Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSES PERKEMBANGAN BAHASA MANUSIA

DISUSUN OLEH :
1. Yusuf Giancarlo Sutioso (2022143260)
2. Kasmahani Annisa (2022143255)
3. Melani Putri Ayu (2022143261)
4. Nova lepia (2022143273)
5. Hotna Uli Rambe (2022143253)
6. Alwida Destria (2022143256)
7. Novita Sari (2022143277)

Mata Kuliah : Pendalaman Materi Bahasa Indonesia


Dosen Pengampuh : Aldora Pratama, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Proses Perkembangan Bahasa Manusia” tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca bisa
mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang bagaimana proses perkembangan
Bahasa manusia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini Terima Kasih.

Palembang , 12 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap perkembangan bahasa manusia..................................................2
B. Contoh perkembangan bahasa manusia................................................5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................12
B. SARAN.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan bahasa manusia merupakan bidang kajian mendalam yang
mencakup asal usul, evolusi, dan karakteristik unik sistem komunikasi manusia.
Dalam memahami asal usul bahasa manusia, teori-teori seperti "Out of Africa"
dan "Out of Asia" memandu diskusi, sementara karakteristik bahasa seperti sistem
simbolik dan struktur tata bahasa menyoroti kompleksitasnya.
Evolusi bahasa memicu perdebatan tentang peran seleksi alam, evolusi
genetik, dan perkembangan neurologis, sementara pengaruh sosial dan budaya,
termasuk migrasi manusia dan pertukaran budaya, membentuk perkembangan
bahasa.
Temuan terbaru di bidang arkeologi dan genetika memberikan wawasan
baru tentang asal usul manusia dan bahasa, sementara teori linguistik, seperti teori
evolusi bahasa Noam Chomsky dan teori komunikasi simbolik Ferdinand de
Saussure, memberikan landasan teoretis yang kuat. Perbandingan dengan bentuk
komunikasi hewan, seperti pada primata, menyoroti keunikan bahasa manusia
dalam konteks evolusi komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan bahasa manusia?
2. Apa saja contoh perkembangan bahasa manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan Bahasa manusia
2. Untuk mengetahui contoh perkembangan Bahasa manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA MANUSIA


Bahasa adalah alat berkomunikasi yang sangat dibutuhkan untuk
berinteraksi antara satu sama lain dengan menggunakan suara yang dikeluarkan
oleh alat ujaran pada manusia. Bahasa juga merupakan sarana berfikir, sarana
untuk menghadirkan dunia kepada diri sendiri.
Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang meliputi
fonologi (unit suara), morfologi (unit arti) sintaksis (tata bahasa). Dengan bahasa
anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaan
pada orang lain.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur
hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti:
biologis, kognitif dan emosional.
Tahap-tahap perkembangan bahasa anak mempunyai berbagai pendapat,
yang antara satu dengan yang lain terdapat perbedaan dan persamaan di sana sini.
Namun, sebahagian besar para ahli mempelajari tahap perkembangan bahasa anak
itu sejak 0 tahun sampai usia sekolah.
Mackey membagi tahap-tahap perkembangan bahasa anak atas 8 tahap, yaitu:
1. 3 bulan: Anak mulai mengenal suara manusia. Ingatan yang sederhana
mungkin sudah ada, tetapi belum tampak. Segala se- suatu masing-masing
terikat dengan apa yang dilihatnya; koor- dinasi antara pengertian dan apa yang
diungkapkannya belum jelas. anak mulai tersenyum dan mulai membuat suara-
suara yang belum teratur.
2. 6 bulan: Anak sudah mulai dapat membedakan antara nada yang "halus" dan
nada yang "kasar". Dia mulai membuat vokal seperti a...a...a...

2
3. 9 bulan Anak mulai bereaksi terhadap isyarat. Dia mulai mengucapkan
bermacam-macam suara dan tidak jarang kita dapat mendengar kombinasi
suara yang menurut orang dewasa merupakan suara yang aneh.
4. 12 bulan: Anak mulai membuat reaksi terhadap perintah. Dia gemar sekali
mengeluarkan suara-suara dan dapat kita amati adanya beberapa kata tertentu
yang diucapkannya untuk men- dapatkan sesuatu.
5. 18 bulan: Anak mulai dapat mengikuti petunjuk. Sekarang kosakatanya sudah
mencapai dua puluhan. Dalam tahap ini komunikasi dengan menggunakan
bahasa sudah mulai tampak. Kalimat dengan satu kata sudah digantinya dengan
kalimat dengan dua kata.
6. 2-3 tahun: Anak sudah dapat memahami pertanyaan dan perintah sederhana.
Kosakatanya (baik yang pasif maupun yang aktif) sudah mencapai beberapa
ratus kata. Anak sudah dapat mengutarakan isi hatinya dengan kalimat
sederhana.
7. 4-5 tahun: Pemahaman si anak makin mantap walaupun sering bingung dalam
hal-hal yang berkenaan dengan waktu (konsep waktu belum dipahaminya
dengan jelas). Kosakata aktif dapat mencapai dua ribuan, sedangkan
yang pasif sudah makin banyak jumlahnya. Anak mulai belajar berhitung dan
kalimat-kalimat yang agak rumit mulai digunakannya.
8. 6-8 tahun: Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai
orang dewasa sehari-hari. Mulai belajar membaca dan aktivitas ini dengan
sendirinya menambah perbendaharaan katanya. Mulai membiasakan diri
dengan pola kalimat yang agak rumit dan bahasa pertama pada dasarnya sudah
dikuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.

Jean piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Piaget menyatakan adanya beberapa tahap dalam
perkembangan kognitif anak. Tahap perkembangan kognitif Piaget (dalam
Sujiono, 2013) yaitu:

3
a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam perkembangan kognisi anak
dan berlangsung pada sebagian dari dua tahun pertama dalam kehidupannya,
lalu pada tahun kedua muncul koordiansi dari kedua kemampuan awal ini.
Pada akhirnya periode sensorik bayi dapat berpikir tentang dunia, yaitu yang
berhubungan dengan pengalaman dan tindakan yang sederhana. Pada tahap ini
ditandai dengan adanya interaksi lingkungan yang didasarkan pada penerimaan
anak berkaitan dengan reaksi otot anak melalui indera. Periode ini dimulai
dengan tindakan yang refleks secara berangsur.

b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)


Pada tahap ini cara "berpikir " anak-anak masih didominasi oleh cara
bagaimana hal-hal atau benda-benda itu tampak. Cara berpikir anak-anak
masih kurang operasional. Pada tahap ini ditandai dengan: pertama,
kemampuan memperoleh pengetahuan melalui imitasi, permainan simbolik,
menggambar, gambaran mental, dan bahasa lisan. Kedua, anak masih memiliki
perilaku egosentris menganggap semua orang sama dengan dirinya sendiri dan
semua orang memikirkan hal yang sama dengan dirinya. Ketiga, anak mulai
memusatkan suatu masalah. Keempat, anak cenderung berkonsentrasi pada
salah satu unsur dan bukanpada proses transformasi dari objek ke bentuk
lainnya.

c. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)


Pada tahap ini anak-anak telah memahami konsep konvensi. Tahap ini
dilalui anak yang berusia sekitar tujuh sampai dengan menjelang sebelas tahun.
Pada tahap ini anak memungkinkan untuk menyelesaikan masalah, dan tidak
egosentris lagi dalam berpikir. Anak juga memahami konsep matematika yang
diajarkan melalui objek benda yang nyata.

4
d. Tahap Operasional Formal (11 tahun)
Pada tahap ini dilalui anak setelah anak berusia 11 tahun ke atas, anak-
anak sudah berpikir logis seperti halnya dengan orang dewasa. Mereka
merumuskan dan mengetes hipotesis-hipotesis yang rumit, mereka berpikir
abstrak dan mereka menggeneralisasikan sesuatu dengan menggunakan konsep
yang abstrak dari satusituasi ke situasi yang lain (Morgan, 1986).

B. CONTOH PERKEMBANGAN BAHASA MANUSIA

Bahasa adalah yang terpadu dengan unsur-unsur lain didalam jaringan


kebudayaan. Pada waktu yang sama, bahasa merupakan sarana pengungkapan
nilai-nilai budaya. Pikiran dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan.
Perkembangan kebudayaan Indonesia kearah peradaban modern sejalan dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya
perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan
kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit.
Kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan
adalah perkembangan bahasa. Kemampuan berbahasa anak berkembang secara
bertahap daripada secara instan. Perkembangan fisik, mental, intelektual, dan
sosial mereka seiring dengan kemajuan bahasa mereka.Pergerakan dari bunyi-
bunyi atau ucapan yang sederhana ke tuturan yang lebih kompleks adalah tanda
perkembangan bahasa anak.
Bahasa tidak hanya merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting
bagi manusia untuk berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan suara yang
dihasilkan oleh alat ujaran mereka, tetapi juga merupakan alat untuk berpikir dan
membuka pikiran kita. Premis dasar metode Berlitz menyatakan bahwa
pembelajaran bahasa kedua haruslah lebih menyerupai pembelajaran bahsa
pertama: banyak interaksi lisan aktif, penggunaan spontan bahasa, tanpa
penerjemah antara bahasa pertama dan bahasa kedua, dan sedikit atau tidak sama
sekali tanpa kaidah gramatikal (Brown Doughlas H 2008).

5
Sedangkan menurut Vigotsky (McInnerney dan McInnerney, 1998:38-40)
dalam Jamaris (2006), mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa berkaitan
dengan perkembangan kognitif, Hal ini disebabkan karena:
Pertama, anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau
berbicara dengan orang lain. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
disebut kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa asing anak sangat dipengaruhi
oleh orang dewasa. Kosa kata anak diperkaya oleh orang dewasa. Ia menunjukkan
bagaimana berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
Kedua, transisi dari kemampuan berkomunikasi secara eksternal kepada
kemampuan berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang cukup
panjang. Transisi ini terjadi selama tahap praoprasional, atau dari usia dua hingga
tujuh tahun. Saat ini, berbicara dengan diri sendiri adalah bagian dari hidup. Ia
akan berbicara tentang banyak hal dan berbagai topik. Saat ini, anak-anak sangat
senang bermain bahasa dan bernyayi. Pada usia empat hingga lima tahun, mereka
sudah dapat berbicara dengan baik, dengan sedikit kesalahan ucapan.
Ketiga, pada perkembangan selanjutnya, anak akan bertindak tanpa
berbicara. Apabila hal ini terjadi, anak-anak telah belajar menginternalisasi
percakapan egosentris (berdasarkan sudut pandang sendiri) ke dalam percakapan
di dalam diri sendiri. Anak-anak yang banyak melakukan kegiatan berbicara pada
diri sendiri dan terus berbicara di dalam diri sendiri memiliki kemampuan sosial
yang lebih baik daripada anak-anak yang kurang melakukan kegiatan ini pada fase
praoprasional.

a. Perkembangan Fonologis
Anak-anak telah menguasai banyak fonem atau bunyi bahasa sebelum
masuk SD, tetapi masih ada beberapa fonem yang sulit diucapkan dengan benar.
Menurut Woolfolk (1990) sekitar 10 % anak umur 8 tahun masih mempunyai
masalah dengan bunyi s, z, v.
Hasil penelitian Budiasih dan Zuhdi (1997) menunjukkan bahwa anak
kelas dua dan tiga melakukan kesalahan pengucapan f, sy, dan ks diucapkan p, s,
k. Terkait dengan itu, Tompkins (1995) juga menyatakan bahwa ada sejumlah

6
bunyi bahasa yang belum diperoleh anak sampai menginjak usia kelas awal SD,
khususnya bunyi tengah dan akhir, misalnya v, zh, sh, ch. Bahkan pada umur 7
atau 8 tahun anak masih membuat bunyi pengganti pada bunyi konsonan kluster.
Kaitannya dengan anak SD di Indonesia diduga pun mengalami kesulitan dalam
pengucapan r, z, v, f, kh, sh, sy, x, dan bunyi kluster misalnya str, pr, pada kata
struktur dan pragmatik.

b. Perkembangan Morfologis
Salah satu komponen morfologi yang paling kompleks adalah affiksasi
dalam bahasa Indonesia. Ini disebabkan oleh fakta bahwa proses afiksi kata,
seperti prefiks, sufiks, dan simulfiks, dapat mengubah maknanya. Zuhdi dan
Budiasih (1997) menyatakan bahwa anak-anak mempelajari morfem mula-mula
bersifat hapalan. Hal ini kemudian diikuti dengan membuat simpulan secara kasar
tentang bentuk dan makna morfem. Akhirnya anak membentuk kaidah. Proses
yang rumit ini dimulai pada priode prasekolah dan terus berlangsung sampai pada
masa adolesen.

c. Perkembangan Sintaksis
Brown dan Harlon (dalam Nurhadi dan Roekhan, 1990) berkesimpulan
bahwa kalimat awal anak adalah kalimat sederhana, aktif afirmatif, dan
berorientasi berita. Setelah itu, anak baru menguasai kalimat tanya, dan ingkar.
Berikutnya kalimat anak mulai diwarnai dengan kalimat elips, baik pada kalimat
berita, tanya, maupun ingkar. Sedangkan menurut hasil pengamatan Brown dan
Bellugi terhadap percakapan anak, memberi kesimpulan bahwa ada tiga macam
cara yang biasa ditempuh dalam mengembangkan kalimat, yaitu: pengembangan,
pengurangan, dan peniruan.
Dilihat dari segi frase, menurut Budiasih dan Zuchdi (1997) bahwa frase
verba lebih sulit dikuasai oleh anak SD dibanding dengan frase nomina dan frase
lainnya. Kesulitan ini mungkin berkaitan dengan perbedaan bentuk kata kerja
yang menyatakan arti berbeda. Misalnya ditulis, menuliskan, ditulisi, dan
seterusnya.

7
Dari segi pola kalimat lengkap, anak kelas awal cenderung menggunakan
struktur sederhana bila berbicara. Mereka sudah mampu memahami bentuk yang
lengkap namun belum dapat memahamai bentuk kompleks seperti kalimat pasif
(Wood dalam Crown, 1992). Menurut Emingran siswa kelas atas SD
menggunakan struktur yang lebih kompleks dalam menulis daripada dalam
berbicara (Tompkins, 1989).

d. Perkembangan Semantik
Selama periode usia sekolah dan dewasa, ada dua jenis penambahan
makna kata. Secara horisontal, anak semakin mampu memahami dan dapat
menggunakan suatu kata dengan nuansa makna yang agak berbeda secara tepat.
Penambahan vertikal berupa penambahan jumlah kata yang dapat dipahami dan
digunakan dengan tepat (Owens dalam Budiasih dan Zuchdi, 1997). Menurut
Lindfors, perkembangan semantik berlangsung dengan sangat pesat di SD. Kosa
kata anak bertambah sekitar 3000 kata per tahun (Tompkins,1989).
Kemampuan anak kelas rendah SD dalam mendefinisikan kata meningkat
dengan dua cara. Pertama, secara konseptual yakni dari definisi berdasar
pengalaman individu ke makna yang bersifat sosial atau makna yang
dibentukbersama. Kedua, anak bergerak secara sintaksis dari definisi kata-kata
lepas kekalimat yang menyatakan hubungan kompleks (Owens, 1992).
Menurut Budiasih dan Zuchdi (1997), anak usia SD sudah mampu
mengembangkan bahasa figuratif yang memungkinkan penggunaan bahasa secara
kreatif. Bahasa figuratif menggunakan kata secara imajinatif, tidak secara literal
atau makna sebenarnya untuk menciptakan kesan emosional. Yang termasuk
bahasa figuratif adalah (a) ungkapan, (b)metafora, (c) kiasan, (d) pribahasa.

e. Perkembangan Pragmatik
Perkembangan pragmatik atau penggunaan bahasa merupakan hal paling
penting dibanding perkembangan aspek bahasa lainnya pada usia SD. Hal inipada
usia prasekolah anak belum dilatih menggunakan bahasa secara akurat, sistematis,
dan menarik. Berbicara tentang pragmatik ada 7 faktor penentu yang perlu

8
dipahami anak (1) kepada siapa berbicara (2) untuk tujuan apa, (3) dalam konteks
apa, (4) dalam situasi apa, (5) dengan jalur apa, (6) melalui media apa, (7) dalam
peristiwa apa (Tarigan, 1990). Ke-7 faktor penentu komunikasi tersebut berkaitan
erat dengan fungsi (penggunaan) bahasa yang dikemukakan olehM.A.K Halliday:
instrumental, regulator, interaksional, personal, imajinatif, heuristik, dan
informatif.
Adapun contoh lain dari perkembangan Bahasa itu sendiri memiliki beberapa
tahap seperti masa bayi, kanak-kanak awal, Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir,
Masa Dewasa Akhir yang akan di jelaskan sebagai berikut :

1. Kemampuan Bawaan Berbahasa


Anak-anak sejak lahir dibekali tata bahasa universal, yaitu kepekaan otak
terhadap ciri-ciri mendasar yang berlaku umum untuk segala macam bahasa,
seperti kata benda dan kata kerja, subjek dan objek, serta kalimat negative. . Ciri -
ciri umum juga ditemukan dalam bahasa.
a. Anak-anak dari berbagai budaya mengalami tahap perkembangan bahasa
serupa. Sebagai contoh mereka sering menyusun kalimat negatif dengan
membubuhkan kata-kata “not” atau “no” pada awal atau akhir kalimat.
b. Anak-anak menggunakan kata-kata dalam susunan yang tak akan digunakan
orang dewasa.
c. Orang tua tidak secara konsisten memperbaiki kekeliruan tata bahasa anak,
meskipun demikian anak-anak tetap belajar bicara dan memberi isyarat dengan
benar.
d. Anak-anak yang tidak terbiasa dengan bahasa orang dewasa, akan menemukan
bahasa mereka sendiri.
e. Bayi berusia 7 bulan dapat menyimpulkan tata bahasa sederhana melalui
serangkaian bunyi.

2. Perkembangan Bahasa di Masa Bayi


Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi, baik yang diucapkan, ditulis, atau
diisyaratkan, yang didasarkan pada sebuah sistem simbol. Bahasa terdiri dari kata-

9
kata yang digunakan oleh komunitas serta ketentuan-ketentuan yang diperlukan
untuk memvariasikan dan mengombinasikan kata-kata tersebut.
Manusia membutuhkan bahasa agar dapat bercakap-cakap dengan orang lain,
mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Selama satu tahun pertama
kehidupan bayi, mereka mampu membuat bunyi melalui urutan berikut:
a. Menangis. Bayi sudah dapat menangis di saat kelahirannya. Tangisan dapat
mengindikasikan kondisi gelisah, maupun kondisi-kondisi lainnya.
b. Mendekut. Bayi mendekut (cooing) pertama kali usia 2 hingga 4 bulan. Bunyi
mendeguk ini bersumber dari bagian belakang tenggorokan dan biasanya
mengekspresikan rasa senang ketika berinteraksi dengan pengasuh.
c. Celoteh. Dipertengahan tahun pertama kehidupannya, bayi berceloteh
(babbling), yaitu, mereka menghasilkan rangkaian kombinasi konsonanvokal,
seperti “ba-ba-ba.”

3. Perkembangan Bahasa di Masa Kanak-Kanak Awal


Anak berusia di bawah tiga tahun memperlihatkan perkembangan yang agak
cepat dari yang awalnya hanya mampu menghasilkan ungkapan dua kata, menjadi
mampu menggabungkan tiga, empat, dan lima kata. Antara usia 2 hingga 3 tahun,
mereka mulai berkembang dari yang semula hanya mampu mengucapkan kalimat
sederhana yang terdiri dari proposisi tunggal, menjadi mampua mengucapkan
kalimat-kalimat kompleks.
Memahami Fonologi dan Morfologi. Selama masa prasekolah, kebanyakan
anak-abak secara bertahap menjadi lebih sensitif terhadap bunyi dari kata-kata
yang diucapkan dan menjadi semakin mampu menghasilkan semua bunyi dari
bahasa mereka. Ketika anak berusia 3 tahun, mereka dapat mengucapkan semua
bunyi vocal dan sebagian besar konsonan (Menn & Stoel-Gammon, 2009).

4. Perkembangan Bahasa Masa Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir


Ketika memasuki sekolah, anak-anak memperoleh keterampilan baru yang
membuat mereka mampu belajar memnaca dan menulis. Hal ini mencakup
kemahiran berbicara tentang sesuatu yang tidak terlihat secara fisik, belajar

10
mengenai arti sebuah kata, dan belajar bagaimana mengenali dan menghasilkan
bunyi.
Kosa-Kata, Tata-Bahasa, dan Kesadaran Metalinguistik. Selama masa kanak-
kanak pertengahan dan akhir, terjadi perubahan cara mengorganisasikan kosa-kata
secara mental. Ketika ditanya mengenai kata pertama apa yang terpikir pada saat
mendengar sebuah kata, anak-anak kecil biasanya akan memberikan sebuah kata
yang sering kali mengikuti kata tersebut di dalam sebuah kalimat. Proses
kategorisasi biasanya akan lebih mudah ketika anak-anak meningkatkan kosa kata
mereka. Kosa kata anakanak meningkat dari rata-rata 14.000 kata di usia 6 tahun
menjadi rata-rata sekitar 40.000 kata di usia 11 tahun.

5. Perkembangan Bahasa di Masa Dewasa Akhir


Sebagian besar penelitian mengenai perkembangan bahasa berfokus pada
masa bayi dan kanak-kanak. Pada umumnya orang beranggapan bahwa sebagian
besar individu yang berada di masa dewasa mempertahankan keterampilan-
keterampilan berbahasanya (Thornton & Light, 2006). Pembendaharaan-kata
individu sering kali terus bertambah hingga usia dewasa, paling tidak hingga masa
dewasa akhir (Wills & Schaie, 2005; Schaie, 2010,2011). Banyak orang lanjut
usia mempertahankan atau meningkatkan pengetahuan mengenai kata-kata dan
makna kata (Burke & Shafto, 2004).
Meskipun demikian, masa dewasa akhir, individu mulai melanjutkan
beberapa kemunduran dalam berbahasa (Obler, 2009). Sebagai contoh, apabila
orang lanjut usia mengalami masalah pendengaran, mereka dapat mengalami
kesulitan untuk membedakan bunyi-bunyi percakapan dalam konteks tertentu
(Clark-Cotton & Goral, 2007).
Beberapa aspek keterampilan fonologi orang dewasa lanjut usia berbeda
dengan keterampilan orang dewasa yang lebih muda (Clark-Cotton & Goral,
2007). Cara bicara orang dewasa lanjut usia biasanya volumenya lebih rendah,
tidak terartikulasi dengan tepat, dan tidak begitu lancar (lebih banyak jeda,
pengulangan, dan koreksi). Terlepas dari perbedaan usia, keterampilan berbicara
orang dewasa lanjut usia masih memadai untuk berkomunikasi sehari-hari.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah alat
berkomunikasi yang sangat dibutuhkan untuk berinteraksi antara satu sama lain
dengan menggunakan suara yang dikeluarkan oleh alat ujaran pada manusia.
Bahasa juga merupakan sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan dunia kepada
diri sendiri.
Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang meliputi
fonologi (unit suara), morfologi (unit arti) sintaksis (tata bahasa). Dengan bahasa
anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaan
pada orang lain.
Jean Piaget menyatakan adanya beberapa tahap dalam perkembangan
kognitif anak yaitu: tahap sensorik motorik (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7
tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), tahap operasional formal (11
tahun).
Perkembangan bahasa anak terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
perkembangan fonologis, perkembangan morfologis, perkembangan sintaksis,
perkembangan semantik, dan perkembangan pragmatik,
Proses perkembangan Bahasa manusia itu memang sangat panjang mulai
dari bayi hingga dewasa Bahasa tersebut berkembang seiring usia secara bertahap
seperti contoh ketika masih bayi Bahasa mereka masih menggunakan isyarat
tertentu seperti menangis dan celoteh yang memberikan rangkaian kombinasi
konsonanvokal, seperti “ba-ba-ba.”, hingga ke masa dewasa perkembangan nya
pun berubah secara signifikan atau sudah banyak kosa kata yg bisa dipakai nya
untuk berkomunikasi secara formal.

B. SARAN
Pembahasan pada makalah ini masih sangat terbatas dan membutuhkan
banyak masukan, saran untuk penulis selanjutnya adalah mengkaji lebih dalam

12
dan secara komprehensif tentang Proses Perkembangan Bahasa Manusia dalam
pembelajaran pendalaman materi bahasa indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Arnianti, A. (2019). Teori Perkembangan Bahasa. PENSA, 1(1), 139-152.


HASIM, Evi. Perkembangan bahasa anak. Pedagogika, 2018, 9.2: 195-206.

Heryani, K. H. (2020). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Aktualita: Jurnal


Penelitian Sosial Keagamaan, 10(1), 75-94.
Mahmud, S., & Idham, M. (2019). Teori belajar bahasa. Syiah Kuala University
Press.
Owens, R.E. 1992. Language Development an Introduction. New York:
Macmillan Publising Compan

Zuchdi, Darmiati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.

13

Anda mungkin juga menyukai