Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

Dosen Pembimbing :
Dr. Suroto, SKM., M. Kes

Disusun Oleh :
Kelompok I
Ahmad Maulana Fikri P07120119003
Della Aulia Damaya P07120119016
Jani P07120119028
Mi’ratul Fajriah P07120119039
Nikadek Neviska Prisila P07120119054
Rimayanti P07120119066
Virda Rahmadiani P07120119078

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2022
Naskah Role Play Keperawatan Keluarga Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Nikadek Neviska Prisila : sebagai perawat Prisila


Ahmad Maulana Fikri : sebagai perawat Maulana
Della Aulia Damaya : sebagai perawat Damaya
Jani : sebagai pasien (Bapak Jano)
Virda Rahmadiani : sebagai keluarga pasien (Rahma)
Mi”ratul Fajriah : sebagai keluarga pasien (Atul)
Rimayanti : sebagai narator dan kameramen

Di sebuah pemukiman, hiduplah seorang laki-laki lanjut usia yang tinggal


bersama dua anaknya. Laki-laki lanjut usia ini telah ditinggal meninggal istrinya
karena sakit setahun yang lalu. Dia memiliki 3 orang anak, yang pertama laki-laki dan
sudah berkeluarga namun tinggal di Jawa, anak kedua dan anak bungsu yang tinggal
bersama dia.
Laki-laki lanjut usia ini bernama Bapak Jono, dia merupakan seorang PNS guru.
Saat ini Bapak Jono tinggal dirumah bersama anak anak keduanya dan anak
bungsunya.

Role Play :
Perawat Prisila baru saja mendapat tugas untuk berkerja di Puskesmas “Harapan
Baru”, kemudian pada hari pertama berkerja perawat Prisilia melewati sebuah rumah
yang cukup besar tapi terlihat sepi, sesekali perawat tersebut melihat ke dalam rumah.
Namun, rumah tersebut terlihat seperti tidak berpenghuni.
Sesampainya di Puskesmas, perawat Prisila menanyakan hal yang membuatnya
penasaran kepada perawat lain yang sedang bertugas di Puskesmas “Harapan Baru”
juga.

Perawat Prisila : “Eh, tadi pagi saya lewat depan rumah yang ada pohon mangganya
itu, rumahnya cukup besar, halamannya cukup luas,
keadaannya juga bersih, tapi kenapa terlihat sepi sekali ya ?
Siapa saja yang tinggal disana ?”
Perawat Maulana : “Saya kurang tau juga sih, soalnya saya juga baru beberapa hari
kerja disini, tapi yang saya dengar, ada sepasang suami istri
yang tinggal disana”
Perawat Prisila : “Informasi apalagi yang kira-kira kamu tau tentang keluarga itu”
Perawat Damaya : “Dari informasi perawat lain yang sudah bekerja disini, keluarga
itu memang cukup tertutup, jadi banyak perawat yang susah
mencari informasi dari mereka”
Perawat Prisila : “Bagaimana kalau kita coba berkunjung kesana nanti sore ? Kita
juga harus melakukan survey kesehatan terhadap lansia
kan ?”
Perawat Maulana : “Kalau kalian berdua saja bagaimana, soalnya saya harus
melakukan perawatan keluarga untuk keluarga yang
tinggal di ujung gang sana”
Perawat Prisila : “Baiklah kalau begitu, bagaimana maya apakah kamu bisa ?”
Perawat Damaya : “Iya aku bisa, baiklah kita nanti sore pergi berkunjung kerumah
keluarga itu”

Sepulang berkerja di Puskesmas perawat Prisila bersama perawat Damaya


melakukan kunjungan ke rumah yang ingin ia kunjungi tadi.

Perawat Prisila : “Assalamualaikum, selamat sore” (Namun tidak ada jawaban dari
dalam rumah, kemudian Perawat Damaya mengulangi salam)
Perawat Damaya : “Assalamualaikum, selamat sore” (Tetapi tidak ada jawaban)
Perawat Prisila : “Kayaknya gak ada orang, apa mungkin orangnya lagi pergi ya ? Ya
sudahlah besok saja kita kesini lagi”

Keesokan harinya, Perawat Damaya dan Perawat Prisila kembali mencoba


berkunjung kerumah Bapak Jono.

Perawat Prisila : “Assalamualaikum, selamat sore”


Atul : “Waalaikumsalam, selamat sore, siapa ya ?”
Perawat Prisila : “Selamat sore mbak, saya prisila dan ini damaya perawat dari
Puskesmas Harapan Baru”
Atul : “Iya ada apa mbak, seingat saya, kami tidak pernah memanggil perawat
untuk ke rumah sus ?”
Perawat Damaya : “Maaf sebelumnya mbak, kami kesini berniat untuk berkunjung,
karena kami dari Puskesmas Harapan Baru sedang melakukan
survey kesehatan di lingkungan sekitar Puskesmas”
Rahma : “Tapi disini tidak ada yang sakit mbak, maaf ya. Kami juga mau ada
urusan”
Perawat Prisila : “Baiklah mbak kalau begitu saya permisi dulu. Terimakasih mbak,
maaf sebelumnya jika kami mengganggu”
Rahma : “Iya mbak”

Belum sempat Atul dan Rahma menutup pintu rumahnya, tiba-tiba terdengar suara
benda besar jatuh. Atul langsung berlari menuju sumber suara. Kemudian dari dalam
terdengar suara minta tolong.

Atul : Tolong…..Tolong”

Perawat Prisila dan perawat Damaya datang menuju sumber suara. Mereka melihat
seorang laki-laki tua yang terkapar di lantai dan berusaha di angkat oleh Rahma.
Perawat Prisila dan perawat Damaya langsung membantu Rahma dan Atul
mengangkat laki-laki tua itu.

Perawat Damaya : “Mari kami bantu mbak”

Laki-laki itu kemudian memegangi dadanya dan terus menyeringai kesakitan.


Perawat Prisila mengambil beberapa bantal yang ada di atas kasur itu, kemudian
meletakkannya di belakang laki-laki itu dan memposisikan semi fowler.

Perawat Prisila : “Bapak, sekarang coba ikut saya, tarik napas dalam, hembuskan lagi
pelan-pelan”
Laki-laki itu mengikuti instruksi dari perawat Prisila, setelah itu wajah laki-laki itu
terlihat mulai tenang.

Perawat Prisila : “Bagaimana perasaannya pak ?”


Bapak Jono : “Alhamdulillah sudah agak mendingan”
Perawat Prisila : “Syukurlah kalau begitu pak, saya merasa lega”
Bapak Jono : “Mbak siapa ya ?”
Perawat Prisila : “Perkenalkan pak, saya Prisila dan ini Damaya, perawat dari
Puskesmas Harapan Baru”
Bapak Jono : “Perkenalkan nama saya bapak Jono, bapak dari Atul dan Rahma”
Perawat Damaya : “Oh iya bu, sekarang apa yang bapak rasakan ?
Bapak Jono : “Dada saya terasa sesak, terus sakit sekali”
Perawat Damaya : “Coba bapak gambarkan sakitnya itu seperti apa pak ?”
Bapak Jono : “Kaya di tindih gitu nak”
Perawat Prisila : “Bapak sudah berapa lama merasakan sakit seperti ini ?”
Bapak Jono : “Dari empat tahun yang lalu mba”
Perawat Prisila : “Selain sesak dan nyeri, apa lagi yang sering bapak rasakan ?”
Bapak Jono : “Kalau misalnya saya jalan yang cukup jauh, biasanya
langsung lemas dan pusing, jadi kalau mau keluar rumah, belum
sampai pintu saya duduk dulu, setelah itu baru jalan lagi keluar”
Perawat Damaya : “Kalau begitu boleh saya periksa tekanan darah bapak ?”
Bapak Jono : “Boleh, silahkan mba”
Perawat Damaya : (Sambil mengukur tekanan darah, nadi, dan pernapasan)
“Sebelumnya ibu pernah ke rumah sakit atau puskesmas ?”
Bapak Jono : “Setahun yang lalu, setelah istri saya meninggal saya sempat pingsan
dan langsung di bawa ke rumah sakit, tapi anak saya bilang
saya hanya syok saja”
Perawat Damaya : “Baiklah bapak kalau begitu, sebaiknya bapak istirahat saja, nanti
kalau diperbolehkan, kami ingin berkunjung lagi kesini melihat
kondisi bapak, bagaimana pak ?”
Bapak Jono : “Boleh mba, silahkan”
Perawat Prisila : “Terima kasih bapak, selamat beristirahat”
Kemudian perawat Prisila dan perawat Damaya keluar dari kamar bapak Jono,
diikuti oleh anaknya. Setelah itu perawat melakukan sedikit percakapan dengan Atul.
Perawat Prisila : “Begini mbak, kalau diperbolehkan saya ingin melakukan
pengkajian lebih lanjut terhadap penyakit yang diderita oleh
bapak Jono, bagaimana mba apakah boleh ?”
Atul : “Itu buat apa ya, buat penelitian ya mba ?”
Perawat Prisila : “Gak mba, kami ingin melakukan pengkajian dan intervensi
terhadap bapak Jono, semoga nanti kedepannya kita bisa sama-
sama meminimalisir keluhan-keluhan yang dirasakan bapak
Jono. Bagaimana mbak ?”
Atul : “Kalau memang niat mbak membantu bapak saya, ya gak apa-apa,
silahkan saja mbak ?”
Perawat Prisila : “Syukurlah kalau begitu. Tadi saya dengar bapak pernah dibawa ke
rumah sakit setahun yang lalu”
Atul : “Iya sus, setelah ibu saya meninggal, bapak saya langsung syok, jadi
kami bawa ke rumah sakit dan langsung diperiksa”
Perawat Prisila : “Bagaimana hasil dari pemeriksaan disana mba ?”
Atul : “Dokter mengatakkan bapak saya menderita Jantung Koroner”
Perawat Prisila : “Maaf mbak, saya mau bertanya apakah beliau ada riwayat merokok
?”
Atul : “Bapak saya telah berhenti merokok pada usia 30 tahun mbak, tunggu
sebentar ya mbak”

Atul mengambil ke dalam dan kembali keluar mengambil map hasil pemeriksaan
dari Rumah Sakit.

Atul : “Ini sus hasil pemeriksaan setahun yang lalu dari Rumah Sakit”
Perawat Damaya : “Boleh saya lihat mbak ?”
Atul : “Boleh, silahkan sus”

Kemudian perawat Damaya melihat pemeriksaan Bapak Jono dan mencatat


beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi Bapak Jono.

Perawat Damaya : “Apakah bapak Jono tau tentang kondisinya mba ?”


Rahma : “Saya belum berani memberitahu sus, karena saya takut dia kepikiran
dan jadi stress. Tolong rahasiakan saja ya sus”
Perawat Damaya : “Baiklah kalau permintaan mba begitu, saya akan coba
rahasiakan”
Rahma : “Terimakasih suster”
Perawat Prisila : “Dirumah ini yang tinggal siapa saja mba ?”
Rahma : “Saya tinggal bersama bapak saya dan adik saya”
Perawat Prisila : “Apakah bapak Jono memiliki anak lagi mbak selain mba
berdua?”
Rahma : “Kakak saya yang pertama tinggal dan kerja di Jawa”
Perawat Damaya : “Maaf sebelumnya mbak, saya ingin menanyakan hal yang
cukup sensitif”
Rahma : “Mau tanya apa ya sus ?”
Perawat Damaya : “Saya dengar, orang-orang dirumah ini jarang berinteraksi
keluar, kalau saya boleh tau kenapa ya mbak ?”
Rahma : “Bukan jarang berinteraksi sus, saya dan adik saya bekerja, dan kami
libur hanya hari minggu”
Perawat Damaya : “Jadi bapak Jono tinggal sendiri dirumah mbak ?”
Rahma : “Saya tidak mungkin membawa bapak jalan-jalan keluar karena
kondisinya tidak memungkinkan. Apakah pengkajiannya
sudah selesai saya mau ada urusan “
Perawat Damaya : “Oh iya sudah mbak, kalau begitu saya permisi pulang. Kalau
besok saya kesini lagi bagaimana mbak ?”
Rahma : “Boleh mba, kebetulan besok saya pulang cepat”
Perawat Damaya : “Alhamdulillah kalau begitu, besok sekitar jam 2 saya kesini
lagi. Terimakasih mbak, Assalamualaikum”

Keesokan harinya, perawat Damaya dan perawat Prisila kembali berkunjung ke


rumah bapak Jono.

Perawat Prisila : “Assalamualaikum, selamat siang”


Bapak Jono : “Waalaikumsalam, silahkan masuk suster. Silahkan duduk”
Perawat Prisila : “Iya pak, permisi bapak, bagaimana keadaan bapak hari ini ?”
Bapak Jono : “Alhamdulillah udah agak mendingan suster”
Tak lama kemudian, anak dari bapak Jono datang.
Rahma : “Assalamualaikum”
Bapak Jono : “Waalaikumsalam”
Perawat Prisila : “Nah, berhubung mbak Rahmanya sudah datang, kita mulai
sekarang aja ya bapak ?”
Bapak Jono : “Iya suster”
Perawat Prisila : “Begini, setelah kemarin kami melakukan pengkajian fisik terhadap
bapak dan pengkajian melalui wawancara. Serta berdasarkan
diagnosis dokter yang saya lihat dan saya baca di catatan medis
yang mbak tunjukkan kemarin. Saya membuat beberapa hal
yang harus dilakukan oleh bapak Jono. Kami berharap mbak
Rahma juga ikut bersama-sama membantu bapak untuk
melakukan beberapa hal ini”
Rahma : “Jadi kira-kira saya dan bapak harus bagaimana sus ?”
Perawat Damaya : “Usahakan bapak jangan terlalu banyak melakukan gerakan yang
berlebih, apalagi misalkan bapak duduk, terus langsung berdiri
dan berjalan. Itu membuat perubahan ritme jantungnya sangat
cepat, jadi usahakan berjalan yang santai saja, berat badan bapak
juga agak berlebih. Saya harap mbak Rahma bisa tetap
mengontrol keadaan ibu”
Rahma : “Oh iya sus, nanti saya akan mengontrol kondisi bapak”
Perawat Damaya : “Nah kalau misalnya bapak masih suka mengeluh sesak napas,
disadarin aja ke kursi mbak atau kalau di kamar bantalnya
ditinggikan sampai bapak merasa nyaman. Nanti saya juga akan
mengajarkan bapak teknik relaksasi dan pernapasan dalam, jadi
kalau misalkan merasa dadanya sesak, bisa langsung digunakan,
paling tidak bisa mengurangi sesak yang bapak rasakan”
Bapak Jono : “Baik suster”
Perawat Prisila : “Nah, ini saya juga siapkan daftar menu makanan harian untuk
bapak, disini juga ada kebutuhan kalori tiap harinya, terus ada
juga resep-resep masakannya kalau mbak Rahma mau mencoba
masak sendiri”
Rahma : “Wah, banyak juga ya saya dapat resep masakan baru”
Perawat Prisila : “Kalau mau jalan-jalan atau rekreasi, mbak juga bisa ajak bapak,
karena dengan begitu bapak bisa menyegarkan pikirannya. Dan
bermain dengan cucu juga bisa menjadi obat yang cukup baik
untuk mengurangi stress bapak”
Rahma : “Jadi kalau bapak saya mau di ajak jalan-jalan bisa ya sus ?”
Perawat Prisila : “Insya Allah bisa mbak, asal kondisinya terus diperhatikan, nanti
saya akan coba juga ajarkan senam jantung untuk ibu, agar bisa
mengurangi rasa keluhan-keluhan yang sering ibu rasakan”
Rahma : “Baiklah suster, itu mau belajar semuanya kapan ya ?”
Perawat Prisila : “Kalau boleh, besok kami akan kesini lagi untuk mengajarkan
teknik napas dalam yang sudah saya katakan tadi”
Bapak Jono : “Oh boleh-boleh sus, saya boleh ke kamar, soalnya mau istirahat
dulu”
Perawat Prisila : “Oh baik bapak, selamat istirahat ya pak, terimakasih”
Perawat Damaya : “Maaf sebelumnya, saudara mbak yang lain apakah mengetahui
kondisi kesehatan bapak ?”
Rahma : “Mereka tau sus, kakak saya juga sering menelpon saya atau adik saya
atul untuk mengetahui perkembangan kesehatan bapak”
Perawat Damaya : “Syukurlah kalau saudara mbak tau. Kami sarankan, kalau bisa
saudara mbak tetap menjaga komunikasi dengan bapak, kalau
bisa si dijenguk. Bapak sudah kehilangan istrinya, jadi dia
sangat membutuhkan perhatian dari anak-anaknya”
Rahma : “Kakak saya tiap lebaran pasti pulang kok sus, jadi Alhamdulillah
setahun sekali kita pasti kumpul”
Perawat Prisila : “Alhamdulillah, berarti, mbak dan saudaranya tetap mengontrol
kesehatan bapak walaupun dari jauh. Pikiran dan emosi bapak
harus stabil mbak, kalau bisa jangan sampai ada kejadian yang
membuat bapak jadi syok, usahakan bapak tetap happy terus
mbak, biar badannya tetap sehat. Kita saling kerja sama ya mbak
buat menjaga kesehatan bapak tetap stabil”
Rahma : “Terimakasih ya sus, saya baru tau kalau ada perawat keluarga seperti
ini. Kalau tau, dari dulu saya bisa minta tolong kepada perawat
keluarga untuk memonitor kesehatan bapak saya”
Perawat Damaya : “Insya Allah saya berusaha semampu saya ya mbak. Kalau begitu
saya permisi ya mbak, besok kami kesini lagi”
Rahma : “Baik sus, terimakasih”
Perawat Damaya : “Sama-sama mbak, Assalamualaikum”
Rahma : “Waalaikumsalam”

Keesokan harinya.

Perawat Prisila : “Assalamualaikum bapak”


Bapak Jono : “Waalaikumsalam, masuk suster”
Perawat Prisila : “Iya pak, mbak Rahmanya ada pak ?”
Bapak Jono : “Lagi keluar sebentar”
Perawat Prisila : “Baiklah kalau begitu, saya membawa sesuatu pak” (Perawat
mengeluarkan beberapa balon tiup)
Bapak Jono : “Balon buat apa sus ?”
Perawat Damaya : “Seperti yang kami janjikan kemarin kami mau mengajarkan bapak
tentang napas dalam, nah media yang kita pakai adalah balon
pak ?”
Bapak Jono : “Bagaimana caranya sus ?”

Kemudian Rahma dan Atul pulang.

Rahma : “Assalamualaikum”
Bapak Jono : “Waalaikumsalam”
Rahma : “Syukurlah saya tepat waktu, ini kenapa ada balon sus ?”
Perawat Damaya : “Ini media yang saya gunakan untuk mengajarkan napas dalam
mbak, tapi sebelumnya kita cek kondisi bapak dulu ya”

Setelah mengecek Vital Sign bapak Jono, Perawat Prisila mencontohkan dan
mengajarkan teknik napas dalam dengan media balon, sembari perawat Damaya
menjelaskan fungsinya, setelah itu perawat Prisila mengajarkan teknik napas rekreasi.

Perawat Prisila : “Nah, bapak, mbak Rahma, dan mbak atul, kalau misalkan sewaktu-
waktu dada bapak sesak atau nyeri, metode yang kami ajarkan
tadi bisa mbak Rahma dan mbak atul membantu memotivasi dan
mengajarkan kembali kepada bapak”
Bapak Jono : “Iya sus saya sudah paham caranya, terimakasih ya”
Atul : “Baik sus nanti saya akan membantu memotivasi dan mengajarkan
kembali teknik napas dalam dan relaksasi kepada bapak”
Perawat Damaya : “Oke kalau begitu, saya permisi ya bapak, mbak. Besok saya kesini
lagi. Assalamualaikum”
Atul : “Waalaikumsalam”

Keesokan harinya perawat menepati janjinya.

Perawat Damaya : “Assalamualaikum”


Atul : “Waalaikumsalam”
Perawat Damaya : “Apakah bapak sudah siap senam hari ini”
Atul : “Tunggu saya panggilkan bapak dulu ya sus, silahkan duduk”
Perawat Damaya : “Iya mbak, terimakasih”
Bapak Jono : “Maaf sus, saya habis dari belakang. Saya sudah siap senam hari ini”
Perawat Damaya : “Baik bapak, sebelumnya perkenalkan ini perawat Maulana yang
akan mengajarkan bapak senam hari ini”
Bapak Jono : “Iya sus, perkenalkan nama saya Jono sus”
Perawat Prisila : “Seperti biasa ya pak, kita cek dulu kondisi kesehatan bapak”
Atul : “Bagaimana sus kondisi kesehatan bapak saya hari ini ?”
Perawat Prisila : “Alhamdulillah mbak, tekanan darahnya sudah mulai turun”

Setelah itu, perawat Maulana menjelaskan fungsi senam jantung ini kemudian
melakukan pemanasan terlebih dahulu, lalu memutar musik dan mulai mengajarkan
senam jantung.

Perawat Maulana : “Kita mulai pemanasan dulu ya bapak”


Bapak Jono : “Iya sus”
Setelah selesai senam.
Perawat Maulana : “Bagaimana bapak setelah melakukan senam hari ini
perasaannya ?”
Bapak Jono : “Alhamdulillah badan saya terasa lebih sehat, karena sudah lama
tidak olahraga”
Perawat Maulana : “Syukurlah kalau begitu pak, kalau bapak mau oalahraga bisa
pakai senam yang saya ajarkan tadi, jadi tidak perlu
melakukan hal yang berat-berat lagi karena senamnya sudah
selesai kami pamit pulang dulu, selamat beristirahat bapak.
Assalamualaikum”
Bapak Jono : “Waalaikumsalam”

Beberapa hari kemudian, perawat Damaya dan perawat Prisila sering


mengunjungi bapak Jono untuk memonitor kesehatannya. Sejak saat itu, bapak jono
melakukan saran-saran yang dianjurkan perawat, sehingga penyakitnya jarang
kambuh dan dia mulai percaya diri untuk dapat kembali sehat.

Anda mungkin juga menyukai