MENINGITIS
Oleh :
Livia Assyifa Rachman 12100118130
Preseptor :
Alya Tursina, dr Sp.S M.H.Kes
Cranial meninges adalah lapisan otak yang terletak tepat di sebelah dalam cranium.
Fungsi :
Melindungi otak
Membentuk framework penopang untuk arteri, vena dan sinus venosus
Menutupi rongga yang terisi cairan yang penting bagi fungsi normal otak
Dura mater
Suatu membrane bilaminar, juga dsebut pachymeninx. Membran tersebut menempel pada lamina
interna calvaria. Dua lapis dura mater adalah lapisan periostea externa, yang menutupi permukaan
internal calvaria, dan laposan meningeal interna, suatu membrane fibrosa kuat yang berlanjut ke
foramen magnum dengan dura mater spinalis yang menutupi medulla spinalis.
Dura mater pada otak memiliki dua lapisan, yaitu lapisan endotel dan lapisan meningeal. Kedua
lapisan ini saling berdekatan satu dengan yang lain kecuali di daerah tertentu dan akan membuat
suatu sinus vena.
Lapisan endotel adalah lapisan dari dura mater (periosteal dura) yang melekat dekat dengan
inner lamina (bagian terdalam) dari cranium. Di daerah ini terdapat:
- Cabang-cabang utana dari meningeal arteri
- Epidural space, merupakan space yang berada di anatara inner lamina dari
cranium dengan dura mater ini.
Lapisan meningeal adalah lapisan dura mater yang juga disebut true dua mater. Lapisan ini
padat, membrane fibros yang kuat yang melekat pada outer dural layer. Di daerah ini terdapat
struktu-struktur:
- Lipatan-lipatan inner dural layer
Falx cerebri, berada diantera cerebral hemisphere
Falx celebeli, berada di midsagittal plane
Tentorium cerebelli, antaara cerebrum dengan cerebellum
Diaphragm sellae
- Dural venous sinuses
Venous drainage
Superior sagittal sinus, berada di falx cerebri, dimulai dari cristal
galii ke posterior, menerima daerah dari superficial cerebral vein.
Inferior sagittal sinus, berada di inferior falx cerebri
Straight sinus, dari aoex tentorium cerebelii lalu bergabung dengan
cerebral vein
Cunfluences sinuses, dibentuk dari gabungan superior sagittal,
straight dan occipital sinues
Transvere sinuses, berada dikedua sisi tentorium cerebelli
Superior petrosal sinus
Sigmoid sinus
Vaskularisasi dura mater : arteri dura menyuplai lebih banyak ke area calvaria daripada ke dura.
Pembuluh darah yang paling besar adalah arteri meningea media, yang merupakan cabang dari
arteria maxillaris. Vena- Vena pada dura menyertai arteria meningealis, sering berpasangan . Vena
meningea media menyertai arteria meningea media, meninggalkan cavitas cranii melalui foramen
spinosum atau foramen ovale dan bermua ke dalam plexus pterygoideus.
Arachnoid mater
Mengandung fibriblast, serat kolagen dan beberapa serat elastic. Arachnoid mater avascular
meskipun denkat lapisan meningeal dura, tidak menempel pada dira; arachnoid mater ditahan
melawan permukaan dalam dura oleh tekanan CSS
Pia mater
Pia mater adalah membrane yang lebih tipis yang sangat kaya pembuluh darah oleh suatu jejaring
pembuluh darah halus. Pia menempel pada permukaan otak dan mengikuti semua konturnya
Meningeal Space
Dura mater
Dura mater spinalis terutama tersusun atas fibrosa keras dengan beberapa jaringan elastic,
merupakan membrane pelapis medulla spinalis paling luar. Dura mater spinalis dipidahkan
dari tulang yang dirurupi periosteum dan ligamenta yang membentuk dinding canalis
vertebralis oleh ruang epidural
Arachnoid Mater
Merupakan suatu membrane avascular, halus yang tersusun atas jaringan fibrosa dan elastic
yang melapisi kantong dura spinalis dan selubung akar duralnya.
Pia Mater
Merupakan membrane pelapis paling dalam pada medulla spinalis, terdiri dari sel gepeng
dengan processus Panjang dan gepeng yang hamper mengikuti semua gambaran
permukaan medulla spinalis.
CSF merupakan suatu cairan yang jernih dan tidak berwarna yang melindungi otak dan
spinal cord dari cidera kimia dan fisik
Fungsi :
Komposisi :
Glukosa
Protein
Asam laktat
Urea
Kation anion
WBC
Sirkulasi :
CLINICAL SCIENCE
A. MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah infeksi atau peradangan yang mengenai meningen yang dapat
disebabkan kaena bakteri, virus, parasi, jamur dan zat kimia
1. Berdasarkan CSS:
Purulenta : CSS berwarna keruh kehijauan/kekuningan
Serosa : CSS berwarna jernih atau xantochrom
2. Berdasarkan Perjalanan Penyakit:
Akut : < 3 hari
Subakut/kronis : > 3 hari
B. MENINGITIS BAKTERIALIS
Definisi
Istilah bacterial meningitis seringkali digunakan bersamaan dengan meningitis
bakterialis akut atau menigitis purulenta yaitu infeksi purulent akut pada sub arachnoid
space yang diasosiasikan dengan adanya inflamasi pada CNS yang dapat menyebabkan
penurunan keasadran, kejang dan peningkatan tekanan intracranial
Epidemiologi
- Di US > 2,5 kasus / 100.000 populasi
- Organisme tersering : Streptococcus pneumoniae (50%), Neisseria meningitidis
(25%), Group B Streptococcus (15%)
Faktor Risiko
- HIV
- Trauma
- Infeksi Telinga
- Penyakit Kronis
- Pasca Bedah
Etiologi
- S. Pneumoniae
- N. Meningitidis
- Haemophillus Influenza
- L. monocytogenes
- Salmonella Sp.
- S. aureus
Treatment
Rejimen terapi empiric sesuai dengan usia, kondisi klinis dan resistensi
antibiotic
Sesuaikan antibiotika segera setelah hasil kultur didapatkan
Deksametason diberikan sebelum atau bersamaan dengan dosis pertama
antibiotic. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15 mg/KgBB (10 mg per
pemberian pada orang dewasa ) setiap 6 jam selama 2-4 hari
Pertimbangan merawat pasien di ruang isolasi, terutama jika
diperkirakan penyebabnya adalah H. influenzae atau N. meningitidis.
Pada kecurigaan infeksi N. meningitidis berikan kemoprofilaksis kepada
a. Orang yang tinggal serumah
b. Orang yang makan dan tidur di tempat yang sama dengan pasien
c. Orang yang menggunakan sarana umum Bersama dengan pasien
dalam 7 hari terakhir
d. Murid sekolah yang sekelas dengan pasien
e. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan secret mulut dan
hidung pasien dalam 7 hari terakhir
Komplikasi
C. MENINGITIS VIRAL
Etiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
- Pemeriksaan CSF
Konsentrasi protein seringkali normal, walaupun dapat dijumpai
protein yang meninggi
Normal glucose concectration namun pada kasus yang disebabkan
mumps atau LCMV dapat menurun 10-30%
Total CSF cell count pada viral meningitis adalah 25-500/
microliter
CSF PMN pleocytosis
Polymerase Chain Reaction Amplification of Viral Nucleic Acid
(sulit dan tidak tersedia di Indonesia)
- Kultur dari darah, tinja atau apus tenggorok dapat mengeluarkan hasil
positif pada beberapa jenis infeksi virus, namun seringkali harus
dikonfirmasi dengan pemeriksaan serologi (didapatkan IgM dan atau
kenaikan titer IgG lebihdari samadengan 4 kali lipat dalam jangka waktu
4minggu untuk memastikan diagnosis
Treatment
- Seringkali sembuh dengan sendirinya. Pengobatan pada viral meningitis
ini adalah simptomatik dengan memberikan analgetik, antipiretik dan
antiemetic
- Cairan dan elektrolit harus tetap dimonitor
- Pasien yang dengan sakit yang serius dapat diberikan IV acyclovir (15-30
mg/kg per hari dibagi dalam 3 dosis ) yang diikuti dengan oral acyclovir
800 mg 2 kali sehari, famciclovir ( 500 mg 3x1) atau valacyclovir (1000
mg/ 3x1) untuk 7-14 hari
Prognosis
- Full recovery dari viral meningitis adalah baik. jarang pasien yang
mengerluhkan sakit kepala, inkordinasi yang menetap dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan
D. MENINGITIS TUBERKULOSIS
Definisi
Etiologi
Mycobakterium tuberculosis
Klasifikasi
British Medical Reseach Council (BMRC)
Stadium I: Gejala dan tanda meningitis tanpa penurunan kesadaran atau deficit
neurologi yang lain. Gejala yang sering didapatkan adalah nyei kepala, fotofobia,
kaku kuduk
Stadium II: Didapatkan penurunan kesadaran ringan dan/atau deficit neurologi fokal
Stadium III: stupor atau koma dengan hemiplegia atau paraplegi
Klasifikasi lain
klasifikasikan menjadi 3 kelompok
1. Definitif:
ditemukan jika didapatkan kuman TB baik dari pemeriksaan bakteriologi
langsung (pewarnaan ZN) atau kultur
2. Probable:
ditemukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan temuan klinis yang lebih banyak
3. Possible:
ditemukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan temuan
Manifestasi Klinis
- Nyeri kepala
- Muntah
- Demam
- Rewel
- Nocturnal wakefulness
- Anorexia, abdominal pain
- Penurunan BB
- Shrill cry atau meningeal cry
- Progress dari penyakit dapat menuebabkan coma atau stuuporous
- Dapat terjadi seizure
Diagnosis
- PE :
Kernig dan Brudzinski Sign (+),
papill edema, cranial nerves palsies (late sign)
- Pasien meningitis TB biasanya mempunyai perjalanan penyakit yang lebih
kama dari meningitis bakterialis. Defisit neurologis fokal seringkali
ditemukan pada pemeriksaan pertama pasien meningitis TB, bahkan
dikatakan jika kita menemukan deficit neurologi fokal pada pasien dengan
gejala dan tanda meningitis, maka kecurigaan pertama kita adalah
meningitis TB sampai dibuktikan yang lain.
- Pemeriksaan CTscan/ MRI menunjukan adanya hidrosefalus dan
penyangatan meningeal, kadang disertai dengan tuberculoma atau
gambaran infark menyerupai infark karena stroke
- Pemeriksaan CSF
Jumlah leukosit 100-500/uL, biasanya predominan limfosit
Protein 100-500 mg/dL
Glukosa <40 mg/dL
Diagnosis definitive didapatkan dengan ditemukanya basil tahan
asam (BTA), namun hasil positifnya sangat sulit dan kultur
memerlukan waktu yang lama. Pewarnaan Ziehl Nielssen positif
pada kurang lebih 25% pasien. Kultur TB menujukan hasil yang
bervariasi tergantung teknik dan jumlah sampel yang dikumpulkan
Beberapa metode pemeriksaan bakteriologi lain seperti PCR atau
MODS diperkirakan dapat memperpendek waktu untuk
mendapatkan hasil positif,
PENATALAKSANAAN
• Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relatif lama
dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT disediakan dalam bentuk Kombinasi
Dosis Tetap = KDT (Fixed Dose Combination = FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia
dalam 2 macam tablet, yaitu:
• Tablet RHZ yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H (Isoniazid) dan Z
(Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif.
• Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H (Isoniazid) yang
digunakan pada tahap lanjutan.
PRO TB
E. CRYPTOCOCCAL MENINGITIS
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Cryptococcus neoformans
Cryptococcus gatii
Manifestasi Klinis
• Headache • Fever • Neck pain • Nausea and vomiting • Sensitivity to light • Altered
mental status (ranging from confusion to coma)
Diagnosis
- Pasien sudah mengeluhkan gejala klinis sejak 1-2 minggu sebelum dating ke RS
berupa demam yang tidak terlalu tinggi, nyeri kepala, malaise. Pada PE dapat
ditemukan kaku kuduk dan penuruan kesadaran.
- Pemeriksaan CTscan/MRI seringkali diminta pada pasien HIV yang
menunjukan tanda tanda TTIK
- Lebih dari 90% meningitis kriptokokus terjadi pada pasien HIV dengan jumlah
CD4 < 100/mm3.
- Pemeriksaan CSS : kadar protein 50-1000mg/dL dan kadar glukosa < 40 mg/dL
- Penggunaan tinta india merupakan diagnosis yang digunakan untuk
mengidentifikasi Cryptococccus di CSF. Dijumpai jamur bersel tunggal dengan
kapsul yang besar.
- Culture merupakan gold standar diagnosis untuk cryptococcal meningitis.
Namum memeiliki beberapa kekurangan yakni membutuhkan alat alat
laboratorium, listrik dan pekerja terlatih.
- Deteksi Cryptococcal Antigen (CrAg) pada CSF, seum atau plasma menjadi alat
diagnosis esensial.
Treatment
Prognosis
• Beberapa studi menunjukan bahwa mortality rate pada CNS cryptococcal adalah 6-14 %
• Prognosis buruk bila ada tanda-tanda
- High CSF cryptococcal antigen titer
- Terganggunya status mental
- Positive India ink preparation
- Hyponatremia
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2013. Anatomi berorientasi klinis.
Edisi ke−5. Jakarta: Erlangga
2. Rowland, Lewis P. Merritt's Neurology, 11th Edition. 2005
3. Basuki A, dian S. neurology in daily practice. Bandung : penerbit FK UNPAD bagian
UPF ilmu penyakit syaraf. Edisi 2. 2012
4. Anthony Fauci, Eugene Braunwald, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan Longo, J.
Jameson, Joseph Loscalzo Harrison's Principles of Internal Medicine, 17th Edition,
17th edn., : Mcgraw-hill, 2008.
5. Ropper A, Brown R. Adams and victor’s principles of neurology 8th edition. New
York: McGraw Hill; 2005.
6. Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
7. World Health Organization. Available from: www.who.int.