Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : LGBT

Pokok Bahasan : LGBT

Sasaran : Anak Sekolah

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019

Waktu : 07.30-08.00 (60 Menit)

Tempat : SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI

Penyuluh : Mahasiswa Stikes Fort De Kock Bukittinggi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

LGBT singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Individu


yang termasuk dalam kaum LGBT jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kaum
heteroseksual. Kaum LGBT seringkali mendapatkan serta menerima pandangan
negatif, prasangka, serta kebencian dari lingkungan. Seperti kelompok yang
termarginalkan lainnya, kaum LGBT mengalami penolakan, kekerasan, dan
diskriminasi di berbagai area seperti pekerjaan, sekolah, layanan kesehatan, dan
hak asasi mereka. Di Indonesia masih ada beberapa produk hukum di tingkat
nasional maupun daerah yang mendiskriminasikan kelompok LGBT. Padahal
jelas ada Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada sila ke-5 serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Bentuk ketidak adilan yang dialami
dan dirasakan oleh kaum LGBT yaitu stigma, diskrimminasi, dan kekerasan.
Bentuk lain dari diskriminasi dan penindasan yang secara eksplisit didukung oleh
Undang-Undang mengakibatkan orang LGBT tidak dapat menikmati hak-hak dan
perlindungan yang seharusnya mereka rasakan. Semua diskriminasi terhadap
kaum LGBT disebabkan oleh stigma sosial yang dihasilkan dari doktrin dan
pemahaman agama yang konservatif. Diskriminasi dan intoleransi masih terus
menjadi konstruksi sosial dan pandangan dominan masyarakat terhadap kaum
LGBT. Untuk dapat mewujudkan keadilan sosial dan tidak menindas kelompok
minoritas serta mengembangkan budaya toleransi bisa ditempuh melalui
pendidikan, perbaikan regulasi dan sejumlah kebijakan oleh pemerintah, serta
partisipasi masyarakat dalam memahami kaum LGBT.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, masyarakat dapat melakukan
penanggulangan terhadap LGBT (Lesbian,Gay,Bisexsual,Transgender)

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian LGBT.
b. Mengetahui ciri-ciri orang yang terkena LGBT.
c. Mengetahui kondisi LGBT di Indonesia, Sumatera
barat, dan Bukitinggi.
d. Mengetahui faktor penyebab LGBT.
e. Mengetahui tanda dan gejala LGBT.
f. Mengetahui dampak LGBT.
g. Mengetahui pencegahan LGBT.
BAB II
KEGIATAN PENYULUHAN

A. Identifikasi masalah

LGBT singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Individu


yang termasuk dalam kaum LGBT jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
kaum heteroseksual. Kaum LGBT seringkali mendapatkan serta menerima
pandangan negatif, prasangka, serta kebencian dari lingkungan.
Indonesia menjadi negara dengan penduduk LGBT terbanyak ke-5 setelah
Cina, India, Eropa, dan Amerika. Beberapa lembaga survei independen dalam
maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk
LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah LGBT
atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat maka
3 orang diantaranya adalah LGBT (Santoso, 2016).

B. Strategi pelaksanaan

1. Topik : LGBT
2. Sasaran : Anak sekolah
3. Metode : Presentasi, diskusi, tanya jawab
4. Media : laptop, infocus, brosur
5. Waktu dan tempat :
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 22 Juni 2019
c. Jam : 07.30-08.00 Wib
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI
f. Setting Tempat

MEDIA

M P

F K K F

K F K K

F K K F

Keterangan :

M : Moderator

P : Presentator

O : Observer

F : Fasilitator

K : Klien/Peserta
C. Pembagian tugas

1. Penanggung jawab :

a. Moderator : Wilrahmi Izahri

b. Presentator : Erica Novelia

c. Observer : Sinta Wulandari

d. Fasilitator : -Fatma Yuli Fitriani

-Tessa Oktaviani

-Afrizon Saputra

-Ewis Lismawati

-Endang Putri Handayani

-Junita Afdilah

2. Uraian Tugas :

a. Moderator

1. Peran moderator di awal penyuluhan

a) Membuka penyuluhan
b) Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c) Klasifikasi kontrak waktu dan tempat
d) Membuat kontrak bahasa
e) Menyampaikan tujuan penyuluhan
f) Menyampaikan sistematika penyuluhan
2. Peran moderator di akhir penyuluhan

a) Evaluasi kembali pengetahuan klien tentang materi yang diberikan


(tanyakan tiap point yang sudah dijelaskan)
b) Menyampaikan kesimpulan
c) Menutup penyuluhan

b. Presentator

1. Membina suasana yang rileks dan menyenangkan selama penyajian


2. Menggali pengetahuan audiens tentang point materi yang akan dijelaskan
3. Memberikan reinforcement positif atas jawaban audiens (bukan berarti
Membenarkan jawaban yang salah)
4. Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah di mengerti

c. Observer

1. Mengamati jalannya penyuluhan


2. Mendokumentasikan jalannya penyuluhan
3. Point yang di dokumentasikan terkait evaluasi struktur, evaluasi proses,
evaluasi akhir

d. Fasilitator

1. Menjaga kelancaran penyuluhan


2. Memfasilitasi audiens untuk bertanya
3. Menjaga ketenangan selama penyuluhan

D. Kegiatan Penyuluhan
N Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta waktu
O
1. Fase Orientasi :

-Memberikan salam dan -Menjawab salam 5 menit


Memperkenalkan semua -Mendengarkan dan
Anggota kelompok. memperhatikan
-Menjelaskan topic -Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
-Menjelaskan tujuan
penyuluhan

2. Fase kerja :

- Menjelaskan kepada audiens Mendengar dan 20 menit


tentang mengetahui pengertian memperhatikan
LGBT.

-Mengetahui ciri-ciri orang


yang terkena LGBT.

-Mengetahui kondisi LGBT di


Indonesia, Sumbar , dan
Bukittinggi.

-Mengetahui faktor penyebab


LGBT.

-Mengetahui tanda dan gejala


LGBT.

-Mengetahui dampak LGBT.


-Mengetahui pencegahan
LGBT.

3 Penutup

-Mengevaluasi kembalimateri -Menyeampaikan respon 5 menit


yang sudah diberikan Selama kegiatan

-Memberikan reinforcement -Menerima reinforcement


positif kepada peserta

-Memberikan kesempatan -Menjawab salam


kepada peserta penyuluhan
untuk bertanya.

-Menyimpulkan materi
penyuluhan.

-Menutup pertemuan dan


memberi salam.

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur :

a. kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan

b. media dan alat memadai.

c. setting sesuai dengan kegiatan.

d. suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik.


2. Evaluasi proses :
a. Selama proses penyuluhan berlangsung diharapkan peserta dapat
mengikuti seluruh kegiatan.
b. Selama kegiatan penyuluhan berlangsung diharapkan peserta
aktif.

3. Evaluasi hasil :
a. 60 % peserta mampu menjawab pertanyaan yang dianjurkan
oleh penyuluhan pada saat evaluasi.
b. 60% peserta mampu menyebutkan kembali tentang :
1. Mengetahui pengertian LGBT.
2. Mengetahui ciri-ciri orang yang terkena LGBT.
3. Mengetahui kondisi LGBT di Indonesia, Sumatera
barat, dan Bukitinggi.
4. Mengetahui faktor penyebab LGBT.
5. Mengetahui tanda dan gejala LGBT.
6. Mengetahui dampak LGBT.
7. Mengetahui pencegahan LGBT.

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian LGBT
LGBT merupakan akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.
Lesbian adalah perempuan yang memilih untuk meningatkan dirinya secara
personal (secara psikis, fisik, dan emosional) dengan sesama perempuan.
Sedangkan Gay adalah seorang laki-laki yang mempunyai ketertarikan
dengan laki-laki. Biseksual adalah seseorang baik laki-laki atau perempuan
yang mempunyai ketertarikan seksual terhadap laki-laki sekaligus
perempuan dalam waktu yang bersamaan. Transgender adalah seseorang
yang menggunakan atribut-atribut gender berlainan dengan konsepsi yang
dikonstruksikan secara sosial oleh masyarakat.

B. Tanda dan gejala orang yang terkena LGBT


1. Lesbian :
a. Gerak-Gerik Yang Berbeda
Tak hanya pada pemilihan gaya fashion saja, gerak gerik dari wanita
lesbian akan berbeda daripada wanita normal lainnya. Misalnya saja saat
mereka berjalan, maka gaya jalannya mirip dengan pria. Terkadang
mereka akan membungkuk agar menyembunyikan dadar mereka,
langkah kaki nya begitu cepat, senyum yang cukup genit, bahkan senang
melakukan kontak mata. Selain itu, saat berbicara dengan lawan
bicaranya terutama wanita, akan berusaha untuk duduk terlalu dekat dan
melakukan gerakan-gerakan yang tidak lazim.

b. Dingin dan Cuek Kepada Pria


Memang terdapat beberapa tipe wanita yang memiliki sikap dingin dan
cuek kepada pria, apalagi yang belum begitu dikenalnya. Namun sikap
dingin dan cuek tersebut berbeda dari yang diperlihatkan oleh wanita
lesbian. Kaum lesbian memiliki sikap yang benar-benar cuek dan dingin
kepada pria, seolah-olah menujukkan ketidaktertarikan. Bahkan sikapnya
tersebut memperlihatkan kebencia di hatinya. Hal ini dikarenakan rata-
rata dari kaum lesbian memiliki masa lalu yang cukup buruk dengan pria
sehingga memori pahit tersebut masih tersimpan dan membuatnya
mengalami kelainan orientasi seksual.

c. Memiliki Kedekatan Yang Cukup Mendalam Dengan Teman Wanita


Ciri ciri lainnya yang dapat terlihat adalah ketika memiliki kedekatan
yang cukup dalam dengan teman wanita lainnya. Meskipun wanita
berteman dengan wanita lainnya merupakan hal yang wajar, namun
terkadang ada beberapa hal yang memperlihatkan ketidak wajaran.
Misalnya saja melakukan hal-hal yang lebih seperti menyentuh bagian
tubuh tertentu dari teman wanita nya tersebut ataupun hal lainnya yang
tidak lazim. Jika seperti ini maka dipastikan wanita tersebut adalah
lesbian.

d. Memperhatikan Teman Wanita Terlalu Berlebih


Ciri lainnya yang dapat mudah terlihat adalah sikap dan perhatiannya
yang terlalu berlebihan pada teman wanita lainnya. Cobalah anda
perhatikan caranya memperhatikan teman wanita. Jika kebaikan yang
dimilikinya terlalu berlebihan dan tidak seperti teman pada umumnya
maka anda patut mencurigainya. Biasanya wanita yang lesbian seringkali
memberikan sesuatu hal yang sebenarnya jika dilihat dari
kemampuannya adalah hal yang cukup istimewa.

e. Senang Menatap Wanita Dalam Waktu Yang Lama


Jika biasanya wanita sering menatap pria lama-lama, berbeda halnya
dengan wanita yang mengidap lesbian. Wanita yang lesbian sering kali
melirik bahkan hingga menatap dalam wanita lainnya dalam waktu yang
lama. Bahkan sikapnya ini tak hanya dilakukan pada teman wanita yang
dikenalnya, bahkan wanita yang berpapasan dengan nya sekalipun juga.
Hal ini dikarenakan perasaan sukanya terhadap sesama jenis.

f. Posesif Jika Ada Orang Lain Yang Mendekati Teman Wanitanya


Hal ini mungkin akan dilakukan bagi wanita lesbian yang berperan
sebagai butchy, namun tak menuntut kemungkinan jika femme juga akan
bertindak seperti itu. Wanita yang lesbian seringkali bersikap posesif jika
teman wanita terdekatnya didekati oleh orang lain. Hal ini bukan
dikarenakan takut jika tidak bisa bermain bersama lagi, namun takut
kehilangan anda di dalam kehidupannya. Apalagi jika dirinya memang
sudah tertarik sekali dengan anda.

g. Jarang Romantis Dengan Pria


Terkadang meskipun sadar memiliki orientasi seksual sebagai lesbian,
namun tak sedikit wanita lesbian yang menutupinya dengan cara
berpacaran dengan pria lainnya. Namun meskipun begitu, sikapnya
kepada pria tentu tak dapat disembunyikan. Meskipun berpacaran,
namun wanita yang lesbian tidak akan pernah sekalipun melakukan hal-
hal romantis dengan pasangan prianya bahkan cenderung cuek dan
dingin.

2. GAY
a. Menjaga Jarak Dengan Wanita
Seorang lelaki gay akan menghidari untuk berdekatan dengan wanita,
atau sering mengacuhkan wanita, meskipun wanita yang mendekatinya
itu sangat cantik bak bidadari.

b. Posesif Jika Ada Orang Lain Yang Mendekati Teman Prianya


Hal ini mungkin akan dilakukan bagi pria gay yang berperan sebagai
butchy, namun tak menuntut kemungkinan jika femme juga akan bertindak
seperti itu. pria yang gay seringkali bersikap posesif jika teman pria
terdekatnya didekati oleh orang lain. Hal ini bukan dikarenakan takut jika
tidak bisa bermain bersama lagi, namun takut kehilangan anda di dalam
kehidupannya. Apalagi jika dirinya memang sudah tertarik sekali dengan
anda.
3. Bisexsual
a. Menyukai pria dan wanita.
b. Bisa melakukan hubungan sexsual dengan pria dan wanita.

4. Transgender
a. Pria yang sikapnya seperti wanita.
b. Wanita yang sikapnya seperti pria.

C. Kondisi LGBT saat ini

1. Di Indonesia.
Indonesia menjadi negara dengan penduduk LGBT terbanyak ke-5 setelah
Cina, India, Eropa, dan Amerika. Beberapa lembaga survei independen dalam
maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk
LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah LGBT
atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat maka
3 orang diantaranya adalah LGBT (Santoso, 2016).

2. Di Sumatera barat

terdapat kurang lebih 2.501 orang waria di Sumatra Barat. Dari angka
tersebut, waria di Sumbar bisa menggaet 9.024 orang pelanggan, yang tentunya
berjenis kelamin laki-laki. "Kalau digabungkan semuanya bisa total 20 ribu
pelaku LSL di Sumbar. Dilihat dari distribusi usia, pelaku LGBT paling banyak di
Sumbar berusia 15-25 tahun, porsinya bahkan 75 persen dari 147 responden yang
diteliti. Soal pendapatan, pendapatan tertinggi yang diperoleh responden berkisar
antara Rp 1-3 juta per bulan.
D. Faktor penyebab LGBT
1. Internal

Faktor genetik

Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor
pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang
menyimpang lainnya bisa berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya
bisa menurun dari anggota keluarga terdahulu. ada beberapa hal yang perlu
Anda ketahui terkait masalah ini, seperti :

 Dalam dunia kesehatan, pada umumnya  seorang laki-laki normal


memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal
kromosomnya adalah XX. Akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan
bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya
bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya,
lelaki tersebut bisa memiliki berperilaku yang agak mirip dengan perilaku
perempuan.
 Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang
besar terhadap perilaku LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon
testosteron yang rendah dalam tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara
lain berpengaruh terhadap perubahan perilakunya, seperti perilaku laki-
laki menjadi mirip dengan perilaku perempuan.

2. Eksternal

Faktor keluarga

Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan
yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang
anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya.
 Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau
perlakuan yang tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa
menimbulkan kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa
benci si anak pada orang tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang
anak perempuan mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak
kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya yang lain, maka
akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja
memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki.
 Akibat sikap orang tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk
memiliki anak laki-laki atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi
justru malah sebaliknya. Kondisi seperti ini bisa membuat anak akan
cenderung bersikap seperti apa yang diidamkan oleh orang tuanya.
 Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah
menjerumuskan anak pada pilihan hidup yang salah.
 Kurangnya didikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua
tua kepada anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa
membicarakan masalah yang menyangkut seksual dengan anak-anak
mereka adalah suatu hal yang tabu, padahal hal itu justru bisa
mendidik anak agar bisa mengetahui perihal seks yang benar.

Faktor Lingkungan dan pergaulan

Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi


faktor penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk
menjadi bagian dari komunitas LGBT. beberapa point terkait dengan faktor ini
adalah :

 Seorang anak yang dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan


kasih sayang, perhatian, serta pendidikan baik masalah agama, seksual,
maupun pendidikan lainnya sejak dini bisa terjerumus dalam pergaulan
yang tidak semestinya. Di saat anak tersebut mulai asik dalam
pergaulannya, maka ia akan beranggapan bahwa teman yang berada di
dekatnya bisa lebih mengerti, menyayangi, serta memberikan perhatian
yang lebih padanya. Dan tanpa ia sadari, teman tersebut justru
membawanya ke dalam kehidupan yang tidak benar, seperti narkoba,
miras, perilaku seks bebas, serta perilaku seks yang menyimpang (LGBT).
 Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negeri mau tidak mau
telah dapat mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat kita dan pada
akhirnya terjadilah pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh
sebagian masyarakat. sebagai contoh adalah perilaku seks yang
menyimpang seperti seks bebas maupun seks dengan sesama jenis atau
yang lebih dikenal dengan istilah LGBT.

Faktor akhlak dan moral

Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal
yang dapat berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia
yang pada akhgirnya akan menjerumuskan manusia tersebut kepada perilaku yang
menyimpang seperti LGBT, yaitu :

 Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan
yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan
membuatnya lemah dalam hal mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu
bahwa iman adalah benteng yang paling efektif dalam diri seseorang untuk
menghindari terjadinya perilaku seksual yang menyimpang. Jadi dengan
lemahnya iman, maka kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan
hawa nafsunya akan semakin kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan
orang itu pada perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal seks.
 Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita
ambil sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin
maraknya VCD porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa kita
akses melalui internet

 Faktor Pendidikan dan pengetahuan tentang agama


 Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab kemunculan perilaku seks
menyimpang seperti kemunculan LGBT adalah pengetahuan serta
pemahaman seseorang tentang agama yang masih sangat minim. Di atas
dikatakan bahwa agama atau keimanan merupakan benteng yang paling
efektif dalam mengendalikan hawa nafsu serta dapat mendidik kita untuk
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Untuk
itulah, sangat perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman agama
terhadap anak-anak sejak usia dini untuk membentuk akal, akhlak, serta
kepribadian mereka.

E. Dampak LGBT
1. Psikologis
Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau
kejiwaan seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada
syaraf si pelaku. Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki
kepercayaan bahwa dirinya bukanlah seorang lelaki atau pun perempuan
yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada timbulnya rasa
khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya. Mereka itu akan lebih
cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian sejenis
dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan
akhirnya ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki
kebiasaan seks menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak
puas dengan pelampiasan hawa nafsunya.

2. Biologis

Dari Segi Kesehatan

Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri
si pelaku, di mana perilaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi
penyakit  yang berbahaya, seperti :
1. HIV / AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS
merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di
mana  akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian.
Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia,
sehingga tubuh tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi
maupun serangan penyakit lainnya.

Di Indonesia, kasus penyebaran virus HIV mulai dari sejak pertama kali
ditemukan pada tahun 1987 di Bali hingga bulan Desember 2013 telah tercatat
sekitar 368 daerah telah menjadi tempat penyebaran virus tersebut. Dan salah satu
media penyebaran virus berbahaya ini adalah melalui hubungan seks. Jadi ketika
seseorang yang belum terjangkit virus HIV lalu ia melakukan hubungan seks
dengan orang yang telah mengidap virus HIV tanpa menggunakan alat pelindung
seperti kondom, maka penularan virus HIV tersebut besar kemungkinan akan
terjadi.

2. Penyakit kelamin berbahaya

Kemunculan berbagai  jenis penyakit kelamin menular yang disebabkan baik itu
oleh bakteri maupun virus merupakan salah satu dampak buruk dari kebiasaan
LGBT. berikut ini beberapa jenis penyakit tersebut :

 Sifilis (raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa
menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran,
impotensi, hingga kematian.
 Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa
dirasakan oleh beberapa daerah dalam tubuh kita seperti rektum, mata,
atau tenggorokan.
 Chlamydia, yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Klamidia trachomatis. Meskipun dalam beberapa kasus pasien tidak
mengalami gejala apapun, akan tetapi penyakit ini juga bisa berpengaruh
pada organ tubuh seperti mata, rektum, serta tenggorokan.
 Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus
HPV (human papillomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di
sekitar alat kelamin atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV
bisa berpotensi terkena penyakit berbahaya seperti kanker serviks, kanker
penis, serta kanker rektum.
 Herpes Genital, yaitu sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh
infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang menyebabkan timbulnya luka
melepuh berwarna kemerahan yang disertai dengan timbulnya rasa sakit di
area genital.

F. Pencegahan LGBT

LGBT bukanlah permasalahan sepele, bahkan Nabi Luth Alaihissalampun


sempat merasakan kesulitan ketika menghadapi kaumnya yang memiliki perilaku
seks yang menyimpang tersebut. Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk
menghadapi kaum LGBT? haruskah kita mencemooh mereka dengan cacian dan
makian? Tidak. Menyikapi masalah LGBT dalam bentuk cacian dan makian
adalah salah, berikut ini caranya :

1. Hindari mencemooh mereka dengan caci maki, karena jika itu dilakukan
maka pelaku LGBT akan semakin merasa menjadi korban. Kita bisa
belajar dari Nabi Luth Alaihissalam, di mana meskipun menghadapi
kaumnya Beliau banyak menghadapi penderitaan, akan tetapi Beliau tidak
pernah sekalipun melontarkan kalimat cacian pada kaum sodom.
2. Menyebarluaskan tentang bahaya LGBT
3. Tidak mengucilkan kehidupan pelaku LGBT, baik dalam kehidupan
keluarga maupun lingkungan masyarakat
4. Menjadi pendukung serta penyemangat bagi pelaku LGBT agar mereka
mau meninggalkan kebiasaan tersebut dan kembali pada kehidupan normal
5. Memberikan hukuman untuk memberikan efek jera.

a. Primer : ke anak sekolah


b. Sekunder : tokoh masyarakat
c. Tersier : sesuai misi advokat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

LGBT singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Individu


yang termasuk dalam kaum LGBT jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
kaum heteroseksual. Kaum LGBT seringkali mendapatkan serta menerima
pandangan negatif, prasangka, serta kebencian dari lingkungan.
Indonesia menjadi negara dengan penduduk LGBT terbanyak ke-5 setelah
Cina, India, Eropa, dan Amerika. Beberapa lembaga survei independen dalam
maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk
LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah LGBT
atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat maka
3 orang diantaranya adalah lgbt. Faktor penyebab terjadi lgbt adalah orangtua
yang tidak peduli, hilangnya peran ayah, anak lelaki yang terlalu banyak
berinteraksi dengan ibu, kurang pemahaman agama, bebas menggunakan
gadget dan anak terpapar pornografi.

B. Saran
Setelah dilakukan penyuluhan tentang lgbt ini peserta dapat mengetahui apa
itu lgbt dan bagimana dampak terhadap peserta. Dan peran orangtua ataupun
guru lebih besar dan peduli terhadap anak dan tidak membebaskan anak
dalam menggunakan gadget.

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal program studi pendidikan geografi fakultas ilmu pendidikan dan
pengetahuan social IKIP-PGRI Pontianak . permasalahan lesbian, gay , biseksual
dan transgender (lgbt) dalam pandangan islam, factor penyebab, dan solusinya

Jurnal UIN Ar-Raniry Banda Aceh fakultas psikologi. Membahas tentang lesbian,
gay, biseksual, dan transgender (lgbt) tinjauan teori psikoseksual, psikologi dan
biopsikologi.

Jurnal program studi ilmu pemerintahan raja haji tanjungpinang. Membahas


tentang lesbian, gay , biseksual , dan transgender (lgbt) dalam perspektif
masyarakat dan agama.

Jurnal program studi magister ilmu hukum fakultas hokum universitas diponegoro
tentang Globalisasi lesbian, gay, biseksual , dan transgender (LGBT) perspektif
ham dan agama dalam lingkup hukum di Indonesia.

Jurnal fakultas hukum universitas riau tentang kedudukan LGBT dalam hokum
Negara republik Indonesia ditinjau dari perspektif pancasila

Anda mungkin juga menyukai