Anda di halaman 1dari 34

ASTMA BRONCHIAL DAN

BRONCHIETASIS
DEVI RATNASARI, M.KEP
ASTMA BRONCHIAL
Pengertian
Asma merupakan suatu gangguan pada saluran
bronchial dengan ciri bronkospasme periodik.
(Somantri, 2008)
Asma merupakan keadaan klinik yang ditandai oleh
terjadinya penyempitan bronkus yang berulang
namun reversibel, dan diantara episode
penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan
ventilasi yang lebih normal. (Price& Wilson, 2006)
Asthma mast cells

adalah gangguan -T lympho


eosinophils cytes
peradangan kronis dari
saluran udara di mana
Cells
banyak sel dan elemen
seluler berperan epithelial
cells
-Macropha
ges

Pada individu yang


neutrophils
rentan, inflamasi ini
menyebabkan episode
berulang mengi, sesak
Etiologi
• Alergen seperti asap, serbuk, bulu binatang dan
debu
• Infeksi (flu, virus, infeksi virus)
• olahraga
• hipersensitif terhadap Aspirin or nonsteroidal anti-
inflammatory drug (NSAID)
Cont……

 Zat iritan seperti bau yang kuat dari parfum atau cairan
pembersih, polusi udara dan rokok.
 Cuaca (perubahan suhu, kelembaban, udara dingin)
 Emosional seperti kecemasan dan stress
 Industrial triggers (kayu, debu kapas dll)
 Beta blockers bahkan dalam bentuk tetes mata
ASMA
Asma ekstrinsik (alergik)
(alergen, spt: debu,blu halus, serbuk)
intrinsik (idiopatik)
(fak nonspesifik spt flu, latihan fisik, emosi dapat
memicu serangan asma)
campuran
(Komponen asma instrinsik+Ekstrinsik)
Two main pathophysiologic types of
asthma

Extrinsic asthma; biasa tjd pada anak


anak, dicetuskan dg riwayat genetik dan
di sertai dengan riwayat alergi. Ini
berhubungan dengan formasi antibody
IgE dalam tubuh.
Patofisiologi Asma
Intrinsic asthma
berkembang pada usia dewasa, dan gejala
dicetuskan oleh faktor non alergi :
1. Infeksi Virus, irritan yang disebabkan oleh
kerusakan epitel dan inflamasi mukosa
2. Emosional yang merangsang parasimpatik
3. Olahraga yang menyebabkan kehilangan air
dan panas dari jalan nafas
Pathophysiology

Pelepasan mediator inflamasi yang menyebabkan


spasme otot bronkhial
Bendungan vaskuler
Peningkatan permeabilitas vaskuler
Pembentukan edema
Production of thick tenacious mucus
Impair mucociliary function
Penipisan dinding jalan nafas
Peningkatan respon otot bronkhial
Kerusakan epitel menyebabkan hiperresponsive
dan obstruksi
Gambaran klinik
 Batuk yang memburuk pada malam hari
 Sesak nafas
 Mengi atau Wheezing (a high-pitched whistling sound that
occurs when exhaling) due to turbulent airflow through a
narrowed airway
 nafas pendek tersengal-sengal.
 Produksi sputum meningkat, sulit tidur
 Hambatan pernafasanan reversibel
 Adanya peningkatan gejala pada saat olahraga, infeksi virus,
eksposur terhadap alergen dan perubahan musim.
 Terbangun di malam hari krn gejala seperti di atas .
Classification of Asthma Severity (>12 yrs)
Component Persistent
of
Intermittent
Severity Mild Moderate Severe

>2 d/wk Throughout the


Symptoms <2 d/wk Daily
day
Impairment

but not daily


Nighttime >1x/wk but not
awakening
<2 d/mo 3-4x/mo Often 7x/wk
nightly
>2 d/wk
Several times
SABA use <2 d/wk but not daily & Daily
per day
not >1x on any day
Interference Extremely
with activity
NONE Minor limitation Some limitation
limited
• Normal FEV1 • FEV1 : >80% • FEV1: >60% but • FEV1: <60%
predicted <80% predicted
between
• FEV1/FVC: normal • FEV1/FVC:
exacerbations
Lung function • FEV1: >80% • FEV1/FVC: reduced 5%
predicted reduced 5%
• FEV1/FVC:
normal

RISK Exacerbations
requiring
0-1/yr ≥2/yr
oral steroids Consider severity and interval since last exacerbation as
they may fluctuate over time in any severity category
BRONCOS (BRONKUS) DAN ECTASIA
(DILATASI/PELEBARAN)
Pelebaran bronkus yang bersifat ireversible dan
abnormal pada bronkus medium disertai banyak
sekret dan radang kronis setempat
Bronkiektasis adalah kerusakan dan pelebaran
permanen pada bronkus dan saluran pernapasan.
Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir di
dalam paru-paru. Gejala yang paling sering
muncul adalah batuk berdahak terus-menerus
dan sesak napas.
JENIS
Kongenital (jarang), biasanya sebagai akibat dari
defisiensi sistem imunitas, Gangguan perkembangan
paru-paru sejak di dalam kandungan

Bronkiektasis Didapat (lebih sering), Akibat proses


radang paru yang parah pada masa
kanak-kanak yang tidak sembuh sempurna
FAKTOR PREDISPOSISI
Pneumonia atau paru-paru basah.
TBC (tuberkulosis).
Batuk rejan.
Cystic fibrosis.
Allergic bronchopulmonary aspergillosis.
Primary ciliary dyskinesia (kelainan pada silia yaitu rambut-rambut
halus di saluran pernapasan).
Kekebalan tubuh lemah, misalnya akibat HIV
Aspirasi
Penyakit paru obstruktif kronis.
Penyakit autoimun
Gangguan jaringan ikat, seperti rheumatoid arthritis, Penyumbatan
saluran pernapasan, misalnya akibat tumor.
Campak
MANIFESTASI
 Batuk berdahak yang kronik
 <10ml per 24 jam ringan
 10 – 150 per 24 jam sedang
 > 150 ml per 24 jam berat
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Wheezing
• Pleuritik chest pain
• Kelelahan
• Penurunan BB
• Demam
PEMERIKSAAN FISIK
Ronkhy basah kasar
Sianosis
Clubing finger
Whezzing
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi kemungkinan infeksi.
 Pemeriksaan dahak, untuk mengetahui ada tidaknya bakteri
atau jamur dalam dahak.
 Pemeriksaan fungsi paru-paru, menggunakan spirometri
 Pemeriksaan skrining autoimun, untuk memastikan apakah
bronkiektasis disebabkan oleh penyakit autoimun
 Pemeriksaan sampel keringat, untuk mengetahui
kemungkinanan bronkiektasis disebabkan oleh cystic
fibrosis.
 Rontgen atau CT scan pada paru-paru, untuk melihat kondisi
paru-paru dan saluran pernapasan.
 Bronkoskopi, untuk melihat apakah terdapat sumbatan atau
perdarahan pada saluran pernapasan.
KOMPLIKASI
Batuk darah (hemoptisis) dalam jumlah banyak.
Atelektasis yaitu kondisi di mana sebagian paru-paru
mengempis dan tidak berfungsi.
Abses paru
Gagal napas.
Gagal jantung
PENGOBATAN
Antibiotik
Bronkodilator
Dekongestan
PENCEGAHAN
Menghindari polusi udara termasuk asap pabrik dan
asap kendaraan.
Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari
asap rokok.
Menjalani vaksinasi untuk mencegah batuk rejan,
TBC, dan campak.
Menjaga agar anak tidak menghirup benda yang dapat
menyumbat saluran pernapasan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas kliem
 Identitas penanggung jawab
 Keluhan utama : keluhan yang dirasakan klien saat ini
 Riwayat kesehatan sekarang : terkait dengan keluhan
utama yang dirasakan klien , seperti awitan, faktor yang
memperberat dan meringkan keluhan,
Lanjutan
Riwayat kesehatan dahulu : dikaji riwayat penyakit yg
ada hubungannya dengan kondisi klien sekarang,
seperti adanya riwayat sesak nafas, riwayat imunisasi,
riwayat pengobatan (OAT,obat astma dl)
Riwayat kesehatan keluarga : riwayat kesehatan
keluarga terkait dengan penyakit menurun, menular
terutama yg terkait dengan penyakit/ keluhan yang di
derita klien sekarang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
TTV : (peningkatan suhu, TD tidak normal, nadi cepat
dan lemah, RR meningkat)
Pemeriksaan head to toe
Masalah Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Dll sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan disusun berdasarkan NIC
NOC atau SIKI, yang harus digaris bawahi dalam
penyusunan intervensi tdd :
 Observasi
 Terapeutik nursing
 Edukasi
 kolaborasi
EVALUASI
Hasil dari tindakan keperawatan (implementasi) di
evaluasi dengan melihat apakah tujuan tindakan
keperawatan tercapai atau tidak kriteria hasil menjadi
indikator penilaiannya.
TERIMA KASIH
Kasus Tugas
 Nn. A (28 th) dirawat dengan diagnosa medis : Asma
Broncial, di Ruang Kenanga RSUD. Dr Slamet sejak tanggal
24 November 2021
 Identitas klien : Nn. A (28 th) pendidikan SMA, bekerja
buruh pabrik, belum menikah, suku sunda, agama Islam.
Penanggung Jawab orang tua pasien.
 Saat di kaji keluhan utama pasien mengatakan sesak nafas.
Saat pengkajian didapatkan data keadaan umum sakit
sedang, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dengan
tekanan darah 90/70 mmHg, pernapasan 30 x/menit, nadi
104 x/menit, suhu 36,5OC, Nn. A. terpasang infus D5, pasien
mengatakan batuk berdahak.
sesak napas sejak 1 hari yang lalu dan semakin
memberat, dikarenakan pasien membersihkan rumah
tidak menggunakan masker.
Pasien sejak kecil sering flu, bersin-bersin dan kadang
sesak nafas terutama saat udara dingin atau
menghirup debu. Di keluarga ayah pasien memiliki
riwayat asma.
Pengkajian fisik didapatkan hasil, keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran composmentis,
pasien tampak lemah, batuk-batuk, suara napas
ronchi dan terdengar bunyi mengi, kesadaraan
composmentis, tinggi badan 156 cm, berat badan 45
kg.
Pemeriksaan kepala dan leher tidak ada kelainan
Pemeriksaan dada pasien tampak bernafas menggunakan
otot bantu pernafasan, pengembangan dada simetris,
suara nafas ronchi, perkusi sonor tidak ada nyeri saat di
palpasi
Pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan, bising usus
normal, tidak ada keluhan dengan sistempencernaan
Pemeriksaan genetalian dan sistem eliminasi tidak ada
kelainan
Pemeriksaan ektremitas : kekuatan otot 5, CRT < 2 dtk,
akral hangat, tidak ada edema, pergerakan normal
Pasien kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan
baik, pasien hanya berharap ingin cepat sembuh dan
kembali bekerja.
TUGAS
BUAT ASUHAN KEPERAWATAN MULAI DARI :
 ANALISA DATA
 DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
 INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN SLKI
DAN SIKI.

Anda mungkin juga menyukai