PDGK4108/MATEMATIKA/ 4 SKS
DISUSUN OLEH:
ANDHIKA ANNUGRAHA
857955788
Silakan bapak/ibu mahasiswa mengerjakan tugas 1 boleh diketik kemudian di upload atau
ditulis tangan difoto diupload di tempat yang suah disediakan
p = 5 membagi habis 21
Ditanyakan
• c. Apa syarat yang dibutuhkan agar biimplikasi tersebut dapat ditentukan nilai
kebenarannya?
Jawab
• p⇔q
dibaca: “5 membagi habis 21 jika dan hanya jika 5 suatu bilangan prima”
“5 membagi habis 21” adalah pernyataan yang salah, karena 21 tidak habis dibagi 5
• p=S
“5 suatu bilangan prima” adalah pernyataan yang benar, karena 5 hanya habis dibagi 1
dan bilangan itu sendiri yaitu 5, sehingga 5 adalah bilangan prima.
• q=B
b. Pernyataan biimplikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar atau
kedua penyataan bernilai salah. Sedangkan pernyataan biimplikasi akan bernilai salah
jika salah satu pernyataan bernilai benar dan pernyataan yang lain bernilai salah.
•Karena pernyataan p bernilai salah (p = S) dan pernyataan q bernilai benar (q = B), maka
pernyataan biimplikasi p ⇔ q adalah bernilai salah.
• Modus Ponens
p⇒q
----------
∴ q
• Modus Tollens
p⇒q
~q
---------
∴ ~p
• Silogisme
p⇒q
q⇒r
----------
∴p⇒r
Contoh 1
Diketahui
• Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
• Premis 2: Saya belajar.
Ditanyakan
Jawab
Langkah 1
Misal:
• p = saya belajar.
• q = saya akan lulus ujian matematika.
Langkah 2
Berdasarkan modus ponens, maka kedua premis tersebut dapat kita tulis:
• Premis 1: p ⇒ q
• Premis 2: p
----------
∴ q
Contoh 2
Diketahui
Ditanyakan
Jawab
Langkah 1
• p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
“Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah” ekuivalen dengan pernyataan “Jika hari ini
hujan, maka tanah menjadi basah”
Langkah 2
• Premis 1: p ⇒ q
• Premis 2: p
----------
∴ q
Jawab:
A=2,3,5,7
B=1,3,5,7,9
• Irisan→ 𝐴 ∩ 𝐵 = (3,57)
• 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 → 𝐴 ∪ 𝐵 = (1,2,3,5,7,9)
𝐴 − 𝐵 = (1,9)
Jawab:
a. (fog)(x) : 𝑥 2 + 2𝑥 + 1
:𝑥 2 -4x+4+2x-4+1
:𝑥 2 − 2𝑥 + 1
b. (g o f)(x) : g (f(x))
: 𝑔(𝑥 2 + 2𝑥 + 1 − 2)
: 𝑔(𝑥 2 + 2𝑥 − 1)
c. (g o f)(3) : g(f(3))
: 𝑔(𝑥 2 + 2𝑥 − 1)
: 𝑔(3)2 + 2(3) − 1
:9+6–1
: 14
5. a. table penjumlahan basis 6
26+46=66
+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 6
2 2 3 4 5 6 7
3 3 4 5 6 7 8
4 4 5 6 7 8 9
5 5 6 7 8 9 10
b. tabel perkalian bilangan basis 6
36 x46=126
x 0 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 2 3 4 10
2 0 2 4 6 8 10
3 0 3 6 9 12 15
4 0 4 8 12 16 20
5 0 5 10 15 20 25
c. Operasi penjumlahan basis 6 diatas bersifat tertutup artinya bahwa pada
penjumlahan bilangan bulat basis 6 diatas akan selalu menghasilkan bilangan
bulat juga. Hal ini dapat diituliskan bahwa “untuk setiap bilangan bulat a dan b,
berlaku a +b=c dengan c juga bilangan bulat.
d. Operasi perkalian bersifat tertutup artinya bahwa pada perkalian bilangan bulat
basis 6 diatas akan selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat
dituliskan bahwa untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku axb=c dengan c
juga bilangan bulat.