografi
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Leukimia Limfoblastik Akut b. Terapi fase
(ALL) akselerasi
 Pengobatan : obat-obatan
kombinasi
c. Transplantasi
 Terapi : kemoterapi sumsum tulang
2. Leukimia Myeloblastik Akut d. Sekarang sedang
(CML) dikembangkan
a. Fase kronik : Busulpan (Myleran), terapi yang
dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/hari. memakai prinsip
Leukosit diperiksa tiap minggu ; biologi molekuler
kemoterapi hydroxiurea ; (targeted therapy).
inhibitor tirosin kinase ;
interferon alfa.
PENATALAKSANAAN MEDIS

3. Multiple Myeloma
a. Kemoterapi
b. Terapi radiasi
c. Penatalaksanaan yang bisa diberikan :
 Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat
 Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air
kemihnya harus bayak minum
 Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang
berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis
 Penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi diberikan
antibiotik
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas : usia, jk, agama, alamat.
2. Keluhan utama : Lemas, sesak napas, demam, sakit kepala,
lemah, nyeri tulang dan sendi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang : Biasanya lemah, lelah, wajah
terlihat pucat, anemis, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak,
nafas cepat.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang : Adanya tanda-tanda leucopenia
yaitu demam dan adanya infeksi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pengkajian Psikososial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya


perfusi jaringan perifer peka terhadap panas, dingin, tajam, tumpul.
b.d penurunan suplai 2. Monitor adanya paretese
darah ke perifer (anemia) 3. Instruksikan keluarga untuk mengobsrvasi
kulit jika ada isi atau laserasi
4. Batasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung
5. Monitor adanya tromboplebitis
6. Diskusikan mengenai penyebab perubahan
sensasi
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN
2. Resiko infeksi b.d Manajemen lingkungan
penurunan sistem 1. Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien.
kekebalan tubuh 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan
tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan pengalaman
masa lalu.
3. Dampingi pasien selama aktivitas di luar bangsal.

Manajemen nutrisi
1. Dorong kenaikan pemasukan zat besi makanan,
dengan tepat.
2. Dorong kenaikan pemasukan protein, zat besi, vitamin
C, dengan tepat.
3. Berikan pasien dengan protein tinggi, kalori tinggi,
nutrisi makanan cemilan dan minuman itu bisa dengan
mudah mengonsumsi denagn tepat.
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

3. Resiko perdarahan b.d Pencegahan perdarahan


trombositopenia
1. Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada
pasien
2. Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami
kehilangan banyak darah
3. Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang
berkelanjutan (cek sekresi pasien baik yang terlihat
maupun yang tidak disadari perawat)
4. Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt),
waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)
5. Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas b.d Terapi aktivitas


kelemahan umum 1. Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan
(anemia) memonitor program aktivitas
2. Tingkatkan komitmen pasien dalam beraktivitas
3. Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi
pasien
4. Pastikan lingkungan aman untuk pergerakan otot

Manajemen energy
1. Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien
2. Jelaskan tanda yang menyebabkan kelemahan
3. Monitor intake nutrisi yang adekuat
4. Monitor respon kardiorespirasi selama aktivitas
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

5. Nyeri b.d agen Mengurangi rasa cemas:


cedera biologis (efek 1. Tenangkan klien dan melakukan pendekatan.
fisiologis dari 2. Kaji perspektif situasi stress klien.
leukemia) 3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, terapi,
dan prognosis.
4. Kaji tanda-tanda kecemasan baik secara verbal maupun
non verbal.

Menajemen nyeri
1. Ajarkan klien tentang bagaimana cara mengontrol rasa
nyeri.
2. Ajarkan klien teknik-teknik relaksasi.
3. Ajarkan klien bagaimana cara menghindari diri dari
rasa cemas.
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

6. Ketidakseimbangan Mengontrol nafsu makan:


nutrisi kurang dari 1. Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
kebutuhan tubuh b.d 2. Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi
faktor biologi yang cukup.
(anoreksia)

Pengontrolan nutrisi
1. Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap
makanan
2. Tentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang
diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan

Terapi Nutrisi
Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung
pemasukan kalori sehari-hari
NO. DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

7. Kerusakan Pengawasan kulit


integritas kulit b.d Intervensi yang dilakukan:
zat kimia
(kemoterapi, 1. Amati warna kulit, kehangatan (suhu), bengkak, getaran,
radioterapi) tekstur kulit, udem.
2. Pantau area yang tidak berwarna dan memar kulit serta
membran mukosa.
3. Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban kulit.
4. Catat perubahan kulit atau membran mukosa.
5. Pantau warna kulit.
6. Pantau suhu kulit.
7. Instruksikan anggota keluarga / pemberi perawatan
tentang tanda – tanda dari kerusakan kulit

Anda mungkin juga menyukai