Anda di halaman 1dari 16

Pembimbing :

dr. Sri Muryati, M.Kes, Sp.S

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
PENDAHULUAN


Toxoplamosis
penyakit infeksi yang dapat menyerang binatang dan
manusia yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma
gondii, yaitu suatu parasit obligat intraseluler

makanan atau minuman


yang terkontaminasi atau
melalui kontak langsung
dengan feses kucing
PENDAHULUAN
Infeksi Toxoplasma Pada fase akut, parasite
tersebar luas dan sebagian membentuk kista (tahap
Selama tahap infeksi laten) di berbagai organ
besar bersifat
takizoid berkembang biak terutama otak, jantung dan


asimptomatik. Infeksi
dengan cepat dalam otot rangka, menetap pada
simptomatik biasa
berbagai sel yang berinti infeksi kronis. Pada infeksi
dihubungkan dengan yang immunokompeten
dan menyebar ke seluruh
keganasan, terapi seseorang biasanya tidak
jaringan inang.
immunosupresif atau diketahui atau kadang
infeksi HIV. sembuh sendiri

Pasien yang mengalami immunosupresi yang


kronik dapat menyebabkan reaktivasi pada
infeksi laten yang dimulai dari gangguan
kista dan diikuti oleh proliferasi dari
takizoid. Reaktivasi pada Toxoplasma gondii
infeksi biasanya muncul sebagai toxoplasma
ensefalitis (TE).
EPIDEMIOLOGI

Infeksi terjadi, di mana ada kucing yang


mengeluarkan ookista bersama tinjanya.
Ookista ini adalah bentuk yang infektif
dan dapat menular pada manusia atau
hewan lain

Penyebaran Toxoplasma gondii sangat


luas, hampir di seluruh dunia, termasuk
Indonesia baik pada manusia maupun
pada hewan
PREVALENSI

Infeksi Toxoplasma

gondii
Di Amerika Serikat,
prevalensi toxoplasma yang
memiliki distribusi di seluruh laten di antara orang dengan
dunia. Di Amerika Serikat, infeksi HIV tidak berbeda dari
populasi umum yang populasi secara umum
serotype untuk infeksi Secara khusus, kejadian
Toxoplasma gondii sekitar 15% toxoplasma ensefalitis
sampai 29,2%, sementara menurun dari 3,9 kasus per
prevalensi di Eropa dan 100 orang per tahun sebelum
Negara-negara tropis bisa era HAART untuk 1 kasus per
mencapai 90%. 100 orang setelah pengenalan
HAART
ETIOLOGI

Etiologi Toxoplasma
serebri
disebabkan oleh parasit Toxoplasma
gondii, yang dibawa oleh kucing,
burung dan hewan lain yang dapat
ditemukan pada tanah yang
tercemar oleh tinja kucing dan
kadang pada daging mentah atau
kurang matang
Bisa juga dari sayur yang
terkontaminasi atau kontak langsung
dengan feses kucing. Selain itu dapat
terjadi transmisi lewat transplasental,
transfuse darah, dan transplantasi
organ
PATOMEKANISME

Daur Hidup

Mekanisme bagaimana HIV menginduksi infeksi oportunistik seperti
toxoplasmosis sangat kompleks. Ini meliputi deplesi dari sel T CD4; kegagalan
produksi IL-2, IL-12, dan IFN-gamma; kegagalan aktivitas Limfosit T sitokin.


Sel-sel dari pasien yang terinfeksi HIV menunjukkan penurunan
produksi IL-12 dan IFN-gamma secara in vitro dan penurunan
ekspresi dari CD 154 sebagai respon terhadap T gondii. Hal ini
memainkan peranan yang penting dari perkembangan
toxoplasmosis dihubungkan dengan infeksi HIV.

Ensefalitis toxolasma biasanya terjadi pada


penderita yang terinfeksi virus HIV dengan CD4 T
sel < 100/mL
GEJALA KLINIK

Gejala termasuk ensefalitis, demam, sakit kepala berat yang tidak respon


terhadap pengobatan,lemah pada satu sisi tubuh, kejang, kelesuan,
kebingungan yang meningkat, masalah penglihatan, pusing, masalah berbicara
dan berjalan, muntah dan perubahan kepribadian.

Tidak semua pasien menunjukkan tanda infeksi. Nyeri


kepala dan rasa bingung dapat menunjukkan adanya
perkembangan ensefalitis fokal dan terbentuknya abses
sebagai akibat dari terjadinya infeksi toksoplasma.

Keadaan ini hampir selalu merupakan suatu kekambuhan


akibat hilangnya kekebalan pada penderita-penderita yang
semasa mudanya telah berhubungan dengan parasit ini.
Gejala-gejala fokalnya cepat sekali berkembang dan
penderita mungkin akan mengalami kejang dan penurunan
kesadaran
PEMERIKSAAN PENUNJANG

anti- Toxoplasma
Pemeriksaan
gondii IgG dan Pemeriksaan
Polymerase Biopsi otak
IgM cairan CT scan
Chain Reaction
IFA serebrospinal
(PCR)
ELISA
DIAGNOSIS BANDING

Histoplasmosis

Histoplasmosis adalah infeksi oportunistik (IO) yang
umum pada orang HIV-positif. Infeksi ini disebabkan oleh
jamur Histoplasma capsulatum

Jamur ini dapat tumbuh dalam aliran darah orang dengan


sistem kekebalan tubuh yang rusak, biasanya dengan
jumlah CD4 di bawah 150

Gejala awal muncul serupa dengan penyakit flu yang ringan, dan
berkembang dengan berbagai gejala, termasuk demam, kelelahan,
kehilangan berat badan, hepatosplenomegali (pembengkakan pada
hati dan/atau limpa) dan limfadenopati (pembengkakan pada
kelenjar getah bening)
Invasif Pulmonary Aspergillosis


Akut invasif pulmonary aspergillosis

Dijumpainya neutropenia terutama pada pasien leukemia atau


penerima tranplantasi sumsum tulang belakang, mendapat
pengobatan kortikosteroid, sitotoksik kemoterapi, pasien
dengan AIDS atau penyakit kronik granulomatous.

Gambaran klinis yang umumnya dijumpai yaitu batuk yang non


produktif, demam (gagal memberikan respon terhadap pengobatan
dengan antibiotik berspektrum luas) tetapi pada pasien yang mendapat
terapi dengan kortikosteroid biasanya tidak disertai demam, dyspnea,
nyeri dada yang pleuritik, haemoptisis dapat dijumpai
Kronik invasif pulmonary aspergillosis

Perkembangannya biasanya lambat (tidak progresif), semi invasive.



Lebih jarang dijumpai dibandingkan akut invasif pulmonary
aspergillosis. Sering dijumpai pada pasien AIDS, chronik
granulomatous disease, sarkoidosis, diabetes mellitus tetapi dapat juga
dijumpai pada individu yang immunokompeten.

Pasien sering mengeluhkan batuk kronis yang non-


produktif disertai dengan haemoptisis. Dapat juga
dijumpai demam yang tidak begitu tinggi, berkurangnya
berat badan dan malaise.
Pada kondisi kritis,
kombinasi pirimetamin pasien yang tidak
dan sulfadiazin. dapat menerima obat
Kombinasi pirimetamin secara oral dapat


50-100 mg perhari yang diberikan
dikombinasikan dengan trimethoprim (TMP)
sulfadiazin 1-2 g tiap 6 10 mg/kg/hr dan
jam sulfamethoxazole
(SMX) 50 mg/kg/hr
PENATALAKSANAAN
Terapi anti retro viral
Pasien yang alergi (ARV) diindikasikan
terhadap sulfa dapat pada penderita yang
diberikan kombinasi terinfeksi HIV
pirimetamin 50-100 Pasien alergi terhadap dengan CD4 kurang
mg perhari dengan sulfa dan clindamicin, dari 200 sel/mL,
clindamicin 450-600 dapat diganti dengan dengan gejala (AIDS)
Azitromycin 1200
mg tiap 6 jam atau limfosit total
mg/hr, atau
claritromicin 1 gram tiap kurang dari 1200
12 jam, atau atovaquone
750 mg tiap 6 jam
PROGNOSIS


Angka kematian untuk ensefalitis ini masih tinggi, berkisar antara 35-
50 %, dari pada penderita yang hidup 20-40 % mempunyai
komplikasi atau gejala sisa berupa paralitis. Dalam keadaan berat,
infeksi dapat mengancam kehidupan seperti yang terlihat pada orang
dengan immunocompromised. Dalam satu studi, Toxoplasma
encephalitis terjadi di 25% pada pasien AIDS dan fatal pada 84%
kasus

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai