Anda di halaman 1dari 30

Sistem Rujukan Geriatri

Siti Setiati

KlTA &0**
PERGEMI
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia
Indonesian tseriatrics Society
TUJUAN
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi Lansia di


fasyankes primer dan rujukan serta pemberdayaan potensi Lansia

Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai


Lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna
bagi keluarga dan masyarakat
a Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lanjut Usia Nasional
Strategi
2016 – 2019 1. Memperkuat dasar hukum pelaksanaan
pelayanan kesehatan lanjut usia
nkes 25 Tahun 2016) 2. Meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertam

3. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan


jejaring pelaksanaan pelayanaan kesehatan lanjut usia
yang melibatkan lintas program, lintas sektor, organisasi,
lembaga pendidikan dan penelitian, profesi, LSM, dunia
usaha, media massa, dan pihak terkait lainnya.
4. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang
kesehatan
5. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga,
masyarakat, dan lanjut usia
6. Meningkatkan peran serta Lansia dalam upaya
peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat
Geriatri ≠ Lanjut Usia

 Permenkes No. 79 tahun 2014:


 Lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas.
 Pasien geriatri adalah pasien lansia dengan
multipatologi dan/atau hendaya sebagai
akibat dari penurunan fungsi organ,
masalah psikologi, sosial, ekonomi,
lingkungan yang membutuhkan
penanganan secara holistik dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja
interdisiplin.
Karakteristik Pasien Geriatri
Multipatologi Perubahan Status Nutrisi Perubahan Status Fungsional
 Banyak penyakit  Pasien lansia cenderung mengurangi
 Kemampuan fungsional harus
 Sebagian besar  PTM. makan, termasuk konsumsi protein.
menjadi fokus utama dalam
 Menyebabkan mortalitas  Seiring proses menua, terjadi
mengevaluasi pasien geriatri
dan morbiditas yang tinggi. penurunan massa otot yang disebabkan
 untuk menentukan efek
 Konsekuensi oleh resistensi anabolik dalam sintesis
penyakit terhadap kualitas
logis: polifarmasi. massa otot. Selain itu, juga terjadi
hidup pasien.
proses katabolisme yang meningkat.
Penurunan daya cadang  rentan terjadi malnutrisi.
fisiologis
Gejala Klinis Tidak Khas
 Masalah ‘sederhana’ dapat dan pemulihan lebih lambat.
dengan mudah menyebabkan
disabilitas.
 Rentan jatuh ke dalam kondisi ‘frail’
dan ‘failure to thrive’
 Progresivitas penyakit menjadi
lebih cepat
 Proses penyembuhan
Misal:
• Sepsis tanpa leukositosis
• “Silent” myocardial
infacrtion
• ‘Silent malignancy’
Pengkajian Geriatri (Geriatric Assessment)
• Karena karakteristiknya yang khusus, pasien geriatri memerlukan
pengkajian dan tatalakana komprehensif di semua tingkat
pelayanan kesehatan

Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)


Comprehensive Geriatric Assessment (CGA)
Suatu prosedur untuk mengevaluasi pasien geriatri secara multidimensi,
dengan mengungkap dan mengurai semua masalah pasien, menemukenali
semua aset pasien, mengidentifikasi jenis pelayanan yang dibutuhkan,
dan mengembangkan rencana asuhan secara terkoordinasi.
CGA/P3G Luaran
Lama rawat <
Komponen Pengkajian Aspek Pengkajian Pendekatan Status fungsional > baik

Pengkajian masalah medik


Biopsikososial
Berkesinambungan Interdisiplin
Promotif-preventif
Pengkajian status kognitif. Menyelesaikan fase akut
Kuratif-rehabilitatif Kualitas hidup > baik

Discharge Kesintasan lebih baik


engkajian status fungsional. Continuum of care Planning
Perawatan Rumah Rehospitalisasi
Hospital and Community-based Geriatric Care
engkajian status afek/emosi menjadi jarang
Transfer perawatan dari RS ke
Community komunitas Kepuasan pasien bertambah
Pengkajian status nutrisi Pekerja sosial
Hospital
Nursing home
Tingkatan perawatan Klub Lansia Kepuasan tenaga kesehatan >
Pengkajian masalah obat.Sederhana PUSAKA
Lengkap Puskesmas/ Posyandu lansia
Sempurna Karang wreda Lebih cost effective
Pengkajian Paripurna Panti wreda
masalah sosial.
PELAYANAN KESEHATAN
GERIATRI

• Mencakup kebutuhan khusus usila yang


berbeda dengan dewasa muda
Layanan yang menerima pasien usia
lanjut TIDAK OTOMATIS menjadi • Pendekatan holistik-komprrehensif
layanan kesehatan geriatri (BIOPSIKOSOSIAL)
• Pelayanan berkesinambungan (RS-Komunitas)
Layanan Geriatri

BERBASIS RUMAH SAKIT BERBASIS KOMUNITAS


• Home care
• Acute ward • Puskesmas
• Chronic ward • Posyandu lansia
• Day hospital • Day care center
• Integrated • Senior living
geriatric clinic
• Respite-care
Pelayanan Geriatri di RS (PermenkesParipurna
79/ 2014)

Sederhana Lengkap Sempurna


Klinik Rawat Jalan Klinik Rawat Jalan Klinik Rawat Jalan Klinik Rawat Jalan

Home care Home care Home care Home care

Rawat Inap Akut Ruang Rawat Akut Ruang Rawat Akut Rawat inap
Psikogeriatri
Day Care Day Care Respite Care
Rawat Kronik Hospice
ayanan kesehatan bagi pra Lanjut Usia
45-59 tahun Pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia > 60 tahun
ngkatan kesehatan; a. pengkajian paripurna Lanjut Usia;
yuluhan kesehatan; b. pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia
ksi dini gangguan aktivitas sehari-hari/masalah sehat; dan
hatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala; c. pelayanan kesehatan bagi Pasien Geriatri.
gobatan penyakit; dan  dilakukan pada kondisi penyakit yang
masih dapat ditangani sesuai
ya pemulihan kesehatan. dengan kompetensi dokter di
Puskesmas.
 Bila membutuhkan pelayanan lebih
lanjut, dokter harus melakukan
rujukan Pasien Geriatri ke fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan.
Sistem Rujukan

Pasal 4 Pasal 20
Pelayanan kesehatan bagi tingkat lanjutan.
Pasien Geriatri.
 Dilakukan pada kondisi penyakit yang
masih dapat ditangani sesuai
dengan kompetensi dokter di
Puskesmas.
 Bila membutuhkan pelayanan
lebih lanjut, dokter harus
melakukan rujukan Pasien Geriatri
ke fasilitas pelayanan kesehatan
 Pelayanan Geriatri
diberikan sesuai dengan
alur pelayanan Geriatri.
 Dalam hal Pasien Geriatri
membutuhkan pelayanan Geriatri
di luar kemampuan tingkatan
pelayanannya, Tim Terpadu
Geriatri melakukan sistem rujukan.
 Sistem rujukan tersebut terdiri atas:
a. rujukan internal adalah rujukan di
dalam Rumah
Sakit; atau
b. rujukan eksternal adalah rujukan
antar fasilitas
pelayanan kesehatan.
Alur Rujukan menurut Sistem JKN

 Layanan primer sebagai gate keeper.


 Sistem rujukan berjenjang.
(PPK-1 ke PPK-2, PPK 2 ke PPK-3)
 Jumlah rujukan (terutama PPK-1
dibatasi)  pasien sering ‘ditahan’
di PPK-1 dan PPK-2.
 Prinsip: kendali mutu kendali biaya.
 Tarif pelayanan di RS berdasar INA-
CBGs yang ditetapkan oleh Permenkes.
 Penerapan Program Rujukan Balik (ke
PPK-1) untuk pasien-pasien dengan
penyakit kronis.
Alur Rujukan Pasien Geriatri saat ini
(di era JKN)
Tingkatan Pelayanan Geriatri di RS (berdasar Permenkes 79/2014)

Layanan Primer Sederhana


RS pratama Lengkap Sempurna Paripurna
Puskesmas, RSUD Kabupaten/ RSUD Provinsi RSU Pusat
dokter keluarga, Kota tipe C tipe B Rujukan Geriatri
 Angka kesakitan akan
Klinik pratama (RSCM, RS Kariadi,
meningkat. RS Sardjito)
 Biaya yang harus
nutrisi, Imobilitas, DM tipe 2, Gagal jantung
dikeluarkan pasien untuk
perawatan, transportasi,
Apakah pasien tersebut harus akomodasi keluarga akan
melalui alur rujukan yang sangat membengkak.
panjang?  Pasien terlambat
memperoleh tatalaksana
yang tepat secara dini.
Usulan Alur Rujukan Pasien Geriatri
Hospital-based
Alur giants
Rujukan Layanan Primer
Usulan
 Puskesmas, Dokter Keluarga
 Menekankan upaya preventif
dan promotif
 Terapi kasus sederhana/ tunggal

Layanan Sekunder
 RSUD
 Upaya kuratif dan rehabilitatif
 Terapi kasus kompleks

Layanan Tersier
 RS Provinsi dan RS rujukan nasional
 Upaya kuratif dan rehabilitatif
 Terapi kasus geriatri dengan
komplikasi: frailty, geriatric
lnya berjenjang, namun sehingga mampu menentukan kondisi medis pasien
untuk layanan geriatri, geriatri dengan benar, menanganinya atau merujuk
• S perlu ada modifikasi ke PPK 2 atau bila berat dapat langsung ke PPK-3.
i kebijakan agar PPK-1
s dapat merujuk ke PPK-2
t atau juga dapat
e langsung merujuk ke
m PPK-3 bila memang
diperlukan.
r  agar pasien dapat
u ditangani dengan tepat sedini
j mungkin.
u • Perlu penguatan
k pengetahuan dan
a ketrampilan layanan
n primer agar mereka
i mampu melakukan
d pengkajian paripurna
e pasien geriatri (sesuai
a Permenkes 67/2015)
Alur Rujukan Pasien Geriatri

Hospital-based
Community-based
Alur
Rujukan Layanan Primer Alur Rujukan Saat ini
Posyandu
Usulan  Puskesmas, Dokter Keluarga Home care Upaya Preventif dan pro
 Menekankan upaya preventif Long term care
dan promotif PUSAKA (Pusat Santunan
 Terapi kasus sederhana/ tunggal Keluarga)
Panti wreda
Layanan Sekunder
 RSUD
 Upaya kuratif dan rehabilitatif
Seyogyanya PPK-1 mampu mengenali kondisi medis pasien geriatri yang berat dan diperbolehkan merujuk ke PPK
 Terapi kasus kompleks
Tim geriatri terpadu di RS tersier akan mengkaji pasien tersebut secara menyeluruh dan menentukan apakah pas
Layanan Tersier
 RS Provinsi dan RS rujukan nasional
 Upaya kuratif dan rehabilitatif
 Terapi kasus geriatri dengan
komplikasi: frailty, geriatric
giants
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Komunitas
• Merupakan bagian dari continuum care setelah pasien
geriatri dirawat di rumah sakit
• Keterlibatan komunitas menjadi penting karena:
1. Kebutuhan perawatan jangka panjang (long-term care)
2. Mencegah kejadian akut atau re-hospitalisasi
3. Bagian dari upaya pencegahan, promosi dan rehabilitasi
4. Adanya kebutuhan khusus pasien dengan ketergantungan
(penurunan status fungsional)
Wolinsky FD, et al. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2010 Apr;65(4):421-8.
Continuum of care
Home
Puskesmas Ruang Gawat
Posyandu lansia
Darurat Ruang Rawat
PUSAKA
Nursing home Inap Akut
dll. Klinik Rawat
Jalan
Discharge planning

Day care

Chronic geriatric
…….. Discharge
inpatient ward

Community-based Hospital-based
Elderly Health Elderly Health
Care
Steps to Achieve Healthy Aging

Fit/robust elderly Pre-frail elderly Frailty elderly

PPK-1 PPK-2 PPK-3

World Health Organization. World report on ageing and health. 2015.


Renta/ Frail
Usulan tentang Rujukan Layanan Geriatri di RS
Fit/ Robust/ Sehat Pre-frail/ Pra-renta

 Pasien dengan status fungsional (internis dan


mandiri atau ketergantungan ringan,  Pasien dengan status tim) di PPK tingkat kedua.
penyakit ringan (kompetensi dokter fungsional
umum), tanpa komplikasi, hanya 1 ketergantungan sedang,
jenis penyakit  dilayani oleh PPK-1. penyakit sedang
(kompetensi spesialis),
 Pencegahan dan Promosi
multipatologi, komplikasi
Kesehatan merupakan prioritas
ringan-sedang 
utama layanan PPK-1.
dilayani oleh TTG
 Pasien dengan status fungsional ketergantungan
berat/total, penyakit berat (kompetensi
subspesialis), komplikasi berat, multipatologi,
sindrom geriatri  dilayani oleh TTG (konsultan
geriatri dan tim) di
PPK tingkat ketiga.
Kesimpulan
• Sistem rujukan diperlukan dalam suatu sistem layanan kesehatan dan
idealnya dilakukan secara berjenjang. (PPK-1  PPK-2  PPK-3)
• Sistem rujukan juga mencakup pemulangan pasien pascaperawatan ke
komunitas (rumah, puskesmas, panti) sebagai bagian dari continumm of
care
• Alur rujukan yang harus ditempuh pasien geriatri (dengan kondisi medis
berat) sangat panjang. (PPK-1  sederhana  lengkap  sempurna 
paripurna)
• Untuk itu, seyogyanya PPK-1 diperbolehkan untuk langsung merujuk pasien
geriatri ke PPK-2, atau bila dengan kondisi medis berat langsung ke PPK-3. 
• Perlu penguatan pemahaman mengenai karakteristik dan pengkajian
paripurna pasien geriatri di PPK-1 dan PPK-2 agar terwujud sistem rujukan
yang baik.
PERGfi1’I
IMrhimpunan Gerontologi »gggiiggexasg

Anda mungkin juga menyukai