Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Disusun Oleh :
1. Afifah Arum W
2. Afriani Dwi W
3. Ana Puji L
4. Arga Pramudya
5. Areta Ayu F
6. Devi Kusumawati
7. Sintia Yosi F
DEFINISI
• Komunikasi adalah interaksi yang saling mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.
(Shannon dan waver)

• Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang


kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik secara lisan ataupun melalui
media. (Onong Uchjana Effendi)
Lanjutan...
• Lansia adalah periode dimana organis
metelah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan
kemunduran sejalan dengan
waktu.Kelompok lanjut usia (LANSIA)
adalah kelompok penduduk yang berusia 60
tahun keatas. (Hardywinoto dan
Setiabudhi,1999;8)
KARAKTERISTIK LANSIA
Bedasarkan kategorinya kelompok lanjut usia dibagi
menjadi 4 macam, yaitu :

• Usia pertengahan (middle age). Kelompok ini adalah


manusia yang berumur 45 sampai 59 tahun.
• Usialanjut (elderly). Kelopokiniadalahparamanusia
yang berumurantara 60 hingga 70 tahun.
• Usialanjutusia (old). Kelompokiniadalahmanusia
yang berumur 75 hingga 90 tahun.
• Usiatua (very old). Kelompokinidalahmanusia yang
erumurdiatas 90 tahun.
PRINSIP KOMUNIKASI UNTUK LANSIA

Prinsip komunikasi untuk lansia (eber sole dan hess dalam


brunner dan siddarth, 1996) adalah :
1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
2. Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk
mengobrol.
3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik
(periksa baterai).
4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
5. Jangan berbicara dengan keras atau berteriak,
bicara langsung dengan telinga yang dapat
mendengar dengan lebih baik.
6. Berdiri di dekat klien.
7. Pertahankan panggunaan kalimat yang pendek
dan sederhana.
8. Beri kesempatan bagi klien untuk mengenang.
9. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
10.Membuat rujukan pada terapiwicara dan kegiatan social sesuai
kebutuhan.
11.Berbicara pada tingkaat pemahman klien.
12.Selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan suatu
tugas atau keahlian.
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL
Komunikasi verbal dan non verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan lansia antara lain :
• Saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien
dengan sapaan hormat dan nama panggilan lengkap.
• Gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan
komunikasi non verbal.
• Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusikan hanya
satu topik.
Lanjutan...

•Dimulailah dengan pertanyaan yang sederhana dan


gunakan bahasa yang sering digunakan klien secara
singkat dan terstruktur.
• Gunakan pertanyaan terbuka tertutup dan ciptakan
suasana yang nyaman.
• Klarifikasi pesan secara periodik, validasikan apakah
klien sudah mengerti dengan maksud perawat.
• Pertahankan kontak mata, tingkatkan perhatian, dan
mendorong untuk member informasi yang jelas.
• Bersikap empati, jaga selalu privasi klien.
• Mintalah izin sebelum menanyakan status mental,
memori dan kemampuan kognitif yang lain.
• Tuliskan perintah atau hal-hal yang penting untuk
diingat.
HAMBATAN KOMUNIKASI PADA LANSIA
Hambatan komunikasi yang bersifat agresif itu diantaranya :
1. Pasien lansia yang bersangkutan untuk mengontrol serta mendominasi
orang lain.
2. Agresivitas seseorang lansia akan terlihat dari caranya memperlakukan
lawan bicaranya. Ia akan cenderung meremehkan orang lain atau lawan
biacaranya.
3. Secara agresif seorang pasien lansia akan mempertahankan haknya dengan
sangat gigih.
4. Pasien lansia ini secara agresif akan menonjolkan dirinya. Ia akan membuat
dirinya menjadi tampak lebih hebat ketimbang orang lain.
5. Tindakan agresif yang bisa sangat tidak menyenangkan dan bisa dilakukan
oleh pasien lansia adalah mempermalukan orang lain didepan umum.
Hambatan komunikasi yang bersifat non asertif itu diantaranya adalah :

1. Seringkali bila diajak bicara, si pasien lansia ini terkadang akan menarik diri.
2. Seorang pasien lansia terkadang merasa dirinya tidak sebaik orang lain.
3. Seorang lansia juga cenderung akan merasa tidak berdaya. Lansia ini
cenderung akan merasa amat tergantung dengan orang lain.
4. Seorang pasien lansia seringkali juga tidak berani mengungkapkan apa
yang ia yakini, karena ia merasa rendah diri.
5. Pasien lansia lebih memilih untuk diam atau bersikap pasif.
6. Para lansia cenderung akan mengikuti apa yang dikehendaki orang lain.
7. Para lansia yang bersikap non asertif ini akan lebih memilih
mengorbankan kepentingan dirinya sendiri agar hubungannya dengan orang lain
tetap terjaga baik.
MODEL KOMUNIKASI PADA LANSIA
1. Model terapeutik
Model komunikasi ini adalah model komunikasi yang digunakan oleh professional
kesehatan untuk membantu para professional ini dalam melaksanakan komunikasi
keperawatan yang penuh empati.
2. Model interaksi king
Teknik komunikasi dengan model interaksi king ini mengedepankan kesepakatan
sebelum mengadakan interaksi dengan pasien lansia.
3. Model keyakinan kesehatan
Model ini merupakan teknik komunikasi kesehatan yang mengutamakan pada persepsi
pasien lansia bahwa mereka sebagai manusia memang membutuhka kesehatan yang
baik.
4. Model komunikasi kesehatan
Teknik komunikasi dengan model ini berpusat pada proses komunikasi dan transaksi
antara para professional kesehatan dengan pasien.
5. Model SMCR
Model source, message, chanel, receiver (SMCR) ini mengutamakan
teknik komunikasi yang cukup sederhana. Model komuikasi ini akan
efektif bila kondisi pasien lansia masih sehat dan memiliki kesadaran
penuh,
6. Model leary
Dalam model komunikasi ini, masing-masing individu yang saling
berinteraksi mempengaruhi dan dipengaruhi. Ada Hubungan timbal
balik yang tidak bisa ditolak masing-masing individu.
7. Model Shannon Weaver
Model komunikasi ini adalah salah satu teknik komunikasi yang sering
digunakan untuk meredakan sikap penolakan dari pasien lansia.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA
Teknik komunikasi yang amat general ini, adalah teknik komunikasi umum yang
secara natural sudah dimiliki oleh manusia sejak ia dilahirkan. Teknik ini adalah
bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang sangat umum dan universal. Berikut
adalah beberapa dari nilai-niali itu :
1. Asertif
Asertif adalah sikap terbuka saat berkomunikasi dengan lawan bicara.
2. Responsif
Responsive adalah sikap aktif dari setiap pihak yang terlibat dalam sebuah
proses komunikasi.
3. Fokus
Fokus adalah sikap yang diperlukan agar seluruh proses komunikasi
keperawatan berjalan sesuai dengan focus dan tujuannya.
4. Suportif
Suportif adalah memberi dorongan serta semangat kepada pasien
lansia agar tetap bersikap positif .
5. Klarifikasi
Klarifikasi adalah salah satu upaya perawat atau professional
kesehatan untuk melakukan cek ulang atas berbagai hal yang telah
dibicarakan atau meyakinkan kembali berbagai hal atau tindakan
keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien lansia.
DAFTAR PUSTAKA
• Prabowo T.2016.Komunikasi Dalam
Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
• Damaiyanti M.2008.Komunikasi Terapeutik
Dalam Praktek Keperawatan.Bandung : PT
Refika Aditama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai