Anda di halaman 1dari 8

Naskah Role Play Diabetes Meilitus

Peran:

Scene 1
Pada suatu hari di desa Surodadi, kader desa melaporkan pada petugas puskesmas
bahwa ada seorang nenek di desa Surodadi terkena luka diabetik pada kaki nya, sang
nenek sering di ejek tetangganya ketika keluar rumah, karena kakinya bau. Luka tidak
dibungkus sehingga baunya menyebar, setelah di ejek tetangga nenek jarang keluar
rumah.
Kemudian petugas puskesmas datang menemui bapak galih untuk melakukan kontrak
waktu kunjungan ke rumah.
Perawat Yatini: “Selamat pagi bapak”
Pak Galih : “Selamat pagi ibu, ada keperluan apa ya?” Istri saya sedang tidak
ada di rumah e”
Perawat Yatini : “ Bapak perkenalkan saya perawat Yatini dari puskesmas tegalrejo.
Saya disini bersama rekan saya perawat Dhea Novanda ingin
melakukan kunjungan pada keluarga bapak. Apakah diijinkan?”
Pak galih : “ Oh iya bu. Monggo lenggah rumiyen”
(Perawat yatini dan perawat dhea duduk di kursi teras)
Perawat yatini : Jadi begini pak galih, saya datang kemari karena mendapat laporan
dari kader setempat bahwa ada keluarga bapak yang mengalami sakit.
Apakah benar pak?
Pak galih : “Oh iya ibu saya, tapi sakit biasa kok. “Luka terus koreng tapi gede
Bu”
Perawat yatini : “ Baik bapak, apakah diperbolehkan jika besok dari pihak
puskesmas datang kemari untuk melakukan kunjungan kesehatan?”
Pak Galih : O ya boleh to bu, mau jam berapa bu ?
Perawat Yatini : “ Kira – kira besok jam 10.00 – 11.00 ya pak, besok perawat dhea
yang akan kemari bersama petugas yang lainnya.
Pak Galih : “ Oh siap bu”
Perawat Yatini : “Baik bapak, kalau begitu saya dan rekan pamit nggih pak, selamat
pagi”.
Pak Galih : “Iya bu, terimakasih.”

Scene 2
Ketika Istri bapak galoh pulang, bapak galih memberitahu istrinya bahwa akan
ada petugas kesehatan yang dating ke rumah.
Bu tri : “Assalammualaikummmmm”
Pak galih : “wss. Sue tenan bu le lungo “
Bu tri : “ Karang yo wong wedok pak pak.”
Pak galih : “ Eh bu mau enek petugas kesehatan rene, jare sesuk meh
berkunjung neng ngomah. Meh ndelok simbah le sakit. Bu sesuk
masak le enak yo, omah e di resik i. Simbah di dusi le wangi, dinei
klambi le apik.”
Bu tri : “Aduh duh pak pak kok yo ribet tenan. Yowes ayo, tapi ibuk di
ewangi le resik – resik omah yo pak.”
Pak galih : “ Gampang bu, kae enek cah 2” (sambil tersenyum)
Bu Tri “ Yowes pak, mengko tak resik – resik. Aku meh leren sik.”

Scene 3
Tiba lah hari yang sudah di janjikan oleh petugas puskesmas untuk berkunjung
kembali di rumah pak galih, petugas puskesmas membawa perlatan – perlatan
kesehatan.
Perawat dhea : “Selamat pagi”
Bapak Galih : “Selamat pagi, ibu”
Perawat dhea : “Masih ingat dengan saya pak? ”
Bapak galih : “ Oh ya masih, bu dhea temannya ibu yatini kemarin. Kalau ini
dengan bu siapa ya? (sambil tersenyum)
Perawat afif : “Perkenalkan bapak saya perawat afif dari puskesmas tegalrejo, disini
nanti saya akan membantu rekan saya”
Bapak galih : Oh iya bu, perkenalkan saya bapak galih
(Tiba – tiba ada 4 tetangga yang melewati rumah bapak galih)
Dita : “eh nggi delok kae, gen mbah ino enek tamu”
Anggi : “Koyo petugas opo kae”
Dita : “Petugas basmi koreng paling, sek tak celuk”
Dita : “ eh ada ibu – ibu dari mana ini? Mau ngapain bu? Basmi koreng nek
ino?” (nada bicara sambil mengejek nenek )
(Petugas puskesmas hanya terseyum)
Bapak galih : “ wes bubar – bubar esuk esuk uwes grenengi”
Dita, Anggi : “eeee bali mambu koreng”
Bapak Galih : “ Mari masuk buk” “ Silahkan duduk buk!”
Perawat dhea : “Baik pak”
Bapakgalih : Bu…… sini bu ada tamu (Memanggil Ibu Tri)
Ibu : Oh nggih….
Ibu : “Monggo ibu –ibu silahkan duduk”
“Ini sekalian diminum buk” (Membawakan teh hangat)
Bapak galih : “Bu, aku tak mengantar ibu perawat kekamar nenekya”.
Ibu : “opo kammar….!!!!”
Bapak Galih : “e maksudte kamae e simbah, Mari ibu lewat sini”
Perawat dhea : “iya pak”
BapakGalih : “Mbahhhhh, onten tamu saking puskesmas badhe meriksa simbah”
(Berbicara dengan nada agak keras)
Simbah : “Oh yo le, ndene (berbicaradenganpakgalih)
Simbah : “E ibu. Pripun bu? Saya mau diapakan?”
(berbicaradengan perawat 1)
Perawat dhea : “Perkenalkan simbah saya perawat dhea yang ditugaskan dari
puskesmas x untuk datang kemari memeriksa kesehatan simbah.
Simbah ada luka di kaki nggih?
Simbah : “Enggih e sus, ini saya tutup pakai plastik soalnya bau jadi
dihinggapi lalat”.
Perawat dhea :“Saya periksa ya mbah… (memeriksa). Mbah ini sejak kapan
sakitnya? Rasanya bagaimana? Nyeri tidak ?
Simbah : “Dah 4 bulan kira- kira, tak obati sendiri tapi malah gak sembuh
Jadi malah gini. Mau periksa aku takut nanti dipotong kakiku
Soalnya udah busuk, jadi setiap hari cuma dibersihin sama anak
saya terus di kasih salep. Kaki aku gak sakit sus, gakada rasanya.”.
Perawat 1 : “Baik simbah, simbah sering cek kesehatan tidak ?”
Simbah : “Kadang kadang yo le? (berbicara sama anaknya )
Terakhir tahun kemarin
Bapak galih : “Tahun kemarin sus di posyandu lansia ada program cek kesehatan”.
Perawat 1 : “Bagaimana bapak hasilnya ?
Bapak galih : “Tensinya tinggi sus, tapi sudah dapat obat yang diminum setiap hari.
Kalau tidak salah gulanya juga tinggi terakhir kemarin itu 432 sus.
Perawat1 : “Wah tinggi ya pak, kemudian di cek kembali tidak bapak ?”
Bapak galih : “Tidak sus, karena simbah juga tidak makan yang manis – manis
Jadi menurut saya mungkin kemarin karna habis makan jadi
tinggi”.
Perawat1 :“Baik bapak saya liat dulu ya lukanya” “Permisi ya mbah saya liat
lukanya”
Simbah : “Oh nggih sus”
Perawat 1 : “ Ini kemungkinan simbah lukanya begini karna gula darah simbah
tinggi sehingga luka simbah makin meluas dan tidak sembuh
disertai baunya. Tapi saya harus cek gula darah simbah lagi.
Bagaimana apakah simbah mau?”
Simbah : “Baik sus saya mau”

(Kemudian perawat 1 memanggil perawat 2 untuk melakukan pemeriksaan


gula darah)
Perawat dhea : “ Mba afif, ini tolong simbahnya di cek gula darahnya
Perawat afif : “Oh iya mbak, sebentar tak siapkan dulu” (Perawat 2 menyiapkan
Peralatan”
Perawat afif : “ Mbah, dah pernah cek gula darah dereng?”
Simbah : “ Sampun sus”
Perawat afif : “ Nggih mpun, niki mangkih di cek rasane clekit sedikit”
Simbah : “ hahaha mboten nopo – nopo sus, sampun biasa di suntik”
Perawat afif : “ Siap mbah, suntik nggih!”
Perawat afif : “ Sampun mbah, hasil nya sebentar nggih. Ngomong – ngomong
simbah tadi blg sering disuntik, sakit apa mbah?”(sambil
menunggu hasil )
Simbah : “ Suntik Kb sus hahha” (sambil tertawa)
Perawat afif : “haha, mbah ini hasilnya 550 mg/dl. Tinggi ini gula darah simbah”
Bapak galih : “ Wo tinggi ya mbak, terus pengobatannya bagaimana sus ?”
Perawat afif : “ Dibawa ke puskesmas dulu bagaimana bapak? Nanti kita periksa,
kita bersihkan luka di kaki simbah kemudian kita beri obat”
Bapak Galih : “Baik sus boleh”.
Simbah : “Suster tapi nanti saya kalau keluar rumah dikatain tetangga saya
bau, terus besok kaki saya tidak di potong kan sus?”
Perawat Dhea : “Setelah ini kita bersihkan lukanya habis itu ditutup pakai perban
mbah, biar tidak bau. Tidak dipotong simbah, kita periksa disana
nanti kita beri obat biar cepet sembuh.”
Simbah : “Siyap suster”
Bapak galih :” Suster maaf saya jemput anak saya dulu ya, saya tinggal dulu ya”
Perawat Dhea : “ Iya bapak, monggo”
(kemudian Bapak galih keluar ruangan untuk pergi menjemput anaknya)
Perawat Dhea : “ Simbah ini nanti saya bersihkan lukanya dengan suster afif ya,
simbah bersedia?”
Simbah : “ iya sus, biar cepet sembuh.”
(Perawat 1 dan 2 menyiapkan alat – alat untuk perawatan GV )
Perawat apip : “ Mbah mulai dibersihkan nggih”
Simbah : “enggih”
(Perawat 1 dan 2 membersihkan Ulkus diabetic pada simbah tersebut hingga
dibalut dengan verban )
Perawat dhea : “ Simbah lukanya sudah saya bersihkan sudah saya balut, maaf
simbah bisa jalan ke depan tidak?”
Simbah : “ Bisa sus tapi pelan – pelan”. “Capek e hehe “
Perawat dhea : “ Baik simbah nanti kami bantu”
Simbah : “ Baik sus”
(Simbah dibantu oleh perawat 1 dan 2 untuk berjalan ke ruang tamu)

Scene 2
Perawat ingin memberikan pendidikan kesehatan pada simbah dan keluarga
simbah mengenai diit DM
Ibu tri : “ eeee simbah ayune, lo kaki e wes bersih wes di kasih perban e”
Simbah : “ Iyo iki cah ayu – ayu nok le ngresik i”
Perawat dhea : “Ibu tri kami akan menjelaskan tentang sakit simbah dan bagaimana
penanganannya”
Ibu tri : “ Monggo suster”
(Pak galih tiba - tiba datang bersama anaknya sambil mengucapkan salam )
Aulia : “ eh ada ibu suster”
Perawat dhea : “ Halo, namanya siapa adek? Kelas berapa ini?”
Aulia : “ Perkenalkan ibu nama saya aulia, SMA kelas 1”
Perawat apip : “ Aulia mau cek kesehatan tidak?” (Perawat 2 menawarkan karena
melihat badan aulia yang gemuk, dan curiga kalau gula darahnya
tinggi).
Aulia : “ Boleh suster, saya mau”
(Perawat apip mengecek gula darah, sedangan Bapak Galih berbincang –
bincang dengan perawat 1 )
Bapak galih : “Suster simbah sudah dibersihkan ya lukanya”
Perawat dhea : “ Sudah pak, sudah saya balut dengan verban. Besok pagi bapak
datang ke puskesmas mendaftarkan simbah ya bapak”
Bu tri : “ Di rumah yang rajin periksa gula tensi begitu Cuma saya sus”
“Alhamdulillahnya saya normal semua”
Perawat dhea : “Oh begitu, bapak mau cek sekalian atau bagaimana bapak?”
Bapak Galih : “Boleh sus”
Perawat dhea : “Baik sebentar ya bapak, gantian sama dek aul”
Bu tri : “ Anak saya sama bapaknya ini sukane sus kalau bikin minum sek
manis, pabrik madukismo rasane pindah ke rumah saya”
Perawat dhea : “Oh iya bu?” (sambil tertawa)
Perawat apip : “ wah gula adeknya lumayan tinggi ini, 255mg/dl. “ Coba sekarang
bapak saya cek”
Aulia : “ Wah saya harus gimana ini sus?”
Perawat dhea : “ Nanti kita jelaskan dulu ya sakitnya”
Bapak galih : “ Wah jangan – jangan aku yo duwur iki”
Perawat apip : “ Ditunggu dulu pak, sebentar”
(Menunggu beberapa menit )
Perawat apip : “ Wah iya bapak 326 mg/dl”.
Ibu Tri : “ Tu kan, ngeyel mbak itu pada dikasih tau”
Perawat Dhea : “Yasudah sekarang kami jelaskan dulu Dm itu apa dan makanan yang
baik untuk penderita DM nggih”
(Sekeluarga bersedia untuk mendengarkan pendidikan kesehatan dari Perawat 1
dan 2 )
(Kemudian perawat Dhea dan afifah melakukan penyuluhan)
Perawat Dhea : Baik nanti simbah dan bapak serta adek bisa memulai pola hidup sehat
kemudian bagaimana jika simbah dan bapak sekluarga dating ke puskesmas besok/
jumat ?
Sekeluarga : Baik
(Improve penutup)
Kemudian perawat 1 dan 2 kembali ke puskesmas

Anda mungkin juga menyukai