Preseptor
dr. Tuti Handayani, Sp.Rad
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia : Penyakit keganasan dimana terdapat kelainan genetik
pada sel hematopoietik sehingga menghasilkan kelainan pada sel-
sel klonal.
(Besa, Emmanuel C.
2011)
Epidemiologi Leukimia
1. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA): terbanyak pada anak-anak dan dewasa,
2. Leukemia Meiloblastik Kronik (LMK): semua usia, lebih sering pada orang
dewasa
3. Leukemia Meiloblastik Kronik (LMA): semua usia tersering usia 40-60
tahun
4. Leukemia Limfositik Kronik (LLK): terbanyak pada orang tua
Leukemia menyerang kedua jenis kelamin, perbandingan pria dengan wanita
2:1
(Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH, 2002)
2.4 Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, tapi dikarenakan
adanya multifaktorial :
Terinfeksi virus
Faktor Genetik.
Kelainan Herediter
Faktor lingkungan
Kemoterapi
(Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH, 2002)
Klasifikasi Leukemia
Maturitas sel Tipe sel asal
Mieloblastik
Akut (Mieloblast yang
kronis dihasilkan sumsum
tulang)
Limfoblastik
(limfoblast yang
dihasilkan sistem
limfatik)
Leukemia Mieloblastik Akut
(LMA)
GK : leukosit
Mengenai semua immature, pembesaran
kelompok usia, sesuai pada limfe, rasa lelah,,
usia nafsu makan menurun,
anemia,
Karakteristik LMK :
Jarang mengenai usia adanya kromosom
<20 th philadelphia dan krisis
blast
Leukemia Limfoblastik Akut
(LLA)
LLA menyebabkan
Lemah, sesak nafas, hematopoesis normal
demam, infeksi, terhambat, penurunan
perdarahan jml leukosit, eritrosit
dan trombosit
Leukemia Limfositik Kronik
(LLK)
Anemia Infeksi
Manifestasi Klinis
nyeri perut
Sumsum tulang didesak sel leukemia dapat
padat oleh sel darah terkumpul disini dan
putih sel leukemia dapat menyebabkan
terkumpul pada ginjal, pembengkakan.
hati dan empedu
(organomegali)
menimbulkan rasa
timbulah nyeri
Nyeri tulang Pembengkakan
dan persendian KGB
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Biopsi
dara rutin
Lumbal
Sitogenetik
puncture
Tatalaksana
Kemoterapi
Komplikasi
Komplikasi
pada sistem
pada paru
saraf
Komplikasi pada paru
Infeksi pada paru
a. infeksi bakteri
Aspergillosis angioinvasive memperlihatkan gambaran halo dan reversed halo sign. (a)
Gambaran CT thoraks pada pasien CML adalah konsolidasi dan dikelilingi ground-glass
opacities (halo sign). Gambaran ini menggambarkan apergilossis invasif paru. (b) Gambaran
CT thoraks pada pasien AML terdapat area fokal yang ovoid dari ground-glass opacities
dengan gambaran cincin seperti gambaran donat yang tebal pada konsolidasi padat
(reversed halo sign). Pada pasien dengan pneumonia, reversed halo sign menggambarkan
Pulmonary mucormycosis atau aspergillosis paru invasif
Infeksi pada paru
a. infeksi jamur
Gambaran CT thoraks Trakeobronkitis akut yang disebabkan Aspergilus pada pasien AML
adalah penebalan dinding bronkus dan material intraluminal dengan atenuasi yang sama
dengan jaringan lunak didalam bronkus utama kanan (panah). Tampak paru kanan yang
kolaps.
Infeksi pada paru
a. infeksi jamur
Pneumonia yang disebabkan oleh P-jiroveci pada pasien yang sudah menjalani HSCT selama
2 bulan pada perawatan multiple myeloma. Gambaran CT thoraks coronal adalah ground-
glass opacities perihiler bilateral
Infeksi pada paru
a. infeksi virus
Pneumonia yang disebabkan CMV pada pasien yang sudah menjalani HSTC untuk
pengobatan AML 70 hari sebelumnya. CT thoraks menggambarkan mikronodul yang tersebar
dengan ground-glass opacities dikedua lobus
Infeksi pada paru
a. infeksi virus
Pneumonia yang disebabkan Respiratory syncitial virus yang sudah menjalanii HSTC
lymphoblastic T-cell lymphoma 10 hari sebelumnya. (a) radiografi thoraks menggambarkan
konsolidasi multipel dan ground-glass opacities dikedua lobus paru. (b) pada CT thoraks
cornonal tampak beberapa fokus nodular dan konsolidasi yang tidak jelas dan ground-glass
opacities difus pada kedua lobus bawah paru.
Infeksi pada paru
a. infeksi virus
Influenza A viral pneumonia pada pasien multipel myeloma yang sedang menjalani
kemoterapi. (a) Radiografi thoraks menggambarkan fokus konsolidasi multipel dan ground-
glass opacities pada kedua paru. (b) Gambaran CT thoraks adalah patchy ground-glass
opacities dengan distribusi subpleural asimetriks dikedua lapangan paru
Leukostasis
Pulmonary leukostasis pada pasien leukemia limfositik akut dan jumlah leukosit 431.300
mikroliter. (a) pada radiograf thoraks tampak ground-glass opacities difus bilateral dan
kranialisasi. (b) CT-scan thoraks tampak penebalan interlobular dan efusi pleura bilateral,
gambaran yang sama terlihat pada udem paru
2. PERDARAHAN PARU
Gejala klinis :
sesak nafas yang progresif, batuk, demam, hipoksia, nyeri dada, dan kadang
bisa didapatkan hemoptysis.
Serebrovaskular
Asparginase menyebabkan
penipisan protein plasma yang
terlibat dalam koagulasi dan Pada CT scan perdararah
fibrinolisis sehingga dikaitkan terlihat adanya lesi hiperdens
trombosis dari sinus dural /
infark serta perdarahan.
Seorang anak 16 tahun yang memperlihatkan perubahan sensorik diikuti
oleh hilangnya kesadaran. CT scan (A) menunjukkan lesi hyperdense
(panah) di wilaya frontoparieta , dengan sekitar white matter edema dan
terlihat adanya efek massa. MRI (B) pada tingkat yang sesuai menunjukkan
pinggiran hyperintense (panah) karen adanya methemoglobin intraseluler
dan hypointensity pusat (panah) karena deoxyhemoglobin
Hematoma Subdural Kiri pada AML dengan efek massa pada struktur yang berdekatan
DIC pada pasien yang didiagnosis dengan AML, nyeri, dan
letargi: multiple supra dan infratentorial hyperattenuating small
lesions (lesi perdarahan).
Infeksi Otak