Pendahuluan • Amiloidosis dan kelompok disproteinemi terdiri dari spektrum beberapa penyakit dan secara patogenesis berhubungan dengan penimbunan material derivat imunoglobulin dalam ginjal. • Amiloidosis adalah suatu penimbunan hasil metabolism yang unik, dan yang ditimbun merupakan protein fibriler yang tidak larut dalam jaringan tubuh. Definisi • Amiloidosis ginjal adalah penyakit dengan karakteristik penimbun polimer protein di ekstra seluler, dan gambaran dapat diketahui dengan histokimia dan gambaran ultrastruktur yang khas. • Polimer protein merupakan struktur teriser dan mempunyai ciri yang khas dan pewarnaan serta stabil dalam keadaan patologis. • Penimbunan intertisial yang progresif akan menyebabkan disfungsi organ dan menimbulkan gejala. Klasifikasi • Terdapat 2 tipe sistemik yang paling banyak yaitu • AL (Amiloidosis primer atau mieloma terkait amyloidosis ) • AA (sekunder atau amiloidosis reaktif) • Struktur amiloid dapat dipelajari dengan melihat morfologi. Setelah pengecatan congo-red ternyata amiloid memiliki struktur polaroid dan terlihat khas bentuk dikelilingi seperti apel hijau. ETIOLOGI DAN INSIDENS • Berdasarkan data suatu RS di AS, amiolidosis terdapat hanya 0.7% dari 11.586 otopsi pada 1961-1970. • Etiologi amiolidosis berhubungan dengan klinis: multiple myeloma, penyakit infalamasi menahun, tetapi kebanyakan tipe primer. • Insidensi amiloidosis berhubungan dengan plasma cell dyscrasias, tetapi etiologi amiloidosis sekunder bergeser dari infeksi supuratif menahun ke penyakit rematik Patogenesis • Terdapat beberapa macam mekanisme : • 1) protein dengan tendensi melipat secara tidak normal sesuai umur (transtiretin pada sistemik amyloidosis senilis) • 2) mutasi sehingga penggantian asam amino tunggal pada protein precursor, sehingga keadaan tidak stabil (herediter) • 3) preteolitik parsial dari protein precursor sehingga tidak terdapat protein fibriler (precursor protein β – amiloid (APP) pada penyakit alzheimer) • 4) kehilangan mekanisme penghilangan peptida amiloidogenik dengan konsentrasi lokal yang tinggi • Mekanisme dan tempat penimbunan : • 1) penurunan fungsi organ disebabkan selain oleh perubahan fisis, arsitektur, dan fungsi karena adanya fibril amiloid; juga oleh secara pengaruh local toksin fibril. • 2) dapat pula disebabkan oxidatif stress dan aktivasi apoptosis , seperti terjadi pada amiloidosis AL. • 3) sampai 25% kelainan hanya terjadi pada satu organ. Deposit mungkin spesifik organ, seperti pada amiloidosis : mikroglobulin terdapat pada sendi, Aa (A fib) amiloid pada parenkim ginjal. Manifestasi Klinis • Gejala dan tanda yang sudah diketahui pada amiloidosis sistemik adalah : • Makroglosia • Sindrom nefrotik • Gagal ginjal • Sindrom carpal tunel • Neuropati sensorik dan motorik • Gagal jantung atau aritmia • Hepatosplenomegali • Diare • Malabsorpsi • Ulkus • Limfadenopati • Gangguan pembekuan darah • Fragilitas kapiler dan gangguan agregasi trombosis Diagnosis • Langkah pertama adalah kecurigaan secara klinis, selanjutnya dilakukan pendekatan oleh beberapa disiplin ilmu dan termasuk dalam pendekatan ini adalah riwayat keluarga, pemeriksaan klinis dan mempelajari jaringan. • Teknik biokimia dan molekuler merupakan pilihan pemeriksaan diagnostik dan bila imunohistokimia gagal menemukan deposit protein hal yang mendukung pada organ yang terkena. • Teknik yang lebih akurat adalah pemeriksaan dengan skintigrafi untuk mendeteksi deposit pada organ dan noninvasif Terapi • Penggunaan melfalan, deksamethasone, kolkisin atau kombinasinya dapat digunakan untuk amiloidosis AL dan dapat memperbaiki fungsi organ yang terkena. • Dosis tinggi kemoterapi diikuti oleh transplantasi sumsum tulang atau stem cell mungkin akan meningkatkan survival rates. • Pada amiloidosis AA diberikan yang agresif untuk penyakit dasarnya, umpamanya pada rheumatoid artritis diberikan imunosupresif. Kolkisin dapat mencegah terjadi amiloid, demam mediterania, dan memperbaiki fungsi organ. • Transplantasi ginjal akan memperbaiki β2 mikroglobulin , precursor amiloidosis AH dan high flux hemodialysis mungkin mencegah HD-related amyloidosis. SOAL BOARD • Seorang wanita 62 tahun datang dengan keluhan lidah membesar, kesemutan di tangan dan kaki, serta bengkak seluruh tubuh. Diketahui pasien memiliki riwayat multiple myeloma. Pemeriksaan noninvansif yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis amiloidosis adalah A. Biopsi dengan pengecatan congo-red B. MRI C. Skintigrafi D. MSCT Scan Whole Abdomen E. Imunohistokimia SOAL BOARD • Seorang wanita 62 tahun datang dengan keluhan lidah membesar, kesemutan di tangan dan kaki, serta bengkak seluruh tubuh. Diketahui pasien memiliki riwayat multiple myeloma. Pemeriksaan noninvansif yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis amiloidosis adalah A. Biopsi dengan pengecatan congo-red B. MRI C. Skintigrafi D. MSCT Scan Whole Abdomen E. Imunohistokimia TERIMA KASIH