Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENERIMA MANFAAT

NY. S DENGAN REMATIK DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT


USIA “PUCANG GADING” SEMARANG

DISUSUN OLEH:

DIANI NOVIANTI P1337420919126


NIA NANDY KH. P1337420919024
RINA YUNITA P1337420919002
ZHARIFAH AL MAANI P1337420919103

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN- POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan populasi lanjut usia di dunia saat ini sejalan dengan
peningkatan jumlah kasus nyeri sendi (Eliopoulus, 2013). Pada sensus
penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta
penduduk lansia dan diperkirakan akan meningkat 10 tahun mendatang
sebesar 60% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015). Hasil survey badan
kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
jumlah lansia Indonesia pada tahun 2010 tersebut sudah menduduki
sebesar 9,77% dari jumlah total penduduk Indonesia. Hal ini membuktikan
bahwa perkembangan
Rematik atau arthritis adalah penyakit yang menyerang anggota
tubuh yang bergerak yaitu bagian tubuh yang berhubungan antara yang
satu dengan yang lain dengan perantaraan persendian, sehingga
menimbulkan rasa nyeri. Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri
yang mengganggu terutama pada hambatan dalam bekerja maupun
melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga dapat menimbulkan gangguan
psikososial seperti kecemasan pada penderita dan keluarga (Nugroho &
Wahyudi, 2012).
Masalah muskuloskeletal seperti arthritis dan gangguan pada tulang
menjadi masalah yang sering terjadi pada lansia karena memengaruhi
mobilitas dan aktivitas yang merupakan hal vital bagi kesehatan total
lansia. Arthritis dan gangguan pada tulang menyebabkan munculnya nyeri
sendi (Meliana, 2016).
Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik mengambil kasus
asuhan keperawatan pada NY. S dengan Arthritis di Rumah Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang.

B. WOC
(terlampir)

BAB II

2
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENERIMA MANFAAT
NY. S DENGAN REMATIK DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT
USIA “PUCANG GADING” SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 25 November 2019, 09.00 WIB


Nama Pengkaji : Diani Novianti, Nia Nandy Khairunnisak, Rina Yunita,
Zharifah Al Maani

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. S
Tempat /tgl lahir : Pekalongan, 17 agustus 1945
Usia : 74 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Pendidikan : Diploma III IKIP Yogyakarta
Pekerjaan : Guru TK
Alamat Rumah : Karanganyar

2. Keluarga yang bisa dihubungi


Nama : Tn. J
Alamat : Karang Anyar
Hubungan : Keponakan
No. Telp :-

3. Riwayat keluarga dan genogram

3
Keterangan :

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Klien/Ny. S

Ny. S mengatakan jika setelah suaminya meninggal tahun 1975 PM ikut


keponakannya, namun karena kesepian dan atas kemauan sendiri PM
diantar ke panti, dan diperbolehkan tinggal di panti atau rumah pelayanan
sosial Lansia Pucang Gading.

4. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


a. Pekerjaan saat ini : Pensiunan PNS
b. Pekerjaan sebelumnya : Guru TK (PNS)
c. Sumber pendapatan : Gaji Pensiunan
d. Kecukupan pendapatan : Cukup
e. Jumlah Penghasilan : Rp. 1.150.000,-

5. Lingkungan tempat tinggal


- Kebersihan Dan Kerapihan Ruangan : kasur rapi, meja rapi, lemari rapi,
- Penerangan : ada lampu dalam kamar PM
- Sirkulasi Udara : jendela dekat kasur dibuka setiap
siang
- Keadaan Kamar Mandi/ Wc : bersih, lantai kasar, namun kadang
bau pesing terhirup sampai luar
- Sumber Air Minum : air gallon isi ulang
- Pembuangan Sampah : sampah dibuang ditempat sampah

4
yang di terbuat dari gelas bekas
minuman dan diletakkan di bawah
kasur sehingga menyebabkan
banyak semut disekitar sampah
tersebut

6. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Ny.S mengatakan bahwa sendi-sendi kaki dan punggungnya terasa
nyeri
P : jika bangun tidur pagi
Q: seperti mencengkeram
R: Sendi seperti lutut, pergelangan kaki dan punggung
S: Skala 3
T: hilang timbul
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
1) Gejala yang dirasakan : Ny. S mengatakan sering merasakan
nyeri pada sendi kaki serta punggung
2) Faktor pencetus : jika bangun tidur pagi
3) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (√) Bertahap
4) Upaya mengatasi : memijat dan mengelus-elus kaki
yang sakit dengan balsem serta minum obat
5) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat :
setiap minggu ada kunjungan dokter ke panti
6) Mengkomsumsi obat-obatan sendiri : PM mengonsumsi obat
warung jika merasa nyeri

c. Riwayat Keperawatan Dahulu


a. Penyakit yang pernah diderita : PM pernah mengalami
kecelakaan sehingga harus dirawat di RS
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu dll) : PM
mengatakan alergi pada makanan laut yaitu ikan laut, seafood,
teri.
c. Riwayat kecelakaan : Pada tahun 1975 PM pernah mengalami
kecelakaan tertabrak truk yang menyebabkan suami serta anaknya
meninggal dunia.
d. Riwayat pernah dirawat di RS :
PM pernah dirawat di RS Pemalang tahun 1975, karena terjadi
kecelakaan

5
d. Riwayat Keperawatan Dahulu
Di keluarga PM tidak ada yang menderita penyakit seperti PM dan
tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, TB paru maupun
diabetes mellitus.

e. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)


1) Fungsi Intelektual dan Kognitif
a) SPMSQ (Short Portable Status Quesioner)
Skor :0
Keterangan : Fungsi intelektual utuh
b) MMSE (Mini Mental State Examinational)
Skor : 27
Keterangan : Tidak terjadi kerusakan kognitif (normal)
2) Status Fungsional
Skor : 16
Keterangan : Mandiri
3) Status Psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yassavage)
Skor :4
Keterangan :Tidak Depresi

4) APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration)


Keluarga
Skor :5
Keterangan : Disfungsi keluarga sedang
5) Morse Fall Scale
Skor : 25
Keterangan : risiko jatuh rendah

7. Pola Fungsional
a. Persepsi Kesehatan Dan Pola Manajemen Kesehatan :
PM dapat mengetahui tentang kesehatannya dan sudah bisa
mandiri dalam mengatur pola minum obatnya yang benar
b. Nutrisi Metabolic
A:
BB= 39 kg
TB= 140 cm
IMT= 19,8 (status gizi baik)
B: -
C: rambut tumbuh secara merata, mukosa bibir lembab, mata tidak
cekung
D: klien makan 3x sehari, ½ porsi habis, pantangan kacang, sayur
kangkung karena rematik

6
E: senam lansia
c. Eliminasi
Ny. S mengatakan BAB 1x Sehari pada pagi hari , BAK 8– 10x/
hari
d. Aktifitas Pola Latihan
Ny. S mengatakan mandi 2x sehari ( jam 3 pagi dan 3 sore).
e. Pola Istirahat Dan Tidur
Ny. S mengatakan sulit tidur, tidur malam 3 jam/hari (jam 12
malam – 3 pagi ), tidur siang 1 jam yaitu pada jam 13.00 – 14.00
WIB. Ny S mengatakan walaupun sudah melakukan cara-cara
supaya tidur cepat tetapi tetap sulit tidur, seperti membaca buku.
f. Pola Kognitif Persepsi
Ny. S mengatakan masalah pada penglihatan yang sudah mulai
kabur. Klien mengatakan nyeri di sendi kaki dan di punggungnya,
klien tampak memijat dan mengelus-elus kaki yang terasa nyeri.
P : jika bangun tidur pagi
Q: seperti mencengkeram
R: Sendi seperti lutut, pergelangan kaki dan punggung
S: Skala 3
T: hilang timbul
g. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri
 Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya
 Identitas Diri
Klien dapat mengatakan nama dan jenis kelaminnya, dirinya
mengatakan sudah menjadi janda
 Peran Diri
Klien mengatakan dulu sebelum dipanti dirinya adalah seorang
istri dan ibu dari anaknya, saat ini PM tinggal dipanti dan
megikuti kegiatan yang ada di panti dan melakukan kegiatan
sehari-hari sesuai jadwal yang ada
 Ideal Diri

7
Klien mengatakan sudah nyaman berada di rumah pelayanan
sosial tetapi terkadang juga merasa kesepian dan rindu dengan
suami dan ananya
 Harga Diri
Klien mengatakan dirinya senang dapat membagi ilmunya dan
bermanfaat bagi banyak orang saat menjadi guru TK dan
menjadi bagian dari PBH (Pemberantas Buta Huruf).

h. Pola Peran – Hubungan


Ny. S mengatakan tidak ada masalah dengan teman dan keluarga.
Klien bersosialisasi dengan teman-teman satu ruangan dan ruangan
lain, , meskipun demikian klien mengatakan tidak memiliki teman
dekat di ruangan.
i. Seksualitas
PM mengatakan tidak pernah mengalami sakit kelamin, klien
terkadang merasa kesepian dan rindu dengan almarhum suaminya.
j. Pola Koping Toleransi Stress
PM jika sedang ada masalah selalu berdoa, selama di rumah
pelayanan sosial klien mengatakan senang mengikuti kegiatan
dengan antusias, klien tidak pernah merasa tertekan oleh
lingkungannya.
k. Nilai Pola Keyakinan
PM mengatakan ingin beribadah terus menerus untuk bekal mati,
klien beragama kristen, klien mengikuti kebaktian setiap hari
Kamis.
l. Psikospiritual
PM mengatakan di RPS Pucang Gading tidak memiliki teman
dekat namun PM merasa enjoy saja dengan kegiatan ksehariannya.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
TTV : TD: 140/90 mmHg N: 90x/menit
BB/TB : 39 Kg / 140 cm
IMT: 19,8
b. Kepala
Rambut : sebagian besar putih

8
Mata : pandangan mulai kabur, mata tampak sayu,
terdapat kantung mata dan hitam dibawah mata
Telinga : bersih tidak ada serumen
Mulut, gigi & bibir : bibir lembab, gigi bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada peningkatan JVP
c. Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tampak penggunaan
otot bantu pernafasan, tidak ada jejas
Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
d. Jantung
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : HR 60 x/menit
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar BJ I – II normal
e. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), umbilikal bersih tidak terdapat hernia
umbilikal, tidak ada peningkatan intra abdomen,
visible peristaltik(-), stoma(-), bentuk perut tidak
buncit
Perkusi : kontur lunak, tidak kembung, distensi, tidak terda-
pat nyeri tekan
Palpasi : tidak ada perbesaran hepar, ginjal.
Auskultasi : terdengar suara bowel sound pada semua kuadran
abdomen dengan jumlah 10x/ menit.
f. Muscoloskeletal
Gaya berjalan : sedikit terganggu, Ny. S mengatakan kadang sulit
berjalan jika nyeri sendinya sedang timbul, PM tampak hampir
jatuh jika berjalan jauh, PM terlihat rambatan jika akan mulai
berjalan, postur : bungkuk, simetris tubuh : simetris, tidak terdapat
edema, dan nyeri pada sendi, tonus otot : mengalami pengecilan,
tidak ada deformitas , rentang gerak sendi : aktif. Kekuatan otot:
5 5
4 4

g. Neurologis
GCS : E4M6V5 (composmentis)
Nervus I : Nosofomia
Nervus II : visus kanan 4/6, visus kiri 2/6
Nervus III,IV,VI :tidak terdapat diplogia, tidak terdapat
nistagmus, tidak terdapat starbismus, pupil

9
kanan dan kiri mampu mengecil dan
ukurannya isokor, bentuk bulat dan bening.
Nervus V : adanya kontraksi dari m. masteter,
sensitibilitas akan nyeri dan rangsangan baik

Nervus VII : wajah simetris, tidak terdapat gerakan


abnormal (tic,grimacing,dll), mampu
membedakan rasa pahit, manis, asin, dan
asam

Nervus VIII : baik mampu mendengar kata yang


diucapkan oleh mahasiswa pada telinga
kanan dan kiri
Nervus IX dan X : reflek muntah (-), disatria (-), kelumpuhan
palatom (-)
Nervus XI : parese (-)
Nervus XII : artikulasi Ny. S jelas, lidah tidak ada
penyimpangan, lidah lurus, kekuatan lidah:4

h. Integument
Kulit lembab, bersisik pada bagian dada karena gatal, tidak terdapat
edema, turgor kembali <2 detik.

i. Ekstremitas bawah: kaki kiri lemah (riwayat keseleo dan jatuh),


klien jatuh sebanyak 3 kali dan terakhir jatuh pada bulan September
2019.
9. Program Terapi

Cara
Nama Obat Waktu Fungsi
Pemberian

Obat untuk mengatasi


Cetirizine
gejala alergi, seperti pilek,
hydrochlroride 2x1 Oral
hidung tersumbat, rasa
10mg
gatal serta ruam pada kulit

Calcium Lactat 2x1 Oral Berfungsi untuk mencegah


500mg serta mengatasi kadar
kalsium yang rendah di

10
dalam darah

Obat yang digunakan


Chlorpeniramine untuk meredakan gejala
2x1 Oral
Maleate 4mg alergi dan untuk mencegah
insomnia

Obat yang digunakan


untuk mengobati rasa sakit

Paracetamol 1x1 ringan hingga sedang,


Oral
500 mg (bila perlu) mulai dari sakit kepala,
nyeri sendi dan juga
demam

Bedak yang digunakan

Herocyn 2x1 Topikal untuk membantu


150 gram (bila gatal) meredakan biang keringat
dan gatal-gatal

Salah satu vitamin yang


berguna dalam merubah
karbohidrat menjadi energi

Vitamin B1 untuk tubuh terutama otak


1x1 Oral
50 mg dan sistem saraf, vitamin
ini juga berfungsi untuk
meningkatkan nafsu
makan

10. Pemeriksaan Penunjang


Tidak terdapat pemeriksaan penunjang laboratorium maupun radiologi.

11
12
11. Analisa Data

No Hari Data Fokus Etiologi Masalah Ttd


tanggal Keperawatan

1. Senin, 25 DS : Agen cidera Nyeri kronik


November - Ny. S mengatakan fisik
2019 bahwa sendi-sendi
10.00 kaki dan
WIB punggungnya terasa
nyeri dengan
P : jika bangun tidur
pagi
Q: seperti
mencengkeram
R: Sendi seperti lutut,
pergelangan kaki dan
punggung
S: Skala 3
T: hilang timbul
DO :
- PM tampak memijat
dan mengelus-elus
kaki yang terasa
nyeri
- TD: 140/90 mmHg
N: 90x/menit
2 Senin, 25 DS : Gangguan Hambatan
November - Ny. S mengatakan muskuloskeletal mobilitas fisik
2019 kadang sulit berjalan
10.15 jika nyeri sendinya
WIB sedang timbul
- Ny.S mengatakan
sudah jatuh 3 kali dan

13
terakhir jatuh pada
bulan September
2019
DO :
- PM terlihat hampir
jatuh jika berjalan
jauh
- PM terlihat rambatan
jika akan mulai
berjalan
- Morse fall score:25
(resiko jatuh rendah)
3 Senin, 25 DS : Pola tidur tidak Gangguan
November - Ny. S mengatakan sehat pola tidur
2019 sulit tidur, tidur
malam 3 jam/hari
(jam 12 malam – 3
pagi ), tidur siang 1
jam yaitu pada jam
13.00 – 14.00 WIB.
- Ny S mengatakan
walaupun sudah
melakukan cara-cara
supaya tidur cepat
seperti membaca
buku
DO :
- PM tampak kurang
fokus
- PM tampak
mengantuk
- Mata PM tampak

14
sayu, terdapat
kantung mata dan
hitam dibawah mata
- Nilai kuesioner
istirahat tidur: 19
(insomnia sedang)

15
12. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera fisik : pembengkakan di
pergelangan kaki
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Gangguan muskuloskeletal
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak sehat

16
13. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa
Hari,Tanggal NOC NIC Rasional Ttd
Keperawatan

Selasa, 26 Nyeri kronik Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Dengan memonitor
2. Ajarkan teknik non
November berhubungan keperawatan selama 3x TTV perawat
farmakologi : guided
2019 dengan agen pertemuan diharapkan : mengetahui
imajery
cedera fisik : a. Penerima manfaat perkembangan
3. Anjurkan penerima
pembengkakan di nyeri dan kaku kesehatan PM
manfaat untuk
pergelangan kaki sendi berkurang 2. Untuk meningkatkan
pemeriksaan rutin di
menjadi skala 2 kenyamanan PM
poli rumah sosial
b. TTV dalam rentang
3. Untuk konsultasi
- TD: 130-150/80-
4. Anjurkan penerima mengenai keluhan
90 mmHg
- Nadi: 60-70 manfaat untuk rutin klien dan mendapat
x/menit minum obat. pemeriksaan
c. Penerima manfaat 4. Untuk mengatasi nyeri
mampu melakukan klien
teknik non
farmakologi guided
imajery untuk

17
mengurangi nyeri

Selasa, 26 Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keterbatasan 1. Menentukan batas


November mobilitas fisik keperawatan selama 3x gerak sendi gerakan yang akan
2019 berhubungan pertemuan diharapkan : 2. Motivasi PM untuk dilakukan
dengan Gangguan a. Menggunakan posisi mempertahankan 2. Motivasi yang tinggi
muskuloskeletal duduk yang benar pergerakan sendi dari PM dapat
b. Mempertahankan 3. Latih ROM aktif melancarkan latihan
kekuatan otot skala 5 4. Ajarkan senam 3. Dapat
c. PM dapat melakukan rematik mempertahankan
ROM sesuai instruksi 5. Libatkan dalam pergerakan sendi
aktivitas kelompok 4. Dapat meningkatkan
(TAK) kekuatan otot dan
memeprtahankan
pergerakan sendi
5. Untuk melatih rentang
gerak aktif
Selasa, 26 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola tidur klien 1. Mengetahui pola tidur
November tidur berhubungan keperawatan selama 3x 2. Jelaskan pentingnya klien
2019 dengan pola tidur pertemuan diharapkan : tidur yang adekuat 2. Supaya klien tahu

18
tidak sehat a. Kebutuhan istirahat kepada klien dan mengenai pentingnya
PM terpenuhi (±2-3 keluarga tidur/ istirahat
jam) 3. Identifikasi penyebab 3. Mengetahui penyebab
b. Kebutuhan tidur PM gangguan tidur, Fisik: terganggunya
terpenuhi (lansia: ± 6 nyeri, sering Bak, istirahat/tidur
jam) sesak nafas, batuk, 4. Mendukung klien
c. Perasaan PM nyaman demam, mual dll. untuk istirahatt/ tidur
d. Ekspresi wajah segar, 4. Manajemen psikis: yang nyaman dan
rileks, tidak terdapat cemas, stress, adekuat
kantung mata dan lingkungan: TAK 5. Lingkungan
lingkaran hitam aromaterapi memperngaruhi pola
dibawah mata klien 5. Berikan lingkungan tidur
yang nyaman bagi 6. Dapat meningkatkan
klien kualitas tidur PM
6. Berikan terapi rendam
kaki air hangat dengan
garam

14. Implementasi

19
Hari, Tanggal Dx Keperawatan Implementasi Respon Ttd

Selasa, 26 Nyeri kronik 1. Mengobservasi TTV S:


2. Mengajarkan terapi guided imajery
November 2019 berhubungan
dengan mengingat masa lalu PM - PM mengatakan ketika kambuh
11.00 WIB dengan agen
3. Menganjurkan penerima manfaat sering cek rutin ke poli yang
cedera fisik :
untuk memeriksakan asam urat rutin sudah difasilitaskan
pembengkakan di
di poli rumah sosial
pergelangan kaki 4. Menganjurkan penerima manfaat O:
untuk rutin minum obat dan monitor
- PM tampak pergi ke poli untuk
reaksi alergi (paracetamol 500 mg)
memeriksakan kesehatannya
- TD : 130/90 mmHg
- PM tampak tersenyum saat
dilakukan terapi guided imajery
bercerita tentang masa lalunya
- Tidak terdapat reaksi alergi

Selasa, 26 Hambatan 1. Mengkaji keterbatasan gerak sendi S:


November 2019 mobilitas fisik 2. Mengkaji motivasi PM untuk - Ny S mengatakan sudah tahu cara
11.30 WIB berhubungan mempertahankan pergerakan sendi mencegah dan mengobati rematik
dengan Gangguan 3. Mengajarkan senam kaki (Senam yaitu dengan latihan senam kaki
rematik) (senam rematik)

20
musculoskeletal 4. Mengajurkan PM meminum obat
calcium lactat 500 mg dan monitor O:
reaksi alergi - PM mampu melaksanakan senam
kaki (Senam rematik)
- Kekuatan otot
5 5
4 4
- Tidak terdapat reaksi alergi

Selasa, 26 Gangguan pola 1. Mengkaji pola tidur PM S:


November 2019 tidur berhubungan 2. Mengkaji penyebab PM tidak bisa - PM mengatakan tidur jam 2 dini
13.30 WIB dengan pola tidur tidur hari karena belum mengantuk
tidak sehat 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan bangun tidur jam 5 pagi
untuk PM sehingga terlambat sarapan
4. Memberikan terapi rendam kaki air O:
hangat dengan garam - PM tampak lesu dan kurang
5. Menganjurkan PM mengonsumsi obat fokus, mata sayu dan terdapat
chlorpeniramine maleate (4mg) dan kantung mata dibawah mata PM
memonitor adanya reaksi alergi obat - PM tampak rileks dengan posisi
dan lingkungannya

21
- Klien tampak rileks dan nyaman
saat dilakukan terapi rendam kaki
air hangat
Rabu, 27 Nyeri 1. Mengobservasi TTV S:
2. Mengajarkan terapi guided imagery
November 2019 berhubungan
dalam pada PM - PM mengatakan mau minum
08.15 WIB dengan agen
3. Menganjurkan penerima manfaat obat rutin setiap hari
cedera fisik : - Skala nyeri 3
untuk pemeriksaan rutin di poli rumah
pembengkakan di
sosial
pergelangan kaki 4. Menganjurkan penerima manfaat O:

untuk rutin minum obat dan monitor - PM tampak paham apa yang
reaksi alergi (paracetamol 500 mg) dijelaskan perawat
- TD : 140/80 mmHg
- PM nampak senang dan paham
dilakukan guided imagery

Rabu, 27 Hambatan 1. Mengkaji keterbatasan gerak sendi S:


November 2019 mobilitas fisik 2. Mengkaji motivasi PM untuk - Ny S mengatakan sudah tahu cara
11.00 WIB berhubungan mempertahankan pergerakan sendi mencegah dan mengobati rematik
dengan Gangguan 3. Meminta PM untuk mempraktikan O:
muskuloskeletal senam kaki (senam rematik) yang - Ny S bisa mempraktikan senam

22
diajarkan secara mandiri kaki yang sesuai
4. Mengajurkan PM meminum obat - Kekuatan otot
calcium lactat 500 mg dan monitor 5 5
reaksi alergi 4 4

Rabu, 27 Gangguan pola 1. Mengkaji pola tidur PM S:


November 2019 tidur berhubungan 2. Memberikan terapi rendam kaki - PM mengatakan tidur jam 12
13.00 WIB dengan pola tidur dengan air hangat dan garam pada PM malam dan bangun jam 4 pagi.
tidak sehat 3. Menganjurkan PM mengonsumsi obat PM mengatakan mau diberikan
chlorpeniramine maleate (4mg) dan intervensi rendam kaki
memonitor adanya reaksi alergi obat O:
- PM tampak rileks dan nyaman
saat diberikan intervensi
- Wajah klien tampak lebih segar,
masih terdapat kantung mata dan
lingkaran hitam dibawah mata
klien
Kamis, 28 Nyeri 1. Mengobservasi TTV S:
2. Mengajarkan guided imajery
November 2019 berhubungan
3. Menganjurkan penerima manfaat - PM mengatakan mau minum

23
08.30 WIB dengan agen untuk memeriksakan asam urat rutin obat rutin setiap hari
cedera fisik : di poli rumah sosial
4. Menganjurkan penerima manfaat O:
pembengkakan di
untuk rutin minum obat dan monitor
pergelangan kaki - PM tampak paham apa yang
reaksi alergi (paracetamol 500 mg)
dijelaskan perawat
- TD : 110/80 mmHg
- PM nampak rileks saat dilakukan
guided imajery

Kamis, 28 Hambatan 1. Mengkaji keterbatasan gerak sendi S:


November 2019 mobilitas fisik 2. Mengkaji motivasi PM untuk - Ny S mengatakan sudah tahu cara
10.00 WIB berhubungan mempertahankan pergerakan sendi mencegah dan mengobati rematik
dengan Gangguan 3. Mengajarkan ROM aktif pada PM O:
musculoskeletal 4. Meminta PM untuk mempraktikkan - Ny S tampak senang saat
senam rematik yang diajarkan diajarkan senam rematik
5. Mengajurkan PM meminum obat - Kekuatan otot
calcium lactat 500 mg dan monitor 5 5
reaksi alergi 4 4

Kamis, 28 Gangguan pola 1. Mengkaji pola tidur PM S:


November 2019 tidur berhubungan 2. Meminta PM untuk melakukan terapi PM mengatakan mau melaksanakan

24
11.20 WIB dengan pola tidur rendam kaki dengan air hangat dan mengambil air hangat bila
tidak sehat 3. Melakukan terapi aromaterapi untuk ditemani mahasiswa.
manajemen psikis cemas dan stres O:
pada PM - PM tampak rileks
4. Menganjurkan PM mengonsumsi obat - PM tampak lebih segar, terdapat
chlorpeniramine maleate (4mg) dan kantung mata, lingkaran hitam
memonitor adanya reaksi alergi obat berkurang
- PM tampak merasa nyaman saat
dilakukan terapi aromaterapi

25
15. Evaluasi

Tanggal No. Dx. Kep Evaluasi TTD

Kamis, 28 Nyeri S:
November kronikberhubungan - PM mengatakan nyeri sudah berkurang sudah tidak
2019 dengan agen seperti yang kemarin
cedera fisik : - PM mengatakan paham apa yang di jelaskan oleh
12.00 WIB
pembengkakan di perawat
pergelangan kaki O:
- PM tampak paham apa yang dijelaskan perawat
- TD : 120/80 mmHg
- Skala nyeri 2

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Ajarkan relaksasi yang lain
Kamis, 28 Hambatan S:
November mobilitas fisik - PM mengatakan sudah tahu cara mencegah dan
2019 berhubungan mengobati rematik
dengan Gangguan - PM senang ada yang membantu kebutuhannya
12.00 WIB
musculoskeletal O:
- TD : 120/80 mmHg
- Kekuatan otot
5 5
4 4
- PM senang bisa mengikuti senam kaki
- Gaya berajalan PM terlihat rambatan saat akan
mulai berjalan

A: masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

26
- Motivasi PM untuk melaukan ROM aktif dan
senam remati secara mandiri

Kamis, 28 Gangguan pola S:


November tidur berhubungan - PM mengatakan tidur sudah lebih nyenyak dan bisa
2019 dengan pola tidur tidur lebih awal dari biasanya
tidak sehat - PM mengatakan tubuhnya terasa lebih segar saat
12.00 WIB
bangun di pagi hari
- PM mengatakan tidur malam pukul 22.00 dan
bangun pukul 04.00 WIB

O:
- PM tampak lebih segar
- Mata PM tidak sayu, terdapat kantung mata,
lingkaran hitam dibawah mata klien berkurang
- Nilai kuesioner istirahat/ tidur: 17 (insomnia
ringan)
A:
masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Motivasi untuk melakukan rendam air hangat saat
akan tidur
- Berikan aromaterapi pada PM

27
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Ny. S datang ke panti sejak tahun 2016 karena setelah suaminya


meninggal tahun 1975 PM ikut adiknya, namun karena kesepian serta
masalah ekonomi, sehingga atas kemauan sendiri PM ke panti, dan karena
masalah ekonomi adiknya, PM diperbolehkan tinggal di panti atau rumah
pelayanan social Lansia Pucang Gading. Ny. S pada saat pengkajian hari
Selasa, 25 November 2019 mengeluh Ny. S mengatakan bahwa sendi-
sendi kaki dan punggungnya terasa nyeri dengan P : jika bangun tidur
pagi, Q: seperti mencengkeram, R: Sendi seperti lutut, pergelangan kaki
dan punggung S: Skala 3, T: hilang timbul. Sehingga diambil diagnose
keperawatan berupa Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
(NANDA, 2018).
PM mengatakan bahwa dirinya mengalami penyakit rematik yang
ditandai dengan nyeri dibagian sendi-sendi seperti kaki dan punggung.
Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,
kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta terganggunya
fungsi sendi. Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun,
sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung paling sering terlibat
(Brunner dan Suddarth, 2013).
PM mengatakan kadang sulit berjalan jika nyeri sendinya sedang
timbul. Sehingga diagnosa keperawatan yang dapat diangkat adalah
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
akibat dari nyeri sendi (NANDA,2018). Nyeri pada sendi membuat
penderita rematik mengalami ganguan aktivitas sehari-hari sehingga dapat
menurunkan produktivitas. Proses penyakit rematik mengancam
kemandirian dan kualitas hidup dengan dan membebani kemampuan
melakukan perawatan personal dan aktivitas sehari-hari (Ridhyalla
Afnuhazi, 2018). PM mengatakan mengalami kesulitan tidur meskipun
sudah dilakukan beberaapa cara untuk memulai tidur dan PM juga
mengatakan tidur dari jam 12 malam serta terbangun jam 3 dini hari

28
sehingga dapat diambil diagnosis keperawatan gangguan pola tidur
berhubungan dengan pola tidur tidak sehat (NANDA,2018)

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Berdasarkan diagnosa nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik,
kami merencanakan tindakan keperawatan berupa Mengajarkan teknik
manajemen nyeri secara nonfarmakologis, menganjurkan PM untuk
periksa ke poli yang ada dipanti. Memantau minum obat penerima
manfaat. Manjemen nyeri dengan norfarmakologis yaitu dengan guided
imagery.
American collage Rheumatology mengemukakan bahwa penanganan
untuk nyeri rematik dapat meliputi terapi farmakologi dan
nonfarmakologi. Teknik nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri pada penderita rematik diantaranya yaitu dengan pijat,
kompres panas atau dingin, stimulasi elektrik saraf kulit transkutan, teknik
relaksasi distraksi (guided imagery) dan istirahat (Marlena, 2019).
Berdasarkan penelitian Marlena (2019), terjadi penurunan intensitas nyeri
setelah dilakukan guided imagery yang dilakukan sekali dalam 10-15
menit. Hal ini terjadi karena menurunnya intensitas nyeri dipengaruhi oleh
meningkatnya kadar endorphin dalam tubuh.
Guided Imagery merupakan pilihan terapi komplementer dan
alternatif dengan berfokus pada pikiran dan tubuh dan merupakan
intervensi yang digunakan dalam perawatan kesehatan (Cherwin, lee, &
Wanta dalam Sulasri, Erika, dan Rachmawaty, 2018). Terapi guided
imagery merupakan teknik relaksasi menggunakan imajinasi seseorang
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
positif tertentu. Intervensi ini juga mampu menurunkan perasaan nyeri
seseorang karena menghasilkan neurohormone endorphine yang
memberikan efek sensasi menyenangkan pada tubuh (Pusparini Y, 2017).
Diagnosa keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Intervensi yang
dilakukan adalah dengan mengajarkan ROM aktif agar terjaga fleksibilitas
otot dan sendi. Berdasarkan hasil penelitian dari sahmad (2016), bahwa

29
ada pengaruh ROM terhadap fleksibilitas sendi dengan P value 0,000.
Intervensi yang dilakukan adalah mengajarkan cara melakukan senam
rematik untuk meringankan rasa nyeri dan merilekskan otot PM. PM
mengatakan belum pernah diajarkan senam rematik sebelumnya. Menurut
penelitian (Meliana Sitinjak, Fudji Hastuti, & Nurfianti, 2016) menyatakan
bahwa ada pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri pada lansia
dengan osteoarthritis lutut. Apabila PM mampu melaksanakan senam
rematik secara mandiri maka PM kedepannya akan mampu menerapkan
senam rematik sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot.
Diagnosis ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan pola
tidur tidak sehat. Intervensi yang dilakukan dengan menciptakan suasana
yang nyaman bagi PM dan pemberian terapi rendam kaki yang dicampur
dengan garam. Tindakan ini dilakukan selama 3 kali pertemuan yang dapat
memberikan dampak pada hari ketiga intervensi diberikan PM mampu
tidur lebih awal dari biasanya yaitu pukul 10 malam dan terbangun jam 4
pagi. Hal tersebut sejalan sejalan dengan penelitian Ong Chrystal et.al,
2018 yang menyatakan bahwa terdapat penurunan skor dari kuesioner
PSQI setelah dibeikan terapi rendam kaki yang dilakukan dengan durasi
20 menit.

30
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ny. S pada saat pengkajian hari Senin, 25 November 2019 mengeluh
bahwa sendi-sendi kaki dan punggungnya terasa nyeri dengan P : jika
bangun tidur pagi, Q: seperti mencengkeram, R: Sendi seperti lutut,
pergelangan kaki dan punggung, S: Skala 3, T: hilang timbul. PM
mengatakan kadang sulit berjalan jika nyeri sendinya sedang timbul. Dan
PM belum mengetahui cara senam rematik yang baik dan benar serta
intensitas dalam pelaksanaan senam rematik. Sehingga kami mengambil
diagnose keperawatan berupa Nyeri kronik berhubungan dengan agen
cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal, dan gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur
tidak sehat. Dan setelah 3 hari dilakukan diagnose nyeri dan hambatan
mobilitas dan gangguan pola tidur teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang kami berikan yaitu untuk
pembaca askep ini semoga bisa menjadi acuan serta pengetahuan
tambahan. Selain itu untuk rumah pelayanan sosial lanjut usia Pucang
Gading bisa menerapkan senam rematik secara rutin bagi penerima
manfaat yang mengalami rheumatoid arthritis.

31
DAFTAR PUSTAKA

American College of Rheumatology. 2012. Osteoarthritis. Lake Boulevard NE,


Atlanta.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H & Dochterman, J M. 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC) sixth edition.United States of America. Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I (11th ed.). Jakarta: EGC.

Marlena, Feni dan Rita Juniarti. 2019. Pengaruh Pijat (Massage) Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Rematik Pada Lansia Di Desa Kertapati
Puskesmas Dusun Curup Bengkulu Utara. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah Bengkul. Volume 07, Nomor 02.

Meliana Sitinjak, V., Fudji Hastuti, M., & Nurfianti, A. (2016). Pengaruh Senam
Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthritis Lutut. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, v4(n2), 139–150.

Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th


Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia.

National Institute for Health and Clinical Excellence (2005). Caesarean section:
Evidence Update March 2013. the Accreditation Mark.

32
LAMPIRAN

Melakukan Terapi Senam Kaki

Melakukan Terapi Rendam Kaki

33

Anda mungkin juga menyukai