DISUSUN OLEH :
1. Yusuf Giancarlo Sutioso (2022143260)
2. Kasmahani Annisa (2022143255)
3. Melani Putri Ayu (2022143261)
4. Nova lepia (2022143273)
5. Hotna Uli Rambe (2022143253)
6. Alwida Destria (2022143256)
7. Novita Sari (2022143277)
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Proses Perkembangan Bahasa Manusia” tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca bisa
mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang bagaimana proses perkembangan
Bahasa manusia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini Terima Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap perkembangan bahasa manusia..................................................2
B. Contoh perkembangan bahasa manusia................................................5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................12
B. SARAN.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bahasa manusia merupakan bidang kajian mendalam yang
mencakup asal usul, evolusi, dan karakteristik unik sistem komunikasi manusia.
Dalam memahami asal usul bahasa manusia, teori-teori seperti "Out of Africa"
dan "Out of Asia" memandu diskusi, sementara karakteristik bahasa seperti sistem
simbolik dan struktur tata bahasa menyoroti kompleksitasnya.
Evolusi bahasa memicu perdebatan tentang peran seleksi alam, evolusi
genetik, dan perkembangan neurologis, sementara pengaruh sosial dan budaya,
termasuk migrasi manusia dan pertukaran budaya, membentuk perkembangan
bahasa.
Temuan terbaru di bidang arkeologi dan genetika memberikan wawasan
baru tentang asal usul manusia dan bahasa, sementara teori linguistik, seperti teori
evolusi bahasa Noam Chomsky dan teori komunikasi simbolik Ferdinand de
Saussure, memberikan landasan teoretis yang kuat. Perbandingan dengan bentuk
komunikasi hewan, seperti pada primata, menyoroti keunikan bahasa manusia
dalam konteks evolusi komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan bahasa manusia?
2. Apa saja contoh perkembangan bahasa manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan Bahasa manusia
2. Untuk mengetahui contoh perkembangan Bahasa manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. 9 bulan Anak mulai bereaksi terhadap isyarat. Dia mulai mengucapkan
bermacam-macam suara dan tidak jarang kita dapat mendengar kombinasi
suara yang menurut orang dewasa merupakan suara yang aneh.
4. 12 bulan: Anak mulai membuat reaksi terhadap perintah. Dia gemar sekali
mengeluarkan suara-suara dan dapat kita amati adanya beberapa kata tertentu
yang diucapkannya untuk men- dapatkan sesuatu.
5. 18 bulan: Anak mulai dapat mengikuti petunjuk. Sekarang kosakatanya sudah
mencapai dua puluhan. Dalam tahap ini komunikasi dengan menggunakan
bahasa sudah mulai tampak. Kalimat dengan satu kata sudah digantinya dengan
kalimat dengan dua kata.
6. 2-3 tahun: Anak sudah dapat memahami pertanyaan dan perintah sederhana.
Kosakatanya (baik yang pasif maupun yang aktif) sudah mencapai beberapa
ratus kata. Anak sudah dapat mengutarakan isi hatinya dengan kalimat
sederhana.
7. 4-5 tahun: Pemahaman si anak makin mantap walaupun sering bingung dalam
hal-hal yang berkenaan dengan waktu (konsep waktu belum dipahaminya
dengan jelas). Kosakata aktif dapat mencapai dua ribuan, sedangkan
yang pasif sudah makin banyak jumlahnya. Anak mulai belajar berhitung dan
kalimat-kalimat yang agak rumit mulai digunakannya.
8. 6-8 tahun: Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai
orang dewasa sehari-hari. Mulai belajar membaca dan aktivitas ini dengan
sendirinya menambah perbendaharaan katanya. Mulai membiasakan diri
dengan pola kalimat yang agak rumit dan bahasa pertama pada dasarnya sudah
dikuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.
Jean piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Piaget menyatakan adanya beberapa tahap dalam
perkembangan kognitif anak. Tahap perkembangan kognitif Piaget (dalam
Sujiono, 2013) yaitu:
3
a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam perkembangan kognisi anak
dan berlangsung pada sebagian dari dua tahun pertama dalam kehidupannya,
lalu pada tahun kedua muncul koordiansi dari kedua kemampuan awal ini.
Pada akhirnya periode sensorik bayi dapat berpikir tentang dunia, yaitu yang
berhubungan dengan pengalaman dan tindakan yang sederhana. Pada tahap ini
ditandai dengan adanya interaksi lingkungan yang didasarkan pada penerimaan
anak berkaitan dengan reaksi otot anak melalui indera. Periode ini dimulai
dengan tindakan yang refleks secara berangsur.
4
d. Tahap Operasional Formal (11 tahun)
Pada tahap ini dilalui anak setelah anak berusia 11 tahun ke atas, anak-
anak sudah berpikir logis seperti halnya dengan orang dewasa. Mereka
merumuskan dan mengetes hipotesis-hipotesis yang rumit, mereka berpikir
abstrak dan mereka menggeneralisasikan sesuatu dengan menggunakan konsep
yang abstrak dari satusituasi ke situasi yang lain (Morgan, 1986).
5
Sedangkan menurut Vigotsky (McInnerney dan McInnerney, 1998:38-40)
dalam Jamaris (2006), mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa berkaitan
dengan perkembangan kognitif, Hal ini disebabkan karena:
Pertama, anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau
berbicara dengan orang lain. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
disebut kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa asing anak sangat dipengaruhi
oleh orang dewasa. Kosa kata anak diperkaya oleh orang dewasa. Ia menunjukkan
bagaimana berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
Kedua, transisi dari kemampuan berkomunikasi secara eksternal kepada
kemampuan berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang cukup
panjang. Transisi ini terjadi selama tahap praoprasional, atau dari usia dua hingga
tujuh tahun. Saat ini, berbicara dengan diri sendiri adalah bagian dari hidup. Ia
akan berbicara tentang banyak hal dan berbagai topik. Saat ini, anak-anak sangat
senang bermain bahasa dan bernyayi. Pada usia empat hingga lima tahun, mereka
sudah dapat berbicara dengan baik, dengan sedikit kesalahan ucapan.
Ketiga, pada perkembangan selanjutnya, anak akan bertindak tanpa
berbicara. Apabila hal ini terjadi, anak-anak telah belajar menginternalisasi
percakapan egosentris (berdasarkan sudut pandang sendiri) ke dalam percakapan
di dalam diri sendiri. Anak-anak yang banyak melakukan kegiatan berbicara pada
diri sendiri dan terus berbicara di dalam diri sendiri memiliki kemampuan sosial
yang lebih baik daripada anak-anak yang kurang melakukan kegiatan ini pada fase
praoprasional.
a. Perkembangan Fonologis
Anak-anak telah menguasai banyak fonem atau bunyi bahasa sebelum
masuk SD, tetapi masih ada beberapa fonem yang sulit diucapkan dengan benar.
Menurut Woolfolk (1990) sekitar 10 % anak umur 8 tahun masih mempunyai
masalah dengan bunyi s, z, v.
Hasil penelitian Budiasih dan Zuhdi (1997) menunjukkan bahwa anak
kelas dua dan tiga melakukan kesalahan pengucapan f, sy, dan ks diucapkan p, s,
k. Terkait dengan itu, Tompkins (1995) juga menyatakan bahwa ada sejumlah
6
bunyi bahasa yang belum diperoleh anak sampai menginjak usia kelas awal SD,
khususnya bunyi tengah dan akhir, misalnya v, zh, sh, ch. Bahkan pada umur 7
atau 8 tahun anak masih membuat bunyi pengganti pada bunyi konsonan kluster.
Kaitannya dengan anak SD di Indonesia diduga pun mengalami kesulitan dalam
pengucapan r, z, v, f, kh, sh, sy, x, dan bunyi kluster misalnya str, pr, pada kata
struktur dan pragmatik.
b. Perkembangan Morfologis
Salah satu komponen morfologi yang paling kompleks adalah affiksasi
dalam bahasa Indonesia. Ini disebabkan oleh fakta bahwa proses afiksi kata,
seperti prefiks, sufiks, dan simulfiks, dapat mengubah maknanya. Zuhdi dan
Budiasih (1997) menyatakan bahwa anak-anak mempelajari morfem mula-mula
bersifat hapalan. Hal ini kemudian diikuti dengan membuat simpulan secara kasar
tentang bentuk dan makna morfem. Akhirnya anak membentuk kaidah. Proses
yang rumit ini dimulai pada priode prasekolah dan terus berlangsung sampai pada
masa adolesen.
c. Perkembangan Sintaksis
Brown dan Harlon (dalam Nurhadi dan Roekhan, 1990) berkesimpulan
bahwa kalimat awal anak adalah kalimat sederhana, aktif afirmatif, dan
berorientasi berita. Setelah itu, anak baru menguasai kalimat tanya, dan ingkar.
Berikutnya kalimat anak mulai diwarnai dengan kalimat elips, baik pada kalimat
berita, tanya, maupun ingkar. Sedangkan menurut hasil pengamatan Brown dan
Bellugi terhadap percakapan anak, memberi kesimpulan bahwa ada tiga macam
cara yang biasa ditempuh dalam mengembangkan kalimat, yaitu: pengembangan,
pengurangan, dan peniruan.
Dilihat dari segi frase, menurut Budiasih dan Zuchdi (1997) bahwa frase
verba lebih sulit dikuasai oleh anak SD dibanding dengan frase nomina dan frase
lainnya. Kesulitan ini mungkin berkaitan dengan perbedaan bentuk kata kerja
yang menyatakan arti berbeda. Misalnya ditulis, menuliskan, ditulisi, dan
seterusnya.
7
Dari segi pola kalimat lengkap, anak kelas awal cenderung menggunakan
struktur sederhana bila berbicara. Mereka sudah mampu memahami bentuk yang
lengkap namun belum dapat memahamai bentuk kompleks seperti kalimat pasif
(Wood dalam Crown, 1992). Menurut Emingran siswa kelas atas SD
menggunakan struktur yang lebih kompleks dalam menulis daripada dalam
berbicara (Tompkins, 1989).
d. Perkembangan Semantik
Selama periode usia sekolah dan dewasa, ada dua jenis penambahan
makna kata. Secara horisontal, anak semakin mampu memahami dan dapat
menggunakan suatu kata dengan nuansa makna yang agak berbeda secara tepat.
Penambahan vertikal berupa penambahan jumlah kata yang dapat dipahami dan
digunakan dengan tepat (Owens dalam Budiasih dan Zuchdi, 1997). Menurut
Lindfors, perkembangan semantik berlangsung dengan sangat pesat di SD. Kosa
kata anak bertambah sekitar 3000 kata per tahun (Tompkins,1989).
Kemampuan anak kelas rendah SD dalam mendefinisikan kata meningkat
dengan dua cara. Pertama, secara konseptual yakni dari definisi berdasar
pengalaman individu ke makna yang bersifat sosial atau makna yang
dibentukbersama. Kedua, anak bergerak secara sintaksis dari definisi kata-kata
lepas kekalimat yang menyatakan hubungan kompleks (Owens, 1992).
Menurut Budiasih dan Zuchdi (1997), anak usia SD sudah mampu
mengembangkan bahasa figuratif yang memungkinkan penggunaan bahasa secara
kreatif. Bahasa figuratif menggunakan kata secara imajinatif, tidak secara literal
atau makna sebenarnya untuk menciptakan kesan emosional. Yang termasuk
bahasa figuratif adalah (a) ungkapan, (b)metafora, (c) kiasan, (d) pribahasa.
e. Perkembangan Pragmatik
Perkembangan pragmatik atau penggunaan bahasa merupakan hal paling
penting dibanding perkembangan aspek bahasa lainnya pada usia SD. Hal inipada
usia prasekolah anak belum dilatih menggunakan bahasa secara akurat, sistematis,
dan menarik. Berbicara tentang pragmatik ada 7 faktor penentu yang perlu
8
dipahami anak (1) kepada siapa berbicara (2) untuk tujuan apa, (3) dalam konteks
apa, (4) dalam situasi apa, (5) dengan jalur apa, (6) melalui media apa, (7) dalam
peristiwa apa (Tarigan, 1990). Ke-7 faktor penentu komunikasi tersebut berkaitan
erat dengan fungsi (penggunaan) bahasa yang dikemukakan olehM.A.K Halliday:
instrumental, regulator, interaksional, personal, imajinatif, heuristik, dan
informatif.
Adapun contoh lain dari perkembangan Bahasa itu sendiri memiliki beberapa
tahap seperti masa bayi, kanak-kanak awal, Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir,
Masa Dewasa Akhir yang akan di jelaskan sebagai berikut :
9
kata yang digunakan oleh komunitas serta ketentuan-ketentuan yang diperlukan
untuk memvariasikan dan mengombinasikan kata-kata tersebut.
Manusia membutuhkan bahasa agar dapat bercakap-cakap dengan orang lain,
mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Selama satu tahun pertama
kehidupan bayi, mereka mampu membuat bunyi melalui urutan berikut:
a. Menangis. Bayi sudah dapat menangis di saat kelahirannya. Tangisan dapat
mengindikasikan kondisi gelisah, maupun kondisi-kondisi lainnya.
b. Mendekut. Bayi mendekut (cooing) pertama kali usia 2 hingga 4 bulan. Bunyi
mendeguk ini bersumber dari bagian belakang tenggorokan dan biasanya
mengekspresikan rasa senang ketika berinteraksi dengan pengasuh.
c. Celoteh. Dipertengahan tahun pertama kehidupannya, bayi berceloteh
(babbling), yaitu, mereka menghasilkan rangkaian kombinasi konsonanvokal,
seperti “ba-ba-ba.”
10
mengenai arti sebuah kata, dan belajar bagaimana mengenali dan menghasilkan
bunyi.
Kosa-Kata, Tata-Bahasa, dan Kesadaran Metalinguistik. Selama masa kanak-
kanak pertengahan dan akhir, terjadi perubahan cara mengorganisasikan kosa-kata
secara mental. Ketika ditanya mengenai kata pertama apa yang terpikir pada saat
mendengar sebuah kata, anak-anak kecil biasanya akan memberikan sebuah kata
yang sering kali mengikuti kata tersebut di dalam sebuah kalimat. Proses
kategorisasi biasanya akan lebih mudah ketika anak-anak meningkatkan kosa kata
mereka. Kosa kata anakanak meningkat dari rata-rata 14.000 kata di usia 6 tahun
menjadi rata-rata sekitar 40.000 kata di usia 11 tahun.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah alat
berkomunikasi yang sangat dibutuhkan untuk berinteraksi antara satu sama lain
dengan menggunakan suara yang dikeluarkan oleh alat ujaran pada manusia.
Bahasa juga merupakan sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan dunia kepada
diri sendiri.
Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang meliputi
fonologi (unit suara), morfologi (unit arti) sintaksis (tata bahasa). Dengan bahasa
anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaan
pada orang lain.
Jean Piaget menyatakan adanya beberapa tahap dalam perkembangan
kognitif anak yaitu: tahap sensorik motorik (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7
tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), tahap operasional formal (11
tahun).
Perkembangan bahasa anak terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
perkembangan fonologis, perkembangan morfologis, perkembangan sintaksis,
perkembangan semantik, dan perkembangan pragmatik,
Proses perkembangan Bahasa manusia itu memang sangat panjang mulai
dari bayi hingga dewasa Bahasa tersebut berkembang seiring usia secara bertahap
seperti contoh ketika masih bayi Bahasa mereka masih menggunakan isyarat
tertentu seperti menangis dan celoteh yang memberikan rangkaian kombinasi
konsonanvokal, seperti “ba-ba-ba.”, hingga ke masa dewasa perkembangan nya
pun berubah secara signifikan atau sudah banyak kosa kata yg bisa dipakai nya
untuk berkomunikasi secara formal.
B. SARAN
Pembahasan pada makalah ini masih sangat terbatas dan membutuhkan
banyak masukan, saran untuk penulis selanjutnya adalah mengkaji lebih dalam
12
dan secara komprehensif tentang Proses Perkembangan Bahasa Manusia dalam
pembelajaran pendalaman materi bahasa indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Zuchdi, Darmiati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
13