Penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya adalah Mycobacterium lepare yang
bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa
traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf
pusat (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI)
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Kuman Penyebab: Mycobacterium leprae ditemukan oleh G.A Hansen th 1874
Belum dapat dibiakkan dalam media artifisial
Ukuran: 3-8nm x 0,5 nm
Sifat: - Intraselular obligat hanya dapat berkembangbiak dalam inang
- tahan asam dan alcohol
- Gram positif
Cara penularan: kontak langsung antar kulit dan inhalasi
Masa tunas: 40 hari sampai 40 tahun umumnya beberapa tahun (3,5tahun)
PATOGENESIS
Pada dasarnya, ada 4 pathways pada pathogenesis Morbus Hansen:
1. Melalui filamen saraf di epidermis
2. M. leprae masuk melalui epidermis sel schwann
3. Fagositosis M. leprae oleh makrofag dermis menginvasi perineurium basil masuk ke
sel Schwann
4. Melalui peredaran darah M. leprae dapat masuk ke saraf melalui kapiler intraneural
(pembesaran sel endotel akan memfasilitasi basil masuk ke system saraf invasi sel
Schwann)
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
Indeterminate Leprosy
Semua pasien, kecuali dengan (primary neural
leprosy)
Sembuh Spektrum
Spontan gejala klinis
(borderline)
GEJALA KLINIS
TUBERCULOID LEPROSY
Imunitas baik
N. Ulnaris N. Medianus
- Anastesia pada ujung jari anterior kelingking - Anastesia ujung jari bagian anterior ibu
dan jari manis jari, telunjuk, dan jari tengah
- Clawing kelingking dan jari manis - Tidak mampu aduksi ibu jari
- Atrofi hipotenar dan otot interoseus - Ibu jari kontraktur
- Atrofi otot tenar
N. Fasialis
- Lagoftalmus (cabang temporal dan
zigomatikum)
- Kehilangan ekspresi wajah dan tidak
bisa mengatupkan bibir (cabang
bukal, mandibula, dan servikal)
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya sangat
kronik. Reaksi kusta terdiri atas reaksi tipe 1 (reaksi reversal) dan tipe 2 (eritema nodosum leprosum).
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta Reversal Reaksi Eritema Nodosum Leprosum
• Dapat terjadi pada kusta tipe PB maupun • Hanya terjadi pada kusta MB
MB • Biasanya terjadi setelah mendapatkan pengobatan
• Biasanya terjadi dalam 6 bulan pertama yang lama (>6bulan)
pengobatan • Keadaan: Ringan hingga berat disertai kelemahan
• Keadaan: umunya baik, demam subfebris, umum dan demam tinggi
atau tanpa demam • Peradangan kulit: Timbul nodul kemerahan, lunak
• Peradangan kulit: Bercak kulit lama menjadi dan nyeri tekan. Biasanya pada lengan dan tungkai
lebih meradang, bengkak, mengkilat, • Bisa terjadi peradangan pada mata, KGB, sendi,
hangat. ginjal, testis, dll
• Sering terjadi neuritis berupa nyeri tekan
saraf atau gangguan fungsi saraf
DIAGNOSIS BANDING
Makula hipopigmentasi
psoriasis
WHO 1995
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis (Bedasarkan tanda Kardinal) menurut WHO:
1. Bercak kulit yang mati rasa Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak).
Mati rasa pada bercak bersifat total atau sebagian saja terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri
2. Penebalan saraf tepi. Dapat/tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu:
Gangguan fungsi sensoris: mati rasa
Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis
Gangguan fungsi otonom: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu.
3. Ditemukan kuman tahan asam. Bahan pemeriksaan berasal dari apusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada
bagian yang aktif. Kadang-kadang bahan diperoleh dari biopsi saraf.
Lama pengobatan: diberikan sebanyak 6 dosis yang diselesaikan dalam 6-9 bulan
Lama pengobatan: diberikan sebanyak 12 dosis yang diselesaikan dalam 12-18 bulan
REGIMEN MDT
TATALAKSANA
Regimen Alternatif
2. Pasien menolak klofazimin
Dapat diganti:
1. Pasien tidak dapat mengkonsumsi rifampisin • ofloksasin 400 mg/hari atau minosiklin 100 mg/hari
(alergi, hepatitis, resisten) selama 12 bulan
• Atau rifampisin 600 mg/bulan, ofloksasin 400 mg/
bulan dan minosiklin 100 mg/bulan selama 24 bulan.
1. Operasi dan fisioterapi memperbaiki fungsi dan kosmetik meskipun tidak sempurna
2. Memberi lapangan pekerjaan
3. Terapi psikologi
DAFTAR PUSTAKA
Kang, S., Amagai, M., Bruckner, AL., Enk, AH., etc. Fitzpatrick’s Dermathology. 9th Edition.
NewYork: McGrowHill Education.
Djuanda, Adhi, Hamzah, Mochtar, Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. 2010
PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia.
PERDOSKI. 2017
Terima Kasih