DISUSUN OLEH:
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan populasi lanjut usia di dunia saat ini sejalan dengan
peningkatan jumlah kasus nyeri sendi (Eliopoulus, 2013). Pada sensus
penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta
penduduk lansia dan diperkirakan akan meningkat 10 tahun mendatang
sebesar 60% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015). Hasil survey badan
kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
jumlah lansia Indonesia pada tahun 2010 tersebut sudah menduduki
sebesar 9,77% dari jumlah total penduduk Indonesia. Hal ini membuktikan
bahwa perkembangan
Rematik atau arthritis adalah penyakit yang menyerang anggota
tubuh yang bergerak yaitu bagian tubuh yang berhubungan antara yang
satu dengan yang lain dengan perantaraan persendian, sehingga
menimbulkan rasa nyeri. Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri
yang mengganggu terutama pada hambatan dalam bekerja maupun
melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga dapat menimbulkan gangguan
psikososial seperti kecemasan pada penderita dan keluarga (Nugroho &
Wahyudi, 2012).
Masalah muskuloskeletal seperti arthritis dan gangguan pada tulang
menjadi masalah yang sering terjadi pada lansia karena memengaruhi
mobilitas dan aktivitas yang merupakan hal vital bagi kesehatan total
lansia. Arthritis dan gangguan pada tulang menyebabkan munculnya nyeri
sendi (Meliana, 2016).
Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik mengambil kasus
asuhan keperawatan pada NY. S dengan Arthritis di Rumah Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang.
B. WOC
(terlampir)
BAB II
2
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENERIMA MANFAAT
NY. S DENGAN REMATIK DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT
USIA “PUCANG GADING” SEMARANG
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. S
Tempat /tgl lahir : Pekalongan, 17 agustus 1945
Usia : 74 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Pendidikan : Diploma III IKIP Yogyakarta
Pekerjaan : Guru TK
Alamat Rumah : Karanganyar
3
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Klien/Ny. S
4
yang di terbuat dari gelas bekas
minuman dan diletakkan di bawah
kasur sehingga menyebabkan
banyak semut disekitar sampah
tersebut
6. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Ny.S mengatakan bahwa sendi-sendi kaki dan punggungnya terasa
nyeri
P : jika bangun tidur pagi
Q: seperti mencengkeram
R: Sendi seperti lutut, pergelangan kaki dan punggung
S: Skala 3
T: hilang timbul
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
1) Gejala yang dirasakan : Ny. S mengatakan sering merasakan
nyeri pada sendi kaki serta punggung
2) Faktor pencetus : jika bangun tidur pagi
3) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (√) Bertahap
4) Upaya mengatasi : memijat dan mengelus-elus kaki
yang sakit dengan balsem serta minum obat
5) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat :
setiap minggu ada kunjungan dokter ke panti
6) Mengkomsumsi obat-obatan sendiri : PM mengonsumsi obat
warung jika merasa nyeri
5
d. Riwayat Keperawatan Dahulu
Di keluarga PM tidak ada yang menderita penyakit seperti PM dan
tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, TB paru maupun
diabetes mellitus.
7. Pola Fungsional
a. Persepsi Kesehatan Dan Pola Manajemen Kesehatan :
PM dapat mengetahui tentang kesehatannya dan sudah bisa
mandiri dalam mengatur pola minum obatnya yang benar
b. Nutrisi Metabolic
A:
BB= 39 kg
TB= 140 cm
IMT= 19,8 (status gizi baik)
B: -
C: rambut tumbuh secara merata, mukosa bibir lembab, mata tidak
cekung
D: klien makan 3x sehari, ½ porsi habis, pantangan kacang, sayur
kangkung karena rematik
6
E: senam lansia
c. Eliminasi
Ny. S mengatakan BAB 1x Sehari pada pagi hari , BAK 8– 10x/
hari
d. Aktifitas Pola Latihan
Ny. S mengatakan mandi 2x sehari ( jam 3 pagi dan 3 sore).
e. Pola Istirahat Dan Tidur
Ny. S mengatakan sulit tidur, tidur malam 3 jam/hari (jam 12
malam – 3 pagi ), tidur siang 1 jam yaitu pada jam 13.00 – 14.00
WIB. Ny S mengatakan walaupun sudah melakukan cara-cara
supaya tidur cepat tetapi tetap sulit tidur, seperti membaca buku.
f. Pola Kognitif Persepsi
Ny. S mengatakan masalah pada penglihatan yang sudah mulai
kabur. Klien mengatakan nyeri di sendi kaki dan di punggungnya,
klien tampak memijat dan mengelus-elus kaki yang terasa nyeri.
P : jika bangun tidur pagi
Q: seperti mencengkeram
R: Sendi seperti lutut, pergelangan kaki dan punggung
S: Skala 3
T: hilang timbul
g. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri
Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya
Identitas Diri
Klien dapat mengatakan nama dan jenis kelaminnya, dirinya
mengatakan sudah menjadi janda
Peran Diri
Klien mengatakan dulu sebelum dipanti dirinya adalah seorang
istri dan ibu dari anaknya, saat ini PM tinggal dipanti dan
megikuti kegiatan yang ada di panti dan melakukan kegiatan
sehari-hari sesuai jadwal yang ada
Ideal Diri
7
Klien mengatakan sudah nyaman berada di rumah pelayanan
sosial tetapi terkadang juga merasa kesepian dan rindu dengan
suami dan ananya
Harga Diri
Klien mengatakan dirinya senang dapat membagi ilmunya dan
bermanfaat bagi banyak orang saat menjadi guru TK dan
menjadi bagian dari PBH (Pemberantas Buta Huruf).
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
TTV : TD: 140/90 mmHg N: 90x/menit
BB/TB : 39 Kg / 140 cm
IMT: 19,8
b. Kepala
Rambut : sebagian besar putih
8
Mata : pandangan mulai kabur, mata tampak sayu,
terdapat kantung mata dan hitam dibawah mata
Telinga : bersih tidak ada serumen
Mulut, gigi & bibir : bibir lembab, gigi bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada peningkatan JVP
c. Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tampak penggunaan
otot bantu pernafasan, tidak ada jejas
Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
d. Jantung
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : HR 60 x/menit
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar BJ I – II normal
e. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), umbilikal bersih tidak terdapat hernia
umbilikal, tidak ada peningkatan intra abdomen,
visible peristaltik(-), stoma(-), bentuk perut tidak
buncit
Perkusi : kontur lunak, tidak kembung, distensi, tidak terda-
pat nyeri tekan
Palpasi : tidak ada perbesaran hepar, ginjal.
Auskultasi : terdengar suara bowel sound pada semua kuadran
abdomen dengan jumlah 10x/ menit.
f. Muscoloskeletal
Gaya berjalan : sedikit terganggu, Ny. S mengatakan kadang sulit
berjalan jika nyeri sendinya sedang timbul, PM tampak hampir
jatuh jika berjalan jauh, PM terlihat rambatan jika akan mulai
berjalan, postur : bungkuk, simetris tubuh : simetris, tidak terdapat
edema, dan nyeri pada sendi, tonus otot : mengalami pengecilan,
tidak ada deformitas , rentang gerak sendi : aktif. Kekuatan otot:
5 5
4 4
g. Neurologis
GCS : E4M6V5 (composmentis)
Nervus I : Nosofomia
Nervus II : visus kanan 4/6, visus kiri 2/6
Nervus III,IV,VI :tidak terdapat diplogia, tidak terdapat
nistagmus, tidak terdapat starbismus, pupil
9
kanan dan kiri mampu mengecil dan
ukurannya isokor, bentuk bulat dan bening.
Nervus V : adanya kontraksi dari m. masteter,
sensitibilitas akan nyeri dan rangsangan baik
h. Integument
Kulit lembab, bersisik pada bagian dada karena gatal, tidak terdapat
edema, turgor kembali <2 detik.
Cara
Nama Obat Waktu Fungsi
Pemberian
10
dalam darah
11
12
11. Analisa Data
13
terakhir jatuh pada
bulan September
2019
DO :
- PM terlihat hampir
jatuh jika berjalan
jauh
- PM terlihat rambatan
jika akan mulai
berjalan
- Morse fall score:25
(resiko jatuh rendah)
3 Senin, 25 DS : Pola tidur tidak Gangguan
November - Ny. S mengatakan sehat pola tidur
2019 sulit tidur, tidur
malam 3 jam/hari
(jam 12 malam – 3
pagi ), tidur siang 1
jam yaitu pada jam
13.00 – 14.00 WIB.
- Ny S mengatakan
walaupun sudah
melakukan cara-cara
supaya tidur cepat
seperti membaca
buku
DO :
- PM tampak kurang
fokus
- PM tampak
mengantuk
- Mata PM tampak
14
sayu, terdapat
kantung mata dan
hitam dibawah mata
- Nilai kuesioner
istirahat tidur: 19
(insomnia sedang)
15
12. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera fisik : pembengkakan di
pergelangan kaki
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Gangguan muskuloskeletal
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak sehat
16
13. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
Hari,Tanggal NOC NIC Rasional Ttd
Keperawatan
Selasa, 26 Nyeri kronik Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Dengan memonitor
2. Ajarkan teknik non
November berhubungan keperawatan selama 3x TTV perawat
farmakologi : guided
2019 dengan agen pertemuan diharapkan : mengetahui
imajery
cedera fisik : a. Penerima manfaat perkembangan
3. Anjurkan penerima
pembengkakan di nyeri dan kaku kesehatan PM
manfaat untuk
pergelangan kaki sendi berkurang 2. Untuk meningkatkan
pemeriksaan rutin di
menjadi skala 2 kenyamanan PM
poli rumah sosial
b. TTV dalam rentang
3. Untuk konsultasi
- TD: 130-150/80-
4. Anjurkan penerima mengenai keluhan
90 mmHg
- Nadi: 60-70 manfaat untuk rutin klien dan mendapat
x/menit minum obat. pemeriksaan
c. Penerima manfaat 4. Untuk mengatasi nyeri
mampu melakukan klien
teknik non
farmakologi guided
imajery untuk
17
mengurangi nyeri
18
tidak sehat a. Kebutuhan istirahat kepada klien dan mengenai pentingnya
PM terpenuhi (±2-3 keluarga tidur/ istirahat
jam) 3. Identifikasi penyebab 3. Mengetahui penyebab
b. Kebutuhan tidur PM gangguan tidur, Fisik: terganggunya
terpenuhi (lansia: ± 6 nyeri, sering Bak, istirahat/tidur
jam) sesak nafas, batuk, 4. Mendukung klien
c. Perasaan PM nyaman demam, mual dll. untuk istirahatt/ tidur
d. Ekspresi wajah segar, 4. Manajemen psikis: yang nyaman dan
rileks, tidak terdapat cemas, stress, adekuat
kantung mata dan lingkungan: TAK 5. Lingkungan
lingkaran hitam aromaterapi memperngaruhi pola
dibawah mata klien 5. Berikan lingkungan tidur
yang nyaman bagi 6. Dapat meningkatkan
klien kualitas tidur PM
6. Berikan terapi rendam
kaki air hangat dengan
garam
14. Implementasi
19
Hari, Tanggal Dx Keperawatan Implementasi Respon Ttd
20
musculoskeletal 4. Mengajurkan PM meminum obat
calcium lactat 500 mg dan monitor O:
reaksi alergi - PM mampu melaksanakan senam
kaki (Senam rematik)
- Kekuatan otot
5 5
4 4
- Tidak terdapat reaksi alergi
21
- Klien tampak rileks dan nyaman
saat dilakukan terapi rendam kaki
air hangat
Rabu, 27 Nyeri 1. Mengobservasi TTV S:
2. Mengajarkan terapi guided imagery
November 2019 berhubungan
dalam pada PM - PM mengatakan mau minum
08.15 WIB dengan agen
3. Menganjurkan penerima manfaat obat rutin setiap hari
cedera fisik : - Skala nyeri 3
untuk pemeriksaan rutin di poli rumah
pembengkakan di
sosial
pergelangan kaki 4. Menganjurkan penerima manfaat O:
untuk rutin minum obat dan monitor - PM tampak paham apa yang
reaksi alergi (paracetamol 500 mg) dijelaskan perawat
- TD : 140/80 mmHg
- PM nampak senang dan paham
dilakukan guided imagery
22
diajarkan secara mandiri kaki yang sesuai
4. Mengajurkan PM meminum obat - Kekuatan otot
calcium lactat 500 mg dan monitor 5 5
reaksi alergi 4 4
23
08.30 WIB dengan agen untuk memeriksakan asam urat rutin obat rutin setiap hari
cedera fisik : di poli rumah sosial
4. Menganjurkan penerima manfaat O:
pembengkakan di
untuk rutin minum obat dan monitor
pergelangan kaki - PM tampak paham apa yang
reaksi alergi (paracetamol 500 mg)
dijelaskan perawat
- TD : 110/80 mmHg
- PM nampak rileks saat dilakukan
guided imajery
24
11.20 WIB dengan pola tidur rendam kaki dengan air hangat dan mengambil air hangat bila
tidak sehat 3. Melakukan terapi aromaterapi untuk ditemani mahasiswa.
manajemen psikis cemas dan stres O:
pada PM - PM tampak rileks
4. Menganjurkan PM mengonsumsi obat - PM tampak lebih segar, terdapat
chlorpeniramine maleate (4mg) dan kantung mata, lingkaran hitam
memonitor adanya reaksi alergi obat berkurang
- PM tampak merasa nyaman saat
dilakukan terapi aromaterapi
25
15. Evaluasi
Kamis, 28 Nyeri S:
November kronikberhubungan - PM mengatakan nyeri sudah berkurang sudah tidak
2019 dengan agen seperti yang kemarin
cedera fisik : - PM mengatakan paham apa yang di jelaskan oleh
12.00 WIB
pembengkakan di perawat
pergelangan kaki O:
- PM tampak paham apa yang dijelaskan perawat
- TD : 120/80 mmHg
- Skala nyeri 2
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Ajarkan relaksasi yang lain
Kamis, 28 Hambatan S:
November mobilitas fisik - PM mengatakan sudah tahu cara mencegah dan
2019 berhubungan mengobati rematik
dengan Gangguan - PM senang ada yang membantu kebutuhannya
12.00 WIB
musculoskeletal O:
- TD : 120/80 mmHg
- Kekuatan otot
5 5
4 4
- PM senang bisa mengikuti senam kaki
- Gaya berajalan PM terlihat rambatan saat akan
mulai berjalan
P:
Lanjutkan intervensi
26
- Motivasi PM untuk melaukan ROM aktif dan
senam remati secara mandiri
O:
- PM tampak lebih segar
- Mata PM tidak sayu, terdapat kantung mata,
lingkaran hitam dibawah mata klien berkurang
- Nilai kuesioner istirahat/ tidur: 17 (insomnia
ringan)
A:
masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Motivasi untuk melakukan rendam air hangat saat
akan tidur
- Berikan aromaterapi pada PM
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
28
sehingga dapat diambil diagnosis keperawatan gangguan pola tidur
berhubungan dengan pola tidur tidak sehat (NANDA,2018)
29
ada pengaruh ROM terhadap fleksibilitas sendi dengan P value 0,000.
Intervensi yang dilakukan adalah mengajarkan cara melakukan senam
rematik untuk meringankan rasa nyeri dan merilekskan otot PM. PM
mengatakan belum pernah diajarkan senam rematik sebelumnya. Menurut
penelitian (Meliana Sitinjak, Fudji Hastuti, & Nurfianti, 2016) menyatakan
bahwa ada pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri pada lansia
dengan osteoarthritis lutut. Apabila PM mampu melaksanakan senam
rematik secara mandiri maka PM kedepannya akan mampu menerapkan
senam rematik sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot.
Diagnosis ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan pola
tidur tidak sehat. Intervensi yang dilakukan dengan menciptakan suasana
yang nyaman bagi PM dan pemberian terapi rendam kaki yang dicampur
dengan garam. Tindakan ini dilakukan selama 3 kali pertemuan yang dapat
memberikan dampak pada hari ketiga intervensi diberikan PM mampu
tidur lebih awal dari biasanya yaitu pukul 10 malam dan terbangun jam 4
pagi. Hal tersebut sejalan sejalan dengan penelitian Ong Chrystal et.al,
2018 yang menyatakan bahwa terdapat penurunan skor dari kuesioner
PSQI setelah dibeikan terapi rendam kaki yang dilakukan dengan durasi
20 menit.
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny. S pada saat pengkajian hari Senin, 25 November 2019 mengeluh
bahwa sendi-sendi kaki dan punggungnya terasa nyeri dengan P : jika
bangun tidur pagi, Q: seperti mencengkeram, R: Sendi seperti lutut,
pergelangan kaki dan punggung, S: Skala 3, T: hilang timbul. PM
mengatakan kadang sulit berjalan jika nyeri sendinya sedang timbul. Dan
PM belum mengetahui cara senam rematik yang baik dan benar serta
intensitas dalam pelaksanaan senam rematik. Sehingga kami mengambil
diagnose keperawatan berupa Nyeri kronik berhubungan dengan agen
cedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal, dan gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur
tidak sehat. Dan setelah 3 hari dilakukan diagnose nyeri dan hambatan
mobilitas dan gangguan pola tidur teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang kami berikan yaitu untuk
pembaca askep ini semoga bisa menjadi acuan serta pengetahuan
tambahan. Selain itu untuk rumah pelayanan sosial lanjut usia Pucang
Gading bisa menerapkan senam rematik secara rutin bagi penerima
manfaat yang mengalami rheumatoid arthritis.
31
DAFTAR PUSTAKA
Marlena, Feni dan Rita Juniarti. 2019. Pengaruh Pijat (Massage) Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Rematik Pada Lansia Di Desa Kertapati
Puskesmas Dusun Curup Bengkulu Utara. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah Bengkul. Volume 07, Nomor 02.
Meliana Sitinjak, V., Fudji Hastuti, M., & Nurfianti, A. (2016). Pengaruh Senam
Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthritis Lutut. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, v4(n2), 139–150.
National Institute for Health and Clinical Excellence (2005). Caesarean section:
Evidence Update March 2013. the Accreditation Mark.
32
LAMPIRAN
33