Oleh :
Airi Firdausia
Istighfariza Shaqina
Kautsar Ramadhan
Nurul Sahana
Rizky Indria Lestari
Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)
I. IDENTITAS PASIEN
Tn. S, pria, 57 tahun,lahir 18 Februari 1960, pria, Islam, menikah, seorang guru
SD, pendidikan terakhir D3, Jawa, Kemiling, datang berobat ke Poli kejiwaan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung pada tanggal 3 Juli 2017 dengan nomor
CM 031858. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 3 Juli2017 pada pukul 10.30
WIB.
A.Keluhan Utama
Pasien datang ke poli rumah sakit jiwa dengan keluhan sulit
tidur sejak 1 minggu lalu.
Pasien dirawat oleh orang tua kandung, diberikan ASI oleh ibu kandung,
imunisasi lengkap, gizi cukup, tumbuh kembang sesuai usia.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandung. Menurut pasien masa
kanak-kanak pasien tidak berbeda dengan masa kanak-kanak lainnya.
Pasien cenderung pendiam dan hanya memiliki beberapa teman. Selama
masa pendidikan di usia ini, pasien mampu mengikuti dengan baik dan
tidak pernah tinggal kelas.
5. Periode Dewasa
E. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA, dan D3 tepat waktu dan
tidak pernah tinggal kelas.
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru SD kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu dan
masih aktif mengajar sampai saat ini. Menurut pasien selama menjadi guru
tidak ada masalah terhadap sesama rekan kerja maupun murid.
G. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada usia 31 tahun atas keinginan sendiri dan memiliki 2
orang anak. Hubungan perkawinannya sampai saat ini baik-baik saja dan
sedang tidak ada masalah.
I. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,
tinggal dirumah pribadi (tidak mengontrak), ekonomi
keluarga didapat dari kedua orang tua pasien yang bekerja
sebagai buruh. Dari keluarga tidak ada yang memiliki
4
Diagram Keluarga
Wanita Pasien
Pria
B. Pembicaraan
6
C. Keadaan Afektif
a. Mood : Hipotimia
b.Afek : Sempit
c. Keserasian : Serasi
D. Persepsi :
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
E. Pikiran:
a. Proses dan arus pikir : koheren
b.Arus Pikiran : produktivitas menurun,
kontinuitas relevan, hendaya berbahasa tidak
ditemukan
c. Isi pikiran : tidak ada waham
G.Pengendalian Impuls
Baik
H.Daya Nilai
a. Norma sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Penilaian realitas : baik
I. Tilikan
Tilikan 4 (Pasien menyadari keadaan sakitarnya
disebabkan karena sesuatu yang tidak diketahui dalam
diri pasien)
B. Tanda-tanda vital
8
C. PemeriksaanFisik
Mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, tidak ditemukan kelainan.
D. Status Neurologis
a. Sistem sensorik : dalam batas normal
b. Sistem motorik : dalam batas normal
c. Fungsi luhur : dalam batas normal
Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa sulit tidur, mudah lelah,
penurunan minat dan semangat beraktivitas, gelisah,
penurunan nafsu makan dan adanya perasaan bersalah. Pada
keluhan yang beruhubungan dengan adanya ketegangan
motorik berupa mual, dan adanya gangguan otonomik yang
dirasakan seperti keringat dingin. Menurut pasien keluhan ini
dapat muncul pada saat pasien kondisi tertentu. Jika ada
keadaan yang menjadi stressor atau saat pasien sedang
mengkhawatirkan sesuatu. Dari data ini diagnosis merujuk pada
episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11).
Pasien merasa cemas terkait kondisi kedua orang tuanya yang dinilai kurang
mendapat perhatian sehingga membuat pasien merasa bersalah pada akhirnya.
Oleh karena itu didapatkan aksis IV masalah keluarga dan psikososial.
11
Fluoxetine 1x10 mg
Merlopam 1x1 mg
Curcuma 1x20 mg
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif dan reedukatif terhadap pasien; memberi
masukan atau anjuran dan motivasi untuk membentuk kebiasaan
yang lebih bermanfaat melalui pendekatan keluarga dan prilaku.
X. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : dubia ad bonam
b. Quo ad functionam: dubia ad bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
XI. DISKUSI
Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa sulit tidur, mudah lelah,
penurunan minat dan semangat beraktivitas, gelisah,
penurunan nafsu makan dan adanya perasaan bersalah. Pada
keluhan yang beruhubungan dengan adanya ketegangan
motorik berupa mual, dan adanya gangguan otonomik yang
dirasakan seperti keringat dingin. Menurut pasien keluhan ini
dapat muncul pada saat pasien kondisi tertentu. Jika ada
keadaan yang menjadi stressor atau saat pasien sedang
mengkhawatirkan sesuatu. Dari data ini diagnosis merujuk pada
episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11). Dimana depresi
itu sendiri merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya
13
Depresi digolongkan ke dalam depresi berat, sedang dan ringan sesuai dengan
banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
seseorang.Secara umum, kriteria depresi sedang memiliki pedoman diagnostik
episode depresif sedang yaitu:1
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
pada episode depresi seperti tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar dua minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis depresi harus memenuhi tiga gejala utama
dan terdapat gejala tambahan, yaitu:1
Gejala utama :
14
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
dan menurunnya aktivitas (sering melamun)
Gejala lainnya :
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri kurang
3. Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang
Gejala tersebut diatas harus berlangsung paling sedikit dua minggu, tidak
diikuti gejala mania dan hipomania sebelum dan setelahnya. Depresi
dikategorikan ringan apaliba memenuhi dua dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya 2 dari 7 gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan.
Depresi sedang harus memenuhi dua dari 3 gejala utama, sekurang-kurangnya
tiga atau 4 dari 7 gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan
pekerjaan dan kegiatan. Depresi berat harus memenuhi tiga dari tiga gejala
utama, sekurang-kurangnya empat dari gejala tambahan dan sudah tidak
memungkinkan melakukan aktivitas seperti biasa. Hal tersebut berbeda dengan
yang tercantum di ICD 10 (International Classification of Disease), depresi
ringan memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya empat
dari tujuh gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan. Depresi
sedang memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya enam
dari tujuh gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan pekerjaan dan
kegiatan.Depresi berat memenuhi harus tiga dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya tujuh dari gejala tambahan dan sudah tidak memungkinkan
melakukan aktivitas seperti biasa.
Pasien juga mengelukan sulit untuk memulai tidur. Pasien membutuhkan waktu
sekitar 1 hungga 2 jam untuk tidur. Insomnia adalah ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan
tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
Kriterianya bermacam-macam, salah satunya ada yang mengatakan bahwa
waktu untuk masuk dalam kondisi tidur yang sebenarnya lebih dari 30 menit,
tertidur kurang dari 6 jam, terbangun di saat tidur di malam hari lebih dari 3x,
dan kualitas tidur yang tidak baik (subjektif). Maksud dari kualitas tidur yang
tidak baik ini adalah seseorang merasa tidak merasa lebih baik setelah tidur di
malam hari. Menurut DSM-IV-TR, insomnia terdiri atas insomnia primer dan
sekunder. Insomnia primer memiliki durasi paling tidak selama 1 bulan
mengalami gejala susah tidur (baik dari kualitas maupun kuantitas) dan tidak
memiliki gangguan tidur lainnya, gangguan jiwa lainnya, gangguan kesehatan
lainnya, dan gangguan tidur akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Sedangkan untuk insomnia sekunder berhubungan dengan gangguan jiwa
lainnya atau karena gangguan kesehatan lainnya serta adanya efek dari obat-
obat tertentu yang membuat seseorang menjadi susah tidur.
Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Fluoxetine tablet 10 mg
sebanyak 1 x 1 tab. Fluoxetine merupakan antidepresan golongan Selective
Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) yang secara umum berperan sebagai lini
16
pertama. Pada terapi untuk depresi, obat ini bekerja menghambat pengambilan
serotonin secara spesifik.Selain itu, obat ini memiliki efek antikolinergik yang
lebih kecil dan kardiotoksiknya rendah dibandingkan antidepressan golongan
trisiklik. Fluoxetine merupakan antidepresan yang efektif, lebih selektif, dan
memiliki toksisitas otonom yang minimal. Farmakokinetik untuk fluoxetine
memiliki waktu paruh yang panjang (7-9 hari dalam keadaan menetap). Secara
umum depresi terjadi karena rendahnya kadar serotonin di post sinaps. Pada
obat anti depresan SSRI memiliki mekanisme kerja menghambat ambilan
kembali neurotransmiter yang dilepaskan di celah sinaps bersifat selektif hanya
terhadap neurotransmiter serotonin (5HT2).
Pemberian obat Lorazepam 1 mg sebanyak 1 x 1 tab pada malam hari
dikarenakan pasien mengeluh sulit untuk memulai tidur. Obat tersebut
merupakan golongan benzodiazepin yang merupakan obat untuk antianxietas.
Obat ini memiliki efek samping sedasi atau rasa mengantuk. Menurut
penelitian, pemberian benzodiazepin yang dikombinasikan dengan
antidepresan dapat membantu perbaikan khususnya bagi penderita yang
mengalami kecemasan dan sulit tidur, namun dalam pemberiannya perlu
diperhatikan mengenai penyalahgunaan obat.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.Pada pasien dengan episode
depresi sedang dapat mengalami perbaikan serta penyembuhan apabila
dukungan dari keluarga sangat postif dan kemauan yang tinggi dari dalam diri
pasien.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK
Unair
2. Elvira SD, danHadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
3. Maslim R. 2011. Diagnosis Gangguan jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika
Atmajaya.
4. Katzung BG. 2010. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC
D :Selamat siang pagi. Perkenalkan kami dokter muda disini. Kita ngobrol-
ngobrol sebentar ya pak, boleh?
P : Iya, boleh.
D : Maafpaksebelumnyaboleh tau namabapak?
P : Sunyono (benar)
D : Usianya berapa pak?
P : 57tahun (benar)
D : Alamat tinggalnya dimana pak?
P : Kemiling (benar)
D : Pendidikan terakhirnya apa ya pak?
P : D3 dok.
D : Apakah bapak bekerja, pekerjaannya apa ya pak?
P : Iya, saya bekerja sebagai guru SD.
D : Bapak tau sekarang ada dimana?
P : Ya di Poli Jiwa (orientasi tempat baik)
D : Bapak tau daerahnya dimana ya pak?
P : Di daerahpesawaran (Benar)
D : Daerah pesawaraniniada di provinsiapayapak?
P : Provinsi Lampung dok (Benar)
D : Bapak tau sekarang tanggal berapa pak?
P : Iya tau dok, 3Juli 2017
D : Bapak kesini dengan siapa sekarang ?
P : Saya berangkat sendiri dok.
D : Sudah pernah dirawat atau berobat disini sebelumnya ?
P : Belum pernah, baru pertama kali ini.
D : Bapakboleh tau ada keluhan apa datang kemari ?
P : Saya susah tidur dok akhir-akhir ini.
D : Sejak kapan pak?
P : sekitar 1 minggu hari ini dok. Jadi gini dok, saya ini sebenarnya seminggu
ini sering memikirkan ibu saya.
1
P : Iya sering sakit dok, karena ibu saya ini mengurusi ayah
saya yang sakit-sakitan. Sehingga ibu saya kecapean dan
sekarang ikut sakit. Sebenarnya kami anak-anaknya ingin
membantu ibu, namun ibu tetap tidak mau. Disitulah saya
merasa salah. Saya anak tua dok
P : oh enggak
P : tidak dok. Jadi saya itu merasa bersalah kenapa ibu saya
tidak mau tinggal bersama saya
P : Perut saya seperti mah dok. Dan saya juga merasa susah
berkonsentrasi dok dan gelisah tapi kalau sedang bersama
anak-anak dan mengajar mereka, saya lupa dok. Tapi
sekarang kan lagi libu jadi saya keingat terus kepikiran ibu
saya
P : Tidak ada