Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PSIKOSOSIAL

Tanggal : 28 Desember 2020

Hari : Pertama

Interaksi : Pertemuan ke 1

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. K umur 54 tahun yang sudah mengalami stroke selama 4 tahun. Ny.K
dirawat oleh saudara perempuan nya dikarenakan suami dan tiga orang
anaknya bekerja diluar kota.
2. Diagnosa keperawatan
Keputusasaan
3. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan klien mampu
untuk :
a. Kognitif :
1) Memahami perubahan fisik dan peran atau kondisi kesehatan
kehidupannya
2) Memiliki harapan dan keyakinan melanjutkan kehidupan
3) Memiliki motivasi hidup
4) Mengungkapkan kepuasan hidup
b. Psikomotor :
1) Berperilaku Aktif
2) Mampu mengatasi stress yang dihadapi
3) Peningkatan kegiatan spiritual
4) Mampu berkomunikasi secara efektif
5) Tingkat depresi menurun
6) Nafsu makan meningkat
7) Tidak ada kesulitan tidur
8) Melibatkan diri dalam proses perawatanan
c. Afektif :
1) Merasa bahagia dan sejahtera
2) Merasa mampu beradaptasi dengan keadaan
3) Merasa lebih optimis
4. Tindakan keperawatan
a. Identifikasi kemampuan membuat keputusaan dan mengidentifikasi area
harapan dalam kehidupan
b. Identifikasi hubungan dan dukungan sosial yang dimiliki pasien

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Perkenalan / orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi ibu. Perkenalkan saya Eka Nurvitasari
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
tahap profesi, kalau boleh tau benar dengan ibu K? baik ibu, ibu senang
nya dipanggil apa bu?”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Boleh hari ini saya ajak berbincang –
bincang sebentar”
c. Kontrak
1) Topik
“Hari ini saya ingin mengobrol dengan ibu dan keluarga untuk
mendiskusikan tentang kemampuan membuat keputusaan dan harapan
dalam kehidupan. Serta hubungan dan dukungan sosial yang dimiliki
ibu”
2) Waktu
“Waktunya nya mau berapa lama bu? 20 menit boleh?”
3) Tempat
“Tempatnya mau dimana ibu? Disini saja ya bu dikamar”
2. Kerja
“Baiklah ibu untuk membuat keputusan pada diri ibu, biasanya siapa yang
membuat keputusan untuk diri ibu sendiri?” “Untuk membuat keputusan
untuk diri sendiri, pasti dilakukan oleh orang tersebut kan bu, termasuk ibu
juga, maka dari itu mohon maaf sebelumnya, ibu harus memiliki rasa dan
keputusan (saya ingin sembuh) yang harus dimilki untuk keputusan atas diri
ibu sendiri yaa” “Untuk dukungan sembuh terhadap penyakit, ibu merasa
bagaimana? Apa keluarga ibu mendukung” “Ya keluarga ibu mendukung
untuk ibu sembuh ya bu, maka dari itu dukungan dari diri sendiri juga penting
ibu, contoh dukungan dari diri sendiri yaitu ibu harus tetap semangat dan mau
untuk mengikuti pergi berobat kembali dan harus dukung diri ibu untuk
sembuh agar bisa menjalankan peran ibu seperti dulu lagi, aktivitas yang dulu
seperti memasak membereskan rumah, menyiapkan keperluan anak dan suami
ibu dan lain sebagainya” “keputusan dalam diri itu menentukan sekali ya bu,
misalnya ibu memutuskan untuk tidak berobat karena alasan sudah lelah itu
merupakan keputusan yang salah dan menyimpang ya bu, ibu harus memiliki
keputusan yang baik untuk diri ibu dan orang sekitar yang masih mendukung
ibu untuk sembuh” “maka dari itu ibu harus menanamkan keputusan yang
baik untuk diri ibu” “apa ibu sudah paham? Coba jelaskan ekmbali kepada
saya apa yang kita bicarakan tadi” “baguss ibu, ibu sudah paham”
3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang tadi”
2) Evaluasi objektif
“Klien dan keluarga tampak paham apa yang telah dibicangkan nya
bersama perawat”
“Baiklah ibu, bisa ibu jelaskan kembali keputuan yang baik dan benar
yang harus dimilki ibu agar ibu tidak merasa putus asa?” “baik ibu
bagus sekali”
b. Rencana tindak lajut
“Baiklah ibu, kontrak waktu kita sudah habis. Besok boleh saya datang
kembali dan berbincang kembali tentang latihan agar ibu tidak merasakan
keputusasaan untuk sembuh”. “waktunya 20 menit bagaiaman ibu?”
“untuk tempatnya dikamar saja ya bu” “baiklah ibu kalau begitu saya
permisi dulu, assalamualaikum Wr.Wb. Semangat ibu”
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PSIKOSOSIAL

Tanggal : 29 Desember 2020

Hari : Kedua

Interaksi : Pertemuan ke 2

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. K umur 54 tahun yang sudah mengalami stroke selama 4 tahun. Ny.K
dirawat oleh saudara perempuan nya dikarenakan suami dan tiga orang
anaknya bekerja diluar kota.
2. Diagnose keperawatan
Keputusasaan
3. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan klien mampu
untuk :
a. Kognitif :
1) Memahami perubahan fisik dan peran atau kondisi kesehatan
kehidupannya
2) Memiliki harapan dan keyakinan melanjutkan kehidupan
3) Memiliki motivasi hidup
4) Mengungkapkan kepuasan hidup
b. Psikomotor :
1) Berperilaku Aktif
2) Mampu mengatasi stress yang dihadapi
3) Peningkatan kegiatan spiritual
4) Mampu berkomunikasi secara efektif
5) Tingkat depresi menurun
6) Nafsu makan meningkat
7) Tidak ada kesulitan tidur
8) Melibatkan diri dalam proses perawatanan
c. Afektif :
1) Merasa bahagia dan sejahtera
2) Merasa mampu beradaptasi dengan keadaan
3) Merasa lebih optimis
4. Tindakan keperawatan
a. Latih cara merawat diri
b. Latih cara melakukan aktivitas positif
c. Latih cara tindakan koping alternatif dengan memperluas spiritual diri
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Perkenalan / orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum Wr.Wb. selamat pagi ibu K. Ibu sesuai dengan
kesepakatan kita kemaren saya kembali untuk berbincang dan mengobrol
dengan ibu”
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Tidur nya nyenyak kemarin malam”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah ibu sesuai dengan kesepakatan kita kemarin kita akan
berbincang dan saya akan mengajarkan ibu tentang latihan agar ibu
agar perasaan keputusasaan ibu tidak datang kembali”
2) Waktu
“Waktunya nya mau berapa lama bu ? 20 menit boleh?”
3) Tempat
“Tempatnya mau dimana ibu? Disini saja ya bu dikamar”
2. Kerja
“Baiklah yang pertama, saya akan mengajarkan ibu cara merawat diri ibu bisa
mulai dengan melakukan apa – apa sendiri dalam merawat diri contohnya
memakai pakaian sendiri, hal ini bisa ibu lakukan dan coba sendiri dulu jika
tidak bisa baru ibu bisa minta tolong dengan saudara ibu, tetapi ibu harus coba
terlebih dahulu yaa” “ yang kedua ibu bisa melakukan aktivitas postif, disini
hal positif yang bisa ibu lakukan yaitu dengan meminum obat secara teratur
seperti yang dianjurkan oleh dokter, ibu harus memiliki kemauan dan
keputusan untuk sembuh dan juga ibu mau kembali mengikuti pengobatan
kembali” “cara yang ketiga, jika ibu merasa putus asa, ibu bisa mendekatkan
diri dengan sang pencipta minta dan berdoa agar Allah angkat penyakit ibu,
selain usaha berdoa dan meminta juga bisa ibu lakukan karena Dia sang
pencipta yang memberikan kesembuhan, ibu bisa minta tolong kepada saudara
ibu untuk menyiapkan peralatan sholat” “bagaiaman ibu sudah paham?”
“tidak apa – apa ibu Allah Maha Tau, meskipun ibu merasa kotor karena
mersa diri belum berwudhu atau ibu menggunakan pempers, tidak masalah
asalkan ada kemauan ya ibu” “bagaiamana ibu sudah paham?, jika sudah
paham coba ibu jelaskan kembali apa yang kita bicarakan tadi” “baik ibu
bagus, ibu sudah paham”
3. Terminasi
a. Evaluasi respons klien
1) Evaluasi subjektif
“Sekarang bagiamana perasaan Ibu dan keluarga setelah kita
berbincang – bincang tadi ?”
2) Evaluasi objektif
“Klien dan keluarga tampak paham apa yang telah dibicangkan nya
bersama perawat”
“Baiklah ibu, bisa ibu jelaskan kembali latihan yang kita bicarakan
tadi?” “baik ibu bagus sekali”
b. Rencana tindak lajut
“Baiklah ibu dan keluarga, sudah memahami terhadap apa yang kita
bicarakan tadi. Terimakasih ya sudah bersedia untuk berbincang – bincang
dan membahas tentang masalah keputusasaan dan latihan agar ibu tidak
merasa putus asa kembali” “semoga Ibu dan keluarga selalu diberikan
kesehatan fisik maupun jiwa” “saya permisi dulu ya Assalamualaikum
Wr. Wb. Cepat sembuh ya bu”

Anda mungkin juga menyukai