Anda di halaman 1dari 14

NASKAH ROLE PLAY KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Dewi Suryandari S.Kep,.Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :

1. ASRI SETIAWATI (S18168)


2. AYUNDA OCCARISWANA (S18169)
3. BERLIANA AJENG (S18170)
4. DEFITA PURWANINGSIH (S18171)
5. DEVIRA PUTRI (S18172)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
Disebuah pemukiman, hiduplah seorang wanita lanjut usia yang tinggal bersama anak
bungsunya yang saat ini telah berkeluarga. Wanita lanjut usia ini telah ditinggal meninggal
oleh suaminya karena sakit setahun yang lalu. Dia memiliki tiga orang anak, yang pertama
laki-laki dan sudah berkeluarga, namun tinggal di Jawa, yang kedua perempuan dan juga
sudah berkeluarga dan saat ini ikut suaminya tinggal di Kalimantan, sedangkan anak
bungsunya yaitu perempuan dan saat ini tinggal bersama dia.

Wanita lanjut usia ini bernama Ibu Aisyah, dia merupakan ibu rumah tangga
sedangkan suaminya dulu adalah seorang PNS guru. Saat ini Ibu Aisyah tinggal dirumah
anak bungsunya.

Role Play :

Perawat A baru saja mendapat tugas untuk bekerja di Puskesmas “Pelita”, kemudian
pada hari pertama bekerja dia melewati sebuah rumah yang cukup besar tapi terlihat sepi,
sesekali perawat tersebut melihat ke dalam rumah. Namun, rumah tersebut terlihat seperti
tidak berpenghuni.

Sesampai Di Puskesmas, Perawat A menanyakan hal yang membuatnya penasaran


kepada Perawat lain yang sedang bertugas di Puskesmas “Pelita” juga.

Perawat A : “Eh, tadi saya lewat depan rumah yang ada pohon mangganya itu, rumahnya
cukup besar, halamannya cukup luas, keadaannya juga bersih, tapi kenapa
terlihat sepi sekali ya? Siapa yang tinggal disana?”

Perawat B : “Saya kurang tau juga sih, soalnya saya juga baru beberapa hari kerja disini,
tapi yang saya dengar, ada sepasang suami istri yang tinggal disana, dan yang
saya dengar juga, mereka jarang dirumah karena keduanya bekerja, tapi kalau
tidak salah ibu dari istri yang punya rumah juga tinggal disana.

Perawat A : “Informasi apalagi yang kira-kira kamu tau tentang keluarga itu?”

Perawat B : “Dari infomarsi perawat lain yang sudah bekerja disini, keluarga itu memang
cukup tertutup, jadi banyak perawat yang masih susah mencari informasi dari
mereka”

Perawat A : “Bagaimana kalau kita coba berkunjung kesana nanti sore? Kita juga harus
melakukan survey kesehatan terhadap lansia kan?”

Perawat B : “Kalau kamu sendiri saja bagaimana, soalnya saya harus melakukan
perawatan keluarga untuk keluarga yang tinggal di ujung gang sana”

Perawat A : “Oke baiklah, saya sendirian juga tidak apa-apa”


Sepulang bekerja di Puskesmas Perawat A melakukan kunjungan ke rumah yang ingin
ia kunjungi tadi.

Perawat A : “Assalamualaikum, selamat sore”

Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah, Perawat A mengulangi salam

Perawat A : “Assalamualaikum, selamat sore”

Tetapi tetap tidak ada jawaban, Dia kemudian memutuskan untuk kembali lagi besok.

Perawat A : “Kayaknya gak ada orang, apa mungkin lagi pergi ya? Ya sudahlah besok
saja saya kesini lagi”

Keesokan harinya, Perawat A kembali mencoba berkunjung kerumah Ibu Aisyah.

Perawat A : “Assalamualaikum”

Okta : “Waalaikumsalam, Siapa ya?”

Perawat A : “Selamat Sore mbak, saya mitra dari Puskesmas “Pelita”

Okta : “Iya ada apa? Seingat saya, saya tidak pernah memanggil perawat untuk
kesini sus”

Perawat A : “Maaf sebelumnya mbak, saya kesini berniat untuk berkunjung, karena kami
dari Puskesmas “Pelita” sedang melakukan survey kesehatan di lingkungan
sekitar puskesmas”

Okta : “Tapi disini tidak ada yang sakit mbak, maaf ya. Saya juga mau berangkat
jemput anak saya les”

Perawat A : “Baiklah mbak kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih mbak, maaf
sebelumnya jika saya mengganggu”

Okta : “Iya iya”

Belum sempat Okta menutup pintu rumahnya, tiba-tiba terdengar suara benda besar
jatuh. Okta langsung berlari menuju sumber suara. Kemudian dari dalam rumah terdengar
teriakan minta tolong.

Okta : “Tolong......Tolong”

Perawat A langsung datang menuju sumber suara. Dia melihat seorang wanita tua
yang terkapar di lantai dan berusaha di angkat oleh Okta. Perawat A langsung membantu
Okta mengangkat wanita tua itu.

Perawat A : “Mari saya bantu”


Wanita itu kemudian memegangi dadanya dan terus menyeringai kesakitan. Perawat
A mengambil beberapa bantal yang ada di atas kasur itu, kemudian meletakkannya di
belakang wanita itu dan memposisikan semi fowler.

Perawat A : “Ibu, sekarang coba ikuti saya, tarik napas dalam, hembuskan, tarik lagi,
hembuskan pelan-pelan, tarik lagi, hembuskan lagi pelan-pelan”

Wanita itu mengikuti instruksi dari Perawat A, setelah itu wajah wanita itu mulai
terlihat tenang.

Perawat A : “Bagaimana perasaannya bu?”

Ibu Aisyah : “Alhamdulillah sudah agak mendingan”

Perawat A : “Syukurlah kalau begitu bu, saya merasa lega”

Ibu Aisyah : “Mbak siapa ya?”

Perawat A : “Perkenalkan bu, saya Mitra perawat dari Puskesmas “Pelita”

Ibu Aisyah : “Saya Ibu Aisyah, Ibu dari Okta”

Perawat A : “Oh iya bu, sekarang apa yang ibu rasakan?”

Ibu Aisyah : “Dada saya terasa sesak, terus sakit sekali”

Perawat A : “Coba ibu gambarkan sakitnya itu seperti apa bu?”

Ibu Aisyah : “Kayak di tindih gitu nak”

Perawat A : “Ibu sudah berapa lama merasakan sakit seperti ini?”

Ibu Aisyah : “Dari tiga tahun yang lalu nak”

Perawat A : “Selain sesak dan nyeri, apalagi yang sering ibu rasakan?”

Ibu Aisyah : “Kalau misalnya saya jalan yang cukup jauh, biasanya saya langsung lemes,
jadi kalau mau keluar rumah, belum sampai pintu saya duduk dulu, setelah itu
baru jalan lagi keluar”

Perawat A : “Kalau begitu saya boleh periksa tekanan darah ibu?”

Ibu Aisyah : “Boleh, silahkan nak”

Perawat A : (Sambil mengukur tekanan darah, nadi, dan pernapasan) “Sebelumnya ibu
sudah pernah ke rumah sakit atau puskesmas?”

Ibu Aisyah : “Setahun yang lalu, setelah suami saya meninggal saya sempat pingsan dan
langsung di bawa ke rumah sakit, tapi anak saya bilang saya hanya syok saja”
Perawat A : “Baiklah bu kalau begitu, sebaiknya ibu istirahat saja, nanti kalau
diperbolehkan, saya mau berkunjung lagi kesini melihat kondisi ibu,
bagaimana bu?”

Ibu Aisyah : “Dengan senang hati nak”

Perawat A : “Terima kasih bu, selamat beristirahat”

Kemudian Perawat A keluar dari kamar Ibu Aisyah, diikuti oleh anaknya Okta.
Setelah itu Perawat A melakukan sedikit percakapan dengan Okta.

Perawat A : “Begini mbak, kalau diperbolehkan saya ingin melakukan pengkajian


terhadap penyakit yang di derita oleh Ibu aisyah, bagaimana mbak?”

Okta : “Itu buat apa? Penelitian aja ya?”

Perawat A : “Gak kok mbak, saya ingin melakukan pengkajian dan intervensi terhadap
Ibu Aisyah, semoga nanti kedepannya kita bisa sama-sama meminimalisir
keluhan-keluhan yang di rasakan oleh Ibu Aisyah. Bagaimana mbak?”

Okta : “Kalau memang mbak niatnya mau bantu Ibu saya, ya gak apa-apa sih”

Perawat A : “Syukurlah kalau begitu. Tadi saya dengar ibu pernah dibawah ke rumah
sakit setahun yang lalu”

Okta : “Iya sus, setelah ayah saya meninggal, ibu saya langsung shock, jadi kami
bawa ke rumah sakit dan langsung di periksa”

Perawat A : “Bagaimana hasil dari pemeriksaan disana?”

Okta : “Dokter bilang Ibu saya menderita penyakit Jantung Koroner”

Perawat A : “Maaf mbak, saya mau bertanya apa sebelumnya ibu ada riwayat merokok?”

Okta : “Ibu saya tidak merokok, tapi ayah saya dulu perokok. Tunggu sebentar ya
sus”

Okta masuk ke dalam dan kembali ke luar dengan membawa map besar berwarna
coklat

Okta : “Ini hasil pemeriksaan setahun yang lalu”

Perawat A : “Boleh saya lihat mbak?”

Okta : “Boleh sus”

Kemudian Perawat A melihat hasil pemeriksaan Ibu Aisyah dan mencatat beberapa
hal yang perlu di catat.

Perawat A : “Apa Ibu Aisyah tau tentang kondisinya mbak?”


Okta : “Saya belum berani kasih tau sus, karena saya takut dia jadi stress. Tolong
dirahasiakan saja ya sus”

Perawat A : “Baiklah kalau permintaan mbak begitu, saya akan coba rahasiakan”

Okta : “Terima kasih sus”

Perawat A : “Dirumah ini yang tinggal siapa saja mbak?”

Okta : “Saya tinggal bersama suami saya dan satu orang anak saya”

Perawat A : “Anak mbak umur berapa?”

Okta : “Anak saya berumur 7 tahun”

Perawat A : “Kalau anak Ibu Aisyah yang lain bagaimana mbak?”

Okta : “Kakak saya yang pertama tinggal dan kerja di Jawa, dan mbak saya yang
kedua tinggal bersama suaminya di Kalimantan”

Perawat A : “Maaf sebelumnya mbak, saya ingin menanyakan hal yang cukup sensitif”

Okta : “Mau nanya apa ya ?”

Perawat A : “Saya dengar, orang-orang dirumah ini jarang berinteraksi keluar, kalau saya
boleh tau kenapa ya mbak?”

Okta : “Bukan jarang berinteraksi sus, saya dan suami bekerja, libur hanya hari
sabtu dan minggu, itupun anak saya selalu mengajak rekreasi kalau hari sabtu
dan minggu, jadi saya jarang bertemu tetangga lain.”

Perawat A : “Jadi Ibu Aisyah tinggal sendiri dirumah mbak?”

Okta : “Saya tidak mungkin membawanya jalan-jalan kan? Saya mau jemput anak
saya, apa pengkajiannya sudah selesai?”

Perawat A : “Oh iya sudah bu, kalau begitu saya permisi pulang. Kalau besok saya kesini
lagi bagaimana mbak?”

Okta : “Boleh mbak, kebetulan besok saya pulang cepat”

Perawat A : “Alhamdulillah kalau begitu, besok sekitar jam 3 saya kesini lagi. Terima
kasih mbak, assalamualaikum”

Keesokan harinya, Perawat A kembali berkunjung kerumah Ibu Aisyah....

Perawat A : “Assalamualaikum”

Ibu Aisyah : “Waalaikumsalam, mitra. Masuk nak.


Perawat A : “Iya gak apa-apa bu, keadaan ibu gimana?”

Ibu Aisyah : “Alhamdulillah udah agak mendingan nak”

Tak lama kemudian, anak dari Ibu Aisyah datang.

Okta : “Assalamualaikum”

Ibu Aisyah : “Waalaikumsalam”

Perawat A : “Nah, berhubung mbak Oktanya sudah datang, kita mulai sekarang aja ya
bu?”

Ibu Aisyah : “Iya nak”

Perawat A : “Begini, setelah kemarin saya melakukan pengkajian fisik terhadap ibu dan
pengkajian melalui wawancara. Serta berdasarkan diagnosis dokter yang saya
lihat dan saya baca di catatan medis yang mbak tunjukkan kemarin. Saya
membuat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Ibu Aisyah. Saya berharap
mbak Okta juga ikut bersama-sama membantu ibu untuk melakukan beberapa
hal ini.

Okta : “Jadi kira-kira saya dan ibu saya harus bagaimana sus?”

Perawat A : “Usahakan ibu jangan terlalu banyak melakukan gerakan berlebihan, apalagi
misalnya ibu duduk, terus langsung berdiri dan berjalan. Itu membuat
perubahan ritme jantungnya sangat cepat, jd usahakan berjalan yang santai
saja, kan ibu juga berat badannya agak berlebih. Saya juga berharap mbak
Okta bisa tetap mengontrol keadaan ibu”

Okta : “Oh iya sus, nanti saya akan mengontrol kondisi ibu saya”

Perawat A : “Nah kalau misalnya ibu masih suka ngeluh sesak napas, disandarin ke kursi
aja mbak, atau kalau di kamar bantalnya di tinggikan sampai ibu ngerasa
nyaman. Nanti saya juga akan mengajarkan ibu teknik relaksasi dan
pernapasan dalam, jadi kalau misalnya merasa dadanya sesak, bisa langsung di
gunakan, paling tidak bisa mengurangi sesak yang ibu rasakan.

Ibu Aisyah : “Baik nak”

Perawat A : “Nah, ini saya juga sudah siapkan daftar menu makanan harian untuk ibu,
disini juga ada kebutuhan kalori tiap harinya, terus ada juga resep-resep
masakannya kalau ibu mau coba masak sendiri.”

Ibu Aisyah : “Wah, saya dapet resep masakan baru ya?”

Perawat A : “Kalau mau jalan-jalan atau rekreasi, mbak juga bisa ajak ibunya, karena
dengan begitu ibu bisa menyegarkan pikirannya. Dan bermain dengan cucu
juga bisa menjadi obat yang cukup baik untuk mengurangi stress ibu
Okta : “Jadi kalau ibu saya mau di ajak jalan-jalan bisa ya sus?”

Perawat A : “Insya allah bisa mbak, asal kondisinya terus diperhatikan, nanti saya akan
coba juga ajarkan senam jantung untuk ibu, agar bisa mengurangi rasa
keluhan-keluhan yang sering ibu rasakan”

Ibu Aisyah : “Baiklah nak, itu mau belajar semuanya kapan?”

Perawat A : “Kalau boleh, besok saya akan kesini lagi untuk mengajarkan teknik napas
dalam yang sudah saya katakan tadi”

Ibu Aisyah : “Oh boleh-boleh nak, saya boleh masuk ke kamar, soalnya mau istirahat
dulu”

Perawat A : “Oh baik bu, selamat istirahat ya bu, terima kasih”

Ibu Aisyah : “Sama-sama nak”

Ibu Aisyah berjalan masuk ke dalam kamar.....

Perawat A : “Maaf sebelumnya, saudara mbak yang lain tau kondisi kesehatan Ibu
mbak?”

Okta : “Mereka tau sus, mereka juga sering menelpon saya dan juga Ibu untuk
mengetahui perkembangan kesehatan Ibu”

Perawat A : “Syukurlah kalau saudara mbak tau. Ya saya sarankan, kalau bisa kedua
saudara mbak tetep menjaga komunikasi dengan ibu, kalau bisa si di jenguk.
Ibu sudah kehilangan suaminya, jadi dia sangat membutuhkan perhatian dari
anak-anaknya”

Okta : “Mereka tiap lebaran pasti pulang kok sus, jadi alhamdulillah setahun sekali
kita pasti kumpul.”

Perawat A : Alhamdulillah, berarti mbak dan saudaranya tetap mengontrol kesehatan ibu
walau dari jauh. Pikiran dan Emosi ibu harus tetap stabil mbak, kalau bisa
jangan sampai ada kejadian atau lain hal yang buat ibu jadi syok, usahakan ibu
happy teruslah mbak, biar badannya tetap sehat. Kita saling kerja sama ya
mbak buat, menjaga kondisi ibu tetap stabil.”

Okta : “Terima kasih ya sus, saya baru tau kalau ada perawat keluarga seperti ini.
Kalau tau, dari dulu saya bisa gunain perawat keluarga, paling tidak bisa
memonitor ibu”

Perawat A : “Insya allah, saya berusaha semampu saya ya mbak. Kalau begitu saya
permisi ya mbak, masih ada yang harus dikerjakan”

Okta : “Baiklah sus, Terima Kasih”

Perawat A : “Sama-sama, kalau begitu saya permisi ya, mbak, Assalamualaikum”


Okta : “Waalaikumsalam”

Keesokan harinya.....

Perawat A : “Assalamualaikum ibu”

Ibu Aisyah : “Waalaikumsalam, masuk nak”

Perawat A : “Iya bu, mbak Oktanya ada bu”

Ibu Aisyah : “Dia lagi keluar sebentar”

Perawat A : ”Baiklah kalau begitu, saya membawa sesuatu bu” (Perawat A mengeluarkan
beberapa buah balon tiup)

Ibu Aisyah : “Balon buat apa nak?”

Perawat A : “Seperti yang saya janjikan kemarin saya mau mengajarkan ibu tentang
napas dalam, nah media yang kita pakai adalah balon.”

Ibu Aisyah : “Bagaimana caranya?”

Kemudian Okta pulang......

Okta : “Assalamualaikum”

Semua : “Waalaikumsalam”

Okta : “Syukurlah kalau saya tepat waktu, ini kenapa ada balon-balon?”

Perawat A : “Ini media yang saya gunakan untuk mengajarkan napas dalam mbak, tapi
sebelumnya kita cek kondisi ibu dulu ya”

Setelah mengecek Vital Sign Ibu Aisyah, Perawat A, mencontohkan dan mengajarkan
pernapasan dalam dengan media balon, sembari menjelaskan fungsinya, setelah itu Perawat
A mengajarkan teknik relaksasi...

Setelah selesai.....

Perawat A : “Nah, ibu dan mbak Okta, kalau misalnya sewaktu-waktu dada ibu sesak atau
nyeri, metode yang saya ajarkan tadi bisa saya pake, mbak Okta juga bisa
membantu memotivasi dan mengajarkan kembali kepada ibu

Ibu Aisyah : “Iya nak, saya sudah paham caranya, terima kasih ya”

Perawat A : “Saya permisi dulu ya mbak, ibu, insya allah besok saya akan kesini lagi,
untuk mengajarkan senam yang sehat untuk jantung ibu”

Ibu Aisyah : “Baik nak”

Perawat A : “Oke kalau begitu, saya permisi ya mbak, ibu. Assalamualaikum”


Semua : “Waalaikumsalam”

Keesokan harinya Perawat A menepati janjinya...

Perawat A : “Assalamualaikum...”

Ibu : “Waalaikumsalam”

Perawat A : “Apa ibu udah siap untuk senam?”

Ibu : “Siap!!!”

Perawat A : “Seperti biasa, kita cek dulu ya kondisi kesehatan ibu” (sambil mengeluarkan
alat-alat untuk mengecek kesehatan)

Setelah itu, Perawat A menjelaskan fungsi dari senam jantung ini, dan kemudian
memutar musik di handphonenya dan mulai mengajarkan senam jantung kepada Ibu Aisyah

Setelah selesai, Perawat A permisi pulang...

Perawat A : “Gimana bu,, udah agak berasa?”

Pak Abdullah : “Iya nak, udah agak enak”

Perawat A : “Syukurlah kalau begitu bu, kalau ibu mau olahraga bisa pakai senam yang
saya ajarkan tadi, jadi tidak perlu melakukan hal yang berat-berat lagi”

Ibu Aisyah : “Terima kasih banyak ya nak, sudah banyak membantu ibu.”

Perawat A : “Iya bu sama-sama, sudah kewajiban saya. Kalau begitu saya permisi pulang
dulu ya bu, Assalamualaikum”

Beberapa hari kemudian, Perawat A sering mengunjungi Ibu Aisyah untuk memonitor
kondisi kesehatannya.

Sejak saat itu, Ibu Aisyah melakukan saran-saran yang dianjurkan Perawat A,
sehingga penyakitnya jarang kambuh dan dia mulai merasa percaya diri untuk dapat sehat.
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DIGUNAKAN:

1. Observasi
2. Focusing
3. Assertive
4. Offering sel (menawarkan diri)
5. Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka)
6. Encourage description of perception (mendukung deskripsi dan persepsi)
7. Eksploing (eksporasi)
8. Encouraging formulation of plan of action (mendukung terbentuknya rencana Tindakan)
9. Mendengar aktif
10. Klarifikasi
Lampiran Bukti Mengikuti Kelas

ASRI SETIAWATI (S18168)

AYUNDA OCCARISWANA (S18169)


BERLIANA AJENG (S18170)

DEFITA PURWANINGSIH (S18171)


DEVIRA PUTRI (S18172)

Anda mungkin juga menyukai