Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

Oleh :
Airi Firdausia
Istighfariza Shaqina
Kautsar Ramadhan
Nurul Sahana
Rizky Indria Lestari

Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
2017
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Tn. S, pria, 57 tahun,lahir 18 Februari 1960, pria, Islam, menikah, seorang guru
SD, pendidikan terakhir D3, Jawa, Kemiling, datang berobat ke Poli kejiwaan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung pada tanggal 3 Juli 2017 dengan nomor
CM 031858. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 3 Juli2017 pada pukul 10.30
WIB.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 3 Juli
2017 dari Tn.M, 53 tahun, adik pasien, pendidikan terakhir SLTA, seorang wiraswasta,
tinggal tidak serumah.

A.Keluhan Utama
Pasien datang ke poli rumah sakit jiwa dengan keluhan sulit
tidur sejak 1 minggu lalu.

B.Riwayat Penyakit Sekarang


Dari autoanamnesis, pasien datang ke Poli Kejiwaan Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung pada tanggal 3 Juli 2017
datang sendiri dengan keluhan sulit tidur sejak kurang lebih
1 minggu yang lalu. Pasien baru pertama kali kontrol ke poli
kejiwaan. Menurut pasien, pasien selalu kesulitan untuk
memulai tidur. Pasien butuh kurang lebih satu sampai dua
jam untuk dapat terlelap. Pasien tidak pernah terbangun dari
tidurnya di malam hari, dan biasanya tidur kurang lebih 6
jam di malam hari. Pasien juga sudah mencoba untuk tidak
tidur siang dengan tujuan agar saat malam pasien cepat
merasakan kantuk, namun hal tersebut tidak berpengaruh
besar. Selain itu, pasien mengeluh mudah lelah setelah
menjalani aktivitas ringan seperti setelah menonton tv.
1

Keluhan dirasakan sejak kurang lebih 5 hari lalu. Menurut


pasien sebelumnya pasien merupakan sosok pekerja keras
yang jarang mengeluhkan rasa lelah. Selain itu, pasien
merasa hilang minat dan kurang merasa bersemangat
dalam beraktivitas sehari-hari. Pasien mengatakan kesulitan
untuk memulai aktivitas di pagi hari. Keluhan tersebut
dirasakan bersamaan dengan keluhan mudah lelah. Pasien
juga mengalami penurunan nafsu makan sejak kurang lebih
3 hari yang lalu. Pasien sering merasa gelisah hingga
seluruh badannya berkeringat dan terasa mual. Keluhan ini
dirasakan pasien semenjak ibu pasien jatuh sakit karena
kelelahan merawat ayah pasien yang telah sakit terlebih
dahulu. Pasien merasa bersalah karena tidak dapat merawat
orang tuanya sesering mungkin karena rumah pasien dan
orang tua pasien yang berjauhan. Menurut pasien, orang tua
pasien tidak mendapat perhatian yang cukup dari adik
pasien yang tinggal berdekatan dengan kedua orang tuanya.
Untuk itu pasien sempat beberapa kali meminta agar
keduanya (orang tua) ikut tinggal bersama pasien. Namun
sang ibu menolak dengan alasan enggan meninggalkan
rumah tempat tinggalnya saat ini. Keinginan untuk
menyakiti diri sendiri maupun orang lain dan bunuh diri
yang dikarenakan rasa bersalahnya disangkal.

C.Riwayat Penyakit Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengonsumsi narkoba, minuman
beralkohol dan merokok.
3. Riwayat Penyakit Medis Umum
2

Pasien memiliki riwayat nyeri lambung. Riwayat hipertensi (-), riwayat


diabetes melitus (-), riwayat trauma (-), riwayat kejang (-), dan riwayat
alergi obat (-).

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Periode Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara, kehamilan dan
kelahirannya direncanakan dan diinginkan. Ibu pasien hamil cukup
bulan, lahir spontan, ditolong oleh bidan, tidak ada penyulit maupun
penyakit pada masa kehamilan dan proses melahirkan.

2. Periode Bayi dan Balita

Pasien dirawat oleh orang tua kandung, diberikan ASI oleh ibu kandung,
imunisasi lengkap, gizi cukup, tumbuh kembang sesuai usia.

3. Periode Masa Kanak-Kanak (6-12 tahun)

Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandung. Menurut pasien masa
kanak-kanak pasien tidak berbeda dengan masa kanak-kanak lainnya.
Pasien cenderung pendiam dan hanya memiliki beberapa teman. Selama
masa pendidikan di usia ini, pasien mampu mengikuti dengan baik dan
tidak pernah tinggal kelas.

4. Periode Remaja ( 12-18 tahun)

Menurut pasien hubungan interaksi eksternal (teman-teman) dan internal


(keluarga) pasien terkesan baik. Pasien masih dapat mengingat teman
sebangkunya ketika di SMA. Pasien memiliki teman di lingkungan
rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan kerja.
3

5. Periode Dewasa

Menurut pasien hubungan bersama teman dan keluarga terkesan baik.


Tidak ada masalah yang besar ketika periode ini.

E. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA, dan D3 tepat waktu dan
tidak pernah tinggal kelas.

F. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru SD kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu dan
masih aktif mengajar sampai saat ini. Menurut pasien selama menjadi guru
tidak ada masalah terhadap sesama rekan kerja maupun murid.

G. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada usia 31 tahun atas keinginan sendiri dan memiliki 2
orang anak. Hubungan perkawinannya sampai saat ini baik-baik saja dan
sedang tidak ada masalah.

H. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam. Pasien telah diajari ilmu agama oleh kedua orang
tuanya sejak kecil. Menurut pasien, pasien masih menjalani ibadah sholat 5
waktu sampai saat ini walaupun terkadang masih suka terlewatkan.

I. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,
tinggal dirumah pribadi (tidak mengontrak), ekonomi
keluarga didapat dari kedua orang tua pasien yang bekerja
sebagai buruh. Dari keluarga tidak ada yang memiliki
4

gangguan yang seperti yang dialami oleh pasien atau


gangguan kejiwaan lainnya.

Sejak kurang lebih satu minggu yang lalu pasien


mencemaskan keadaan ibu pasien yang sedang sakit
bersama sang ayah yang juga telah sakit lebih dulu (kurang
lebih 1 tahun lalu) dalam satu rumah tanpa ada yang
merawat. Menurut pasien, orang tua pasien tidak mendapat
perhatian yang cukup dari adik pasien yang tinggal
berdekatan dengan kedua orang tuanya. Untuk itu pasien
sempat beberapa kali memita agar keduanya (orang tua)
ikut tinggal bersama pasien. Namun sang ibu menolak
dengan alasan enggan meninggalkan rumah tempat
tinggalnya saat ini.

Diagram Keluarga

Wanita Pasien

Pria

J. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


5

Pasien tinggal bersama keluarga inti. Dalam kehidupan ekonomi di dalam


keluarga, pasien merupakan tulang punggung keluarganya. Pasien memiliki
tingkat ekonomi yang cukup.

K. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama istri dan ke dua orang anaknya di
rumah milik pasien sendiri. Pasien merasa hidup cukup
untuk memenuhi kebutuhan harian. Hubungan dalam rumah
tangga menurut pasien harmonis dan dengan tetangga terbilang baik.

L. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial, budaya yang cukup baik.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Kesadaran : jernih (compos mentis)
2. Penampilan : telah dilakukan pemeriksaan terhadap
seorang laki-laki atas nama Tn. S, 57 tahun, Kemiling,
terlihat sesuai usianya, berpakaian rapi berwarna hitam,
rambut disisir rapi, tidak berkumis dan berjenggot, kulit
sawo matang, kuku pendek dan memakai sepatu sandal.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : selama wawancara
pasien duduk dengan tenang namun sesekali
menggerakan tangan dan dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik. Kontak mata dengan pemeriksa
cukup.
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Pembicaraan
6

Spontan, lancar, volume kurang, artikulasi jelas,


amplitudo sesuai, menjawab sesuai dengan pertanyaan,
kuantitas dan kualitas cukup.

C. Keadaan Afektif
a. Mood : Hipotimia
b.Afek : Sempit
c. Keserasian : Serasi

D. Persepsi :
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada

E. Pikiran:
a. Proses dan arus pikir : koheren
b.Arus Pikiran : produktivitas menurun,
kontinuitas relevan, hendaya berbahasa tidak
ditemukan
c. Isi pikiran : tidak ada waham

F. Kesadaran dan Kognisi

a. Kesadaran : Compos mentis


b. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baik
c. Daya ingat : segera baik, jangka pendek baik, jangka
menengah baik, jangka panjang baik,
d. Konsentrasi dan Perhatian : cukup
e. Kemampuan visuospasial : baik
f. Abstraksi : baik
g. Intelegensi : baik
h. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
7

G.Pengendalian Impuls
Baik

H.Daya Nilai
a. Norma sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Penilaian realitas : baik

I. Tilikan
Tilikan 4 (Pasien menyadari keadaan sakitarnya
disebabkan karena sesuatu yang tidak diketahui dalam
diri pasien)

J. Penilaian terhadap realita


Tidak Terganggu

K. Taraf dapat dipercaya


Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
Keadaan umum baik, fungsi pernapasan, kardiovaskular dan
gastrointestinal dalam batas normal. Berat badan :55kg, tinggi badan :
160cm

B. Tanda-tanda vital
8

Tensi: 120/80 mmHg, Nadi: 88x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,7C

C. PemeriksaanFisik
Mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, tidak ditemukan kelainan.

D. Status Neurologis
a. Sistem sensorik : dalam batas normal
b. Sistem motorik : dalam batas normal
c. Fungsi luhur : dalam batas normal

E. Laboratorium Darah dan Fungsi Hati


SGOT : 60 U/l
SGPT : 50 U/l

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Dari autoanamnesis, pasien datang ke Poli Kejiwaan Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung pada tanggal 3 Juli 2017
datang sendiri dengan keluhan sulit tidur sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu. Pasien selalu kesulitan untuk memulai tidur.
Pasien butuh kurang lebih satu sampai dua jam untuk dapat
terlelap. Pasien tidak pernah terbangun dari tidurnya di
malam hari, dan biasanya tidur kurang lebih 6 jam di malam
hari. Pasien juga sudah mencoba untuk tidak tidur siang
dengan tujuan agar saat malam pasien cepat merasakan
kantuk, namun hal tersebut tidak berpengaruh besar. Selain
itu, pasien mengeluh mudah lelah setelah menjalani aktivitas
ringan seperti setelah menonton tv. Keluhan dirasakan sejak
kurang lebih 5 hari lalu. Menurut pasien sebelumnya pasien
merupakan sosok pekerja keras yang jarang mengeluhkan
rasa lelah. Selain itu, pasien merasa hilang minat dan kurang
merasa bersemangat dalam beraktivitas sehari-hari. Pasien
9

mengatakan kesulitan untuk memulai aktivitas di pagi hari.


Keluhan tersebut dirasakan bersamaan dengan keluhan
mudah lelah. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan
sejak kurang lebih 3 hari yang lalu. Pasien sering merasa
gelisah hingga seluruh badannya berkeringat dan terasa mual.
Keluhan ini dirasakan pasien semenjak ibu pasien jatuh sakit
karena kelelahan merawat ayah pasien yang telah sakit
terlebih dahulu. Pasien merasa bersalah karena tidak dapat
merawat orang tuanya sesering mungkin karena rumah
pasien dan orang tua pasien yang berjauhan. Menurut pasien,
orang tua pasien tidak mendapat perhatian yang cukup dari
adik pasien yang tinggal berdekatan dengan kedua orang
tuanya. Untuk itu pasien sempat beberapa kali meminta agar
keduanya (orang tua) ikut tinggal bersama pasien. Namun
sang ibu menolak dengan alasan enggan meninggalkan
rumah tempat tinggalnya saat ini.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Pada pasien ini didapatkan adanya gagguan cemas dan
disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial
pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini
mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan data-data yang didapat melalui autoanamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tidak
ditemukan trauma kepala atau kejang sebelumnya, maupun
penyakit lain. Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif.
Hal tersebut di atas dapat menjadi dasar untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik
(F.0) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1).
10

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis pasien. Pada pasien tidak


didapatkan halusinasi auditorik, visual maupun taktil. Pasien juga tidak
didapatkan adanya keluhan yang berhubungan dengan gangguan isi pikir.
Pasien juga mengaku tidak pernah mengalami fase sedih atau senang yang
lebih dari biasanyanya seperti ilusi, depersonalisasi. Hal ini dapat menjadi
dasar untuk menyingkirkan diagnosis skizofrenia (F.2) dan gangguan
afektif (F.3).

Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa sulit tidur, mudah lelah,
penurunan minat dan semangat beraktivitas, gelisah,
penurunan nafsu makan dan adanya perasaan bersalah. Pada
keluhan yang beruhubungan dengan adanya ketegangan
motorik berupa mual, dan adanya gangguan otonomik yang
dirasakan seperti keringat dingin. Menurut pasien keluhan ini
dapat muncul pada saat pasien kondisi tertentu. Jika ada
keadaan yang menjadi stressor atau saat pasien sedang
mengkhawatirkan sesuatu. Dari data ini diagnosis merujuk pada
episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11).

Pendidikan terakhir pasien D3 dengan nilai rata-rata. Hal


tersebut di atas menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70). Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-
tanda gangguan kepribadian pada pasien ini. Sehingga
Aksis II tidak ada diagnosis.

Pada pasien tidak ditemukan riwayat penyakit fisik yang


berhubungan dengan gangguan jiwa pasien. Oleh karena itu
diagnosis aksis III pada pasien ini belum ada diagnosis.

Pasien merasa cemas terkait kondisi kedua orang tuanya yang dinilai kurang
mendapat perhatian sehingga membuat pasien merasa bersalah pada akhirnya.
Oleh karena itu didapatkan aksis IV masalah keluarga dan psikososial.
11

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya


menggunakan GAF (Global Assessment of Functioning) Scale. Menurut
PPDGJ III, pada aksis V didapatkan GAF saat berobat (GAF current) adalah
60-51 yaitu gejala sedang dan disabilitas sedang dalam menjalani aktivitas
sehari-hari.GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 80-71, yaitu gejala
sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah
dan lain-lain.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : Episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11)
Dd Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga dan psikososial
Aksis V : (GAF current) 60-51 yaitu gejala sedang dan disabilitas sedang
dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
GAF HLPY (Highest Level Past Year) adalah 80-71, gejala
sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah dan lain-lain.Beberpa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

VIII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik
yang bermakna.
Psikologik : Ditemukan adanya rasa bersalah,
gelisah,
Sosiologik: Tidak ditemukan hendaya dalam bidang
sosial.

IX. RENCANA TERAPI


1. Psikofarmaka :
12

Fluoxetine 1x10 mg
Merlopam 1x1 mg
Curcuma 1x20 mg

2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif dan reedukatif terhadap pasien; memberi
masukan atau anjuran dan motivasi untuk membentuk kebiasaan
yang lebih bermanfaat melalui pendekatan keluarga dan prilaku.

X. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : dubia ad bonam
b. Quo ad functionam: dubia ad bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

XI. DISKUSI

Pada pasien ini didapatkan adanya gagguan cemas dan


disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial
pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini
mengalami gangguan jiwa.

Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa sulit tidur, mudah lelah,
penurunan minat dan semangat beraktivitas, gelisah,
penurunan nafsu makan dan adanya perasaan bersalah. Pada
keluhan yang beruhubungan dengan adanya ketegangan
motorik berupa mual, dan adanya gangguan otonomik yang
dirasakan seperti keringat dingin. Menurut pasien keluhan ini
dapat muncul pada saat pasien kondisi tertentu. Jika ada
keadaan yang menjadi stressor atau saat pasien sedang
mengkhawatirkan sesuatu. Dari data ini diagnosis merujuk pada
episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11). Dimana depresi
itu sendiri merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya
13

gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah,


gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan
konsentrasi.

Depresi digolongkan ke dalam depresi berat, sedang dan ringan sesuai dengan
banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
seseorang.Secara umum, kriteria depresi sedang memiliki pedoman diagnostik
episode depresif sedang yaitu:1
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
pada episode depresi seperti tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar dua minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Depresi ialah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat


merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons
dari kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. Gangguan depresif
merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola
tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.2 Menurut DSM-V kriteria gejala
gangguan depresi harus terlihat setiap hari agar dapat dipertimbangkan, kecuali
penurunan berat badan dan ide bunuh diri. Sepanjang hari mood depresi dapat
terlihat, dan terlihat hampir setiap hari.Biasanya pasien datang berobat dengan
keluhan utama karena insomnia dan mudah lelah dan kegagalan dalam
penyelidikan lanjutan terhadap gejala depresi sering menjadi kendala dalam
mendiagnosis.1

Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis depresi harus memenuhi tiga gejala utama
dan terdapat gejala tambahan, yaitu:1
Gejala utama :
14

1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
dan menurunnya aktivitas (sering melamun)
Gejala lainnya :
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri kurang
3. Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang

Gejala tersebut diatas harus berlangsung paling sedikit dua minggu, tidak
diikuti gejala mania dan hipomania sebelum dan setelahnya. Depresi
dikategorikan ringan apaliba memenuhi dua dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya 2 dari 7 gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan.
Depresi sedang harus memenuhi dua dari 3 gejala utama, sekurang-kurangnya
tiga atau 4 dari 7 gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan
pekerjaan dan kegiatan. Depresi berat harus memenuhi tiga dari tiga gejala
utama, sekurang-kurangnya empat dari gejala tambahan dan sudah tidak
memungkinkan melakukan aktivitas seperti biasa. Hal tersebut berbeda dengan
yang tercantum di ICD 10 (International Classification of Disease), depresi
ringan memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya empat
dari tujuh gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan. Depresi
sedang memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya enam
dari tujuh gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan pekerjaan dan
kegiatan.Depresi berat memenuhi harus tiga dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya tujuh dari gejala tambahan dan sudah tidak memungkinkan
melakukan aktivitas seperti biasa.

Seiring dengan memburuknya perkembangan depresi akan membuat individu


kehilangan minat terhadap berbagai hal. Selain itu, terkait dengan aspek
15

kognitif depresi, individu depresif akan memusatkan perhatian secara selektif


pada kemungkinan-kemungkinan dan aspek-aspek buruk dalam lingkungan
kehidupannya. Hal tersebut akan mendorong individu yang depresif
mengembangkan cara berpikir yang depresif, seperti memandang diri secara
inferior, pesimis terhadap masa depan, merasa bersalah berlebihan dan pola-
pola perilaku yang menghukum. Dalam episode depresi yang berat, distorsi
kognitif ini mengarah pada membayangkan (ideasi) bunuh diri dan bahkan
kadang sampai pada tahap percobaan bunuh diri. Pada penelitian diketahui
bahwa populasi usia 10 sampai 24 tahun rentan untuk melakukan bunuh diri
akibat depresi.

Pasien juga mengelukan sulit untuk memulai tidur. Pasien membutuhkan waktu
sekitar 1 hungga 2 jam untuk tidur. Insomnia adalah ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan
tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
Kriterianya bermacam-macam, salah satunya ada yang mengatakan bahwa
waktu untuk masuk dalam kondisi tidur yang sebenarnya lebih dari 30 menit,
tertidur kurang dari 6 jam, terbangun di saat tidur di malam hari lebih dari 3x,
dan kualitas tidur yang tidak baik (subjektif). Maksud dari kualitas tidur yang
tidak baik ini adalah seseorang merasa tidak merasa lebih baik setelah tidur di
malam hari. Menurut DSM-IV-TR, insomnia terdiri atas insomnia primer dan
sekunder. Insomnia primer memiliki durasi paling tidak selama 1 bulan
mengalami gejala susah tidur (baik dari kualitas maupun kuantitas) dan tidak
memiliki gangguan tidur lainnya, gangguan jiwa lainnya, gangguan kesehatan
lainnya, dan gangguan tidur akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Sedangkan untuk insomnia sekunder berhubungan dengan gangguan jiwa
lainnya atau karena gangguan kesehatan lainnya serta adanya efek dari obat-
obat tertentu yang membuat seseorang menjadi susah tidur.

Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Fluoxetine tablet 10 mg
sebanyak 1 x 1 tab. Fluoxetine merupakan antidepresan golongan Selective
Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) yang secara umum berperan sebagai lini
16

pertama. Pada terapi untuk depresi, obat ini bekerja menghambat pengambilan
serotonin secara spesifik.Selain itu, obat ini memiliki efek antikolinergik yang
lebih kecil dan kardiotoksiknya rendah dibandingkan antidepressan golongan
trisiklik. Fluoxetine merupakan antidepresan yang efektif, lebih selektif, dan
memiliki toksisitas otonom yang minimal. Farmakokinetik untuk fluoxetine
memiliki waktu paruh yang panjang (7-9 hari dalam keadaan menetap). Secara
umum depresi terjadi karena rendahnya kadar serotonin di post sinaps. Pada
obat anti depresan SSRI memiliki mekanisme kerja menghambat ambilan
kembali neurotransmiter yang dilepaskan di celah sinaps bersifat selektif hanya
terhadap neurotransmiter serotonin (5HT2).
Pemberian obat Lorazepam 1 mg sebanyak 1 x 1 tab pada malam hari
dikarenakan pasien mengeluh sulit untuk memulai tidur. Obat tersebut
merupakan golongan benzodiazepin yang merupakan obat untuk antianxietas.
Obat ini memiliki efek samping sedasi atau rasa mengantuk. Menurut
penelitian, pemberian benzodiazepin yang dikombinasikan dengan
antidepresan dapat membantu perbaikan khususnya bagi penderita yang
mengalami kecemasan dan sulit tidur, namun dalam pemberiannya perlu
diperhatikan mengenai penyalahgunaan obat.

Selain farmakoterapi, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan untuk


meningkatkan perbaikan selama pengobatan gangguan depresi.Cognitive
Behaviour Therapy (CBT) merupakan suatu terapi yang berfungsi untuk
membantu merubah pola pikiran negatif dan kebiasaan pasien yang
berhubungan dengan gangguan depresinya. Interpersonal Therapy (IPT)
merupakan terapi yang memiliki fokus pada hubungan pribadi pasien terhadap
orang lain.

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.Pada pasien dengan episode
depresi sedang dapat mengalami perbaikan serta penyembuhan apabila
dukungan dari keluarga sangat postif dan kemauan yang tinggi dari dalam diri
pasien.
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK
Unair
2. Elvira SD, danHadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
3. Maslim R. 2011. Diagnosis Gangguan jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika
Atmajaya.
4. Katzung BG. 2010. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC

5. Nafrialdi, dan Setawati A. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.


Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
6. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., dan Grebb J.A., 2010. Kaplan-Sadock
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2.
Jakarta: Binanupa Aksara
LAMPIRAN
UTOANAMNESIS TANGGAL 3 Juli 2017

D :Selamat siang pagi. Perkenalkan kami dokter muda disini. Kita ngobrol-
ngobrol sebentar ya pak, boleh?
P : Iya, boleh.
D : Maafpaksebelumnyaboleh tau namabapak?
P : Sunyono (benar)
D : Usianya berapa pak?
P : 57tahun (benar)
D : Alamat tinggalnya dimana pak?
P : Kemiling (benar)
D : Pendidikan terakhirnya apa ya pak?
P : D3 dok.
D : Apakah bapak bekerja, pekerjaannya apa ya pak?
P : Iya, saya bekerja sebagai guru SD.
D : Bapak tau sekarang ada dimana?
P : Ya di Poli Jiwa (orientasi tempat baik)
D : Bapak tau daerahnya dimana ya pak?
P : Di daerahpesawaran (Benar)
D : Daerah pesawaraniniada di provinsiapayapak?
P : Provinsi Lampung dok (Benar)
D : Bapak tau sekarang tanggal berapa pak?
P : Iya tau dok, 3Juli 2017
D : Bapak kesini dengan siapa sekarang ?
P : Saya berangkat sendiri dok.
D : Sudah pernah dirawat atau berobat disini sebelumnya ?
P : Belum pernah, baru pertama kali ini.
D : Bapakboleh tau ada keluhan apa datang kemari ?
P : Saya susah tidur dok akhir-akhir ini.
D : Sejak kapan pak?
P : sekitar 1 minggu hari ini dok. Jadi gini dok, saya ini sebenarnya seminggu
ini sering memikirkan ibu saya.
1

D : Memangnya ibu tinggal dengan siapa?

P : Ibu tinggal sama bapak

D : Tidak ada keluarga terdekat yang tinggal disekitar rumah


ibu?

P : Sebenarnya ada adek saya yang tinggal disekitar sana. Tapi


jarang mengunjungi ibu. Nah itulah yang membuat saya
kepikiran ibu terus. Sudah bebrapa kali, ibu saya ajak untuk
tinggal dengan saya tapi tidak mau.

D : memang kenapa bapak ingin ibunya ikut tinggal dengan


bapak?Apa karena ibu saki-sakitan? sudah tua harus dibantu
apa bagaimana?

P : Iya sering sakit dok, karena ibu saya ini mengurusi ayah
saya yang sakit-sakitan. Sehingga ibu saya kecapean dan
sekarang ikut sakit. Sebenarnya kami anak-anaknya ingin
membantu ibu, namun ibu tetap tidak mau. Disitulah saya
merasa salah. Saya anak tua dok

D : Bapak tinggal dengan siapa?

P : Sama dengan anak istri

D : Bapak tadi kan merasa bersalah ya, pernah tidak bapak


merasakan sesuatu hal yang tidak lazim seperti mendengar
suara-suara atau ingin melakukan hal-hal nekat seperti bunuh
diri atau sebagaimya?

P : oh enggak

D : melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain?

P : tidak dok. Jadi saya itu merasa bersalah kenapa ibu saya
tidak mau tinggal bersama saya

D : Selain tidak bisa tidur, ada keluhan lain tidak pak?

P : Perut saya seperti mah dok. Dan saya juga merasa susah
berkonsentrasi dok dan gelisah tapi kalau sedang bersama
anak-anak dan mengajar mereka, saya lupa dok. Tapi
sekarang kan lagi libu jadi saya keingat terus kepikiran ibu
saya

D : Nafsu makan bagaimana pak?


2

P : ya nafsu makan sedikit menurun dok. Saya juga malas mau


ngapa-ngapain

D : Kok malas-malasan pak? Misal nih bapak ada hobi seperti


main badminton dll, itu langsung malas?

P : Iya dok, ya langsung males aja. Semua apa-apa malas

D : Bapak merasa bersalah seperti ini sudah lama ya pak?

P : ya baru habis lebaran ini. Karena sebelumnya ibu saya juga


sempat diopname

D : Ada sakit kepala pak?

P : Tidak ada

D : Oke baik pak, kalau begitu terima kasih ya pak

Anda mungkin juga menyukai