Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Renaldy Nasir
NIM : 1929042076
Kelas : PTIK F 2019
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran

TES TINDAKAN
DI SEKOLAH

Penilaian dengan tes perbuatan atau tindakan adalah tes yang disampaikan
dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan
perbuatan atau tindakan penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak
peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil
akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan
sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga
tutor dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah
disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan serta
pelaksanaan dapat menggunakan prosedur pre test atau post test.

Tujuan Tes Perbuatan atau Tindakan :

Tes perbuatan atau tindakan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan


siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes perbuatan, persoalan disajikan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Pada intinya ada dua unsur
yang bisa disajikan bahan penilaian dalam tes perbuatan, yaitu proses dan produk.
Pengukuran proses merujuk kepada pengukuran keterampilan dari kemahiran
siswa melakukan suatu kegiatan, sedangkan pengukuran produk merujuk kepada
segi kualitas hasil.

Tes tindakan memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut:


1. Cocok digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor. Salah satu
wujud perubahan hasil belajar adalah berupa keterampilan melakukan
suatu kegiatan. Aspek keterampilan ini tidak bisa diungkap dengan tes
tertulis, dan hanya cocok diungkap dengan tes tindakan.
2. Dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian untuk mengecek kesesuaian
antar pengetahuan, teori, dan keterampilan mempraktekkannya.
Penggunaan tes tertulis dan lisan hanya terbatas kepada pengungkapan
pengetahuan teoritis. Dengan menggunakan tindakan, guru akan
mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan-
pengetahuan teoritisnya dalam kegiatan nyata, sehingga informasi untuk
penilaian menjadi lebih lengkap.
3. Tidak ada kesempatan untuk menyontek. Dalam tes perbuatan, penguji
bisa mengamati langsung bagaimana seseorang yang diuji memeragakan
sesuatu kegiatan. Di samping itu, keterampilan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan akan sangat tergantung atas kemampuan
dirinya, maksudnya tidak bisa meniru begitu saja. Untuk tes perbuatan
atau tindakan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format
pengamatan individual sedangkan jika pelaksanaannya untuk kelompok
sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk
keperluan pengamatan kelompok.

Kelemahan-kelemahan Tes Perbuatan, antara lain :


1. Lebih sulit dalam mengadakan pengukuran. Dalam pelaksanaan tes
tindakan, penguji dituntut untuk mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang testi secara cermat. Penguji dituntut untuk mengamati
semua unsure-unsur perilaku yang perlu dinilain secara serempak, dan ini
relative sulit dilakukan. Jika penguji hanya seorang, mungkin ada
beberapa unsure perilaku yang tak sempat teramati.
2. Memerlukan biaya yang relative besar. Pelaksanaan tes perbuatan idealnya
dilakukan dalam kondisi sebenarnya, atau sekurang-kurangnya dalam
kondisi yang menyerupai keadaan sebenarnya. Hal ini menuntut adanya
fasilitas dan perlengkapan yang memadai. Ditambah lagi dengan bahan-
bahan yang mungkin hanya digunkan seketika.
3. Memerlukan waktu yang relative. Pelaksanaan tes perbuatan kebanyakkan
tidak dapat dilakukan.secara serempak, sebab akan menyulitkan penguji
dalam melakukan pengamatan. Dengan demikian, tes perbuatan perlu
dilakukan secara individual, dan ini akan memerlukan waktu yang relative
lama.

Kaidah-kaidah penyusunan tes perbuatan.


Pada intinya ada tiga perangkat alat yang perlu disiapkan untuk melakukan
suatu tes perbuatan, yaitu tugas yang harus dikerjakan oleh testi beserta petunjuk
pengerjaanya, pedoman pengamatan, dan perlengkapan praktek. Dalam
menyiapkan hal-hal tersebut perlu memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut :

1. Jabarkanlah kegiatan yang akan dipraktekkan ke dalam unsure-unsurnya.


Dalam pedoman pengamatan, unsure-unsur kegiatan yang akan
dipraktekkan perlu dijabarkan secara rinci. Hal ini penting dilakukan agar
pengamatan dapat dilakukan secara cermat. Dalam menjabarkan unsure-
unsur pertimbangkanlah unsure-unsur kegiatan mana yang pokok dan
penting diamati, sehingga pengukuran bisa representative.
2. Susunlah unsur – unsur prilaku yang akan di ukur dalam pedoman
pengamatan secara logis. Untuk memudahkan pengecekan kegiatan, unsur
– unsur kegiatan perlu disusun secara logis . Penyusunan mungkin bisa
didasarkan pada urutan langkah – langkah kegiatan atau urutan pentingnya
unsur – unsur kegiatan.
3. Buatlah petunjuk pengerjaan yang jelas dan lengkap Petunjuk pengerjaan
perlu disiapkan secara jelas dan lengkap, kalau perlu lengkap dengan
langkah-langkahnya. Petunjuk yang kurang jelas bisa menyebabkan testi
ragu-ragu dalam melakukan kegiatan.
4. Identifikasi alat-alat perlengkapan yang diperlukan Agar pelaksanaan tes
tindakan dapat dilakukan sebagaimana mestinya, perlu disiapkan alat-alat
yang perlu untuk tes. Alat-alat ini perlu diidentifikasi secara cermat, sebab
ketidak lengkapan alat-alat ini bisa menyebabkan ujian tidak dapat
dilakukan atau setidak-tidaknya menggangu kelancaran pelaksanaannya.
5. Pertimbangn kemungkinan Pelaksanaan Dalam merancang tes tindakan
perlu dipertimbangkan secara matang, kemungkinan- kemungkinan
pelaksanaannya, apakah tes akan dilakukan dalam kondisi nyata atau
dalam bentuk simulasi. Kemudian bagaimana pula dengan fasilitas yang
tersedia. Cek apakah sudah lengkap seperti yang dibutuhkan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai