Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Oleh: Dr. Asep Nurjamin


Asep5nurjamin@institutpendidikan.ac.id

1. Sejarah Kelahiran Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah anugerah Allah yang besar bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, karena
begitu banyak negara di dunia yang tidak memiliki bahasa sendiri. Mereka tidak dapat memutuskan
bahasa mana yang harus dijadikan bahasa negara dan bahasa nasional. Masing-masing kelompok
masyarakat memaksakan diri untuk mengangkat bahasa daerahnya sendiri sebagai bahasa negara
dan bahasa nasional. Demikian juga yang kelompok lainnya. Mereka bersitegang pada pilihannya
sendiri. Tidak ada yang mengalah. Akhirnya, dipilihlah bahasa asing sebagai negara dan bahasa
nasional. Salah satu contoh yang mengalami masalah seperti ini adalah masyarakat India, yang pada
akhirnya memilih bahasa Inggris sebagai bahasa resmi mendampingi bahasa Hindi yang mendapat
penentangan dari banyak penutur bahasa lain di India.

Sejarah bahasa Indonesia sendiri dimulai dari bahasa Melayu. Bahasa inilah yang menjadi lingua
franca di antara penduduk pesisir pantai dengan para pedagang yang datang dari berbagai negara di
dunia seperti dari India, Jazirah Arab, Afrika, Asia, dan Eropa. Bahasa Melayu telah menjadi bahasa
perdagangan yang tersebar penggunaannya mulai dari pesisir pantai Aceh, Malaka, Singapura,
seluruh pantai yang menghadap ke Laut Jawa, sampai ke Pulau Luzon dan Mindanao di Filipina. Hal
ini sudah berlangsung jauh sebelum orang-orang Eropa, yang kemudian menjajah negara kita,
datang ke Indonesia.

Pada saat Belanda, penjajah Indonesia akan mendirikan sekolah, karena mereka memerlukan tenaga
kerja yang murah, dipilihlah bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di dalam pengajaran. Hal ini
dilakukan Belanda karena mereka tahu bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang paling luas
wilayah penyebarannya dan paling banyak penuturnya. Para pedagang yang membawa barang ke
semua pesisir, berkomunikasi dengan dengan orang-orang yang di tempat yang ditujunya dengan
menggunakan bahasa Melayu. Lama kelamaan orang-orang dari suku yang berbeda berkomunikasi
khususnya dalam perdagangan, menggunakan bahasa Melayu. Dengan demikian, bahasa Melayu
tidak semata-mata digunakan orang Melayu melainkan juga orang-orang dari suku lain dalam
wilayah penyebaran yang luas.
Pada tahun 1908 Belanda mendirikan taman bacaan rakyat atau volkslectuur. Tahun 1917
volkslectuur diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Buku-buku yang dihasilkan Balai Pustaka ini,
melalui perpustakaan yang ada di sekolah, dipinjamkan kepada masyarakat luas. Hal ini tanpa
disadari Belanda telah turut memperluas wilayah penyebaran bahasa Melayu (Badudu, 1992: 4).
Selanjutnya, pada tanggal 25 Juni 1918 atas desakan orang Indonesia yang menjadi anggota
Volksraad (= semacam dewan perwakilan rakyat), ditetapkan bahwa orang Indonesia boleh
menggunakan bahasa Melayu dalam sidang-sidangnya.

Dua peristiwa penting lainnya yang berkenaan dengan kelahiran bahasa Indonesia, adalah tanggal 28
Oktober 1928. Pada hari itu para pemuda mendeklarasikan pengakuan terhadap bahasa Melayu
sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia. Nama bahasa
“Indonesia” itu sendiri merupakan gagasan Mr Muhammad Yamin.

Peristiwa kedua adalah tanggal 17 Agustus 1945. Pada hari itu Sukarno dan Muhammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai
undang-undang dasarnya. Pada Pasal 16 Bab XV UUD tahun 1945, secara eksplisit disebutkan
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, (1) bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa
Melayu. (2) Secara de facto bahasa Indonesia telah lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. (3) Secara
de jure bahasa Indonesia lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan ditetapkannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara seperti tercantum pada Pasal 16 Bab XV UUD 1945.

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia ditempatkan pada kedudukan yang istimewa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Ada dua kedudukan penting yang ditempati bahasa Indonesia, yaitu (1)
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan (2) bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah dikukuhkan secara kuat dengan dinyatakan secara
eksplisit pada UUD tahun 1945 Bab XV Pasal 16 bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Hal ini mengandung pengertian bahwa semua kegiatan kenegaraan di Indonesia harus dilakukan
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Semua kegiatan administrasi dan dokumen kenegaraan
wajib menggunakan bahasa Indonesia. Upacara-upacara dan kegiatan-kegiatan kenegaraan lain, baik
yang sifatnya formal maupun informal wajib menggunakan bahasa Indonesia. Apabila ada dokumen
yang yang sifatnya internasional, misalnya yang menyangkut kerjasama dengan negara lain yang
berbahasa Inggris, maka dokumen itu harus ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris.

Dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, telah mewajibkan semua dokumen
penting dan kegiatan administrasi kedinasan yang berada dalam wilayah kekuasaan negara Indonesia
wajib berbahasa Indonesia. Bukan hanya kegiatan administrasi kepresidenan, melainkan semua
lembaga pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, sampai
ke tingkat rukun warga dan rukun tetangga wajib ditulis dalam bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia harus dipergunakan dalam semua administrasi kenegaraan dan pemerintahan,
termasuk di dalamnya dalam kegiatan-kegiatan lisan seperti pada upacara bendera, rapat kenegaraan
dan pemerintahan, serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan negara dan pemerintahan.
Demikian pula halnya dengan nama-nama lembaga pemerintahan.

Dengan demikian, dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mewajibkan
semua semua aparat pemerintahan dan warga negara Indonesia untuk menjadikana bahasa Indonesia
sebagai:
1) bahasa resmi kenegaraan,
2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
1) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, serta
2) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern. alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial,
budaya, dan bahasanya, dan alat perhubungan antarbudaya, antardaerah

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mengandung pengertian bahwa bahasa Indonesia harus
menjadi: (1) lambang identitas nasional dan (2) lambang kebanggaan nasional. Artinya, bahasa
Indonesia harus menjadi ciri ke-Indonesiaan. Semua orang Indonesia harus mampu berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia. Semua orang Indonesia tidak boleh merasa rendah diri karena
berbahasa Indonesia. Sebaliknya, kita harus merasa bangga karena memiliki bahasa Indonesia
sebagai pemersatu bangsa.
Bahasa Indonesia harus diutamakan sebagai bahasa dalam komunikasi di antara warga negara yang
berasal dari suku yang berlainan. Walaupun demikian, pada kegiatan berkomunikasi sehari-hari di
antara warga dalam suku yang sama masih dipergunakan bahasa daerahnya. Dengan demikian,
bahasa daerah akan tetap hidup dan dipergunakan dalam kegiatan komunikasi antarpersonal dalam
satu suku bangsa, sedangkan dalam komunikasi antarpersonal yang berbeda suku bangsa
dipergunakan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia.

@salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati

Anda mungkin juga menyukai