Sel batang berbentuk silindris, sementara sel kerucut agak meruncing ke ujung.
Di titik buta tidak ada sel batang dan kerucut dan maka dari itu penglihatan tidak
memungkinkan.
Sel kerucut paling banyak ditemui di bagian retina yang disebut fovea, yang tidak
mengandung sel batang sama sekali.
Fovea merupakan bagian retina yang kita pakai untuk melihat objek yang ingin kita lihat
dengan jelas.
2) Fotoreseptor : merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut
4) Lapis nukleus luar : merupakan susunan lapis nucleus sel kerucut dan
batang.Ketiga lapis diatas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler
koroid
5) Pleksiform luar : merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
Lanjutan...
6) Nukleus dalam : merupakan tubuh sel bipolar,sel horizontal
dan sel Muller.Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina
sentral
1.Pembentukan microaneurisma
2.Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
3.Penyumbatan pembuluh darah
4.Proliferasi pembuluh darah baru (neovasularisasi) dan jaringan
fibrosa di retina
5.Kontraksi dan jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.
Kebutaan akibat diabetik retinopati dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme berikut :
Edema macula atau nonperfusi kapiler
Pembentukan pembuluh darah baru pada diabetik retinopati
proliferative dan kontraksi jaringan fibrosis yang menyebabkan
ablation retina (retinal detachment)
Pembuluh darah baru yang terbentuk menimbulkan
perdarahan preretina dan vitreus
Pembentukan pembuluh darah baru dapat menimbulkan
glaucoma.
Mikroaneurisme
Pada DM terjadi persistensi kadar glukosa darah yang tinggi -
glukosa yang berlebih dalam aldose reductase pathway
terbentuk di jaringan, yang mengubah gula menjadi alkohol
(glukosa menjadi sorbitol, galaktosa menjadi dulcitol).
Perisit intramural pada kapiler retina terkena pengaruh dari
peningkatan kadar gula darah oleh karena kadar aldosteron
reduktse yang tinggi memicu hilangnya fungsi utama dari
perisit dalam hal autoregulasi kapiler retina.
Stadium 1
Vena sedikit melebar
Histologis didapatkan mikroaneurisma dikapiler bagian vena
didaerah nuclear luar
Stadium 2
Vena melebar
Eksudat kecil-kecil, tampak seperti lilin, tersebar atau terkumpul
seperti bunga (circinair/ rosette) yang secara histologist terletak
didaerah lapisan plexiform luar
Stadium 3
Stadium II dan cotton wool patches, sebagai akibat iskemia pada arteriol
terminal. Diduga bahwa cotton wool patches terdapat bila disertai
retinopati hipertensif atau arteriosklerose.
Stadium 4
Vena-vena melebar, cyanosis, tampak sebagai sosis, disertai dengan
sheathing pembuluh darah. Perdarahan nyata besar dan kecil, terdapat
pada semua lapisan retina, dapat juga preretina.
Stadium 5
Perdarahan besar diretina dan preretina dan juga didalam badan kaca
yang kemudian diikuti dengan retinitis proliferans, akibat timbulnya
jaringan fibrotic yang disebtai dengan neovaskularisasi. Retinitis
proliferans ini melekat pada retina yang bila mengkerut dapat
menimbulkan ablasi retina dan dapat mengakibatkan terjadinya
kebutaan total.
Klasifikasi retinopati diabetikum lainnya menurut Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia ialah sebagai berikut :
Uji ini digunakan untuk menentukan ketebalan retina dan ada atau
tidaknya pembengkakan di dalam retina akibat tarikan
vitreomakular.
Terapi