BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, masyarakat dapat melakukan
penanggulangan terhadap LGBT (Lesbian,Gay,Bisexsual,Transgender)
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian LGBT.
b. Mengetahui ciri-ciri orang yang terkena LGBT.
c. Mengetahui kondisi LGBT di Indonesia, Sumatera
barat, dan Bukitinggi.
d. Mengetahui faktor penyebab LGBT.
e. Mengetahui tanda dan gejala LGBT.
f. Mengetahui dampak LGBT.
g. Mengetahui pencegahan LGBT.
BAB II
KEGIATAN PENYULUHAN
A. Identifikasi masalah
B. Strategi pelaksanaan
1. Topik : LGBT
2. Sasaran : Anak sekolah
3. Metode : Presentasi, diskusi, tanya jawab
4. Media : laptop, infocus, brosur
5. Waktu dan tempat :
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 22 Juni 2019
c. Jam : 07.30-08.00 Wib
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI
f. Setting Tempat
MEDIA
M P
F K K F
K F K K
F K K F
Keterangan :
M : Moderator
P : Presentator
O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien/Peserta
C. Pembagian tugas
1. Penanggung jawab :
-Tessa Oktaviani
-Afrizon Saputra
-Ewis Lismawati
-Junita Afdilah
2. Uraian Tugas :
a. Moderator
a) Membuka penyuluhan
b) Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c) Klasifikasi kontrak waktu dan tempat
d) Membuat kontrak bahasa
e) Menyampaikan tujuan penyuluhan
f) Menyampaikan sistematika penyuluhan
2. Peran moderator di akhir penyuluhan
b. Presentator
c. Observer
d. Fasilitator
D. Kegiatan Penyuluhan
N Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta waktu
O
1. Fase Orientasi :
2. Fase kerja :
3 Penutup
-Menyimpulkan materi
penyuluhan.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
3. Evaluasi hasil :
a. 60 % peserta mampu menjawab pertanyaan yang dianjurkan
oleh penyuluhan pada saat evaluasi.
b. 60% peserta mampu menyebutkan kembali tentang :
1. Mengetahui pengertian LGBT.
2. Mengetahui ciri-ciri orang yang terkena LGBT.
3. Mengetahui kondisi LGBT di Indonesia, Sumatera
barat, dan Bukitinggi.
4. Mengetahui faktor penyebab LGBT.
5. Mengetahui tanda dan gejala LGBT.
6. Mengetahui dampak LGBT.
7. Mengetahui pencegahan LGBT.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian LGBT
LGBT merupakan akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.
Lesbian adalah perempuan yang memilih untuk meningatkan dirinya secara
personal (secara psikis, fisik, dan emosional) dengan sesama perempuan.
Sedangkan Gay adalah seorang laki-laki yang mempunyai ketertarikan
dengan laki-laki. Biseksual adalah seseorang baik laki-laki atau perempuan
yang mempunyai ketertarikan seksual terhadap laki-laki sekaligus
perempuan dalam waktu yang bersamaan. Transgender adalah seseorang
yang menggunakan atribut-atribut gender berlainan dengan konsepsi yang
dikonstruksikan secara sosial oleh masyarakat.
2. GAY
a. Menjaga Jarak Dengan Wanita
Seorang lelaki gay akan menghidari untuk berdekatan dengan wanita,
atau sering mengacuhkan wanita, meskipun wanita yang mendekatinya
itu sangat cantik bak bidadari.
4. Transgender
a. Pria yang sikapnya seperti wanita.
b. Wanita yang sikapnya seperti pria.
1. Di Indonesia.
Indonesia menjadi negara dengan penduduk LGBT terbanyak ke-5 setelah
Cina, India, Eropa, dan Amerika. Beberapa lembaga survei independen dalam
maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk
LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah LGBT
atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat maka
3 orang diantaranya adalah LGBT (Santoso, 2016).
2. Di Sumatera barat
terdapat kurang lebih 2.501 orang waria di Sumatra Barat. Dari angka
tersebut, waria di Sumbar bisa menggaet 9.024 orang pelanggan, yang tentunya
berjenis kelamin laki-laki. "Kalau digabungkan semuanya bisa total 20 ribu
pelaku LSL di Sumbar. Dilihat dari distribusi usia, pelaku LGBT paling banyak di
Sumbar berusia 15-25 tahun, porsinya bahkan 75 persen dari 147 responden yang
diteliti. Soal pendapatan, pendapatan tertinggi yang diperoleh responden berkisar
antara Rp 1-3 juta per bulan.
D. Faktor penyebab LGBT
1. Internal
Faktor genetik
Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor
pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang
menyimpang lainnya bisa berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya
bisa menurun dari anggota keluarga terdahulu. ada beberapa hal yang perlu
Anda ketahui terkait masalah ini, seperti :
2. Eksternal
Faktor keluarga
Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan
yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang
anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya.
Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau
perlakuan yang tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa
menimbulkan kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa
benci si anak pada orang tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang
anak perempuan mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak
kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya yang lain, maka
akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja
memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki.
Akibat sikap orang tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk
memiliki anak laki-laki atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi
justru malah sebaliknya. Kondisi seperti ini bisa membuat anak akan
cenderung bersikap seperti apa yang diidamkan oleh orang tuanya.
Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah
menjerumuskan anak pada pilihan hidup yang salah.
Kurangnya didikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua
tua kepada anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa
membicarakan masalah yang menyangkut seksual dengan anak-anak
mereka adalah suatu hal yang tabu, padahal hal itu justru bisa
mendidik anak agar bisa mengetahui perihal seks yang benar.
Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal
yang dapat berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia
yang pada akhgirnya akan menjerumuskan manusia tersebut kepada perilaku yang
menyimpang seperti LGBT, yaitu :
Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan
yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan
membuatnya lemah dalam hal mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu
bahwa iman adalah benteng yang paling efektif dalam diri seseorang untuk
menghindari terjadinya perilaku seksual yang menyimpang. Jadi dengan
lemahnya iman, maka kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan
hawa nafsunya akan semakin kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan
orang itu pada perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal seks.
Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita
ambil sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin
maraknya VCD porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa kita
akses melalui internet
E. Dampak LGBT
1. Psikologis
Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau
kejiwaan seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada
syaraf si pelaku. Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki
kepercayaan bahwa dirinya bukanlah seorang lelaki atau pun perempuan
yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada timbulnya rasa
khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya. Mereka itu akan lebih
cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian sejenis
dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan
akhirnya ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki
kebiasaan seks menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak
puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.
2. Biologis
Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri
si pelaku, di mana perilaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi
penyakit yang berbahaya, seperti :
1. HIV / AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS
merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di
mana akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian.
Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia,
sehingga tubuh tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi
maupun serangan penyakit lainnya.
Di Indonesia, kasus penyebaran virus HIV mulai dari sejak pertama kali
ditemukan pada tahun 1987 di Bali hingga bulan Desember 2013 telah tercatat
sekitar 368 daerah telah menjadi tempat penyebaran virus tersebut. Dan salah satu
media penyebaran virus berbahaya ini adalah melalui hubungan seks. Jadi ketika
seseorang yang belum terjangkit virus HIV lalu ia melakukan hubungan seks
dengan orang yang telah mengidap virus HIV tanpa menggunakan alat pelindung
seperti kondom, maka penularan virus HIV tersebut besar kemungkinan akan
terjadi.
Kemunculan berbagai jenis penyakit kelamin menular yang disebabkan baik itu
oleh bakteri maupun virus merupakan salah satu dampak buruk dari kebiasaan
LGBT. berikut ini beberapa jenis penyakit tersebut :
Sifilis (raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa
menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran,
impotensi, hingga kematian.
Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa
dirasakan oleh beberapa daerah dalam tubuh kita seperti rektum, mata,
atau tenggorokan.
Chlamydia, yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Klamidia trachomatis. Meskipun dalam beberapa kasus pasien tidak
mengalami gejala apapun, akan tetapi penyakit ini juga bisa berpengaruh
pada organ tubuh seperti mata, rektum, serta tenggorokan.
Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus
HPV (human papillomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di
sekitar alat kelamin atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV
bisa berpotensi terkena penyakit berbahaya seperti kanker serviks, kanker
penis, serta kanker rektum.
Herpes Genital, yaitu sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh
infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang menyebabkan timbulnya luka
melepuh berwarna kemerahan yang disertai dengan timbulnya rasa sakit di
area genital.
F. Pencegahan LGBT
1. Hindari mencemooh mereka dengan caci maki, karena jika itu dilakukan
maka pelaku LGBT akan semakin merasa menjadi korban. Kita bisa
belajar dari Nabi Luth Alaihissalam, di mana meskipun menghadapi
kaumnya Beliau banyak menghadapi penderitaan, akan tetapi Beliau tidak
pernah sekalipun melontarkan kalimat cacian pada kaum sodom.
2. Menyebarluaskan tentang bahaya LGBT
3. Tidak mengucilkan kehidupan pelaku LGBT, baik dalam kehidupan
keluarga maupun lingkungan masyarakat
4. Menjadi pendukung serta penyemangat bagi pelaku LGBT agar mereka
mau meninggalkan kebiasaan tersebut dan kembali pada kehidupan normal
5. Memberikan hukuman untuk memberikan efek jera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah dilakukan penyuluhan tentang lgbt ini peserta dapat mengetahui apa
itu lgbt dan bagimana dampak terhadap peserta. Dan peran orangtua ataupun
guru lebih besar dan peduli terhadap anak dan tidak membebaskan anak
dalam menggunakan gadget.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal program studi pendidikan geografi fakultas ilmu pendidikan dan
pengetahuan social IKIP-PGRI Pontianak . permasalahan lesbian, gay , biseksual
dan transgender (lgbt) dalam pandangan islam, factor penyebab, dan solusinya
Jurnal UIN Ar-Raniry Banda Aceh fakultas psikologi. Membahas tentang lesbian,
gay, biseksual, dan transgender (lgbt) tinjauan teori psikoseksual, psikologi dan
biopsikologi.
Jurnal program studi magister ilmu hukum fakultas hokum universitas diponegoro
tentang Globalisasi lesbian, gay, biseksual , dan transgender (LGBT) perspektif
ham dan agama dalam lingkup hukum di Indonesia.
Jurnal fakultas hukum universitas riau tentang kedudukan LGBT dalam hokum
Negara republik Indonesia ditinjau dari perspektif pancasila