STROKE ISKEMIK
JUDUL
Oleh:
Niswatur Rosyidah
NIM: 41181396100056
Pembimbing:
dr. Maysam Irawati, Sp.S
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Presentasi Kasus Dipersiapkan Stroke Iskemik.
Makalah Presentasi Kasus Dipersiapkan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas dalam kepaniteraan klinik neurologi RSUP Fatmawati.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada :
1. dr. Maysam Irawati, Sp.S selaku pembimbing Presentasi kasus
dipersiapkan ini.
2. Semua dokter dan staf pengajar di RSUP Fatmawati
3. Rekan-rekan Kepaniteraan Klinik Neurologi RSUP Fatmawati
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn B
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 01690791
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Supir
Agama : Islam
Status nikah : Menikah
Alamat : Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung
Tanggal masuk RS : 6 Mei 2019
1.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Kelemahan tubuh sisi kanan 12 jam SMRS
1.3 PemeriksaanFisik
a. Status Generalis
Tekanandarah : 170/110mmHg
Nadi : 70kali/menit
Pernapasan :20kali/menit
Suhu : 36,5°C
- Kepala
- Mata
- Telinga
Deformitas (-), kavum nasi lapang, sekret (-)/(-), deviasi septum (-)/(-)
- Leher
Palpasi
: Pulsasi arteri carotis normal, perbesaran kelenjar tiroid (-), posisi
trakea di tengah.
- Paru
Palpasi : Massa (-)/(-), ekspansi dada simetris, pelebaran sela iga (-)/(-)
- Jantung
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea mid klavikula sinistra
Perkusi : Timpani
- Ekstremitas
Akral hangat (+)/(+), sianosis (-)/(-), CRT<2 detik / <2 detik, edema (-)/(-)
b. StatusNeurologis
GCS E4M6Vafasia
Kaku kuduk :-
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II :-/-
Nervus Kranialis
Kanan Kiri
N. I TVD TVD
N. II
N. III, IV, VI
Cabang Sensorik
N. VII
N. VIII
N. IX, X
N.XI
N.XII
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Tremor (-)
RefleksFisiologis
Refleks biseps +2 +2
Refleks triseps +2 +2
Refleks patella +2 +2
Refleks achilles +2 +2
Refleks Patologis
SistemMotorik
5555 5555
5555 5555
Sistem Sensorik
Baik
FungsiOtonom
Defekasi : Baik
Kesan :
- Lesi Hipodens (HU+/- 27) di paraventrikel lateral kiri, suspek infark.
- Infark lakunar di basal ganglia kiri.
EKG
- Minimal LVH
- Gelombang ST dan T abnormal, anterolateral iskemik
1.5 Resume
Tn. B 42 tahun datang dengan keluhan kelemahan tubuh sisi kanan sejak
12 jam SMRS. Malam hari sebelum masuk rumah sakit, pasien sudah merasa
bahwa tubuhnya lemas, namun pasien menganggap hanya kecapean. Kemudian
pasien mulai mengeluh bahwa tangan kanannya tidak bisa memasukkan charger
handphone, dan saat akan menyupir mobil tiba-tiba lemah tubuh sisi kanan.
Keluhan disertai bicara pelo, sulit komunikasi, dan mulut mencong. Riwayat
diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu namun tidak rutin minum obat. Riwayat
hipertensi pada ibu pasien, dan saat ini sudah meninggal. Pasien jarang
berolahraga dan sering makan makanan tinggi lemak dan bersantan. Sering
merokok dan minum kopi.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan170/110mmHg. Pemeriksaan status neurologis didapatkan GCS
15, parese nervus VII sentral dextra, hemiparese duplex, refleks patologis
Babinski, chaddock, +/+, openheim +/-, Gordon +/-, dan Schaefer +/-.
Pemeriksaan penunjang peningkatan gula darah sewaktu (198) dan klorida (110).
Hasil CT scan kepala Lesi Hipodens (HU+/- 27) di paraventrikel lateral kiri,
suspek infark. Infark lakunar di basal ganglia kiri.
1.6 Diagnosis
Diagnosis klinis : Hemiparesis duplex, paresis nervus VII sentral
dextra, Afasia motorik
Diagnosis Etiologi : Emboli
Diagnosis Topis :Paraventrikel lateral kiri, basal ganglia kiri
1.8 Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE ISKEMIK
Definisi
Stroke adalah gangguan fungsional pada otak local maupun global
yang terjadi mendadak dan gejala berlangsung >24 jam yang disebabkan oleh
gangguan vascular atau pembuluh darah otak. Definisi lain dari stroke atau
gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan gangguan fungsi saraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang timbul secara mendadak
(detik-jam) dengan gejala yang sesuaidengan daerah yang terganggu. Istilah lain
stroke yaitu cerebro-vascular accident (CVA), cerebro-vascular disease (CVD),
atau apoplexy.
Kriteria stroke menurut WHO:
1. Mendadak
2. Lebihdari 24 jam
3. Tardapat deficit neurologisfokalmaupun global
4. Disebabkankarenagangguanvaskular
Stroke iskemik adalah penurunan perfusi otak yang terjadi mendadak akibat
adanya sumbatan pada pembuluh darah otak oleh thrombus maupun emboli
sehingga menyebabkan defisit neurologis.
Epidemiologi
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013
(Riskesdas) prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8.3% pada tahun 2007
menjadi 12.1% pada tahun 2013, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 57,9%.
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi yaitu di
Sulawesi Utara sebesar 10,8%. Sedangkan prevalensi stroke berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala yaitu Sulawesi Selatan 17.9%.
Prevalensi stroke terjadi semakin tinggi seiring bertambahanya usia,
kelompok usia tertinggi yaitu ≥75 tahun (43%) dan memiliki prevalensi sama
antara laki-laki dan perempuan. Prevalensi stroke berdasarkan penyebab yaitu
81% stroke disebabkan oleh stroke iskemik, sedangkan 19% disebabkan oleh
stroke hemoragik.
Etiologi
a. Emboli
b. Trombosis
Faktor Risiko
Secara umum factor risiko stroke terbagi menjadi dua, yaitu: yang dapat
dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Hipertensi
Terjadinya perubahan pada pembuluh darah, dimulai dari
penebalan tunika intima dan peningkatan permeabilitas endotel oleh
hipertensi lama. Proses akan berlanjut dengan terbentuknya deposit lipid
terutama kolesterol pada tunika muskularis yang menyebabkan lumen
pembuluh darah menyempit serta berkelok-kelok.
Pada hipertensi kronik akan terbentuk fibrinoid yang menyebabkan
kelemahan dan herniasi dinding arteriol, serta ruptur tunika intima,
sehingga terbentuk suatu mikroaneurisma yang disebut charcot-bouchard.
Pergeseran dinding pembuluh darah dapat mengakibatkan
gangguan autoregulasi, berupa kesulitan untuk berkontraksi atau
berdilatasi terhadap perubahan tekanan darah sistemik yang mendadak,
tekanan perfusi otak menjadi tidak adekuat sehingga menyebabkan
iskemik jaringan otak. Sebaliknya, jika terjadi peningkatan tekanan darah
sistemik maka akan terjadi peningkatan tekanan darah sistemik, maka akan
terjadi peningkatan tekanan perfusi yang hebat yang akan menyebabkan
hiperemia, edema dan perdarahan.
b. Diabetes Melitus
Hiperglikemi dalam proses aterosklerosis, yaitu gangguan
metabolisme berupa akumulasi sorbitol didinding pembuluh darah arteri.
Hal ini menyebabkan gangguan osmotik dan bertambahnya kandungan air
didalam sel yang dapat mengakibatkan kurangnya oksigenisasi. DM
disertai dengan hiperlipidemia yang merupakan faktor risiko terjadinya
proses aterosklerosis.
c. Merokok
Secara prospektif merokok dapat meningkatkan perburukan
serangan stroke sebesar 3,5 kali dan dihubungkan dengan banyaknya
konsumsi rokok. Hal ini dapat disebabkanm oleh beberapa mekanisme.
Pertma akibat derivat rokok yang sangat berbahaya , yakni nikotin.
Nikotin diduga berpengaruh pada sistem saraf simpatis dan proses
trombotik. Dengan adanya nikotin, kerja sistem saraf simpatis akan
meningkat, termasuk jalur saraf simpatis sistem kardiovaskular, sehingga
akan terjadi peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan meningkatnya
aliran darah ke otak.
d. Asam Urat
Faktor risiko penting terjadinya stroke dari penilitian di jepang
menunjukkan hiperurisemia terkait stroke. Penelitian usia 55-64 tahun
selama 23 tahun memperlihatkan hubungan bermakna antara asam urat,
kadar kolesterol, tekanan darah sistolik, dan kadar trigliserida terhadap
kejadian aterosklerosis berupa penyakit jantung dan stroke. Kondisi
hiperurisemia diduga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatn
agregasi trombosit.
e. Dislipidemia
Terdapat hubungan peningkatan kadar lipid plasma dan kejadian stroke
iskemik. Metaanalisisterhadapt studi kohort juga menunjukkan kekuatan
hubungan antara hiperlipidemia dan stroke. Komponen dislipidemia yang
diduga berperan, yakni kadar HDL yang rendah dan kadar LDL yang
tinggi. Kedua hal tersebut mempercepat aterosklerosis pembuluh darah
koroner dan serbral.
Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi stroke iskemik (non hemoragik) dan stroke hemorargik.
Stroke hemoraragik terbagi menjadi perdarahan Intra Serebral dan Perdarahan Sub
Arachnoid. Stroke iskemik menyebabkan terjadinya infark otak akibat aliran
darah otak regional yang tidak mencukupi apabila aliran darah otak menurun
antara 20-50 ml/100 gram/menit, terjadi penambahan pemakaian oksigen oleh
jaringan otak tanpa disertai adanya gangguan fungsi otak. Apabila aliran darah
otak menurun mencapai 20-50ml/100 gram/menit terjadi kegagalan aktivitas
listrik neuronal dan terjadi edema intraseluler. Pada keadaan ini menyebabkan
deficit neurologis.
a. Klasifikasi stroke berdasarkan perjalanan penyakit
Transient ischemic attack (TIA)
Defisit neurologis sementara yaitu tidak lebih dari 24 jam dan
sembuh tanpa gejala sisa.
Reversible ischemic nurologic deficit
Berlangsung lebih dari 24 jam namun masih dalam perjalan
perbaikan atau masih bisa reversible dan sembuh sempuna dalam
waktu 3 minggu
Stroke in evolution
Deficit neurlogis yang terus berkembang dari parsial menjadi total
atau akan terus mengalami perburukan
Progressive stroke
Defisit neurologi fokal yang terjadi bertahap dan mencapai puncak
dalam waktu 24-48 jam pada system carotis atau 96 jam pada
system vertebra basiler dengan penyembuhan tidak sempurna
dalam waktu 3 minggu
Completed stroke
Defisit neurologis yang terjadi dan menetap dan tidak adanya
perbaikan atau menjadi normal dalam waktu 3 minggu.
b. Klasifikasi stroke berdasarkan jenis pembuluh darah yang terkena
Pembuluh darah besar
Terjadi akibat adanya aterosklerotik pada pembuluh besar seperti
Arteri Carotis, Arteri vertebrobasilar, dan pembuluh darah otak
yang besar. Selain itu juga dapat berasal dari kardio embolik.
Pembuluh darah kecil / lacunar
Iskemik akibat sumbatan pada pembuluh darah yang kecil atau
disebut infark lacunar. Infark lacunar disebabkan oleh perubahan
mikroangiopati arteri kecil dengan penyempitan lumen yang terjadi
secara progresif.
Patogensis
Stroke iskemik disebabkan oleh tiga mekanisme dasar yaitu thrombosis,
emboli dan penurunan tekanan perfusi. Trombosis merupakan sumbatan
pembuluh darah akibat proses oklusi local pembuluh darah. Patologi vascular
yang menyebabkan trombosis adalah atrosklerosis, dysplasia fibromuscular,
arteritis, diseksi pembuluh darah dan perdarahan pada plak aterosklerosis.
Aterosklerosis berisi material lipid yang secara bertahap akan berperan dalam
menyumbat pembuluh darah.
Kebutuhan aliran darah minimal yang dibutuhkan untuk memelihara
struktur otak adalah sekitar 5-8ml/100 gram/menit pada jam pertama iskemia.
Kebutuhan aliran darah minimal untuk berlanjutnya fungsi adalah 20 ml oer 100
grma menit.
Transient ischemic attack terjadi apabila aliran darah yang terancam dapat
kembali pulih dengan cepat seperti oleh trombolisis spontan, jaringan otak tidak
rusak dan akan berfungsi kembali seperti sebelumnya dan defisit neurologis akan
pulih sempurna. Manifestasi TIA tergantung dari vaskular otak tertentu yang
terkena. TIA pada arteri serebri media sering ditemukan parastesia dan defisit
sensorik kolateral sementara serta kelemahan kontralaterak sementara.
Defisit neulogis akibat iskemia kadang dapat berkurang meskipun
berlangsung selama lebih 24 jam, hal ini disebut sebagai PRIND (prolonged
Reversible Ischemic Nerological deficit ). Apabila hipoperfusi dibiarkan lebih
lama daripada yang dapat ditoleransi oleh jaringan otak, terjadi kematian sel atau
stroke yang tidak reversible.
Arteri-arteri pada otak merupakan end artery fungsional sehingga jalur
kolaterla normalnya tidak dapat menyediakan darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahakan jaringan otak di distalarteri yang tiba-tibateroklusi. Akan
tetapi jika suatu arteri menyempit dengan jalan yang lambat dan progresif,
kapasitas sirkulasi kolateral dapat meningkat. Sirkulasi kolateral dapat bekerja
oleh karena hipoksia jaringan ringan yang kronik hingga dapat mencukupi
kebutuhan energi yang dibutuhkan jaringan. Akibatnya infark terlihat lebih kecil
dan lebihs edikit neuron hilang.
Gejala klinis
Manifestasi klinis dari stroke tergantung dari beratnya pembuluh
darah yang tersumbat serta lokasi dari kerusakan pembuluh darah:
a. Arteri cerebri anterior
Hemiparese terutama pada tungkai, parese tungkai terisolasi, paraparese,
gangguan mental terutama jika bilateral. Hemiparese kontralateral dengan
kelumpuhan tungkai lebih menonjol. Gangguan mental. Gangguan sensibilitas
pada tungkai yang lumpuh. Ketidak mampuan mengendalikan buang air. Dapat
terjadi kejang.
f. Sistemvertebrobasiler
- Siriraj Skor
(2,5 x S) + (2 x M) + (2 x N) + (0,1xD) – (3 x A) – 12
S :Kesadaran ( 0: sadar, 1: Apatis 2: koma)
A: factor atheroma, yaitu DM dan penyakit jantung (0: tidak ada, 1: ada)
Rehabilitasi
Komplikasi
Pada pasien fase akut harus dikontrol factor klinisnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang baik. Tekanan perfusi yang adekuat harus
dipertahankan di area otak yang beresiko. Tekanan darah arterial harus dikontrol
ketat dan tidak diberikan terapi anti hipertensi kecual itekanan sistolik melebihi
180 mmHg.
Pada pasien dengan infark luas, tanda-tanda peningkatan TIK seperti sakit
kepala, mual muntah, penurunan kesadaran harus diperhatikan dan diterapi. Cara
menurunkan tekanan intracranial dengan tindakan non bedah seperti elevasi
kepala bagian tempat tidur hingga 30 derajat, hiperventilasi dan infus manitol.
Pencegahan Stroke