Anda di halaman 1dari 35

KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

Oleh :
Suhartini,S.Kep.Ns.,M.MKes
Definisi :
Pasien Kritis adalah pasien yang berisiko tinggi
untuk masalah kesehatan aktual ataupun
potensial yang mengancam jiwa. menurut AACN
(American Association of Critical Nursing )

Semakin kritis sakit pasien, semakin besar


kemungkinan untuk menjadi sangat rentan,
tidak stabil dan kompleks, membutuhkan terapi
yang intensif dan asuhan keperawatan yang
teliti
( Nurhadi 2014 )
 Perawat kritis adalah
Perawat profesional yang resmi yang
bertanggung jawab untuk memastikan pasien
dengan sakit kritis dan keluarga pasien
mendapatkan kepedulian optimal (AACN,
2006)
Peran perawat di perawatan kritis:
1. Menghormati dan mendukung hak pasien.
2. Ikut membantu pasien/ keluarga demi kepentingan pasien.
3. Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan.
4. Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien.
5. Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu
pasien atau keluarga dalam membuat keputusan.
6. Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang
pelayanan keperawatan yang akan diberikan ataupun proses
perpindahan transfer ke RS lain yang memiliki kualitas yang
sama atau lebih tinggi
7. Melakukan bimbingan spriritual untuk pasien dan keluarga
dalam situasi yang memerlukan tindakan segera.
8. Memantau dan menjaga kualitas perawatan pasien
9. Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga
pasien dan profesional kesehatan lainnya.
FUNGSI PERAWAT KRITIS
Perawat yang berada di area keperawatan kritis
memberikan pelayanan secara langsung dan
intensif kepada pasien yang berada pada kondisi
kritis atau mengancam jiwa yang berada pada
ruang perawatan khusus (ruang intensif).

Maka perawat di keperawatan kritis diharapkan:


- mampu untuk menggunakan peralatan yang
spesifik di ruangan kritis
- mampu untuk bekerja sama dengan dokter dan
anggota tim kesehatan lainnya maupun keluarga
pasien
- Kompeten secara fisik, mental dan emosional
PERAN YANG LAINYA adalah sebagai :
1. Pemberi asuhan
2. Pembuat keputusan
3. Manager Kasus
4. Pelindung dan Advokat pasien
5. Rehabilitator
6. Pembuat Kenyamanan
7. Pemberi keyakinan
8. Edukator
9. Kolaborator
10. Konsultan
11. Pembaharu
Perawat kritis idealnya memiliki :
> komunikasi interpersonal yang baik
> jiwa kepemimpinan,
> perencanaan strategis,
> berpikir kritis, dan
> pengambilan keputusan yang baik.
 American Association of Critical Care
Nurses (AACN, 2012)
Asuhan keperawatan kritis mencakup
diagnosis dan penatalaksanaan respon
manusia terhadap penyakit aktual atau
potensial yang mengancam kehidupan.

 Lingkup praktik asuhan keperawatan


kritis didefinisikan dengan interaksi perawat
kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan
lingkungan yang memberikan sumber-
sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di RS a.l.:
> Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien
diatasi untuk pertama kali,
> Intensif Care Unit ( ICU )adalah bagian
untuk mengatasi keadaan kritis
> Intensive Care Coronary Unit ( ICCU )
bagian yang lebih memusatkan perhatian pada
penyumbatan dan penyempitan pembuluh
darah koroner.
UGD, ICU, ICCU adalah unit perawatan pasien kritis
dimana perburukan patofisiologi dapat
terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan
kematian.
Prinsip Keperawatan Kritis
1. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan
penatalaksanaan dini yang sesuai pada
pasien beresiko kritis
2. Comprehensive Critical Care Department
of Health adalah merekomendasikan untuk
memberikan perawatan kritis sesuai filosofi
perawatan kritis tanpa batas (critical care
without wall)
3. Pasien kritis memerlukan pencatatan medis
yang berkesinambungan dan monitoring
penilaian setiap tindakan yang dilakukan
PROSES KEPERAWATAN PADA AREA
KEPERAWATAN KRITIS
Proses keperawatan adalah susunan metode
pemecahan masalah yang meliputi :
 Pengkajian
 Analisa
 Perencanaan
 Implementasi
 Evaluasi
Memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien di
Perawatan Kritis a.l.:
1. Data akan dikumpulkan secara terus menerus pada
semua pasien yang sakit kritis dimanapun
tempatnya
2. Identifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas
harus didasarkan pada data yang dikumpulkan
3. Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus
diformulasikan
4. Rencana asuhan keperawatan harus
diimplementasikan menurut prioritas dari identifikasi
masalah/kebutuhan
5. Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi
secara terus menerus
Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi
pengkajian, masalah/diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan evaluasi (Depkes RI,
2006). a.l.:
1. Pengkajian awal di dalam keperawatan
intensif sama dengan pengkajian umumnya yaitu
dengan pendekatan system yang meliputi aspek
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, namun ketika
klien yang dirawat telah menggunakan alat
bantu mekanik seperti alat bantu napas,
hemodialisa, pengkajian juga diarahkan ke hal-
hal yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi
dan dampak dari penggunaan alat-alat tersebut
2.Penetapan Masalah/Diagnosa Keperawatan
Setelah data dikumpulkan, data dianalisa.
Dari pengkajian data dasar, masalah yang
aktual, potensial dan beresiko tinggi diidentifikasi
dan diuraikan menurut prioritas sesuai dengan
kebutuhan keperawatan pasien kritis
Prioritas paling tinggi diberikan pada masalah
yang mengancam kehidupan, dilanjutkan
dengan mengidentifikasi alternative diagnose
untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan,
dan diagnose untuk mencegah komplikasi.
3.Perencanaan
 Perencanaan tindakan keperawatan dibuat
apabila diagnose telah diprioritaskan.
Perencanaan tindakan mencakup 4 unsur
kegiatan yaitu observasi/monitoring, terapi
keperawatan, pendidikan dan tindakan
kolaboratif.
Pertimbangan lain adalah kemampuan untuk
melaksanakan rencana dilihat dari ketrampilan
perawat, fasilitas, kebijakan, dan standar
operasional prosedur
4.Implementasi
 Perencanaan dimasukkan dalam tindakan
selama fase implementasi. Ini merupakan fase
kerja aktual dari proses keperawatan.

5.Evaluasi
 Suatu perbandingan antara hasil aktual pasien
dan hasil yang diharapkan terjadi dalam fase
evaluasi. Pada bagian ini menunjukkan
pentingnya modifikasi dalam rencana
keperawatan atau pengkajian ulang total dapat
diidentifikasi.
Masalah Keperawatan yang biasanya muncul dan
intervensi yang diberikan di ruang perawatan kritis
atau ICU adalah (Doengoes, 2002):
1.Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
2.Observasi kebiru biruan menyeluruh dan
sianosis pada “ jaringan hangat” seperti daun
telinga, bibir, lidah, dan membrane lidah
3.Lakukan tindakan untuk
memperbaiki/mempertahankan jalan nafas,
misalnya: batuk atau suction.
4.Kaji status pernafasan.
5.Catat adanya dispnea dan penggunaan otot bantu
6.Pertahankan kepatenan jalan nafas (posisi kepala
dan leher netral anatomis, cegah fleksi leher)
7. Pertahankan elevasi kepala tempat tidur 30 – 45
derajat
8.Beri oksigen dengan metode dan indikasi yang
tepat
9.Gangguan perfusi jaringan cerebral
Monitor status neurologi dan menentukan faktor
penyebab gangguan
Catat perubahan dalam penglihatan, seperti
adanya kebutaan, kebutuhan lapang pandang /
kedalaman persepsi
Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, sperti fungsi
bicara jika klien sadar.
Berikan posisi kepala ditinggikan sedikit dengan
posisi netral (hanya tempat tidurnya saja yang
ditinggikan)
Kolaborasi pemberian oksigen
10.Ketidakefektifan Pola Nafas
Respon individu dan keluarga terhadap
Pengalaman keperawatan kritis
Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional
yang dialami pasien dan keluarganya.  
Respon psikologis dari pasien dan keluarganya
dapat berupa :
- Cemas,
- Takut ,Panik,
- Marah Perasaan Bersalah,
- Distres Spiritual .           
PENDEKATAN HOLISTIK
Pendekatan holistik pada keperawatan kritis
mencakup keluarga pasien.
Keluarga dalam lingkup ini diartikan sebagai
orang yang berbagi hal secara intim dan rutin
sepanjang hari kehidupan dalam proses
Asuhan keperawatan.
End Of Life End of life merupakan salah
satu tindakan yang membantu meningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir
hidup (Ichikyo,2016).
End of life care adalah perawatan yang
diberikan kepada orang-orang yang berada
di bulan atau tahun terakhir kehidupan
mereka (NHS Choice,2015).
End of life akan membantu pasien meninggal
dengan  bermartabat.
End of life merupakan bagian penting dari
keperawatan paliatif yang diperuntukkan
bagi pasien yang mendekati akhir
kehidupan.

Tujuanya adalah membantu orang hidup


dengan sebaik- baiknya dan meninggal
dengan bermartabat (Curie, 2014).

End of life care adalah salah satu kegiatan


membantu memberikan dukungan
psikososial danspiritual (Putranto, 2015)
End of life care ......merupakan salah satu
tindakan keperawatan yang difokuskan pada
orang yang telah berada di akhir hidupnya,
tindakan ini bertujuan untuk membuat orang
hidup dengan sebaik- baiknya selama
sisa hidupnya dan meninggal dengan
bermartabat.
 Prinsip-Prinsip End Of LifeMenurut NSW
Health (2005) Prinsip End Of Life antara lain : 
1. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam
kematian.
Tujuan utama dari  perawatan adalah
mempertahankan kehidupan,namun ketika
hidup tidak dapat dipertahankan, tugas
perawatan adalah untuk memberikan
kenyamanan dan martabat kepada pasien
yang sekarat, dan untuk mendukung orang
lain dalam melakukannya.
  
2.Hak untuk mengetahui dan memilih
Semua orang yang menerima perawatan
kesehatan memiliki hak untuk diberitahu tentang
kondisi mereka dan pilihan  pengobatan mereka.
Mereka memiliki hak untuk menerima atau
menolak  pengobatan dalam memperpanjang
hidup.
Pemberi perawatan memiliki kewajiban etika dan
hukum untuk mengakui dan menghormati  pilihan-
pilihan sesuai dengan pedoman
3.Menahan dan menghentikan pengobatan
dalam mempertahankan hidup.
Perawatan end of life yang tepat harus
bertujuan untuk memberikan  pengobatan
yang terbaik untuk individu. Menahan atau
menarik intervensi untuk mempertahankan
hidup mungkin diperbolehkan dalam
kepentingan terbaik dari pasien yang
menjelang ajal.
4.Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan
Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki kewajiban
untuk bekerja sama untuk membuat keputusan bagi
pasien yang kurang bisa dalam pengambilan
keputusan, dengan mempertimbangkan keinginan
pasien

5.Transparansi dan akuntabilitas


Dalam rangka menjaga kepercayaan dari
 penerima perawatan,dan untuk memastikan bahwa
keputusan yang tepat dibuat, maka proses
pengambilan keputusan dan hasilnya harus
dijelaskan kepada para pasien dan akurat
didokumentasikan
6. Perawatan non diskriminatif
Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-
diskriminatifdan harus bergantung hanya pada faktor-
faktor yang relevan dengan kondisi medis, nilai-nilai
dan keinginan pasien.

7.Hak dan kewajiban tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk
memberikan perawatan yang tidak rasional, khususnya,
pengobatan yang tidak bermanfaat bagi pasien.
Pasien memiliki hak untuk menerima  perawatan yang
sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung
 jawab sesuai dengan norma-norma  profesional dan
standar hukum
8.Perbaikan terus-menerus
Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk
 berusaha dalam memperbaiki intervensi
yang diberikan pada standar  perawatan end
oflife baik kepada pasien maupun kepada
keluarga.
 
Upaya untuk mengatasi masalah
Psikososial Pasien Kritis

Setelah perawat mampu mengatasi


stressnya sendiri, baru dia bisa berupaya
mengatasi stress pasien dan keluarga.

Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa


dilakukan oleh perawat untuk menurunkan
stress pada pasien di ruang ICU.
1.Modifikasi lingkungan
 Lingkungan ICU sebaiknya senantiasa
dimodifikasi supaya lebih fleksibel walaupun
menggunakan banyak sekali peralatan dengan
teknologi canggih, serta meningkatkan
lingkungan yang lebih mendukung kepada proses
recovery (penyembuhan pasien) (Jastremski,
2000)

 Fleksibilitas dari lingkungan tempat tidur (bedside


environtment) bisa dimaksimalkan ketika semua
lingkungan yang terkontrol disedikan di ruangan
pasien.
2.Terapi musik
Disamping modifikasi lingkungan seperti
diuraikan diatas, cara lain untuk menurunkan
stress pada pasien yang dirawat di ICU
adalah terapi musik.
Tujuan therapy musik adalah menurunkan
stress, nyeri, kecemasan dan isolasi.
Beberapa penelitian telah meneliti efek musik
pada physiology pasien yang sedang dirawat
dan menemukan bahwa terapi musik dapat
menurunkan heart rate
3. Melibatkan keluarga dan memfasilitasi
keluarga dalam perawatan pasien kritis
Lingkunga ICU harus mampu
mengakomodasi kebutuhan pasien dan
keluarganya (Jastremski, 2000).

Hal ini perlu dimodifikasi terutama untuk


seseorang yang sangat berarti bagi pasien.
Disamping itu keluarga perlu diberikan
ruangan tunggu yang nyaman dengan
fasilitas kamar mandi, TV dan internet
connection (Hamilton, 1999).
Good luck

Anda mungkin juga menyukai