yang berdurasi lama dengan progres kemajuann yang lambat, penyakit kronis termasuk dalam golongan penyakit tidak menular. – Menurut Brunner dan Suddarth, 1996 penyakit kronis adalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang. Penyebab Penyakit Kronis
1. Penyakit kronis dapat di derita semua kelompok
usia, tingkat sosial ekonomi, budaya. 2. Perkembangan dan penggunaan medikasi baru. 3. Kebiasaan masyarakat moderen yang juga turut meningkatkan penyakit kronis. Seperti gaya hidup pasif, penyalahgunaan obat, merokok. (Brunner dan Suddarth, 1996). Fase Kehilangan Dan Teknik Komunikasi 1. Fase Denial (Pengingkaran) Reaksi pertama pasien ketika mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan dengan mengatakana “Tidak, saya tidak percaya itu terjadi”. Reaksi fisik yang terjadi : letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat. Teknik komunikasi yang digunakan : a. Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang konstruktif dalam menghadapi kehilangan atau kematian. b. Selalu berada di dekat pasien. c. Pertahankan kontak mata. 2. Fase Anger (Marah) Fase ini tidak jarang pasien menunjukan prilaku agresif, biacara kasar, menolak pengobatan dan menuduh dokter serta perawat yang tidak becus. Respons fisik yang terjadi : muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengeapal. Teknik komunikasi yang digunakan : a. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya. b. Hearing.... Hearing .... And hearing. c. Menggunakan teknik respek. 3. Fase Bargaining (Pengingkaran) Apabila pasien telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka pasien akan memohom kemurahan Tuhan. Dengan mengatakan “Kalau saja kejadian ini bisa ditunda maka saya akan sering berdo’a.” Teknik komunikasi yang digunakan : a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar. b. Menanyakan kepada pasien apa yang di inginkan. 4. Fase Depression (Depresi) Pasien sering menunujukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara, tidak menurut, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang terlihat yaitu menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun. Teknik komunikasi yang digunakan : a. Jangan mencoba menyenangkan pasien. b. Biarkan pasien dan keluarga menangis untuk mengekspresikan kesedihannya. 5. Fase Acceptance (Penerimaan) Pasien telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran tentang objek atau orang yang hilang mulai dilepaskan secara bertahap perhatian beralih pada objek yang baru. Dengan mengatakan “Apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?” Teknik komunikasi yang digunakan : a. Meluangkan waktu mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien. Prinsip Komunikasi Pada Pasien Penyakit Kronis 1. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang penyakit kronis yang di alami pasien serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan. 2. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan pasien dan keluarga melalui penggunaan komunikasi terapeutik. 3. Gunakan komunikasi terbuka dan jujur, serta tunjukkan rasa empati. 4. Memberi kebebasan kepada pasien memilih dan menghormati keputusannya akan membuat hubungan terapeutik dengan pasien berkembang. (Potter dan Perry, 2010). Reaksi Pasien Dan Keluarga Terhadap Penyakit Kronik a. Kehilangan kesehatan. b. Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa pasien merasa takut, cemas dan pandangan tidak relastik, aktivitas terbatas. c. Kehilangan kemandirian. d. Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukkan melalui berbagi perilaku, bersifat kekanak-kankan, ketergantungan. e. Kehilangan situasi. f. Pasien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga kelompoknya. g. Kehilangan rasa nyaman. h. Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri. i. Kehilangan fungsi fisik. j. Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti pasien dengan gagal ginjal harus dibantu melalui hemodialisa. k. Kehilangan fungsi mental. l. Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti pasien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga pasien tidak dapat berpikir secara rasional. m. Kehilangan konsep diri pasien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga pasien tidak dapat berpikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya. Hal ini dapat mempengaruhi idealisme diri dan harga diri rendah. n. Kehilangan peran dalam kelompok dan kelurga. Studi kasus
– Siska, mahasiswa 24 tahun, dibawa kebagian darurat karena
kecelakaan lalu lintas yang cukup hebat, yang pada akhirnya jiwanya tidak tertolong lagi. Kelurganya menunggu di ruang tunggu, bagaimana anda sebagai seorang perawat menghadapi permasalahan ini ?